Unsur kebahasaan yang perlu dipahami dalam buku fiksi adalah
Jakarta - Resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan mengenai suatu karya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), resensi adalah ulasan atau pembicaraan suatu karya. Show
Kesimpulannya, resensi diartikan sebagai cara untuk menghargai tulisan atau menilai karya orang lain dengan memberikan komentar secara objektif sesuai dengan kualitasnya. Berbagai jenis karya sastra yang dapat dijadikan resensi berdasarkan objeknya adalah resensi novel, dan cerpen. Sedangkan, berdasarkan objek tanggapannya bisa berupa film, drama, lagu, lukisan, buku ilmu pengetahuan, dan karya lainnya, seperti dikutip buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI yang ditulis oleh Suherli, dkk. Adanya jenis objek yang ada juga membuat informasi yang kita dapatkan akan bermacam-macam. Misalnya, dalam meresensi novel atau cerpen, informasi yang didapatkan meliputi alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat dalam buku. Pembuat resensi disebut peresensi. Tugas peresensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca, mengenai suatu karya apakah layak dibaca atau tidak. Meresensi sebuah buku haruslah bersifat objektif, sesuai dengan kualitas isinya. Adanya resensi, juga dapat menarik keinginan pembaca untuk membaca dan mengapresiasinya. Tujuan ResensiTujuan dari resensi secara umum adalah:
Unsur-unsur ResensiDikutip dari modul Bahasa Indonesia oleh Sutji Harijanti, M.Pd, adapun hal-hal yang dapat diulas dalam resensi adalah kualitas bahasa, isi, penampilan, unsur-unsur, dan manfaat bagi para pembacanya. Unsur- unsur yang harus dipahami dalam resensi adalah sebagai berikut:
Kaidah Kebahasaan Teks ResensiUntuk mengetahui kebahasaan suatu teks resensi, tentu kita perlu membaca secara menyeluruh digunakan dalam teks resensi. Kaidah-kaidah kebahasaan teks resensi diantaranya:
Contoh Hasil Resensi NovelJudul : Filosofi KopiPenulis : Dewi "Dee" LestariPenerbit : Trudee Books & GagasMedia Tahun Terbit : 2006Halaman : xi, 134 halaman · Jumlah Halaman : 134 Halaman Sinopsis Cerita utama dalam buku Filosofi Kopi bercerita tentang Ben dan Jody. Ben merupakan seorang barista, yang handal dalam meramu maupun meracik kopi. Ben dan Jody mendirikan suatu kedai kopi yang disebut 'Filosofi Kopi: Temukan Diri Anda Di Sini.' Suatu hari, seorang ada pria kaya menantang Ben untuk membuat sebuah ramuan kopi, yang apabila kopi itu diminum akan membuat kita menahan napas karena saking takjubnya, hingga dapat berkata "hidup ini sempurna". Kemudian, Ben pun berhasil membuatnya dengan ramuan kopi yang disebut Ben's Perfecto. Ramuan tersebut telah menjadi minuman terenak, hingga pada suatu saat ada seorang pria datang dan mengatakan bahwa rasa kopi tersebut hanya "lumayan enak", dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu lokasi di Jawa Tengah. Ben dan Jody yang penasaran, kemudian langsung menuju lokasi tersebut. Sampai akhirnya mereka menemukan secangkir kopi tiwus, yang disuguhkan oleh pemilik warung gubuk di daerah tersebut. Ben dan Jody mencoba meminum kopi tersebut, tanpa berbicara sedikitpun. Kopi tersebut memiliki rasa yang sempurna dengan cerita serta filosofi yang menarik. Ben yang merasa gagal, lalu kembali ke Jakarta dengan putus asa. Untuk mencari tahu cara mengibur temannya, Jody kembali menemui pemilik warung yang ada di Jawa Tengah tersebut. Sepulangnya dari sana, Jody pun menghidangkan Ben segelas kopi tiwus dengan sebuah kartu bertuliskan "Kopi yang anda minum hari ini adalah kopi tiwus, walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya". Akhirnya Ben pun sadar, bahwa dia selama ini mengambil jalan hidup yang salah, dan menyadari bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Dengan demikian, Ben kembali melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai filosofi kopi. PenilaianKeunggulan: Dapat memberikan pesan moral yang penuh makna. Seperti pengaruh positif dari sesuatu yang penuh perjuangan. Kekurangan: Kekurangan dari novel ini adalah terdapat beberapa bagian yang menimbulkan kesan monoton, walaupun buku ini berisi kumpulan prosa. Kesimpulan Simak Video "Sahabat Sebut Hilman Hariwijaya Sempat Alami Stroke Ringan" (pal/pal) 21 April 2020 01:19 Pertanyaan Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 928 1 Jawaban terverifikasiMahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta 29 Januari 2022 06:48 Hai, Alifia F. Terima kasih sudah bertanya ke Roboguru. Kakak bantu jawab ya 😊 Unsur kebahasaan buku fiksi adalah (1) Menggunakan bahasa sehari-hari; (2) Menggunakan kata-kata konotatif; (3) Mengandung majas atau gaya bahasa; dan (4) Bersifat fleksibel sesuai dengan keinginan penulis. Unsur kebahasaan buku nonfiksi adalah (1) Menggunakan bahasa baku sesuai KBBI; (2) Menggunakan kaidah kebahasaan sesuai PUEBI; dan (3) Menggunakan kata-kata denotatif. Mari kita simak pembahasan berikut ini ya. Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita hasil imajinasi atau khayalan penulis, bukan merupakan fakta ataupun sejarah. Contoh buku fiksi, yaitu novel, cerpen, komk, dan sejenisnya. Ciri-ciri buku fiksi sebagai berikut. 1. Berisi cerita hasil imajinasi atau khayalan penulis. 2. Kebenarannya bersifat relatif. 3. Banyak menggunakan bahasa konotatif. 4. Bertujuan untuk menghibur sekaligus menyampaikan nilai-nilai kepada pembaca. Unsur kebahasaan buku fiksi sebagai berikut. 1. Menggunakan bahasa sehari-hari. 2. Menggunakan kata-kata konotatif. 3. Mengandung majas atau gaya bahasa. 4. Bersifat fleksibel sesuai dengan keinginan penulis. Buku nonfiksi merupakan buku yang menyajikan informasi berupa kejadian yang nyata dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ciri-ciri buku nonfiksi sebagai berikut. 1. Berisi penyajian fakta-fakta yang diperoleh dari kejadian nyata atau hasil pengamatan. 2. Bersifat informatif. 3. Menggunakan bahasa baku. 4. Kebenaran informasi bersifat mutlak. Unsur kebahasaan buku nonfiksi sebagai berikut. 1. Menggunakan bahasa baku sesuai KBBI. 2. Menggunakan kaidah kebahasaan sesuai PUEBI. 3. Menggunakan kata-kata denotatif. Dengan demikian, unsur kebahasaan buku fiksi adalah (1) Menggunakan bahasa sehari-hari; (2) Menggunakan kata-kata konotatif; (3) Mengandung majas atau gaya bahasa; dan (4) Bersifat fleksibel sesuai dengan keinginan penulis. Unsur kebahasaan buku nonfiksi adalah (1) Menggunakan bahasa baku sesuai KBBI; (2) Menggunakan kaidah kebahasaan sesuai PUEBI; dan (3) Menggunakan kata-kata denotatif. Semoga membantu 😊Balas |