Tidak membedakan warna kulit agama dan bahasa adalah sikap yang sesuai dengan pancasila ke
Sikap yang sesuai dengan sila kedua Pancasila, satu diantaranya adalah gotong royong. Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Show Gotong royong menjadi modal masyarakat Indonesia untuk mencapai cita-cita yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berikut ini adalah 5 sikap yang sesuai dengan sila kedua Pancasila: Gotong royong Gotong royong adalah bentuk kerja-sama kelompok masyarakat untuk mencapai suatu hasil positif dari tujuan yang ingin dicapai secara mufakat dan musyawarah bersama. Kerjasama muncul atas dorongan keinsyafan, kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersama-sama, serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’ Didalam membagi hasil karyanya, masing-masing anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masing-masing, seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’. Donor darah Donor darah, adalah tindakan pengambilan darah dengan volume tertentu melalui pembuluh darah. Darah kemudian diproses oleh Palang Merah Indonesia (PMI) untuk kemudian digunakan sebagai pengganti darah kepada orang yang membutuhkan. Dengan menjadi donor darah, langsung ke Palang Merah Indonesia atau melalui kegiatan sosial pengambilan darah maka akan membantu sesama yang membutuhkan sekaligus mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata. Siapa saja yang membutuhkan darah dari donor kita? Tambahan darah dibutuhkan pada saat terjadi perdarahan berat pasca operasi atau melahirkan, dirawat karena kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah, kelainan ginjal karena lahir, dan lain sebagainya. Mereka dapat meninggal jika kekurangan darah ditubuhnya. Juga penyandang talasemia mayor dan penderita hemofilia membutuhkan transfusi darah secara rutin. Selain itu, penyakit lain juga membutuhkan tambahan darah, misalnya demam berdarah akibat virus dengue (DBD). Aktivitas donor darah merupakan kewajiban setiap masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain. Baca Juga: Ikhlas dan Sukarela Merupakan Pengamalan Nilai Pancasila Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan Keberagaman ras, suku, agama dan golongan masyarakat di Indonesia merupakan hal alamiah bagi negara kepuluaan. Sebagai negara kepulauan, perbedaan antar suku yang mendiami satu pulau dengan pulau lain atau berada di satu kawasan berbeda-beda budayanya. Seluruh warga negara sudah seharusnya punya andil yang besar dalam mengetahui, mempelajari, dan mengembangkan persatuan bangsa yang memiliki komitmen terhadap semangat persatuan dalam konteks NKRI, serta tetap bergerak dalam koridor persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan yang membangun. Cara menghargai keragaman di masyarakat misalnya tidak menghina kebudayaan lain, merasa ikut memiliki, dan ikut melestarikan kebudayaan daerah yang hampir punah. Maka dari itu persatuan dan kesatuan sangat penting untuk mewujudkan cita-cita Negara yang tentunya harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila serta komitmen untuk menjadikan Negara yang maju, bermartabat dan berwibawa. Dalam menerima keragaman suku bangsa dan budaya di masyarakat diperlukan sikap yang lapang dada, tulus ikhlas dan sikap rela menerima adanya perbedaan. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama Agar setiap anggota masyarakat memperoleh hak dan kewajibannya, pemerintah berupaya untuk melindunginya bagi setiap anggota masyarakat. Upaya untuk melindungi hak-hak dan kewajiban masyarakat tersebut dilakukan dengan membuat undang-undang dan berbagai peraturan. Lalu apakah hak dan kewajiban warga negara? Hak adalah sesuatu yang kita terima. Lalu apa yang dimaksud dengan hak warga masyarakat? Hak-hak warga masyarakat adalah hak-hak apa saja yang dimiliki sebagai anggota masyarakat. Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang harus atau wajib dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Jadi, kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan dengan penuh tanggungjawab oleh warga masyarakat kepada negara. Contoh kewajiban warga negara yang diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945 antara lain: 1. Kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1). Artinya warga negara wajib mematuhi peraturan pemerintah seperti peraturan lalu lintas, membayar pajak, membayar iuran listrik, dan sebagainya. 