Tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka miliki termasuk hidup

Oleh:

Bisnis.com, JAKARTA—Banyak orang yang menjalani hidupnya tanpa motivasi, karena terjebak pada rutinitas. Mereka bangun setiap pagi, mandi, bersiap, dan bekerja tetapi merasa tidak puas dengan semua kegiatan itu.

Hal ini bisa membawa kebingungan sehingga pada titik tertentu Anda bertanya mengapa Anda tidak puas dengan hidup ini dan segala aktivitas di dalamnya. Persoalannya mungkin saja tidak terletak pada kehidupan itu, tetapi pada diri Anda sendiri.

Berikut ini 6 alasan yang biasanya dapat menyebabkan seseorang mengalami ketidakpuasan akan hidup:

1. Anda tidak sadar sedang membuang-buang waktu

Banyak orang yang tidak puas akan hidupnya karena dia tidak berani melakukan aktivitas yang berguna dan bermanfaat. Pencuri waktu yang sering kali menjadi pelakunya adalah kebiasaan menghabiskan waktu di media sosial atau melakukan kegiatan kurang berfaedah lainnya. Karena terbuai dengan kehidupan di layar gawai, kehidupan nyata tak lagi terasa menyenangkan dan penuh arti.

2. Tidak mengenal diri sendiri

Tanpa pengenalan yang benar mengenai diri sendiri, Anda akan selalu terjebak pada ketidakpuasan. Orang yang mengenal dirinya sendiri akan berupaya untuk memenuhi apa yang diinginkan dan diperlukan untuk kebaikan dirinya. Sebaliknya, orang yang tidak mengenali dirinya sendiri cenderung tidak mampu memenuhi itu.

3. Terlalu menekan diri sendiri

Terlalu berambisi terhadap sesuatu dapat menjadi bumerang bagi diri. Anda mungkin mulai menekan diri sendiri untuk mencapai ambisi Anda. Akibatnya kadang-kadang tidak baik, yaitu Anda mulai memaksakan diri untuk mencapainya.

Menekan diri sendiri juga dapat ditandai dengan memaksakan diri untuk menerima segala beban dan tanggung jawab yang berat sendirian. Terlalu banyak fokus dapat membuat Anda kewalahan dan sulit merasa puas akan hidup ini.

4. Anda tidak menyelesaikan sesuatu dengan tuntas

Banyak orang memiliki ide yang cemerlang tetapi tidak pernah direalisasikan. Banyaknya ide tanpa aksi dapat menyebabkan kita merasa tidak puas. Manusia cenderung merasa kecewa ketika dia tidak bisa merealisasikan atau menuntaskan apa yang perlu dikerjakannya.

5. Tidak memiliki kehidupan sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehidupan sosial untuk merasa bahagia dan puas. Sekalipun Anda sangat sibuk, jangan lupa menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain. Jangan mengisolasi hidup Anda sendiri.

6. Tidak memiliki tujuan

Hidup tidak akan pernah memuaskan apabila Anda tidak memiliki tujuan. Itulah sebabnya memikirkan dan menentukan tujuan hidup harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ketika Anda tidak memiliki tujuan hidup, segala sesuatunya terasa tidak berarti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Mia Chitra Dinisari

Liputan6.com, Jakarta Semua orang, termasuk Anda pasti pernah merasakan bagaimana rasanya memperoleh sesuatu yang baru. Mungkin Anda telah lama mendambakan sesuatu, seperti perubahan hidup, pekerjaan, atau pasangan yang baru, dan begitu mendapatkannya, ada perasaan yang begitu membahagiakan, yaitu rasa puas.

Namun, tidak semua orang termasuk ke dalam golongan mudah puas. Mengapa? Setelah memimpikan sesuatu dan mendapatkannya, seseorang bisa merasa tidak puas. Dilansir dari mydomaine.com, Selasa [22/11/2016], berikut alasan ilmiah mengapa seseorang tidak pernah merasa puas. 

Para psikolog menamakan fenomena ini sebagai "Adaptasi Hedonis." Terlepas dari baik-buruknya, lama kelamaan, Anda akan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan ini.

Ada beberapa cara untuk menghindari rasa tidak puas yang konstan. Jika Anda tahu pada akhirnya tidak ada sesuatu hal pun di dunia ini yang akan terus berakhir bahagia, maka mungkin di awal, Anda bisa mengurangi antusiasme diri Anda sendiri, dan hal ini lebih berlaku di dalam masalah hubungan.

Para peneliti di Jerman meneliti lebih dari 800 pasangan yang telah menikah dan menemukan bahwa pada dua tahun pertama pernikahan, kebahagiaan mereka meningkat dengan drastis. Namun, lepas dari dua tahun, tingkat kebahagiaan menurun, seperti saat sebelum mereka menikah.

Jika Anda dapat memprediksi hal ini lebih awal, Anda tidak akan berusaha menyalahkan pasangan atau bagaimana hubungan tersebut berlangsung.

Jika sewaktu-waktu Anda mengalami kehidupan hedonis, lakukan usaha proaktif untuk lebih menghargai apa yang telah Anda miliki, bukannya mencari sesuatu lainnya yang lebih dapat memuaskan Anda.

Inilah sifat manusia, tidak pernah merasa puas dengan harta. Buktinya adalah hadits-hadits berikut:

Pertama:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ »

Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. [HR. Bukhari no. 6435]

Kedua:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” [HR. Bukhari no. 6436]

Ketiga:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” [HR. Bukhari no. 6437]

Keempat:

Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” [HR. Bukhari no. 6438]

Dari Anas, dari Ubay, beliau mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur’an, hingga Allah pun menurunkan ayat,

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” [QS. At Takatsur: 1]. [HR. Bukhari no. 6440]

Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah [cobaan] harta.”

Beberapa faedah dari hadits-hadits di atas:

Pertama: Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada.

Kedua: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya: Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun kelak akan menjadi serbuk. [Syarh Ibnu Batthol]

Ketiga: Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para ulama begitu qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka peroleh. [Syarh Ibnu Batthol]

Keempat: Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari Allah. [Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam]

Kelima: Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas.

Raihlah Kekayaan Hakiki

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Kekayaan [yang hakiki] bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan [yang hakiki] adalah hati yang selalu merasa cukup.” [HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051]. Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Kekayaan [yang hakiki] adalah kekayaan hati [hati yang selalu merasa cukup].”

Ya Allah, Berikanlah Kepada Kami Kecukupan

Oleh karena itu, banyak berdo’alah pada Allah agar selalu diberi kecukupan. Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” [Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina] [HR. Muslim no. 2721]

An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” [Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, 17/41, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi]. Berarti dalam do’a ini kita meminta pada Allah [1] petunjuk [hidayah], [2] ketakwaan, [3] sifat menjauhkan diri dari yang haram, dan [4] kecukupan.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki sifat ghina yang selalu merasa cukup dengan nikmat harta yang Allah berikan.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.com

Diselesaikan di Sleman, 21 Muharram 1431 H

Baca Juga:

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề