Tiap-tiap manusia mempunyai karakteristik sendiri-sendiri meskipun berbeda tetapi perbedaan itu

PEMBAHASAN

A. Defenisi Individu

Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan

organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan.

Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau

perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak

dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan

khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri cirinya yang khusus

itu (Webster’s : 743).

Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari

individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).

Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak

terbagi”.

Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan

dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.

Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia

perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.

Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang

perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan-

perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada

kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan

yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang

terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah

terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu

horizontal dan vertikal.

Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara

lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan

perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik,

seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan

dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai

mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa),

membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak

tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis

yang di butuhkan dirinya.

B. Karakteristik Individual dalam Pembelajaran

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 1

Karakteristik individual adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan

yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan.1 Setiap

individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan

karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan

merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang

menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan

(environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang

dibawa sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial

psikologis. Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan

dirasakan oleh seorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor

biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan.2

Karakteristik yang berkaitan dengan faktor perkembangan secara biologis

akan lebih cenderung tetap dibandingkan dengan faktor perkembangan oleh

pengaruh lingkungan. Sebab faktor biologis merupakan karakteristik yang

diturunkan oleh orang tua terhadap anaknya dengan faktor genetiknya dan

kebiasaan orang tuanya, sedangkan faktor perkembangan oleh pengaruh

lingkungan ini tidak konstan, sebab lingkungan ini akan sangat berpengaruh

pada kegiatan seperti sosial dan psikis (rohani) yang secara pengaruhnya dapat

mewujudkan seseorang mengikuti kebiasaan lingkunganya. Baik kebiasaan

yang bersifat positif dan negatif, tergantung kegiatan dan kebiasaan lingkungan

tiap-tiap individu.

Natur dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk

menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada

setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang berkaitan dengan

perkembangan faktor biologis cenderung bersifat tetap, sedang karakteristik

yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor

lingkungan.

1 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), h. 56

2 Sunarto dan B.Agung Hartono . .Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008), h.3

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 2

1. Karakteristik Biologis

Aspek biologis yang terkait langsung dengan penerimaan pelajaran di

kelas adalah kesehatan mata dan telinga. Anak didik yang memiliki masalah

tertentu dalam penglihatan dan pendengarannya akan mengalami masalah

tersendiri dalam menerima pelajaran. Dalam hal ini, bila kondisi faktor-faktor

lain adalah sama, maka anak yang sehat fisiknya secara menyeluruh akan lebih

berpeluang untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kesehatan fisik anak didik

perlu mendapat perhatian serius dari guru. Tidak semua siswa mengikuti

pembelajaran dengan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik kurang sehat akan

mengganggu siswa belajar.3

2. Karakteristik Psikologis

Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat,

motivasi, dan kepribadian. Perbedaan siswa dalam hal minat, motivasi, dan

kepribadian akan selalu ditemui pada sekelompok siswa. Tidak semua siswa

mengikuti pelajaran dengan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran.Ada

siswa yang dengan setengah hati mengikuti pelajaran. Demikian pula dengan

perbedaan motivasi, ada siswa yang memiliki motivasi tinggi sehingga sangat

aktif mengikuti pelajaran, sedangkan yang lainnya mungkin setengah

termotivasi atau bahkan tidak termotivasi untuk belajar. Kepribadian siswa juga

berbeda, ada siswa yang terbuka sehingga mudah bergaul dan mempunyai

banyak teman, tetapi adapula siswa yang tertutup sehingga sulit bergaul dan

terkesan tidak mempunyai teman karena sering menyendiri.4

3. Karakteristik Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan potensial umum untuk belajar dan

bertahan hidup, yang dicirikan dengan kemampuan untuk belajar, kemampuan

untuk berpikir abstrak, dan kemampuan memecahkan masalah. Setiap anak

memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menambah

keunikan dalam suatu kelas pembelajaran. Ada siswa yang dengan cepat

mampu menyerap materi pembelajaran dan ada siswa yang lamban

3 Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), h. 182

4 Ibid, h. 183

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 3

menyerapnya. Ada siswa yang mampu dengan cepat menyelesaikan soal ujian

atau tugas, dan ada siswa membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu

tugas saja.5

Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan

pertumbuhan syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan

fungsi otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf

otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Awalnya respon

terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan

bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari

luar dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya

ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu

(proses analisis, evaluasi, membuat kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan

keputusan.

