Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck bercerita tentang apa?
Liputan6.com, Jakarta Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck diadaptasi dari novel sastrawan ternama Tanah Air, Buya Hamka. Novel ini juga sangat legendaris, meski dibuat pada tahun 1938 karyanya tetap dinikmati hingga kini. Show
Film bergenre melodrama ini disutradarai oleh Sunil Soraya dan dirilis tahun 2014 lalu. Film ini juga dibintangi beberapa aktor dan aktris papan atas Tanah Air, yaitu Pevita Pearce dan Herjunot Ali sebagai pemeran utama. Kehadiran mereka tetunya membuat film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck semakin patut untuk ditonton.
Tak hanya itu, kisah dari film ini juga sangat menarik untuk dinikmati. Bercerita tentang seorang pria bernama Zainuddin (Herjunot Ali) yang pergi berlayar ke kampung halamannya di Padang. Saat di kapal, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati (Pevita Pearce) yang sangat cantik. Alur cerita yang begitu romantis dari Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck membuat film ini wajib ditonton untuk mengisi waktu luang di rumah. Seperti apa kisah selengkapnya? Simak sinopsisnya berikut ini. Main di film Takut Kawin, Anies Baswedan Nasehati Herjunot Ali. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Pevita Pearch dan Herjunot Ali dalm film 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck'. Foto: Youtube Pada tahun 1930-an dari tanah lahirnya di Makassar, Zainuddin berlayar menuju kampung halaman ayahnya di Padang. Di sana ia bertemu dengan seorang gadis cantik jelita. Keduanya mulai jatuh cinta. Namun, hukum budaya dan adat istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Zainuddin adalah laki-laki melarat yang tak bersuku. Ibunya berdarah Bugis, sementara ayahnya adalah suku Minang. Sehingga statusnya dalam masyarakat Minang yang bernasabkan garis keturunan ibu tidak diakui. Ia dianggap tidak mempunyai pertaliaan darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau. Sedangkan gadis yang disukai Zainuddin bernama Hayati, adalah perempuan Minang santun keturunan bangsawan. Hayati Menikah dengan Orang LainAkting Pevita Pearce dalam film 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck'. Foto: Youtube Zainuddin pun melamar Hayati, tetapi sayangnya niat baik tersebut ditolak oleh keluarga. Hayati dipaksa menikah dengan pria lain bernama Aziz, laki-laki kaya terpandang. Lantaran kecewa, Zainuddin dan memutuskan untuk berjuang dengan merantau dari Minang ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainuddin kemudian melakukan kerja keras dan memulai lembaran hidup baru. Tanpa disangka, ia berhasil menjadi penulis terkenal. Hal Tak TerdugaAdegan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. foto: mubi Sebuah peristiwa tak terduga pun tiba menghampiri Zainuddin. Di tengah kesuksesannya dan bergelimang harta, dalam sebuah pertunjuk opera, Zainuddin dipertemukan kembali dengan Hayati. Tapi kali ini Hayati bersama Aziz, suaminya. Kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemukan ujian yang berat. Hayati pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan kapal Van Der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam. Sebelum kapal tenggelam, Zainuddin mengetahui bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya. Lalu, bagaimana kisah lengkap Zainuddin dan Hayati? Anda dapat nonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijckdi layanan streaming Vidio. Penulis : Aulia Putri Andrika Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (judul internasional The Sinking of the van der Wijck) adalah film drama romantis Indonesia tahun 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya. Film ini dialihwahanakan dari novel berjudul sama karangan Buya Hamka. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck mengisahkan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian. Diproduksi oleh Soraya Intercine Films, film ini dibintangi oleh Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian, dan Randy Danistha. Dengan biaya produksi yang tinggi, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck menjadi film termahal yang pernah diproduksi oleh Soraya Intercine Films.[6] Proses produksinya sendiri menghabiskan waktu selama lima tahun, dan penulisan skenarionya dilakukan selama dua tahun.[7] Film ini dirilis pada tanggal 19 Desember 2013. Sinopsis[sunting | sunting sumber]Berlatar tahun 1930-an, dari tanah kelahirannya Makassar, Zainuddin (Herjunot Ali) berlayar menuju kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Di sana, ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce), seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya. Kedua muda-mudi itu jatuh cinta. Namun, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka berdua. Zainuddin hanya seorang melarat yang tak bersuku; karena ibunya berdarah Makassar dan ayah berdarah Minang, statusnya dalam masyarakat Minang yang matrilineal tidak diakui. Oleh sebab itu, ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau. Sedangkan Hayati adalah perempuan Minang santun keturunan bangsawan. Pada akhirnya, lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati. Hayati dipaksa menikah dengan Aziz (Reza Rahadian), laki-laki kaya terpandang yang lebih disukai keluarga Hayati daripada Zainuddin. Kecewa, Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari ranah Minang dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin bekerja keras membuka lembaran baru hidupnya. Sampai akhirnya ia menjadi penulis terkenal dengan karya-karya masyhur dan diterima masyarakat seluruh Nusantara. Tetapi sebuah peristiwa tak diduga kembali menghampiri Zainuddin. Di tengah gelimang harta dan kemasyhurannya, dalam sebuah pertunjukan opera, Zainuddin kembali bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Pada akhirnya, kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya; Hayati pulang ke kampung halamannya dengan menaiki kapal Van der Wijck. Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam. Sebelum kapal tenggelam, Zainuddin mengetahui bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya. Pemeran[sunting | sunting sumber]
