Tiap-tiap manusia mempunyai karakteristik sendiri-sendiri meskipun berbeda tetapi perbedaan itu
PEMBAHASAN A. Defenisi Individu Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan. Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan (Echols,1975: 519). Individu berarti tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri – cirinya yang khusus itu (Webster’s : 743). Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519). Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Bedasarkan pengertian di atas seseorang atau individu dapat merangsang perkembangan potensi yang di milikinya dan akan membawa perubahan- perubahan apa saja yang di inginkan dalam kebiasaan dan sikapnya pada kehidupan sehari-hari. Tiap individu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya sendiri. Ia sudah senang jika kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Ada dua segi yang dapat menjadi sudut pandang perbedaan ini, yaitu horizontal dan vertikal. Sisi horizontal merupakan perbedaan individu dalam bidang mental, antara lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan lainnya. Sedangkan perbedaan vertikal adalah perbedaan yang berhubungan dengan aspek fisik, seperti bentuk badan, tinggi badan, ukuran badan (besar atau kecil), kekuatan dan sebagainya. Dalam perkembangan yang selanjutnya ia akan mulai mengenal lingkungannya, memebutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan yang lainnya. Semakin besar anak tersebut maka akan semakin banyak kebutuhan non fisiknya atau psikologis yang di butuhkan dirinya. B. Karakteristik Individual dalam Pembelajaran Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 1
Karakteristik individual adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan.1 Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan (environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh lingkungan.2 Karakteristik yang berkaitan dengan faktor perkembangan secara biologis akan lebih cenderung tetap dibandingkan dengan faktor perkembangan oleh pengaruh lingkungan. Sebab faktor biologis merupakan karakteristik yang diturunkan oleh orang tua terhadap anaknya dengan faktor genetiknya dan kebiasaan orang tuanya, sedangkan faktor perkembangan oleh pengaruh lingkungan ini tidak konstan, sebab lingkungan ini akan sangat berpengaruh pada kegiatan seperti sosial dan psikis (rohani) yang secara pengaruhnya dapat mewujudkan seseorang mengikuti kebiasaan lingkunganya. Baik kebiasaan yang bersifat positif dan negatif, tergantung kegiatan dan kebiasaan lingkungan tiap-tiap individu. Natur dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 1 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 56 2 Sunarto dan B.Agung Hartono . .Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.3 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 2
1. Karakteristik Biologis Aspek biologis yang terkait langsung dengan penerimaan pelajaran di kelas adalah kesehatan mata dan telinga. Anak didik yang memiliki masalah tertentu dalam penglihatan dan pendengarannya akan mengalami masalah tersendiri dalam menerima pelajaran. Dalam hal ini, bila kondisi faktor-faktor lain adalah sama, maka anak yang sehat fisiknya secara menyeluruh akan lebih berpeluang untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kesehatan fisik anak didik perlu mendapat perhatian serius dari guru. Tidak semua siswa mengikuti pembelajaran dengan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik kurang sehat akan mengganggu siswa belajar.3 2. Karakteristik Psikologis Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat, motivasi, dan kepribadian. Perbedaan siswa dalam hal minat, motivasi, dan kepribadian akan selalu ditemui pada sekelompok siswa. Tidak semua siswa mengikuti pelajaran dengan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran.Ada siswa yang dengan setengah hati mengikuti pelajaran. Demikian pula dengan perbedaan motivasi, ada siswa yang memiliki motivasi tinggi sehingga sangat aktif mengikuti pelajaran, sedangkan yang lainnya mungkin setengah termotivasi atau bahkan tidak termotivasi untuk belajar. Kepribadian siswa juga berbeda, ada siswa yang terbuka sehingga mudah bergaul dan mempunyai banyak teman, tetapi adapula siswa yang tertutup sehingga sulit bergaul dan terkesan tidak mempunyai teman karena sering menyendiri.4 3. Karakteristik Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan potensial umum untuk belajar dan bertahan hidup, yang dicirikan dengan kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk berpikir abstrak, dan kemampuan memecahkan masalah. Setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menambah keunikan dalam suatu kelas pembelajaran. Ada siswa yang dengan cepat mampu menyerap materi pembelajaran dan ada siswa yang lamban 3 Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), h. 182 4 Ibid, h. 183 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 3
