Virus diatas adalah hiv yang menyebabkan penyakit aids menyerang sel

04 December 2019

Sahabat Permata, tahukah Anda bahwa setiap tanggal 01 Desember diperingati sebagai hari HIV sedunia? Ya, setiap tahunnya diperingati HIV dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran  terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Momen ini juga sebagai dukungan untuk orang – orang dengan HIV dan mengingat mereka yang meninggal akibat penyakit terkait HIV. Nah, sebagai salah satu bentuk kesadaran kita, ada baiknya kan kalau kita tahu lebih jauh mengenai HIV ini.

HIV/AIDS

HIV [Human Immunodeficiency Virus] merupakan virus yang menyerang semua sel yang memiliki penanda CD 4+ di permukaannya seperti makrofag dan limfosit T, yang kita tahu merupakan komponen kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS [Acquired Immunodeficiency Syndrome] merupakan keadaan immunosupresif yang berkaitan dengan berbagai infeksi oportunistik tertentu akibat infeksi HIV. Jadi, dapat dikatakan bahwa umumnya HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh, karena sel – sel yang diserang adalah komponen kekebalan tubuh, sehingga sangat memungkinkan di kemudian hari menimbulkan berbagai penyakit akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh.

Tahukah Sahabat Permata bahwa sudah lebih dari 35 juta orang meninggal dunia akibat HIV ini. Penderita HIV, tidak hanya di negara maju, negara berkembang pun berkontribusi dalam angka penderita HIV ini. Di Indonesia sendiri, hingga akhir 2018 tercatat sudah lebih dari 640 ribu orang yang terinfeksi HIV. Sungguh angka yang mencengangkan, bukan? Sangat banyaknya penderita HIV disekitar, tentu membuat kita harus lebih melek mengenai HIV ini bukan ?

Penularan HIV

Bagaimana dengan penularan HIV ini? HIV ini menular melalui cairan tubuh.

  • Kontak seksual [heteroseksual, homoseksual, lewat mukosa daerah genital]
  • Darah, produk darah [langsung menyebar lewat peredaran darah], jaringan transplantasi, jarum suntik, spuit
  • Vertikal dari ibu ke janin/bayi lewat infeksi intrapartum, perinatal, atau air susu ibu

Berdasarkan hal tersebut, bila banyak stigma yang berkembang di masyarakat bahwa penularan HIV akan terjadi melalui kontak sehari – hari, seperti bersentuhan, berjabat tangan, berpelukan, batuk dan bersin, mendonorkan darah ke orang yang terinfeksi, menggunakan kolam renang, atau dudukan toilet yang sama, menggunakan linen sama, berbagi peralatan makan atau makanan, ini adalah stigma yang tidak benar ya.

Gejala HIV

Ketika seseorang terinfeksi HIV, maka tidak serta merta akan menunjukkan gejala. Namun, walaupun begitu seseorang yang terinfeksi tersebut tetap bisa menularkan virus ke orang lain. Jadi, bagaimana gejala HIV ini? Ya, gejala dari penyakit ini akan berbeda dalam setiap stadium klinis. Stadium klinis sejalan dengan keadaan penurunan imunitas penderita. Munculnya gejala yang khas mengarah pada HIV, biasanya akan membutuhkan waktu 2 – 15 tahun.

Gejala pertama, ketika terinfeksi HIV sendiri umumnya mirip dnegan infeksi virus lainnya, seperti :

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Kelelahan
  4. Nyeri otot
  5. Kehilangan berat badan secara perlahan
  6. Pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha

Stadium klinis dapat berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi atau parah, dengan gejala klinis yang juga semakin parah. Peningkatan stadium klinis ini berbanding terbalik dengan sistem kekebalan tubuh pasien yang semakin lemah.  Beberapa gejala yang menandakan adanya peningkatan stadium klinis ke arah yang lebih parah adalah :

  1. Sariawan yang disebakan oleh infeksi jamur, biasanya akan terlihat lapisan keputihan dan tebal di daerah mulut dan lidah
  2. Infeksi jamur di daerah mukosa lainnya seperti vagina
  3. Penyakit radang panggul kronis
  4. Turunnya berat badan > 10% tanpa penyebab yang jelas
  5. Sering diare dan demam yang berlangsung terus menerus
  6. Pembengkakan kelenjar getah bening yang terasa keras di tenggorokan, ketiak dan pangkal paha
  7. Batuk kering yang terus menerus
  8. Perdarahan di mukosa, seperti perdarahan pada mulut, hidung, anus atau vagina tanpa penyebab yang jelas
  9. Terjadi perubahan kepribadian, kebingungan atau penurunan kemampuan mental

Kapan Harus ke Dokter?

