Tokoh bangsa indonesia yang ditunjuk menjadi ketua bpupki adalah

Jakarta -

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuan dari dibentuknya BPUPKI adalah guna mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan serta berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh Indonesia sebagai negara yang merdeka, demikian dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII karya Tim Ganesha Operation.

BPUPKI merupakan perwujudan janji Perdana Menteri Jepang kala itu, Koiso, pada Indonesia. Janjinya adalah tentang kemerdekaan bagi Indonesia.

Jumlah anggota BPUPKI adalah..

Ketua BPUPKI adalah dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sementara itu, wakilnya ada dua.

Wakil BPUPKI dari Indonesia adalah Raden Panji Suroso. Sementara, wakil ketua BPUPKI yang berasal dari Jepang adalah Ichibangasae.

Pelantikan ketua serta wakil ketua ini dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi In, yang sekarang adalah Gedung Pancasila.

BPUPKI beranggotakan 62 orang dari Indonesia serta 7 orang Jepang.

Sidang pertama BPUPKI membahas tentang..

BPUPKI melakukan dua sidang. Pertama adalah tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Kedua, dilaksanakan pada 10-16 Juli 1945.

Sidang pertama BPUPKI membahas tentang dasar negara Indonesia. Pada sidang ini, Muh. Yamin menyampaikan lima asas dalam pidatonya pada 29 Mei 1945.

Kelima asas tersebut adalah perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ia juga mengungkapkan rumusan konstitusi secara tertulis.

Pada 31 Mei 1945, Soepomo juga menyampaikan lima usulan dasar negara, yakni persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir batin, musyawarah, dan keadilan sosial.

Dan pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno juga memberikan pendapatnya tentang dasar negara Indonesia. Rumusan dasar inilah yang dinamakan Pancasila. Meski begitu, hingga sidang pertama BPUPKI berakhir, belum ada kesepakatan soal dasar negara Indonesia.

Sidang kedua BPUPKI membahas tentang..

Sidang kedua BPUPKI membicarakan soal bentuk negara dan rancangan undang-undang dasar. Pada sidang ini dibentuk Panitia Perancang UUD.

Panitia tersebut kemudian membentuk Panitia Kecil pada 11 Juli 1945. Panitia ini tugasnya menyempurnakan dan menyusun ulang rancangan UUD yang disetujui.

Pada 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD membicarakan hasil kerja Panitia Kecil.

Pada sidang BPUPKI 14 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menyampaikan hasil kerjanya. Hasilnya adalah, pernyataan Indonesia merdeka dan pembukaan serta batang tubuh UUD.

Pernyataan Indonesia merdeka ini diambil dari tiga alinea pertama dalam Piagam Jakarta. Sementara, UUD diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.

Kendati begitu, ada perubahan alinea keempat ini. 'Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' diganti dengan 'Ketuhanan yang Maha Esa'. Maksudnya, karena bangsa Indonesia yang beragam.

Pada sidang BPUPKI kedua inilah perumusan dasar negara berakhir.

Nah, jadi kini detikers sudah paham kan, siapa wakil BPUPKI yang berasal dari Jepang beserta apa yang dibahas dalam sidang pertama dan kedua? Selamat belajar!

Simak Video "Asal Usul Hari Lahir Pancasila yang Diperingati Hari Ini"



(nah/lus)

Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat (21 April 1879 – 20 September 1952) adalah seorang dokter yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia. Ia adalah anggota organisasi Budi Utomo, pada tahun 1945 terpilih untuk memimpin Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada tanggal 9 Agustus 1945, sehari setelah pengeboman atom di Nagasaki, Radjiman bersama dengan tokoh nasionalis Soekarno dan Mohammad Hatta diterbangkan ke Saigon untuk bertemu dengan Marsekal Lapangan Hisaichi Terauchi, komandan Jepang dari Grup Angkatan Darat Ekspedisi Selatan. Ia mempunyai tanggal lahir yang sama seperti R.A. Kartini, yakni 21 April 1879.

Tokoh bangsa indonesia yang ditunjuk menjadi ketua bpupki adalah

Dr. Kanjeng Raden Tumenggung

Radjiman Wedyodiningrat

Radjiman Wedyodiningrat, 1952

Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan IndonesiaMasa jabatan
29 April 1945 – 7 Agustus 1945WakilRaden Pandji Soeroso
Ichibangase Yosio Informasi pribadiLahir(1879-04-21)21 April 1879
Yogyakarta, Hindia BelandaMeninggal20 September 1952(1952-09-20) (umur 73)
Ngawi, Jawa Timur, IndonesiaKebangsaan
Tokoh bangsa indonesia yang ditunjuk menjadi ketua bpupki adalah
 IndonesiaPekerjaanPejuang, dokter, aktivis, politisi

Pada tahun 1950, setelah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ia memimpin sidang pleno pertamanya. Dua tahun kemudian, Radjiman meninggal dan dimakamkan di Yogyakarta. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2013 oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Radjiman memiliki darah Gorontalo dari ibunya.Ayah dari Dr. Radjiman bernama Sutodrono. Pamannya Wahidin Soedirohoesodo membiayai pendidikannya di Batavia.

 

Dr. Radjiman, Mr. Koperberg, dan lainnya di Hotel Slier, Solo, 1920

Dimulai dengan model pembelajaran hanya dengan mendengarkan pelajaran di bawah jendela kelas saat mengantarkan putra Dr. Wahidin Soedirohoesodo ke sekolah, kemudian atas belas kasihan guru Belanda disuruh mengikuti pelajaran di dalam kelas sampai akhirnya di usia 20 tahun ia sudah berhasil mendapatkan gelar dokter dan mendapat gelar Master of Art pada usia 24 tahun. Ia juga pernah belajar di Belanda, Prancis, Inggris dan Amerika.

Pilihan belajar ilmu kedokteran yang diambil berangkat dari keprihatinannya ketika melihat masyarakat Ngawi saat itu dilanda penyakit pes, begitu pula ia secara khusus belajar ilmu kandungan untuk menyelamatkan generasi ke depan di mana saat itu banyak ibu-ibu yang meninggal karena melahirkan.

Sejak tahun 1934 ia memilih tinggal di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi dan mengabdikan dirinya sebagai dokter ahli penyakit pes, ketika banyak warga Ngawi yang meninggal dunia karena dilanda wabah penyakit tersebut. Rumah kediamannya yang sekarang telah menjadi situs sudah berusia 134 tahun. Begitu dekatnya Radjiman dengan Bung Karno sampai-sampai Bung Karno pun telah bertandang dua kali ke rumah tersebut.

Dr. Radjiman adalah salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo dan sempat menjadi ketuanya pada tahun 1914–1915.

Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara aktif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuverinya pada saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat di setiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.

Pada sidang BPUPKI 29 Mei|(29 Mei 1945), ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila. Masyarakat setempat lebih mengenal kediaman dr. Radjiman dengan sebutan "Kanjengan". Sekarang ini kediaman itu menjadi situs Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dan masuk wilayah Dusun Paldaplang Desa Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia.

 

Soekarno hadir saat pemakaman Radjiman Wedyodiningrat

Pada masa setelah kemerdekaan RI Radjiman pernah menjadi anggota DPA, KNIP, dan pemimpin sidang DPR pertama pada saat Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dari RIS.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Radjiman_Wedyodiningrat&oldid=21260325"