menyerapnya. Ada siswa yang mampu dengan cepat menyelesaikan soal ujian atau tugas, dan ada siswa membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu tugas saja.5 Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Awalnya respon terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan. Masa sensorik motorik (0,0-2,5 tahun) Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan. Masa pra-operasional (2,0-7,0 tahun) Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran. Masa konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun) 5 Ibid, h. 101 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 4
Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara beberapa hal). Masa operasional (11,0-dewasa) Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang paling murah. 4. Karakteristik Bakat As a condition or set of charateristics regarded as symptomatic of an individual’s ability to acquire with training some (usually specified) knowledge, skill, or set of responses such as the ability to speak a language, to produce mucic, ... etc. (sebagai sebuah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dianggap sebagai gejala kemampuan seorang individu untuk memperoleh melalui latihan sebagian pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon seperti kemampuan berbahasa, kemampuan musik, dan sebagainya). Siswa yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih mudah menerima dan menguasai materi pembelajaran jika dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat dalam mata pelajaran tertentu. Walaupun siswa yang tidak berbakat juga sangat dimungkinkan untuk menerima materi pembelajaran dengan lebih baik.6 Bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Bakat yang dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain. C. Perbedaan Individual dalam Pembelajaran 6 Ibid, h. 185-186 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 5
Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar, sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan Individual Psychology, atau differential Psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian tentang perbedaan antar individu. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada dua orang yang persis sama. 1) Perbedaan Kognitif Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak. Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan seseorang. 2) Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya. Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar atau tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan pembiasaannya dalam berkomunikasi. 3) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 6
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan atau kegiatan. 4) Perbedaan dalam Latar Belakang Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan kesehatan yang mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas. 5) Perbedaan dalam Bakat Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya. bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.7 7 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007). h.25 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 7
D. Perbedaan Individual Berdasarkan Perspektif Alquran Perbedaan individual merupakan kehendak Allah dan ditentukan melalui pembawaan hereditas dan lingkungan. ! "# $ % & ' ( ) * +" , ۚ - . / 0 1 2 ۚ2 34( 34 0 . Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (13)” (Q.S Al Hujuraat 49: 13) Al Quran menyatakan bahwa Allah menciptakan dan membentuk manusia dalam rahim ibunya dengan cara dan bentuk yang berbeda dan unik seperti yang diinginkanNya.8 Lebih lanjut dan dalam pernyataan yang jelas, Alquran menyatakan manusia berbeda-beda satu sama lainnya dalam sifat, karakter, perilaku dan perbuatan: 5 / 6 " 6 7 * 0 1 * ! # . % , 0 & 7 & 8 & ) +4( 9 ا Artinya: “Katakanlah! Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing- masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (84)” (QS Al-Israa 17: 84) Ayat ini menyatakan bahwa manusia memiliki disposisi yang unik. Keunikan yang demikian dapat termanisfestasikan dalam bentuk fisik, kognitif, emosional, moral, dan karakteristik sosial. Alquran dengan demikian menyatakan bahwa perbedaan antarindividual tidak hanya meliputi perkembangan kognitif, namun juga seluruh aspek perkembangan. Dengan melihat hal ini, orang akan melihat bahwa perbedaan individu merupakan hal yang sangat diperhatikan bahkan dalam berbagai perintah dan larangan 8 Hasan, Purwakania, B., Aliah. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 ) Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 8
Alquran untuk mentaati Allah dan juga keringanan dalam memenuhi kewajiban terhadap-Nya. Potensi kognitif juga terdapat pada ayat berikut: : ; , 7 # Artinya: “Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran)” (Q.S Al-Mudassir 74: 55) Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW: * < = / > ? @ 6 * 4 = / > / ) 37 0 = / > A "9 $ A ) A ) B 6 * 0 CD E * / F 0 2 ) * $ " D G H .2 I9.40.D. JK:$L 1 7 0 1 * " ) G 1 1 " Artinya: “Telah menceritakan kepada kami ‘Amr an-Naqid telah menceritakan kepada kami Katsir bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqon dari Yazid bin al-‘Ashom dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Tidak memandang bentuk tubuhmu dan hartamu, tetapi Dia memandang pada hati dan perbuatanmu’” (H.R Muslim) Jelas pada hadis di atas bahwa dalam terdapat perbedaan individual baik itu bentuk tubuh atau besar kecil nya harta, hanya saja Allah tidak memandang itu dan hanya menilai manusia berdasarkan ketaqwaannya. Ketaqwaan yang di maksud yakni didasari oleh hati dan perbuatan masing- masing invidu. Di sini juga tersirat bahwasanya masing-masing individu memiliki hati dan perbuatan yang berbeda-beda pula. Klasifikasi manusia berdasarkan aqidahnya yaitu: orang beriman, orang kafir, dan orang munafik. Masing-masing dari pola ini memiliki sifat umum yang membedakannya satu sama lain. Berdasarkan aqidah sesuai dengan tujuan al-Quran dalam kedudukannya sebagai kitab aqidah dan petunjuk dalam membentuk kepribadian manusia, membentuk sifat-sifatnya yang khas, dan mengarahkannya menuju ke arah tertentu. E. Dasar-Dasar Pembentukan Karakter Peserta Didik dalam Konsep Pendidikan Islam 1) Pandangan Islam Terhadap Manusia " - K > M# 2 K N / Artinya: Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 9
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Thiin 95: 4) Allah menciptakan manusia terdiri atas dua unsur pokok, yaitu jasmani dan rohani. Firman Allah SWT: " - K > M# 2 K N / 4 ; O P9 . K & = Q 7 K 1 & . > $ . 4# R < : " 9 = 2 1 @ - P4 ) B / S # E $ T * E Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur)”. (Q.S. As Sajdah 32: 7-9) Berdasarkan ayat di atas manusia mempunyai dua daya yaitu daya jasmani dan rohani. Dengan daya jasmani, manusia mampu bergerak, makan, mempertahankan diri dan sebagainya. Dengan daya rohani, manusia mempunyai kemampuan lain yang tidak di miliki oleh binatang dan makhluk lain. Daya rohani tersebut terdiri atas qalb, aql dan nafs. a) Qalb Al-Qalb secara etimologi memiliki arti sesuatu yang berbolak balik (sesuatu yang lebih), berasal dari kata qalaba yang artinya membolak balik. Menurut Al Ghazali qalb terdiri dari dua aspek, yaitu qalbu jasmani dan qalbu rohani. Qalbu jasmani adalah daging yang membentuk seperti jantung pisang yang terletak di dalam dada sebelah kiri. Qalbu ini lazimnya disebut jantung (heart). Sedangkan qalbu rohani adalah sesuatu yang sifatnya halus (lathif), rabbani, dan rohani yang berhubungan dengan qalbu jasmani, bagian ini merupakan esensi manusia.9 Al Qalb secara psikologis memiliki daya-daya emosi (al infialy), yang menimbulkan daya nasa (al syu’ur).10 Daya emosi qalb dapat beraktualisasi melalui rasa intelektual, rasa inderawi, rasa etika, rasa estetika, rasa sosial, rasa ekonomi, rasa religius. 9 Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, (Beirut: Dar at Fikr, tt) h. 295 10 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h.155 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 10