Masa sensorik motorik (0,0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan

aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi

motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti

refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain.

Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih

canggih, misalnya berjalan.

Masa pra-operasional (2,0-7,0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol

yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang

anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah

dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang praktik,

ia akan bermain dokter-dokteran.

Masa konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)

5 Ibid, h. 101

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 4

Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret.

Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi

(mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari

hubungan timbal-balik antara beberapa hal).

Masa operasional (11,0-dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak

dan hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin

terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya

mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada

mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang

paling murah.

4. Karakteristik Bakat

As a condition or set of charateristics regarded as symptomatic of an

individual’s ability to acquire with training some (usually specified)

knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language, to

produce mucic, ... etc.

(sebagai sebuah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dianggap

sebagai gejala kemampuan seorang individu untuk memperoleh melalui latihan

sebagian pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon seperti

kemampuan berbahasa, kemampuan musik, dan sebagainya).

Siswa yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih mudah menerima

dan menguasai materi pembelajaran jika dibandingkan dengan siswa yang

tidak berbakat dalam mata pelajaran tertentu. Walaupun siswa yang tidak

berbakat juga sangat dimungkinkan untuk menerima materi pembelajaran

dengan lebih baik.6 Bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan,

ketepatan dan kecakapan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan

bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Bakat yang dimilikinya seorang

individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai

serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain.

C. Perbedaan Individual dalam Pembelajaran

6 Ibid, h. 185-186

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 5

Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar,

sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan Individual

Psychology, atau differential Psychology, yang memberikan perhatian besar

terhadap penelitian tentang perbedaan antar individu. Ini didasarkan atas

kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada dua orang yang persis sama.

1) Perbedaan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan

kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini merupakan

perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses

pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif,

diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh

anak.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur

dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif

yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang

hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ)

sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil-hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan

tingkat kecerdasan seseorang.

2) Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam

kehidupannya. Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk

menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang

bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa setiap individu

berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor

lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara).

Lancar atau tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada

kondisi lingkungan dan pembiasaannya dalam berkomunikasi.

3) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 6

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan

kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan

oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena

kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan,

rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak)

untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan

reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan atau kegiatan.

4) Perbedaan dalam Latar Belakang

Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar.

Faktor dari dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi,

perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan kesehatan yang mendukung belajar.

Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis.

Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang

lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio

cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak

pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama

dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

5) Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat

juga diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana

keberhasilan seseorang untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu

bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang

mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi

keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula

sebaliknya. bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti

kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan

(potensi-potensi) yang tertentu.7

7 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007).

h.25

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 7

D. Perbedaan Individual Berdasarkan Perspektif Alquran

Perbedaan individual merupakan kehendak Allah dan ditentukan melalui

pembawaan hereditas dan lingkungan.





















!



"#

$



%

&

'

(

)

*

+"

,

ۚ



-

.

/

0



1

2

ۚ2

34(



34

0

.



Artinya:

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

(13)” (Q.S Al Hujuraat 49: 13)

Al Quran menyatakan bahwa Allah menciptakan dan membentuk manusia

dalam rahim ibunya dengan cara dan bentuk yang berbeda dan unik seperti

yang diinginkanNya.8

Lebih lanjut dan dalam pernyataan yang jelas, Alquran menyatakan

manusia berbeda-beda satu sama lainnya dalam sifat, karakter, perilaku dan

perbuatan:

5

/

6

"

6



7

*



0



1

*

!