Produksi[sunting | sunting sumber]Versi lain poster film "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck". Tenggelamnya Kapal Van der Wijck diadaptasi dari novel mahakarya sastrawan sekaligus budayawan Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau Hamka, dan menjadi film termahal yang pernah diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Sutradara film ini, Sunil Soraya, menegaskan bahwa hal itu disebabkan karena harus membuat suasana cerita film seperti yang dikisahkan pada tahun 1930-an sesuai dengan era novel. Selain itu, juga banyak riset dan hal-hal lainnya yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan gambar yang maksimal, yang juga membuat ongkos produksi tinggi.[8] Observasi, proses praproduksi, pemilihan pemeran, sampai penulisan skenariopun dimulai sejak tahun 2008, yang artinya sudah berjalan selama lima tahun. Sunil menyatakan bahwa ia sempat ragu kalau film ini dapat diselesaikan karena cukup panjang prosesnya. Salah satu elemen tersulit adalah menemukan kapal yang menyerupai kapal Van der Wijck pada tahun 1930-an. Pada akhirnya, replika kapal dibuat ulang dengan memesan kapal dari Belanda, yang memang menjadi produsen asli kapal Van der Wijck.[9] Untuk proses penyuntingan dilakukan selama 4-5 bulan setelah proses syuting selama 6 bulan dengan 300 adegan. Hasilnya, film ini berakhir dengan durasi selama 2 jam 49 menit. Seluruh kostum dalam film ini dibuat oleh perancang busana Samuel Wattimena. Sedangkan untuk penulisan skenario mengalami proses revisi selama beberapa kali karena sutradara ingin menyampaikan semangat dan pesan novel Hamka, tak hanya menyajikan kisah cinta biasa. Riset yang dilakukan untuk latar dan properti otentik seperti mobil, baju, dan barang-barang era 1930-an, juga membutuhkan waktu yang tak singkat.[10] Proses pengambilan gambarnya sendiri dilakukan di Medan, Padang, Surabaya, Lombok, dan Jakarta.[11] Kesulitan lainnya adalah sang sutradara juga harus mencari laut yang tidak memiliki ombak kencang, karena kapal Van der Wijck dikisahkan tenggelam bukan karena ombak besar. Sementara tempat syuting lautnya kencang sekali. Akhirnya tim produksi mendatangkan tenaga ahli dari luar untuk menampilkan efek tenggelam tanpa menggunakan animasi. Salah seorang penulis skenario, Donny Dhirgantoro menjelaskan skenario ditulis selama dua tahun dengan riset yang mendalam. Bersama dengan Imam Tantowi, keduanya menyusun skenario yang sesuai dengan era tersebut mengenai kapal hingga adat Minang untuk menjadi bahan bagi para pemain film.[7] Jalur suara[sunting | sunting sumber]Grup musik Nidji dipercaya sebagai pengisi jalur suara untuk film ini dengan mempersiapkan empat buah lagu. Gitaris Nidji, Andi Ariel Harsya, berperan sebagai produser untuk album jalur suara tersebut. Proses rekaman lagu-lagu tersebut melibatkan sahabat Nidji dari Inggris, Jason O`Bryan. Singel pertama yang dipilih berjudul Sumpah & Cinta Matiku. Nidji menyatakan memasukkan konsep pop Britania dengan unsur musik gregorian untuk memberi kesan megah dan kolosal.[3] Kontroversi[sunting | sunting sumber]Setelah poster film ini dirilis, sejumlah masyarakat Minang yang tergabung dalam sebuah grup di jejaring sosial Facebook memrotes poster film ini yang menurut mereka tidak sesuai dengan adat dan budaya Minang yang sangat menjunjung tinggi ajaran Islam. Mereka mengklaim bahwa poster ini merupakan bentuk "pemerkosaan terhadap karya Hamka, karena Hayati yang diperankan oleh Pevita Pearce merupakan gadis Minang yang kuat adat dan agama, tidak memakai baju terbuka seperti yang ada di poster."[12] Tenggelamnya Kapal Van der Wijck Extended [sunting | sunting sumber]Poster Film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Extended" Tenggelamnya Kapal Van der Wijck berhasil mendatangkan penonton sebanyak 1.724.110 selama masa penayangannya pada tahun 2013. Oleh sebab itu, film terlaris tahun 2013 ini kembali diputar di bioskop pada tanggal 11 September 2014. Film ini telah diputar versi extendednya dengan durasi yang lebih panjang daripada versi yang diputar sebelumnya, yakni 3,5 jam.[5] Penghargaan[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Apa isi cerita dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?Novel ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian.
Tema apa yang menonjol dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?1) Tema yang terdapat dalam Novel yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka adalah tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat Minangkabau yang begitu mengikat.
Apakah film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah kisah nyata?Ternyata tidak, Tenggelamnya kapal Van der Wijck ini adalah peristiwa nyata yang terjadi pada tahun 1936. Nama Van der Wijck berasal dari nama Gubermur Jenderal Hindia yang memerintah tahun 1839 hingga 1899. Gubernur tersebut bernama Jonkheer Carel Herman Aart Van Der Wijck.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck bergenre apa?Film bergenre melodrama ini disutradarai oleh Sunil Soraya dan dirilis tahun 2014 lalu. Film ini juga dibintangi beberapa aktor dan aktris papan atas Tanah Air, yaitu Pevita Pearce dan Herjunot Ali sebagai pemeran utama.
|