b) Aql Secara etimolog “aql” memiliki arti al imsak (menahan), ar ribath (ikatan), al hajr (menahan), al nahy (melarang) dan man’u (mencegah).11 Akal merupakan organ tubuh yang terletak di kepala, lazimnya di sebut dengan otak (al dimagh) yang memiliki cahaya nurani dan di persiapkan dan mampu memperoleh pengetahuan (al-Ma’rifah) dan kognisi (al-Mudrikat). Akal juga di artikan sebagai energi yang mampu memperoleh, menyimpan dan mengeluarkan pengetahuan. Akal mampu mengantarkan manusia pada substansi humanistik (zat insaniyah) atau potensi fitrah yang memiliki daya- daya pembeda antara hal-hal yang baik dan yang buruk, yang berguna dan yang membahayakan.12 c) Nafs Al Nafs adalah daya nafsani yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan al ghadabiyah dan al syahwaniyah.13 Al Ghadab adalah sesuatu daya yang berpotensi untuk menghindari diri dari segala yang membahayakan. Ghadab dalam terminologi psikoanalisa disebut dengan defense (pertahanan, pembelaan dan penjagaan), yaitu tingkah laku yang berusaha membela atau melindungi ego terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu, perbuatan melindungi diri sendiri, memanfaatkan dan merasionalisasikan perbuatannya sendiri. Al-Syahwat adalah suatu daya yang berpotensi untuk menginduksi diri dari segala yang menyenangkan. Syahwat dalam terminologi psikologi disebut dengan eppitte, yaitu suatu hasrat (keinginan, birahi, hawa nafsu), motif atau impuls berdasarkan perubahan keadaan fisiologi. Manusia adalah makhluk cerdas yang dapat memanfaatkan bakat serta kecerdasannya untuk mengembangkan kehidupannya di atas muka bumi, dan membuatnya lebih sejahtera. Islam mendorong (pemeluknya untuk melakukan) inovasi di dalam segala lapangan teknologi. Tetapi Islam juga melarang inovasi yang dilakukan dalam masalah agama. Al-Qur’an selalu meminta agar manusia 11 Ma’an Ziyadat, al-Mansu’al al-Falsafiah al-Arabiya (Arab: Inma al Arabiy, 1986), h. 596 12 Ramayulis, Op cit. h.160 13 Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafat al Akhlak, (Mesir: Maktabat al Anjalu al- Mishr, 1961), h. 13 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 11
mengisi hidupnya dengan bekerja untuk mempertahankan kehidupanya, dengan memanfaatkan apa yang telah Allah ciptakan. Dari pandangan Islam, hanya pekerjaan yang baik serta amal saleh yang mendapatkan pahala. 2) Iman di Qalbu Sebagai Pengendali Karakter Manusia Pembentukan karakter dimulai dari pengisian Qalb dengan Iman. Bila manusia telah beriman berarti Tuhan telah berada di dalam hati orang itu, maka orang itu secara keseluruhan akan di kendalikan oleh Tuhan. Inilah hakikat beriman yaitu tatkala manusia telah sepenuhnya di kendalikan Tuhan. Bila konsep itu di pahami maka tidak ada kemungkinan lain selain mengerahkan segenap usaha pendidikan untuk menanamkan iman di hati.14 Menurut Mutakallim, Iman itu dipengaruhi tiga domain: a. Domain kognitif, al-takrir bi al-lisan b. Domain afektif, al-tasydiq bi al-qalb c. Domain psikomotor, al-amal bi al-arkan Ketiga domain inilah yang akan mewarnai pembentukan karakter seseorang. Bila hati telah dipenuhi iman, artinya Tuhan telah bertahta di hati, maka isi hatinya itu hanyalah Tuhan, dengan sendirinya ingatan orang itu hanya Tuhan dan tidak pernah lepas dari ingat kepada Tuhan. Orang itu mungkin memikirkan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya berupa kebutuhan jasmani, seperti sandang, pangan, papan, seks, dan sebagainya. Begitu juga kebutuhan rohani seperti kebutuhan rasa aman, ingin sukses, ingin di cintai, ingin di hormati ingin bebas, ingin tahu dan sebagainya. Tetapi semuanya itu tidak lepas dari Tuhan. Keadaan inilah yang disebut dengan zikr, dan yang dimaksud dengan zikr disini adalah selalu ingat kepada Allah (zikr Allah) kapan saja dan dimana saja berada tanpa dipengaruhi oleh tempat, waktu dan keadaan. Allah memerintahkan kepada manusia supaya selalu zikr Allah dalam seluruh keadaan manusia. Firman Allah SWT: 14 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.514 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 12
* " 0 U +" ) +4 ) . 2 V V V 6 W * $ X $ E Y 7 K Z M# 2 1 < % $ [ V 0 # \ ] ( 9 P +^ * Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (191) ” (QS Ali Imran 3: 191 ) Ayat di atas menjelaskan bahwa proses penanaman iman ialah proses menjadikan qalb dalam kondisi dzikrullah terus menerus. Sehingga konsep pembagian jiwanya hanya mencakup daya kognisi dan daya konasi. Dengan begitu maka pembagian nafsani manusia adalah: a) Daya qalb yang berhubungan dengan emosi (rasa) yang berhubungan dengan aspek-aspek afektif. b) Daya ‘aqal yang berhubungan dengan kognisi (cipta) (kognitif) yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif. c) Daya hawa nafs yang berhubungan dengan konasi (karsa) yang berhubungan dengan aspek-aspek psikomotorik. Sebenarnya pembawaan fitrah manusia ini tidak serta merta menjadikan karakter manusia bisa terjaga dan berkembang sesuai dengan fitrah tersebut. Fakta membuktikan bahwa pengalaman yang dihadapi masing-masing orang menjadi faktor yang sangat dominan dalam pembentukan dan pengamalan karakternya. F. Sumber Perbedaan Individual dalam Pembelajaran Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan.15 1) Faktor Bawaan Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya 15 Zimbardo, P. G., Gerrig, R. J..Psychologie. (Berlin, Heidelberg: Springer–Verlag, 1999) Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 13
pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuan antara sebuah sperma dan sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex merupakan pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki atau perempuan. Kode untuk kita mendapatkan kromosom X dari ibu, dan salah satu dari kromosom X atau Y dari ayah. Kombinasi XX merupakan kode untukperkembangan fisik perempuan, dan kombinasi XY merupakan kode untuk perkembangan fisik laki-laki. Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen gen yang sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita adalah kembar identik. Perbedaan gen ini merupakan satu alasan mengapa kita berbeda dengan orang lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku, bahkan dengan saudara kita sendiri. Selebihnya adalah dipengaruhi oleh lingkungan, karena kita pernah berada di lingkungan yang sama persis. (Zimbardo & Gerig, 1999). 2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan adalah faktor yang mengakibatkan perbedaan individu yang berasal dari luar diri individu. Faktor lingkungan berasal dari beberapa macam yaitu status sosial ekonomi orang tua, pola asuh orang tua, budaya, dan urutan kelahiran. a) Status sosial ekonomi orang tua Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 14
ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga. Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat. b) Pola asuh orangtua Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu otoriter, permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau keputuhan. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan: 1) Memperoleh kasih sayang 2) Memperoleh harga diri 3) Untuk memperoleh pengharapan yang sama 4) Memperoleh prestasi dan posisi 5) Untuk dibutuhkan orang lain 6) Merasa bagian dari kelompok 7) Rasa aman dan perlindungan diri Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua memberi kebebasan sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, dan anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua. Sedangkan pola asuh autoritatif adalah pola asuh dimana orangtua memberikan hak dan kewajiban yang sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin. c) Budaya Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 15
Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan. Adanya nilai-nilai dalam masyarkat memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam suatu norma-norma. Norma masing- masing masyarakat berbeda, maka perilaku yang muncul dari anggota masing- masing masyarakat berbeda satu dengan lainnya. d) Urutan kelahiran Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi karakteristik kepribadian seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak yang lahir sulung atau anak pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan dengan adik-adiknya. Anak tengah sering menjadi mediator dan pecinta damai. Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Anak tunggal atau si anak semata wayang biasanya sering merasa terbebani dengan harapan yang tinggi dari orangtua mereka terhadap diri mereka sendiri. Mereka lebih percaya diri, supel, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Karakteristik yang berbeda-beda pada individu dipengaruhi oleh perilaku orangtuanya berdasarkan urutan kelahiran. Perbedaan individual secara umum adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Sumber perbedaan individu disebabkan faktor bawaan dan faktor lingkungan. G. Prinsip-Prinsip Dasar Perbedaan Individu dalam Pendidikan Islam 1) Universal Pendidikan Islam bersifat universal (menyeluruh) dalam pandangan penumpuan, dan tafsirannya terhadap alam semesta.Ia menekankan pandangan yang universal antara jasmani dan rohani, antara jiwa dan raga, antara individu dan masyarakat, dan antara dunia dan akhirat. Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 16
