Tidak sahur apakah boleh puasa

Editor : S. Dian Andryanto


Selasa, 12 April 2022 04:45 WIB

TEMPO.CO, JakartaSaat Ramadan, makan sahur adalah suatu amalan yang dianjurkan saat melakukan ibadah puasa. Makan sahur dilakukan agar seseorang yang berpuasa kuat menahan tidak makan dan minum sampai waktu berbuka tiba.

Di antara sunnah-sunnah puasa, umat muslim dianjurkan untuk tidak melewatkan sahur. Mengapa demikian?

Keutamaan sahur

Makan sahur adalah bagian dari kesunnahan yang sangat baik untuk dikerjakan. Rasulullah SAW bersabda: "Makan sahurlah, karena sahur itu berkah". (HR. Bukhari dan Muslim).

Meskipun sahur hanya meneguk air putih karena bangun kesiangan atau memang sengaja dengan air putih, sebisa mungkin jangan ditinggalkan. 

Dalam hadis yang lainnya, Rasulullah SAW bersabda: "Sahur itu berkah, maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur." (HR. Ahmad).

Hukum puasa tanpa makan sahur

Lantas, apakah puasa seseorang menjadi tidak sah apabila tidak makan sahur? Bagaimanakah sebenarnya hukum berpuasa tanpa melakukan makan sahur?

Mengutip konsultasisyariah.com, tidak pernah ada ajaran islam yang menyatakan inti puasa adalah sahur. Bahkan, ulama manapun tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut. Makan sahur memang dianjurkan, tetapi itu bukan bagian dari syarat inti puasa.

Rasulullah Muhammad SAW sendiri tidak pernah mengajarkan di antara syarat sahnya puasa adalah makan sahur. Sehingga, puasa seseorang tetap sah meski pagi harinya tidak makan sahur.

Hal ini juga didasarkan pada hadis yang menggambarkan bagaimana Rasulullah berpuasa karena tidak ada makanan. Hadis tersebut diriwayatkan Muslim, Nasai, dan Turmudzi yang artinya:

"Dari Aisyah RA berkata, 'Suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami dan bertanya, 'apakah engkau punya makanan?' Kami menjawab, 'Tidak.' Kemudian beliau bersabda, 'Kalau begitu, saya akan puasa'."

Hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad memutuskan berpuasa karena tidak ada makanan di rumah. Padahal, sebelumnya Nabi tidak berniat untuk berpuasa. Ini menunjukkan malam harinya Nabi Muhammad tidak sahur, tetapi keesokan harinya tetap berpuasa.

Jadi, dapat disimpulkan, ukum makan sahur adalah sunah karena dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah tidak pernah mengajarkan di antara syarat sahnya puasa adalah makan sahur. Sehingga, puasa seseorang tetap sah, meski pagi harinya tidak makan sahur. Artinya, hukum puasa tanpa makan sahur, puasanya tetap sah di mata Allah SWT.

M. RIZQI AKBAR

Baca: Berpuasa Ramadan bagi Ibu Menyusui, Bagaimana Hukumnya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

tirto.id - Salah satu amalan yang dianjurkan pada Ramadan adalah melakukan aktivitas sahur. Namun, ada kalanya karena bangun kesiangan, kegiatan sahur pun terlewat. Lantas, apa hukum puasa tidak sahur? Apakah puasanya sah atau tidak?

Pada dasarnya, sahur adalah amalan sunah selama Ramadan. Karena itu, jikapun tidak melakukan sahur, puasa seseorang tetap dianggap sah, meskipun ia melewatkan amalan sunah yang diteladankan Rasulullah SAW.

Dalil sunahnya sahur tertera dalam hadis dari Abu Dzar Al-Ghifari bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Umatku senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (H.R. Ahmad).

Selain itu, sahur juga merupakan waktu yang mengandung berkah di sisi Allah SWT. Diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda:

"Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat berselawat untuk mereka yang bersahur," (H.R. Ahmad).

Sahur sangat berguna bagi orang-orang yang berpuasa, baik itu secara spiritual atau fisik.

Pertama, sahur adalah ibadah yang ditekankan dalam hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah kalian bersahur meskipun hanya seteguk air,” (H.R. Ibnu Hibban).

Kedua, sahur mempersiapkan tubuh untuk menahan lapar dan haus seharian. Dengan melakukan sahur, tubuh akan menyimpan lemak sebagai cadangan energi bagi tubuh.

Sahur juga dapat mencegah dehidrasi untuk melawan rasa haus berlebih, serta menahan agar asam lambung tidak naik.

Waktu sahur paling baik adalah di akhir waktu, sebelum imsak dan menjelang azan subuh. Ketika terdengar kumandang imsak, seorang muslim tetap dapat makan sahur, tetapi ia mesti tahu bahwa waktunya semakin terbatas jelang azan subuh.

Rasulullah SAW bersabda: "Makan dan minumlah kalian sampai mendengar Ibnu Ummi Maktum azan karena dia tidak akan azan kecuali setelah terbitnya fajar shadiq," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca juga:

  • Daftar Amalan Bulan Ramadhan: Sahur, Buka Puasa, hingga Tarawih
  • Hukum Puasa Ramadhan Tidak Sahur karena Kesiangan: Sah atau Tidak?

(tirto.id - Sosial Budaya)

Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Apa yang terjadi jika kita tidak sahur?

Melewatkan sahur dapat mengakibatkan masalah kesehatan pada lambung. Bahkan kondisi ini bisa bertambah buruk bagi Anda yang memiliki penyakit GERD atau tukak lambung. Akibatnya tubuh mengalami peningkatan keasaman dan melepaskan asam di waktu lapar membutuhkan bahan bakar.

Apakah makan sahur itu wajib?

Sahur bukanlah kewajiban. sahur sendiri merupakan sunnah dengan menyantap makanan pada dini hari sebelum waktu subuh. Oleh karenanya, jika seseorang tidur hingga kesiangan, melewatkan makan sahur, ia dapat langsung berpuasa tanpa khawatir puasanya tidak sah.

Apakah boleh berniat puasa di pagi hari?

(HR. Muslim no. 1154). Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Sahih Muslim: hadits ini adalah dalil bagi mayoritas ulama bahwa boleh niat puasa sunnah di siang hari selama belum waktu zawal (matahari bergeser ke barat).