Tuliskan 2 benda hasil budaya sa-huynh beserta penjelasannya
Perkembangan kebudayaan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan dari luar. Pada masa pra sejarah, pengaruh kebudayaan luar terlihat dari kebudayaan Bachson Hoabin, Dongson, dan Sa-Huynh. Bachson Hoabinh terletak di Lembah Sungan Mekong, wilayah Vietnam. Pengaruh kebudayaan Bachson Hoabinh terlihat dari persebaran kapak persegi dan kapak lonjong di Indonesia. Dongson terletak di Lembah Sungai Mekong. Pengaruh kebudayaan Dongson terlihat dari perkembangan kebudayaan perunggu di Indonesia. Sa-Huynh terletak di selatan Da Nang, Provinsi Quang Nam. Pengaruh kebudayaan Sa-Huynh terlihat dari bentuk peninggalan gerabah di Indonesia yang mempunyai ciri tersendiri seperti halnya di Sa-Huynh. Dengan demikian, pengaruh kebudayaan Bachson Hoabinh, Dongson, dan Sa-Huynh terlihat dari benda yang ditinggalkan, seperti kapak batu, alat dari perunggu hingga logam.
Asal Mula Kebudayaan Sa-Hunyh
Pendukung kebudayaan ini adalah masyarakat yang berbahasa Austronesia dari kepulauan Indonesia.yang juga memiliki keahlian tinggi dalam bidang kerajinan bahkan besi sudah digunakan masyarakat Sa Huynh ketika orang-orang Dongson masih memakai perunggu.
Ragam
hiasnya juga ditemukan di Taiwan, Thailand, Philipina dan Indonesia.
Persebaran
benda-benda perunggu yang melalui Indonesia
1.
Melalui jalur darat ; yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke kepulauan 2. Melalui jalur laut; yaitu dengan menyebrangi lautan dan terus tersebar di daerah kepulauan Indonesia . Hasil-hasil kebudayaan sa-huynh : a) Lingling-O Sejenis anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berhias kepala hewan(kemungkinan kijang) yang ditemukan pada sejumlah tempat. Di muangthai,Vietnam,palawan,serawak.
b)
Teempayan kubur c) Bejana perunggu Budaya Sa-Huynh 1. Ciri-ciri : Penemuan kubur tempayan , jenazah ditempatkan dalam tempayan/gerabah. 2. Pengaruh terhadap Budaya Indonesia : Di Indonesia terdapat tradisi gerabah yang memiliki corak seperti kebudayaan Sa-Huynh. 3. Contoh : a. Anting-anting batu bertonjolan atau biasa disebut Liling-O b. Tempayan Kubur yang ditemukan diSa-Huynh memiliki persamaan dengan tempayan kubur yang ditemukan dilaut Sulawesi. Page 2Kebudayaan Sa Huynh adalah kebudayaan protosejarah yang tumbuh di kawasan Vietnam tengah dan selatan yang berkembang pada kurun 1000 Sebelum Masehi sampai sekitar tahun 200 Masehi.[1][2] Beberapa situs purbakala telah ditemukan di Delta Mekong sampai provinsi Quang Binh province di Vietnam tengah. Masyarakat pendukung kebudayaan Sa Huynh sangat mungkin merupakan leluhur orang Cham, yaitu masyarakat penutur bahasa Austronesia sekaligus pendiri Kerajaan Champa.[3]:211–217
Senjata perunggu
Vas tembikar
Wadah tembikar
Periuk bekal kubur
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebudayaan_Sa_Huynh&oldid=18609806"
Lihat Foto wikimedia.org/Thomas A. Lessman KOMPAS.com - Sa-Huynh adalah sebuah kebudayaan purba yang dihasilkan oleh bangsa Austronesia di kawasan Vietnam Selatan. Nama 'Sa-Huynh' diambil dari sebuah nama kampung pesisir yang terletak di sebelah selatan kota Da Nang, Vietnam. Situs Sa-Huynh merupakan situs penguburan tertua di Asia Tenggara. Berdasar tes karbon, kebudayaan Sa-Huynh eksis pada waktu yang sama dengan kebudayaan Dongson. Hasil kebudayaan Sa-HuynhDalam buku Sa-Huynh Related Pottery in Southeast Asia (1959) karya Wilhelm Solheim, kebudayaan Sa-Huynh merupakan budaya yang berasal dari penguburan. Pada tahun 1909, di situs purbakala Sa-Huynh terdapat penemuan 200 tempayan (bejana) kubur yang ditempatkan secara berkelompok. Baca juga: Sejarah Kebudayaan Dongson Selain itu, ditemukan pula bekal kubur seperti manik-manik, kapak, gelas, wadah belanga, gelang, perunggu dan berbagai macam perhiasan lainnya. Hasil kebudayaan Sa-Huynh memiliki karakteristik yang berbeda dengan hasil kebudayaan bangsa lain di kawasan Asia Tenggara pada masa itu. Perbedaan karakteristik dapat kita lihat melalui hiasan, teknik pembuatan serta bentuknya. Dalam jurnal Ragam Hias Sa-Huynh Kalanay pada Tembikar Sulawesi Barat (2009) karya Ricky Meinson Binsar Simanjutak, terdapat lebih dari delapan motif hiasan dari tembikar Sa-Huynh yang dibuat melalui teknik gores dan teknik tekan. Dalam teknik gores, pembuatan motif menggunakan alat yang tajam dan ujungnya bermata tunggal. Sedangkan dalam teknik tekan, pembuatan motif dilakukan dengan menggunakan cangkang kerang. Tembikar sebagai salah satu unsur budaya manusia mampu merepresentasikan kehidupan manusia pada masa tersebut. Melalui tembikar, kita bisa mengerti tingkat kebutuhan dan bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan dari sebuah peradaban. Baca juga: Sejarah Krisis di Mesir (2011) |