#

.

%

,



0

&

7

&

8

&

)

+4(

9

ا

Artinya:

“Katakanlah! Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-

masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

(84)” (QS Al-Israa 17: 84)

Ayat ini menyatakan bahwa manusia memiliki disposisi yang unik.

Keunikan yang demikian dapat termanisfestasikan dalam bentuk fisik, kognitif,

emosional, moral, dan karakteristik sosial. Alquran dengan demikian

menyatakan bahwa perbedaan antarindividual tidak hanya meliputi

perkembangan kognitif, namun juga seluruh aspek perkembangan. Dengan

melihat hal ini, orang akan melihat bahwa perbedaan individu merupakan hal

yang sangat diperhatikan bahkan dalam berbagai perintah dan larangan

8 Hasan, Purwakania, B., Aliah. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006 )

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 8

Alquran untuk mentaati Allah dan juga keringanan dalam memenuhi

kewajiban terhadap-Nya.

Potensi kognitif juga terdapat pada ayat berikut:

:

;

,



7

#

Artinya:

“Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran

daripadanya (Al Quran)” (Q.S Al-Mudassir 74: 55)

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW:

*



<



=

/

>

?

@

6



*



4



=

/

>

/

)





37

0



=

/

>

A

"9

$

A

)

A

)

B

6

*





0



CD

E



*

/

F



0

2

)

*



$

"

D







G

H

.2



I9.40.D.

JK:$L

1

7

0



1

*

"

)





G



1



1

"



Artinya:

Telah menceritakan kepada kami ‘Amr an-Naqid telah menceritakan

kepada kami Katsir bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ja’far bin

Burqon dari Yazid bin al-‘Ashom dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Saw.

Bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Tidak memandang bentuk tubuhmu dan

hartamu, tetapi Dia memandang pada hati dan perbuatanmu’” (H.R Muslim)

Jelas pada hadis di atas bahwa dalam terdapat perbedaan individual baik

itu bentuk tubuh atau besar kecil nya harta, hanya saja Allah tidak memandang

itu dan hanya menilai manusia berdasarkan ketaqwaannya.

Ketaqwaan yang di maksud yakni didasari oleh hati dan perbuatan masing-

masing invidu. Di sini juga tersirat bahwasanya masing-masing individu

memiliki hati dan perbuatan yang berbeda-beda pula. Klasifikasi manusia

berdasarkan aqidahnya yaitu: orang beriman, orang kafir, dan orang munafik.

Masing-masing dari pola ini memiliki sifat umum yang membedakannya satu

sama lain. Berdasarkan aqidah sesuai dengan tujuan al-Quran dalam

kedudukannya sebagai kitab aqidah dan petunjuk dalam membentuk

kepribadian manusia, membentuk sifat-sifatnya yang khas, dan

mengarahkannya menuju ke arah tertentu.

E. Dasar-Dasar Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Konsep

Pendidikan Islam

1) Pandangan Islam Terhadap Manusia

"

-



K

>

M#

2

K

N



/

Artinya:

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 9

Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya”. (QS. At-Thiin 95: 4)

Allah menciptakan manusia terdiri atas dua unsur pokok, yaitu jasmani

dan rohani. Firman Allah SWT:

"

-



K

>

M#

2

K

N



/

4

; 



O

P9



.

K

&



=

Q

7

K



1

&

.

>

$



.

4#

R

<

:

"

9



=

2



1

@

-



P4

)

B

/

S

#

E

$

T

*

E

Artinya:

Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan

yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan

keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan

meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur)”.

(Q.S. As Sajdah 32: 7-9)

Berdasarkan ayat di atas manusia mempunyai dua daya yaitu daya jasmani

dan rohani. Dengan daya jasmani, manusia mampu bergerak, makan,

mempertahankan diri dan sebagainya. Dengan daya rohani, manusia

mempunyai kemampuan lain yang tidak di miliki oleh binatang dan makhluk

lain. Daya rohani tersebut terdiri atas qalb, aql dan nafs.

a) Qalb

Al-Qalb secara etimologi memiliki arti sesuatu yang berbolak balik

(sesuatu yang lebih), berasal dari kata qalaba yang artinya membolak balik.

