Teknik untuk mengetahui pemahaman pendengar dengan

Teknik untuk mengetahui pemahaman pendengar dengan

Pernah mendadak tidak fokus saat ada orang lain berbicara dengan Anda? Semua orang pasti pernah mengalaminya. Apalagi rentang perhatian pikiran (attention span) manusia rata-rata hanya mencapai delapan detik. Meski wajar terjadi, hal tersebut tidak dapat dibiarkan karena dapat menjadikan Anda pendengar yang buruk.

Mendengarkan merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi. Komunikasi dapat dikatakan sukses apabila komunikator dan komunikasi memiliki persepsi yang sama terhadap suatu pesan. Hal tersebut hanya bisa terjadi apabila kedua belah pihak memiliki kemampuan mendengar yang baik.

Umumnya, hal yang menghambat kita untuk menjadi pendengar yang baik adalah pikiran kita sendiri. Manusia mempunyai “suara kecil” di dalam kepala yang seolah tidak pernah berhenti menganalisis, menilai, mengevaluasi, dan sebagainya. Akibatnya, kita jadi terlalu fokus dengan “suara kecil” ini daripada memerhatikan lawan bicara. Untungnya, situasi seperti ini bisa diatasi agar Anda bisa jadi pendengar yang baik.

Tunggu orang lain selesai bicara sebelum merespon

Salah satu hal paling sulit dalam mendengarkan secara efektif adalah menunggu orang lain sampai selesai bicara sebelum memberikan respon. Hal satu ini sangat penting dilakukan karena ketika Anda mulai memikirkan respon sebelum orang lain selesai bicara, Anda akan kehilangan informasi komplit yang disampaikan dan pemahaman terhadap emosi yang tercipta saat lawan bicara menyampaikan pesannya.

Tidak hanya itu, menginterupsi orang yang sedang berbicara juga akan memberikan pesan bahwa perkataan Anda lebih penting dari perkataan lawan bicara. Anda juga bisa saja dianggap sebagai orang yang sombong karena terkesan tidak peduli dengan perkataan orang lain.

Ulangi kembali apa yang Anda dengarkan

Mendengarkan kerap dianggap sebagai aktivitas pasif karena biasanya orang cenderung diam agar bisa menyerap informasi dari lawan bicara. Namun, sebetulnya ada juga yang disebut dengan mendengarkan secara aktif (active listening). Caranya adalah dengan mengulangi kembali informasi yang Anda dengarkan dari lawan bicara. Apabila ia setuju bahwa yang Anda dengarkan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, maka Anda bisa melanjutkan komunikasi. Namun, jika tidak, ia harus kembali menjelaskan hingga Anda paham tentang apa yang disampaikan.

Ajukan pertanyaan, jangan berasumsi

Setiap orang di dunia memiliki frame of reference dan field of experience yang berbeda. Akibatnya, pemahaman kita terhadap informasi yang sama bisa saja berbeda-beda. Maka, wajar apabila Anda membuat penilaian tertentu saat mendengarkan orang lain berbicara. Namun, jangan jadikan penilaian atau asumsi tersebut sebagai pesan final. Tanyakan jika memang ada informasi yang belum jelas. Pertanyaan ini dapat memberi Anda pemahaman lebih tak hanya tentang informasi tersebut, tetapi juga tentang lawan bicara Anda.

Tunjukkan bahasa tubuh yang positif

Saat mendengarkan orang lain berbicara, tunjukkan bahasa tubuh yang positif untuk menunjukkan bahwa Anda tertarik dengan informasi yang disampaikan. Hal ini juga akan membuat lawan bicara merasa bahwa Anda menganggap informasi tersebut benar-benar penting.

Karenanya, selalu jaga kontak mata dengan lawan bicara, condongkan sedikit tubuh Anda kepada lawan bicara, gunakan gerakan tangan saat sedang bercerita, dan duduklah dalam level yang sama dengan lawan bicara Anda. Namun, jangan lupa untuk tetap menjaga personal space agar Anda dan lawan bicara tetap merasa nyaman dalam melakukan komunikasi.

Jujurlah jika Anda sedang tak bisa mendengarkan dengan optimal

Jika ada sesuatu yang membuat Anda tak bisa mendengarkan secara optimal, beritahukan hal tersebut kepada lawan bicara Anda. Misalnya, Anda sedang terburu-buru atau kelelahan setelah bekerja. Hal ini juga berlaku ketika Anda sudah mendengarkan lawan bicara dalam waktu lama dan pikiran Anda mulai tidak fokus. Tidak ada salahnya untuk mengatakan bahwa Anda memerlukan break sejenak. Lebih baik Anda saling jujur dan melanjutkan percakapan nanti daripada memaksakan diri untuk mendengarkan padahal pikiran Anda tidak bisa fokus sama sekali.

