Vaksin yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit kuning yaitu…
Show Penyakit kuning adalah kondisi ketika kulit dan bagian putih mata (sklera) menguning. Penyakit kuning atau yang dalam istilah medis disebut ikterus merupakan gejala dari suatu penyakit. Pada bayi baru lahir, ikterus merupakan kondisi yang normal terjadi. Kondisi ini dapat dialami bayi usia 2–4 hari, dan akan menghilang dalam 1–2 minggu. Namun, penyakit kuning yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir atau tidak juga menghilang setelah bayi berusia lebih dari 14 hari harus diperiksakan ke dokter. Sedangkan penyakit kuning pada orang dewasa menandakan adanya suatu penyakit. Oleh sebab itu, pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan untuk memastikan penyebab yang mendasarinya. Penyebab dan Komplikasi Penyakit KuningPenyakit kuning disebabkan oleh penumpukan zat bilirubin di dalam darah. Kondisi ini bisa terjadi akibat penghancuran sel darah merah yang terlalu cepat, gangguan pada organ hati, atau gangguan pada sistem pembuangan bilirubin. Bayi dengan kadar bilirubin mencapai 25 mg/dL atau lebih harus segera ditangani. Jika tidak, bayi dapat berisiko mengalami kerusakan otak, kehilangan pendengaran, atau terserang penyakit cerebral palsy. Sementara pada orang dewasa, penyakit kuning bisa menimbulkan komplikasi seperti anemia, perdarahan, infeksi, gagal organ, hingga kanker. Pengobatan dan Pencegahan Penyakit KuningPengobatan penyakit kuning akan disesuaikan dengan jenis dan penyebabnya. Metode yang dapat dilakukan antara lain dengan mengubah gaya hidup, mengonsumsi obat-obatan, atau menjalani prosedur operasi, seperti transplantasi hati. Penyakit kuning dapat dicegah dengan menghindari penyebabnya. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga pola hidup sehat, memperoleh vaksinasi secara lengkap, dan mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dari dokter. Terakhir diperbarui: 11 Februari 2022 Halodoc, Jakarta – Bayi yang baru dilahirkan membutuhkan perawatan lebih karena kondisi imunisasi tubuhnya yang belum sempurna. Maka, setiap bayi yang baru lahir melalui beberapa tes untuk memastikan kesehatan bayi dan menghindarkan dari beberapa penyakit seperti penyakit kuning. Penyakit kuning atau jaundice adalah salah satu penyakit yang kerap menyerang bayi yang baru lahir. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan bilirubin pada tubuh. Bilirubin dibentuk dari pemecahan sel darah merah dan bilirubin diproduksi oleh hati di dalam tubuh. Kondisi sistem organ khususnya hati yang belum sempurna pada bayi yang baru lahir menyebabkan bilirubin menumpuk dan tubuh bayi belum mampu mengeluarkan bilirubin tersebut. Hal ini yang kemudian menyebabkan bayi mengalami penyakit kuning atau jaundice. Ada beberapa tanda bayi yang mengidap penyakit kuning, yaitu perubahan warna kulit menjadi sedikit kekuningan. Selain itu, bagian dalam mulut dan bagian putih mata juga mengalami kekuningan. Perhatikan juga warna urine bayi yang baru lahir, biasanya bayi yang mengalami penyakit kuning akan memiliki warna urine yang pekat dan gelap. Baca juga: Mitos atau Fakta, Penyakit Kuning Disebabkan oleh Penyakit Hati Tidak hanya kondisi fisik, bayi yang mengalami penyakit kuning lebih mudah merasa ngantuk. Konsumsi ASI bayi juga akan berkurang dan tidak seperti biasa. Tidak ada salahnya untuk ibu mengetahui penanganan yang tepat terhadap kondisi penyakit kuning pada bayi yang baru lahir. Nyatanya, kondisi penyakit kuning pada bayi yang baru lahir dapat dicegah dengan memberikan ASI yang cukup. Sebaiknya perhatikan waktu pemberian ASI pada bayi yang baru lahir sebanyak 8 hingga 12 kali sehari. Lakukan pemberian ASI dalam waktu 1 hingga 2 jam. Mengonsumsi ASI yang cukup bisa mencegah atau mengobati bayi yang mengidap penyakit kuning. Namun, sebaiknya ibu jangan khawatir jika bayi mengalami penyakit kuning. Pada bayi yang baru lahir, penyakit kuning kerap biasanya terjadi pada saat bayi berusia 2 hingga 4 hari dan menghilang dalam 1 hingga 2 minggu. Baca juga: Kenali Jenis Alergi pada Bayi Baru Lahir Ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan mengenai penyakit kuning, jika bayi mengalami penyakit kuning 24 jam setelah dilahirkan atau penyakit kuning pada bayi tidak hilang dalam waktu 14 hari, maka perlu membawa anak pada tim medis untuk dilakukan pemeriksaan. Ada beberapa pengobatan yang dilakukan ketika penyakit kuning pada bayi tidak dapat ditangani dengan pemberian ASI, yaitu sebagai berikut: 1. Fototerapi Proses fototerapi ini menggunakan cahaya biru (blue light therapy) yang membantu pembuangan bilirubin pada tubuh bayi. 2. Suntik Imunoglobulin Suntik immunoglobulin bertujuan untuk menurunkan kadar antibodi yang meningkat karena adanya perbedaan golongan darah antara bayi dan ibunya. 3. Transfusi Tukar Darah Proses ini dilakukan ketika penanganan fototerapi tidak dapat dilakukan. Darah bayi akan ditukar dengan darah pendonor yang sesuai. Menjaga kesehatan bayi menjadi prioritas bagi orangtua. Tidak ada salahnya untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kesehatan seputar bayi. Gunakan aplikasi Halodoc untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit kuning pada bayi dan download aplikasi Halodoc sekarang juga, melalui App Store atau Google Play! Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui tentang Sakit Kuning