Menurut Al Ghazali qalb terdiri dari dua aspek, yaitu qalbu jasmani dan qalbu

rohani. Qalbu jasmani adalah daging yang membentuk seperti jantung pisang

yang terletak di dalam dada sebelah kiri. Qalbu ini lazimnya disebut jantung

(heart). Sedangkan qalbu rohani adalah sesuatu yang sifatnya halus (lathif),

rabbani, dan rohani yang berhubungan dengan qalbu jasmani, bagian ini

merupakan esensi manusia.9 Al Qalb secara psikologis memiliki daya-daya

emosi (al infialy), yang menimbulkan daya nasa (al syu’ur).10 Daya emosi qalb

dapat beraktualisasi melalui rasa intelektual, rasa inderawi, rasa etika, rasa

estetika, rasa sosial, rasa ekonomi, rasa religius.

9 Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, (Beirut: Dar at Fikr, tt) h. 295

10 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h.155

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 10

b) Aql

Secara etimolog aql memiliki arti al imsak (menahan), ar ribath

(ikatan), al hajr (menahan), al nahy (melarang) dan man’u (mencegah).11 Akal

merupakan organ tubuh yang terletak di kepala, lazimnya di sebut dengan otak

(al dimagh) yang memiliki cahaya nurani dan di persiapkan dan mampu

memperoleh pengetahuan (al-Ma’rifah) dan kognisi (al-Mudrikat). Akal juga

di artikan sebagai energi yang mampu memperoleh, menyimpan dan

mengeluarkan pengetahuan. Akal mampu mengantarkan manusia pada

substansi humanistik (zat insaniyah) atau potensi fitrah yang memiliki daya-

daya pembeda antara hal-hal yang baik dan yang buruk, yang berguna dan yang

membahayakan.12

c) Nafs

Al Nafs adalah daya nafsani yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan

al ghadabiyah dan al syahwaniyah.13 Al Ghadab adalah sesuatu daya yang

berpotensi untuk menghindari diri dari segala yang membahayakan. Ghadab

dalam terminologi psikoanalisa disebut dengan defense (pertahanan, pembelaan

dan penjagaan), yaitu tingkah laku yang berusaha membela atau melindungi

ego terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu, perbuatan melindungi diri

sendiri, memanfaatkan dan merasionalisasikan perbuatannya sendiri.

Al-Syahwat adalah suatu daya yang berpotensi untuk menginduksi diri dari

segala yang menyenangkan. Syahwat dalam terminologi psikologi disebut

dengan eppitte, yaitu suatu hasrat (keinginan, birahi, hawa nafsu), motif atau

impuls berdasarkan perubahan keadaan fisiologi.

Manusia adalah makhluk cerdas yang dapat memanfaatkan bakat serta

kecerdasannya untuk mengembangkan kehidupannya di atas muka bumi, dan

membuatnya lebih sejahtera. Islam mendorong (pemeluknya untuk melakukan)

inovasi di dalam segala lapangan teknologi. Tetapi Islam juga melarang inovasi

yang dilakukan dalam masalah agama. Al-Qur’an selalu meminta agar manusia

11 Ma’an Ziyadat, al-Mansu’al al-Falsafiah al-Arabiya (Arab: Inma al Arabiy, 1986), h.

596

12 Ramayulis, Op cit. h.160

13 Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafat al Akhlak, (Mesir: Maktabat al Anjalu al-

Mishr, 1961), h. 13

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 11

mengisi hidupnya dengan bekerja untuk mempertahankan kehidupanya, dengan

memanfaatkan apa yang telah Allah ciptakan. Dari pandangan Islam, hanya

pekerjaan yang baik serta amal saleh yang mendapatkan pahala.