Pendidikan Islam dengan ciri ini, membuka, mengembangkan, dan mendidik segala aspek pribadi, kemampuan-kemampuan, dan potensi-potensi manusia serta mengembangkan segala isi kehidupan dalam masyarakat dan meningkatkan kondisi budaya, sosial, ekonomi, dan politik, serta ikut berperan serta dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi masyarakat saat ini dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan masa depan. Dengan demikian pendidikan Islam mencakup pengembanan individual dan sosial secara menyeluruh. 2) Keseimbangan Pendidikan Islam mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan yang ada dalam individu dan masyarakat, yang artinya pendidikan Islam juga mewujudkan keseimbangan antara menjaga kebudayaan masa silam, tuntutan masa kini dan kebutuhan masa silam, tanpa mengutamakan salah satu di antaranya. Artinya pendidikan Islam tidak hanya mengungkit kejayaan masa lalu tanpa menghiraukan permasalahan yang meliputi masyarakat muslim sekarang ini, dan juga tidak hanya memenuhui tuntutan perkembangan sosial dan budaya masyarakat pada saat ini, tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang muncul di masa yang akan datang, dan demikin seterusnya. Keseimbangan ini diartikan sebagai keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan.16 Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu.implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan Firman Allah SWT: B _ $ / . ` - a7 4# b % * ۚ\ ( 4T c - H 4 / ! ۚ\ 4 . K > 7 K > ۚU K < b ( - H X $ E M# ۚ / K < 7 d !] H . 2 Artinya: 16 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada Media, 2006), hal. 73 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 17
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan)” (Al-Qashas 28: 77) Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang relevan.selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas. 3) Kesederhanaan Dalam prinsip ini pendidikan Islam bermakna mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan anak dan kebutuhan-kebutuhan individu, baik masa kini maupun masa mendatang, secara sederhana yang berapiliasi sesuai dengan semangat fitrah yang sehat. 4) Kejelasan Pendidikan Islam sebagai mana layaknya ajaran Islam yang jelas, juga memiliki konsep-konsep yang jelas, baik dari segi metode, kurikulum, sistem, dan aspek-aspek lain dalam pendidikan. Kejelasan akan berpengaruh pada operasional Pendidikan Islam, sehingga tujuan Pendidikan Islam dapat tercapai. 5) Tidak bertentangan individual Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh: 4 " 1 K % + e 1 K < 1 Z 2 . - a O +7 > $ B +U " 1 4 * & ۚ? " Y _ \ M# 2 2 1 < % Artinya: Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 18
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Rum 30: 21) Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjang sejarahnya telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik. 6) Dinamis Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang memotivasi untuk hidup dinamis.17 PENUTUP A. Kesimpulan Karakteristik individual adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan. Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan dan karakteristik yang berbeda-beda. 17 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009). h. 35 Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 19
Perbedaan individu yang berbeda-beda tersebut perlu di beri penanganan dari guru sebagai pembimbing dalam rangka upaya pembelajaran. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau siswanya. Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 20
Sunarto dan B.Agung Hartono . .Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008) Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011) Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007). Hasan, Purwakania, B., Aliah. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 ) Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, (Beirut: Dar at Fikr, tt) Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008) Ma’an Ziyadat, al-Mansu’al al-Falsafiah al-Arabiya (Arab: Inma al Arabiy, 1986) Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafat al Akhlak, (Mesir: Maktabat al Anjalu al-Mishr, 1961) Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) Zimbardo, P. G., Gerrig, R. J..Psychologie. (Berlin, Heidelberg: Springer- Verlag, 1999) Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada Media, 2006) Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009). Karakteristik dan Perbedaan Individual dalam Pembelajaran PAI| 21 |