Menjadi seorang pendengar yang baik dan efektif tentu dibutuhkan kemampuan dan latihan. Semoga kelima tips di atas dapat membantu Anda untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan. Dengan begitu, proses komunikasi bisa berjalan lebih efektif dan Anda pun dapat menyerap informasi secara optimal.

Teknik RASA pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Julian Treasure pada presentasinya di TED Talk tahun 2011.

Receive

Receive (Menerima) adalah proses dimana kita mendengarkan kata kunci yang diutarakan oleh pembicara serta memahami unsur emosi yang terkandung dalam komunikasi tersebut. Kita tidak hanya mendengarkan setiap perkataan yang diucapkan, namun lebih dari itu, kita harus menangkap unsur emosi yang timbul saat si pembicara berbicara. Emosi yang dapat kita tangkap, dapat mempengaruhi penilaian kita terhadap perkataan yang diucapkan. Contoh, saat teman bicara mengutarakan kalimat berikut:

“Saya khawatir performa saya di kuartal ini akan menurun”

Jika kalimat tersebut diutarakan dengan nada bicara yang cenderung turun dan lemah, kemungkinan teman bicara kamu sedang khawatir, ragu atau cemas terhadap performa di kuartal ini. Namun, jika kalimat tersebut diutarakan dengan nada bicara yang cenderung naik, penuh tekanan dan amarah, kemungkinan teman bicara kamu sedang meluapkan kekecewaan atau amarah terhadap seseorang yang mempengaruhi performa di kuartal ini.

Trik agar kita dapat melalukan proses Receive dengan baik adalah

  1. Pertahankan kehadiran (be present). Hilangkan distraksi yang mungkin timbul. Seperti ubah HP ke mode silent, pilih ruangan yang tertutup saat berkomunikasi, dsb.

  2. Berpikiran terbuka dan ingin tahu (open & curious)

  3. Perhatikan emosi/ekspresi yang digunakan seperti bahasa, nada suara, ekspresi wajah dan bahasa tubuh.

  4. Perhatikan Kata Kunci yang disampaikan. Kata kunci biasanya adalah kata-kata yang:

  • Diucapkan dengan nada tertentu seperti lebih tinggi, rendah, lambat, cepat.

  • Menggunakan terminologi atau analogi yang unik

  • Diucapkan berkali-kali

  • Diucapkan dengan emosi tertentu

Appreciate (Menghargai)

Appreciate (Menghargai) adalah proses dimana kita memberi penghargaan kepada teman bicara dengan memberi ruang untuk berbicara. Silahkan ijinkan teman bicara kamu berbicara lebih banyak dibanding dengan kita. Gunakan banyak pertanyaan eksploratif untuk memancing teman bicara kamu untuk berbicara lebih sehingga kita dapat memahami keseluruhan konteks yang ingin disampaikan.

Dalam menerapkan ini, kita harus berhati-hati terhadap ketiga hal berikut yang biasanya timbul saat mendengarkan

1. Penilaian/Pelabelan

Hal ini mengacu kepada tindakan yang biasa dilakukan seseorang dalam membuat kesimpulan secara cepat berdasarkan pendapat pribadi. Tindakan ini akan menghentikan proses mendengarkan secara aktif karena kita cenderung menggunakan pengalaman atau pendapat pribadi tanpa ingin memahami perspektif dari sudut pandang yang berbada.

Contoh:

Teman Bicara: “Saya khawatir performa saya di kuartal ini akan menurun”

Anda: "Oh, berarti sepertinya Anda sedang tidak percaya diri dengan performa Anda saat ini?"

2. Asosiasi

Asosiasi adalah tindakan yang menghubungkan situasi dengan pengalaman pribadi kita. Tindakan ini juga akan menghentikan proses emndengarkan secara aktif karena kecenderungan kita untuk mengasosiasikan konteks yang disampaikan teman bicara dengan pengalaman pribadi kita di masa lalu. Ini akan mencegah kita untuk mengeksplorasi lebih jauh.

Contoh:

Teman Bicara: “Saya khawatir performa saya di kuartal ini akan menurun”

Anda: "Sama, Saya dulu juga pernah mengalami hal seperti itu. Mudahnya, ini yang dapat Anda lakukan...."

3. Asumsi

Saat proses mendengarkan, asumsi dapat timbul di alam bawah sadar kita. Kita menggunakan asumsi yang seolah-olah digunakan sebagai suatu fakta sehingga menghilangkan maknad dari konteks yang ingin disampaikan teman bicara.