2) Iman di Qalbu Sebagai Pengendali Karakter Manusia

Pembentukan karakter dimulai dari pengisian Qalb dengan Iman. Bila

manusia telah beriman berarti Tuhan telah berada di dalam hati orang itu, maka

orang itu secara keseluruhan akan di kendalikan oleh Tuhan. Inilah hakikat

beriman yaitu tatkala manusia telah sepenuhnya di kendalikan Tuhan. Bila

konsep itu di pahami maka tidak ada kemungkinan lain selain mengerahkan

segenap usaha pendidikan untuk menanamkan iman di hati.14

Menurut Mutakallim, Iman itu dipengaruhi tiga domain:

a. Domain kognitif, al-takrir bi al-lisan

b. Domain afektif, al-tasydiq bi al-qalb

c. Domain psikomotor, al-amal bi al-arkan

Ketiga domain inilah yang akan mewarnai pembentukan karakter

seseorang. Bila hati telah dipenuhi iman, artinya Tuhan telah bertahta di hati,

maka isi hatinya itu hanyalah Tuhan, dengan sendirinya ingatan orang itu

hanya Tuhan dan tidak pernah lepas dari ingat kepada Tuhan. Orang itu

mungkin memikirkan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya berupa

kebutuhan jasmani, seperti sandang, pangan, papan, seks, dan sebagainya.

Begitu juga kebutuhan rohani seperti kebutuhan rasa aman, ingin sukses, ingin

di cintai, ingin di hormati ingin bebas, ingin tahu dan sebagainya. Tetapi

semuanya itu tidak lepas dari Tuhan.

Keadaan inilah yang disebut dengan zikr, dan yang dimaksud dengan zikr

disini adalah selalu ingat kepada Allah (zikr Allah) kapan saja dan dimana saja

berada tanpa dipengaruhi oleh tempat, waktu dan keadaan. Allah

memerintahkan kepada manusia supaya selalu zikr Allah dalam seluruh

keadaan manusia. Firman Allah SWT:

14 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.514

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 12

*

"



0

U

+"

)



+4

)

.

2



V



V

V

6

 W





*

$

X

$

E



Y



7

K

Z

M#

2



1

<

%

$



[

V

0



#

\

]

(

9

P

+^

*

Artinya:

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk

atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau

menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami

dari siksa neraka. (191) ” (QS Ali Imran 3: 191 )

Ayat di atas menjelaskan bahwa proses penanaman iman ialah proses

menjadikan qalb dalam kondisi dzikrullah terus menerus. Sehingga konsep

pembagian jiwanya hanya mencakup daya kognisi dan daya konasi. Dengan

begitu maka pembagian nafsani manusia adalah:

a) Daya qalb yang berhubungan dengan emosi (rasa) yang berhubungan

dengan aspek-aspek afektif.

b) Daya ‘aqal yang berhubungan dengan kognisi (cipta) (kognitif) yang

berhubungan dengan aspek-aspek kognitif.

c) Daya hawa nafs yang berhubungan dengan konasi (karsa) yang

berhubungan dengan aspek-aspek psikomotorik.

Sebenarnya pembawaan fitrah manusia ini tidak serta merta menjadikan

karakter manusia bisa terjaga dan berkembang sesuai dengan fitrah tersebut.

Fakta membuktikan bahwa pengalaman yang dihadapi masing-masing orang

menjadi faktor yang sangat dominan dalam pembentukan dan pengamalan

karakternya.

F. Sumber Perbedaan Individual dalam Pembelajaran

Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor

tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan.15

1) Faktor Bawaan

Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui

pewarisan genetik oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya

15 Zimbardo, P. G., Gerrig, R. J..Psychologie. (Berlin, Heidelberg: Springer–Verlag,

1999)

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 13

pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuan antara sebuah

sperma dan sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran kemungkinan

kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex merupakan

pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki atau

perempuan.

