Tuliskan 3 perbuatan yang kita lakukan sebagai bukti meyakini allah maha mendengar

Jakarta -

Al Adl adalah satu di antara 99 nama indah Allah yang kerap disebut dengan Asmaul Husna. Pemahaman tentang Asmaul Husna ini juga dipelajari dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 4 SD (Sekolah Dasar).

Apa arti dari Al Adl?

الْعَدْلُ

Bacaan latin: Al Adl

Artinya: Yang Maha Adil

Asmaul Husna Al Adl artinya Yang Maha Adil. Akar katanya adalah 'adala yang berarti lurus dan sama. Senada dengan makna adil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni sama berat, tidak berat sebelah, dan tidak memihak.

Makna adil yang terkandung dalam Al Adl artinya Allah SWT selalu menempatkan semua sesuai porsi dan selaras ketentuanNya. Melansir dari situs Pintar Kemenag Jawa Tengah, keadilan Allah SWT tersebut bersifat mutlak dan tidak dapat dipengaruhi oleh apapun dan siapapun.

Sehingga, segala keputusan dan peraturan Allah sudah dibuat seadil mungkin dan mustahil ditemukan kesalahan. Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman dalam surat Al An'am ayat 115,

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya: "Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur'an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Asmaul Husna Al Adl juga disebutkan dalam QS At Tin ayat 8 yang menyebut sosok hakim yang paling adil. Berikut bacaan Surat At Tin ayat 8,

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ

Artinya: "Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?"

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas menjadi bukti tentang keadilan Allah yang tidak pernah melampaui batas dan tidak melakukan aniaya terhadap siapa pun.

Allah menciptakan neraka Jahannam hingga hari pembalasan hanya untuk orang-orang yang melanggar perintah-Nya.

Sebaliknya, Allah SWT sudah menyiapkan surga yang indah bagi manusia yang taat kepada-Nya dan meneladani rasul-Nya. Sebagai hakim yang paling adil, Allah tidak akan mengadili orang-orang tersebut.

Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita juga harus berbuat adil sebagai wujud ketakwaan kepadaNya. Salah satu firmanNya yang menyebut tentang berlaku dapat disimak dalam surat Al Maidah ayat 8,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Melansir dari buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/MA Kelas X oleh Tim Ganesha Operation, berikut beberapa contoh perilaku sehari-hari yang mencerminkan sifat Al Adl:

  • Selalu menjaga lisan terhadap orang lain, seperti tidak mengejek teman
  • Hindari tingkah laku yang menyakiti orang lain
  • Tidak mengambil keputusan atas kepentingan pribadi
  • Membagi waktu untuk belajar dan bermain sebagai bentuk adil kepada diri sendiri
  • Hindari bersikap yang didasari dengan rasa marah dan dendam.

Itu dia penjelasan tentang Asmaul Husna Al Adl yang artinya Yang Maha Adil. Mudah dipahami bukan, detikers? Selamat belajar ya!

Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an"



(rah/row)

Sebagai Tuhan pencipta alam, sudah menjadi hal yang pasti bahwa Allah swt. juga mengetahui segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Baik itu yang nyata, bisa dilihat ataupun yang ghaib, alias tersembunyi (tidak terlihat oleh mata manusia)

Selain itu pula, Allah swt. juga mendengarkan segala suara, baik itu suara yang terucapkan atau bisa didengar, atau suara yang masih tersimpan dalam hati manusia.

Pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenal dua dari 99 jumlah Asmaul Husna yaitu tentang al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui) dan as-Saamii’ (Yang Maha Mendengar).

اَلْعَليْمُ (Al-‘Aliim) artinya adalah Allah Yang Maha Mengetahui Allah swt. sebagai Tuhan Pencipta mengetahui segala apa yang diciptakan-Nya. Sebagai manusia tentu segala amal dan perbuatan yang kita lakukan, baik ataupun buruk Allah swt. mengetahui semuanya. Begitu pula apa-apa yang terjadi baik itu di darat, laut ataupun di udara. Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah swt.

Allah swt. juga mengetahui kejadian yang sudah terjadi, sedang terjadi ataupun yang akan terjadi. Dimanapun makhluk Allah swt. berada, baik itu manusia ataupun jin (yang tidak terlihat oleh mata) dan makhluk yang lainnya tidak ada yang bisa lepas dan bersembunyi dari pengetahuan Allah swt.

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Anbiyaa’ (21) ayat empat yang berbunyi sebagai berikut ini:

قَالَ رَبِّي يَعۡلَمُ ٱلۡقَوۡلَ فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٤

Qaala robbii ya'lamul qaula fis samaawaati wal ardhi, wa huwas samii'ul 'aliim(u)

Artinya:

“Berkatalah Muhammad (kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Dari keterangan ayat di atas, kita harus meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Allah swt. adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita berbuat berikut ini:

  1. Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan perbuatan yang kotor dan jelek.
  2. Senantiasa berbuat baik
  3. Menjauhkan pikiran-pikiran kotor yang menjerumuskan kepada hal-hal yang buruk
  4. Menghindarkan dan membersihkan diri dari niat-niat yang tidak baik yang ada dalam hati.

B. Allah Yang Maha Mendengar

السَّمِيْعُ (As-Samii’) artinya adalah Allah Yang Maha Mendengar Allah swt. sebagai Tuhan Yang Maha Mendengar, sudah pasti mendengar segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Termasuk bisikan atau doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya.

Meskipun hamba-Nya menyembunyikan suara dalam hatinya. Allah swt, tetap bisa mengetahui dan mendengarkan bisikan suara yang disembunyikan dalam hati tersebut. Suara apapun itu, baik gemericiknya air, gemerisiknya dedaunan manakala tertiup angin, bahkan sampai bunyi langkah semutpun Allah swt. tetap terdengarkan oleh-Nya.

Kata as-Samii’, yang berarti Yang Maha Mendengar adalah sebuah kesempurnaan. Lawan kata dari mendengar ini adalah tuli yaitu sama sekali tidak dapat mendengarkan bunyi sesuatu. Yang demikian ini tentu saja sangatlah tidak mungkin menjadi sifat Allah swt.

Dalam al-Qur’an surat an-Nisaa’ (surat ke empat) ayat 148, Allah swt. dijelaskan :

۞لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا ١٤٨

Laa yu(c)hibbullaahul jahra bis suu i minal qauli illaa man dzulim, wa kaanallaahu samii'an 'aliima(n)

Artinya:

"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Dengan mengetahui bahwa Allah swt. adalah Tuhan Yang Maha Mendengar. Maka, sudah sepantasnya bagi kita untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Mendengar segala sesuatu yang baik-baik
  2. Senantiasa berhati-hati dalam berbicara
  3. Rajin membaca dan mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Qur’an
  4. Senantiasa berusaha menjauhkan dari perkataan-perkataan yang kotor dan jelek
  5. Meyakini bahwa Allah swt. mendengarkan dan mengetahui segala sesuatu, termasuk ketika sedang menjalankan ibadah dan berdoa memohon sesuatu kepada-Nya.

Semoga dengan mempelajari tentang sifat Allah swt. tentang Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha Mendengar di atas. Kita semua bisa belajar dan menjalankan sesuatu dengan baik, benar, waspada dan senantiasa yakin, bahwa apapun yang kita sembunyikan tetap dalam pengetahuan dan pengawasan-Nya.
Semoga bermanfaat

Sumber:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD/MI Kelas III, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2018
Software Qur'an in Ms. Word v. 2.2
Software Kamus Besar Bahasa Indonesia v.1.1

*Penulis: Abdul Wahid