Contoh:

Teman Bicara: “Saya khawatir performa saya di kuartal ini akan menurun”

Anda: "Saya tangkap, Anda belum melakukan X untuk meningkatkan peforma kuartal ini?"

Summarize (Meringkas)

Agar makna yang disampaikan tersampaikan dengan benar, kita dapat melakukan parafrase dari konteks yang disampaikan oleh teman bicara. Tujuan dari parafrase adalah untuk memastikan pesan yang kita pahami sesuai dengan konteks yang ingin disampaikan oleh teman bicara kamu. Dengan melakukan parafrase secara baik, kita dapat menunjukan bahwa kita mendengarkan secara penuh apa yang telah disampaikan teman bicara.

Contoh:

"Baik, saya konfirmasi kembali pembicaraan kita. Yang saya tangkap sepertinya ada kekhawatiran dari Anda bahwa performa di kuartal ini akan menurun karena beberapa faktor, apakah benar?"

Ask (Menanyakan)

Dalam proses mendengarkan secara aktif, kita tidak hanya menerima pesan yang disampaikan namun juga mengajukan pertanyaan ekspolartif. Kita dapat mengajukan pertanyaan terbuka untuk dapat menggali informasi lebih dalam dari teman bicara kamu. Tujuan dari mengajukan pertanyaan eksploratif adalah agar dapat memicu teman bicara kamu untuk berbicara lebih banyak sehingga kita dapat mengetahui keseluruhan konteks pesan yang ingin disampaikan.

Saya sarankan gunakan pemilihan kata tanya yang mengandung explorative questions. Dua kata tanya terbaik adalah Apa (what) dan Bagaimana (how). Kita juga dapat gunakan Kapan (when), Dimana (Where), Siapa (Who), Seberapa (How Much). Namun, hindari penggunaan kata Mengapa (Why), karena penggunaan kata mengapa akan memberikan jawaban yang cenderung bersifat defensif. Alternatif nya kita dapat ganti Mengapa dengan Apa.

Contoh:

"Mengapa Anda khawatir performa akan menurun di kuartal ini?" > ganti dengan "Apa faktor yang membuat Anda khawatir sehingga performa akan menurun di kuartal ini?"

"Bagaimana Anda menyikapi kekhawatiran tersebut?"

"Kapan Anda mulai merasakan kekhawatiran tersebut?"

"Dari skala 1 - 10, seberapa besar kekhawatiran Anda?"

Menurut Julian Treasure, kita menghabiskan sekitar 60% dari waktu komunikasi kita untuk mendengarkan, tetapi kita tidak pandai dalam hal itu. Kita hanya dapat mempertahankan 25% dari apa yang telah kita dengar dari teman bicara. Oleh karena itu, mendengarkan secara aktif menjadi penting agar kita dapat kita dapat memahami lebih dalam kontek dari teman bicara kita.

1. Membantu memahami konteks

Dengan menggunakan pertanyaan eksploratif serta pola pikir terbuka dan rasa ingin tahu, mendengarkan secara aktif dapat membantu kita untuk memahami keseluruhan konteks yang disampaikan oleh teman bicara.

2. Membantu meningkatkan kepercayaan

Saat teman bicara dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikan dengan penuh keterbukaan, tanpa keterpaksaan, tanpa interupsi serta tanpa penilaian maka mereka akan cenderung lebih terbuka kepada kamu. Dengan keterbukaan tersebut, berarti kita telah memberikan hubungan yang berlandaskan kepercayaan. Ini sangat membantu, contoh nya saat seorang sales sedang berusaha untuk menjual sebuah layanan/produk kepada calon pembeli.

3. Membantu meningkatkan hubungan yang baik

Mendengarkan dengan aktif membantu teman bicara agar nyaman dalam berbagi informasi atau cerita dengan kamu. Ketika kita mampu menerapkan kemampuan dengan secara tulus mendengarkan secara aktif maka teman bicara tersebut akan meningkatkan ketertarikan untuk terus berkomunikasi dengan kamu.

4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan hal baru

Mendengarkan secara aktif memerlukan pola pikir terbuka dan ingin tahu. Hal tersebut membantu kamu untuk dapat mengetahui hal baru, pengetahuan baru serta pemahaman baru yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Ini salah satu benefit yang didapatkan karena kita mencoba menempatkan diri melalui sudut pandang yang berbeda.

5. Membantu mengidentifikasi dan memecahkan masalah

Mendengarkan secara aktif dapat membantu kita untuk mendeteksi tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh teman bicara. Selanjutnya, kita dapat dengan mudah memberikan saran sebagai solusi dari tantangan tersebut.