2. Hak dan sekaligus kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara (pasal 27 ayat 3) 3. Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2). Artinya setiap warga negara sekurang-kurangnya harus lulus pendidikan dasar. Hormat kepada bapak ibu guru Sekolah, sanggar-sanggar belajar atau PKBM terdiri dari warga yang berbeda-beda karakter, latar belakang sosial ekonomi, suku bangsa ataupun agama. Saling menghormati diantara warga belajar, hormat dan patuh kepada guru merupakan salah satu bentuk kerukunan di satuan pendidikan. Semua warga belajar menghargai perbedaan pendapat dan pandangan dan selalu dapat bekerjasama. Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial yang memang membutuhkan satu sama lainnya. Termasuk dalam hal menjalin keberagaman di Indonesia. Dengan membantu satu sama lainnya akan memberikan efek yang sangat besar. Terlebih, sesama masyarakat Indonesia memang seharusnya melakukan hal ini. Seperti saat terdapat musibah maka bisa membantu satu sama lainnya. Bersikaplah baik untuk tetap membantu lainnya. Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan untuk tidak membantu. Tetapi, tetap berikan bantuan yang memang bisa bermanfaat untuk digunakan. Hal ini akan membuat pola kehidupan yang lebih baik. Artikel Bersponsor:
TRIBUNNEWS.COM - Inilah contoh pengamalan sila kelima Pancasila di kehidupan sehari-hari, beserta nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Setiap sila Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam hidup bernegara. Termasuk nilai Keadilan pada sila kelima Pancasila yang dilambangkan dengan padi dan kapas. Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Contoh pengalaman sila kelima sebagai perwujudan nilai Keadilan, yakni bersikap adil kepada setiap orang. Kemudian, menjalankan kewajiban dan menghormati hak orang lain Baca juga: Arti Rantai Emas Lambang Sila ke-2 hingga Pengamalan Nilai Sila Kedua Pancasila Dikutip dari bpip.go.id, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus pedoman dengan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Pengamalan Pancasila hendaknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk sila ke-5. Berikut ini mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber: Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia dan Contoh Pengamalannya 1. Nilai Ketuhanan Nilai Ketuhanan terdapat dalam sila pertama Pancasila. tirto.id - Bunyi Pancasila Sila ke-2 yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" dapat diterapkan di berbagai sektor kehidupan dan kalangan, termasuk bagi anak-anak di lingkungan tempat bermain. Pancasila sebagai dasar negara merupakan pedoman hidup untuk segenap rakyat Indonesia. Istilah Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia diperkenalkan oleh Ir. Sukarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945. Kala itu, tokoh yang nantinya menjadi Presiden RI pertama ini merumuskan 5 sila. “Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya," kata Bung Karno, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI.
“Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi," lanjutnya. Pancasila dilambangkan dengan Garuda, jenis burung yang dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah Nusantara. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Baca juga:
Bunyi Pancasila dan LambangnyaAdapun isi atau bunyi 5 sila dalam Pancasila dan masing-masing lambang atau simbolnya adalah sebagai berikut:
Baca juga:
Butir-butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2Sudharmono dalam Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (1997) memaparkan, sikap atau nilai-nilai penting yang terkandung dalam Pancasila itu kemudian diperinci menjadi butir-butir pengamalan. Sila ke-2 Pancasila memuat 10 butir pengamalan, antara lain:
Baca juga:
Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-2 di Tempat BermainDi tempat bermain, anak-anak hendaknya diajarkan mengenai praktik pengamalan Pancasila, termasuk Sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab". Berikut ini beberapa contohnya:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PENGAMALAN PANCASILA DI TEMPAT BERMAIN
atau
tulisan menarik lainnya
Iswara N Raditya
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|