Kode untuk kita mendapatkan kromosom X dari ibu, dan salah satu dari

kromosom X atau Y dari ayah. Kombinasi XX merupakan kode

untukperkembangan fisik perempuan, dan kombinasi XY merupakan kode

untuk perkembangan fisik laki-laki. Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen

gen yang sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita

adalah kembar identik. Perbedaan gen ini merupakan satu alasan mengapa kita

berbeda dengan orang lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku,

bahkan dengan saudara kita sendiri. Selebihnya adalah dipengaruhi oleh

lingkungan, karena kita pernah berada di lingkungan yang sama persis.

(Zimbardo & Gerig, 1999).

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan adalah faktor yang mengakibatkan perbedaan individu

yang berasal dari luar diri individu. Faktor lingkungan berasal dari beberapa

macam yaitu status sosial ekonomi orang tua, pola asuh orang tua, budaya, dan

urutan kelahiran.

a) Status sosial ekonomi orang tua

Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan

penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan lainnya.

Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang

tua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan

anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang

berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya

aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap

pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu

disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 14

ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi

yang diterapkan dalam keluarga.

Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga

berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan

latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang

cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan

latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang

lambat.

b) Pola asuh orangtua

Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan

anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga

lainnya. Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu otoriter,

permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang

menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan

ketaatan atau keputuhan.

Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah

kebutuhan:

1) Memperoleh kasih sayang

2) Memperoleh harga diri

3) Untuk memperoleh pengharapan yang sama

4) Memperoleh prestasi dan posisi

5) Untuk dibutuhkan orang lain

6) Merasa bagian dari kelompok

7) Rasa aman dan perlindungan diri

Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua memberi kebebasan

sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, dan anak tidak

dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua.

Sedangkan pola asuh autoritatif adalah pola asuh dimana orangtua memberikan

hak dan kewajiban yang sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk

bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin.

c) Budaya

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 15

Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan

etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya

yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam

suatu pendidikan. Adanya nilai-nilai dalam masyarkat memberitahu pada

anggotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam masyarakatnya.

Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam suatu norma-norma. Norma masing-

masing masyarakat berbeda, maka perilaku yang muncul dari anggota masing-

masing masyarakat berbeda satu dengan lainnya.

d) Urutan kelahiran

Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi karakteristik

kepribadian seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak yang lahir

sulung atau anak pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan

agresif dibandingkan dengan adik-adiknya. Anak tengah sering menjadi

mediator dan pecinta damai.

Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Anak

tunggal atau si anak semata wayang biasanya sering merasa terbebani dengan

harapan yang tinggi dari orangtua mereka terhadap diri mereka sendiri. Mereka

lebih percaya diri, supel, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Karakteristik

yang berbeda-beda pada individu dipengaruhi oleh perilaku orangtuanya

berdasarkan urutan kelahiran.

Perbedaan individual secara umum adalah hal-hal yang berkaitan dengan

“psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang

serta berbagai persamaannya. Sumber perbedaan individu disebabkan faktor

bawaan dan faktor lingkungan.

G. Prinsip-Prinsip Dasar Perbedaan Individu dalam Pendidikan Islam

1) Universal

Pendidikan Islam bersifat universal (menyeluruh) dalam pandangan

penumpuan, dan tafsirannya terhadap alam semesta.Ia menekankan pandangan

yang universal antara jasmani dan rohani, antara jiwa dan raga, antara individu

dan masyarakat, dan antara dunia dan akhirat.

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 16

Pendidikan Islam dengan ciri ini, membuka, mengembangkan, dan

mendidik segala aspek pribadi, kemampuan-kemampuan, dan potensi-potensi

manusia serta mengembangkan segala isi kehidupan dalam masyarakat dan

meningkatkan kondisi budaya, sosial, ekonomi, dan politik, serta ikut berperan

serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi masyarakat saat

ini dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan masa

depan. Dengan demikian pendidikan Islam mencakup pengembanan individual

dan sosial secara menyeluruh.