Kapan Anda harus ke dokter tentu saja bila anda memiliki riwayat berkontak dengan cairan tubuh dari penderita HIV, guna pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, tentu saja bila Anda merasakan 1 atau 2 gejala yang telah disebutkan di atas.

Komplikasi

Komplikasi dari HIV sendiri adalah AIDS. Dimana ketika penderita sudah masuk dalam ruang lingkup komplikasi AIDS, maka dapat menyebabkan munculnya komplikais – komplikasi lainnya, seperti :

Adanya penurunan kekebalan tubuh pada pasien dengan AIDS, akan menyebabkan mudahnya tubuh terinfeksi dengan pathogen – pathogen penyebab penyakit. Parahnya, patogen yang normalnya tidak menyebabkan penyakit, pada orang dengan AIDS dapat menyebabkan penyakit. Inilah yang sering disebut infeksi oportunistik.

Orang dengan AIDS memiliki peluang lebih besar untuk mengalami penyakit kanker dengan mudah. Jenis kanker yang biasanya muncul yaitu, kanker paru –paru, ginjal, limfoma dan sarcoma Kaposi

Tuberkulosis menjadi pembahasan sendiri, karena sangat erat kaitannya dengan HIV. Ketika kekebalan tubuh menurun, Tuberkulosis yang memang endemik di Indonesia dapat berkembang dengan cepat di tubuh.

Virus ini umumnya ditularkan dalam bentuk cairan tubuh, namun pada kondisi kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif.  Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, maka virus ini dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan pada mata, saluran cerna, paru –paru atau organ lain.

Candidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, sering dijumpai pada penderita HIV/AIDS. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan pembentukan lapisan putih [jamurnya] pada selaput lendir [mukosa] mulut, lidah, kerongkongan atau vagina.

Meningitis adalag peradangan selaput yang melindungi otak, cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis pada pasien dengan AIDS biasanya disebabkan patogen oportunistik, yang dalam hal ini adalah Kriptokokus.  

Infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan apasit yang umum ditemukan pada kucing. Bil aparasit ini menginfeksi pasien dengan AIDS, dapat berakibat pada munculnya infeksi otak seperti encephalitis.

Bila Terkena HIV/AIDS, Apa Yang Harus Dilakukan?

Ketika seseorang telah  terdiagnosis terinfeksi HIV, maka orang tersebut dapat menularkan virus pada orang lain. Untuk itu, orang yang terinfeksi dapat melakukan pencegahan penularan, seperti menggunakan pengaman atau kondom saat berhubungan seks vagina, oral atau anal, tidak berbagi jarum suntuk atau peralatan obat lainnya, dan bila penderita sedang hamil diharapkan untuk berkonsultasi dengan dokter karena bila tidak ditangani, kemungkinan penularan hampir 25% pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV dapat terjadi. Umunya pasien hamil akan disarankan untuk menggunakan obat – obatan, operasi Caesar dan tidak menyusui bayinya bila lahir.

Referensi : 

1. //www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524

2. //www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids

3. //medlineplus.gov/hivaids.html

Halodoc, Jakarta - HIV [human immunodeficiency virus] adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika HIV tidak diobati, seseorang bisa mengalami AIDS [acquired immunodeficiency syndrome]. Mempelajari dasar-dasar tentang HIV adalah hal yang penting untuk memastikan kamu tetap sehat dan terhindar dari penularan HIV. 