PENGERTIAN Bayi kuning adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah terlihat karena ciri khas pewarnaan kuning pada kulit dan juga pada bagian putih mata. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik neonatorum. PENYEBAB Penyebab bayi kuning adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin ini adalah pigmen kuning dalam sel darah merah. Kelebihan bilirubin terjadi karena organ hati bayi belum cukup matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah. Seiring dengan berkembangnya fungsi organ hati bayi dan mulai meningkatnya asupan bayi, penyakit kuning akan berangsur hilang dengan sendirinya. Pada kebanyakan bayi, penyakit kuning ini tidak memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah lahir. Penyebab lain adalah berat bayi lahir rendah (kurang dari 2500 gram), bayi lahir premature (usia kehamilan <37 minggu), kurangnya pemberian ASI, infeksi, gangguan fungsi hati dan ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. GEJALA Gejala pada bayi yang mengalami ikterik neonatorum yaitu warna kulit pada bayi menjadi warna kuning atau yang sering disebut dengan bayi kuning. Warna kadang-kadang dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke dada, perut, kaki, dan telapak kaki. Terkadang, bayi dengan ikterus parah bertubuh lemah dan tidak mau menyusu. JENIS JENIS BAYI KUNING KUNING NORMAL yaitu timbul pada hari ke 2 atau ke 3 dan tampak jelas pada hari ke 5 sampai dengan ke 6 dan akan menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10 dan akan menghilang pada hari ke 14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik. KUNING TIDAK NORMAL yaitu kuning terjadi sebelum umur 24 jam dan bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan. Biasanya disertai tanda-tanda adanya penyakit seperti suhu yang tidak stabil, malas menetek, muntah, penurunan berat badan yang cepat, sesak nafas, gagal nafas, dan penurunan kesadaran. PENCEGAHAN Apabila bayi kuning, yang dapat dilakukan adalah pemberian ASI yang cukup kepada bayi. Pemberian makanan dilakukan dengan pemberian ASI 8 hingga 12 kali sehari. Dengan mencukupi asupan bayi, maka bilirubin dapat dikeluarkan lebih cepat dari tubuh melalui kencing dan tinja. Selain itu jemur bayi di pagi hari antara jam 7-8 pagi selama 30 menit dengan badan terbuka dan gunakan penutup mata serta popok (untuk bayi laki-laki). PENANGANAN Penyakit kuning pada bayi biasanya akan menghilang sendiri dalam waktu 2 atau 3 minggu. Untuk ikterus sedang atau berat, bayi perlu tinggal lebih lama di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Perawatan bayi kuning dapat dilakukan dengan Terapi sinar ultraviolet atau sinar UV (fototerapi) yaitu dengan menempatkan bayi di bawah lampu fluoresens yang memancarkan cahaya dalam spektrum biru-hijau. Cahaya mengubah bentuk dan struktur molekul bilirubin sehingga dapat dikeluarkan dalam kencing dan tinja. Selama perawatan, bayi hanya akan memakai popok dan pelindung mata. Terapi cahaya dapat dilengkapi dengan penggunaan pad atau kasur yang memancarkan cahaya. Fototerapi biasanya cukup efektif untuk perawatan bayi kuning, dan biasanya tidak mempunyai efek samping yang berarti. Terapi dilakukan minimal selama 24 jam, bila bayi masih memerlukan fototerapi dapat dilanjutkan 2×24 jam tanpa istirahat. Maksimal pemberian 5×24 jam setelah istirahat selama 12 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal dan sesuai dengan instruksi dokter. KOMPLIKASI Namun, apabila bayi kuning setelah lebih dari 3 minggu sejak lahir maka ini bisa menjadi pertanda adanya kondisi lain yang perlu diperhatikan. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter mengenai kondisi bayi. Meskipun jarang terjadi, tapi apabila kadar bilirubin meningkat secara berlebihan dan tidak dikeluarkan tubuh, bayi lebih berisiko menjadi tuli, terkena lumpuh otak (cerebral palsy), kerusakan otak (kernikterus) dan bahkan kematian. Kapan harus berkonsultasi dengan dokter dan dilakukan pemeriksaan di Rumah SakitSetelah bayi lahir, dokter akan memeriksa apakah bayi mempunyai penyakit kuning sebelum dipulangkan dari rumah sakit. Selain itu, bayi biasanya harus diperiksa untuk menemukan adanya kondisi bayi kuning di antara hari ke-3 dan ke-7 setelah lahir, karena pada saat tersebut kadar bilirubin biasanya memuncak. Hubungi dokter jika bayi Anda memiliki tanda atau gejala yang mengindikasikan bayi kuning yang parah atau komplikasi kelebihan bilirubin, seperti:
Download Artikel Bayi Kuning atau Ikterik Neonatorum Saat ini RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah telah membuka pelayanan Fototerapi di Ruang Perinatologi Jika bayi anda kuning dan memerlukan perawatan fototerapi silahkan datang ke RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Salam Sehat Sahabat Rehatta |