2) Keseimbangan

Pendidikan Islam mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek

pertumbuhan yang ada dalam individu dan masyarakat, yang artinya

pendidikan Islam juga mewujudkan keseimbangan antara menjaga kebudayaan

masa silam, tuntutan masa kini dan kebutuhan masa silam, tanpa

mengutamakan salah satu di antaranya. Artinya pendidikan Islam tidak hanya

mengungkit kejayaan masa lalu tanpa menghiraukan permasalahan yang

meliputi masyarakat muslim sekarang ini, dan juga tidak hanya memenuhui

tuntutan perkembangan sosial dan budaya masyarakat pada saat ini, tanpa

mempertimbangkan akibat-akibat yang muncul di masa yang akan datang, dan

demikin seterusnya. Keseimbangan ini diartikan sebagai keseimbangan antara

berbagai aspek kehidupan.16

Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka

dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu.implikasinya pendidikan harus

senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini

senada dengan Firman Allah SWT:

B

_

$

/

.

`

-

a7

4#

b

%

*



ۚ\

(

4T

c

-

H

4

/

!

ۚ\

4

.



K

>

7



K

>

ۚU

K

<

b

(

-

H

X

$

E

M#

ۚ

/

K

<

7

d

!]

H

.

2

Artinya:

16 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada

Media, 2006), hal. 73

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 17

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu

dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan)” (Al-Qashas 28: 77)

Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik

harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang

relevan.selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan

secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu

yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas.

3) Kesederhanaan

Dalam prinsip ini pendidikan Islam bermakna mewujudkan

keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan anak dan kebutuhan-kebutuhan

individu, baik masa kini maupun masa mendatang, secara sederhana yang

berapiliasi sesuai dengan semangat fitrah yang sehat.

4) Kejelasan

Pendidikan Islam sebagai mana layaknya ajaran Islam yang jelas, juga

memiliki konsep-konsep yang jelas, baik dari segi metode, kurikulum, sistem,

dan aspek-aspek lain dalam pendidikan. Kejelasan akan berpengaruh pada

operasional Pendidikan Islam, sehingga tujuan Pendidikan Islam dapat

tercapai.

5) Tidak bertentangan individual

Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain

dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:



4

"

1

K

%



+

e



1

K

<





1

Z

2

.

-

a

O

+7

>

$

B

+U

"



1

4

*

&

ۚ?

"

Y

_

\

 M#

2

2



1

<

%

Artinya:

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 18

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit

dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya

pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang mengetahui.” (QS. Ar-Rum 30: 21)

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan

tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya

masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H.

Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjang sejarahnya telah

memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.

6) Dinamis

Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam

tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu

memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan

zaman.Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap

kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan

perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang

memotivasi untuk hidup dinamis.17

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakteristik individual adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan

yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan. Setiap

individu memiliki ciri, sifat bawaan dan karakteristik yang berbeda-beda.

17 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,

2009). h. 35

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 19

Perbedaan individu yang berbeda-beda tersebut perlu di beri penanganan dari

guru sebagai pembimbing dalam rangka upaya pembelajaran. Oleh karena itu

sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun

sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya.

Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan

kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,

perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian,

perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor

pendidikan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009)

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 20

Sunarto dan B.Agung Hartono . .Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2008)

Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011)

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007).

Hasan, Purwakania, B., Aliah. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006 )

Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, (Beirut: Dar at Fikr, tt)

Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008)

Ma’an Ziyadat, al-Mansu’al al-Falsafiah al-Arabiya (Arab: Inma al

Arabiy, 1986)

Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafat al Akhlak, (Mesir: Maktabat al

Anjalu al-Mishr, 1961)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002)

Zimbardo, P. G., Gerrig, R. J..Psychologie. (Berlin, Heidelberg: Springer-

Verlag, 1999)

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana

Pernada Media, 2006)

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2009).

Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 21