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, infeksi HIV pada manusia berasal dari jenis simpanse di Afrika Tengah. Versi virus simpanse [disebut virus imunodefisiensi simian, atau SIV] mungkin ditularkan ke manusia ketika manusia memburu simpanse ini untuk diambil dagingnya dan melakukan kontak dengan darah mereka yang terinfeksi. Penelitian menunjukkan bahwa HIV mungkin telah berpindah dari simpanse ke manusia sejak akhir 1800-an dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Lantas, seperti apa tahapan virus HIV menginfeksi tubuh manusia? Simak ulasannya berikut!

Baca juga: Harus Tahu, HIV dan AIDS Itu Berbeda

Tahapan Infeksi HIV

Virus HIV bisa masuk dalam tubuh manusia melalui beberapa cara seperti akibat hubungan seksual, melalui ASI, jarum suntik, donor darah, dan transplantasi organ. Infeksi HIV akan menyerang sel CD4 atau sel yang sangat berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Dalam dunia medis, sel CD4 juga kerap disebut sebagai limfosit atau sel darah putih atau sel-T. Sayangnya, virus HIV bukan hanya menyerang sel CD4, tetapi juga berusaha untuk menghancurkannya. 

Secara garis besar, sel T atau limfosit akan digunakan oleh virus HIV untuk menyebarkan dan menginfeksi seluruh bagian tubuh manusia. Proses penyerangan dan penghancuran sel-T oleh virus HIV sering juga disebut oleh siklus hidup HIV [HIV life cycle]. Kemudian, virus HIV ini menginfeksi tubuh manusia melalui beberapa tahapan berikut: 

  • Binding. Pada tahap ini virus akan dengan mudah menempel sendiri pada permukaan sel CD4. Hal ini bisa lantaran virus HIV juga memiliki protein, sehingga sel-T dengan mudah menerima virus HIV untuk masuk ke dalam selnya. 
  • Fusion. Di tahap ini, virus HIV akan dengan mudah bergabung dengan membran sel CD4. Hal ini karena virus HIV berusaha menduplikasi gen yang dimiliki manusia.
  • Reverse Transcription. Virus HIV juga memiliki gen RNA dan berusaha menduplikasi gen DNA yang dimiliki manusia. Pada proses ini, akan memungkinkan virus HIV memasuki inti sel-T dan bergabung dengan materi genetik selnya.
  • Integration. Pada tahap ini, virus HIV akan melepaskan dan memasukan DNA HIV ke dalam sel inang. Tanpa disadari saat sel berusaha memproduksi protein baru, sel tersebut akan menghasilkan dan membuat sel HIV yang baru.

Baca juga: Ini 3 Tes untuk Mendeteksi HIV dan AIDS

  • Replication. Usai virus HIV menjadi 'bagian' dari sel darah putih atau limfosit, maka virus tersebut akan memanfaatkan sel-T sebagai alat untuk memproduksi lebih banyak lagi virus HIV.
  • Assembly. Pada tahap ini, virus HIV yang tanpa disadari telah diproduksi oleh sel CD4 akan pindah ke permukaan sel. Mereka kemudian berkumpul dengan berbagai virus lainnya yang belum matang atau masih dalam proses pertumbuhan. Ingat, virus HIV yang bisa menyerang sel tubuh lainnya adalah virus yang sudah dewasa. 
  • Budding. Virus ini akan melepas enzim yang dimiliki virus HIV. Virus yang sudah matang atau dewasa, kemudian akan menjangkiti atau menularkannya pada sel CD4 lainnya.

Baca juga: Jalani Transplantasi Sumsum Tulang, Benarkah Pengidap HIV/AIDS Berpotensi Sembuh?

Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah kamu mengidap HIV adalah dengan menjalani tes. Mengetahui status HIV akan membantu kamu membuat keputusan yang sehat untuk mencegah atau menularkan HIV ke orang lain. Kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai prosedur tes HIV yang bisa kamu lakukan. Dokter akan menjelaskan terperinci mengenai apa saja yang perlu diperhatikan untuk melakukan tes ini.

Ingat, saat ini tidak ada obat yang efektif. Begitu orang tertular HIV, mereka mengidapnya seumur hidup. Namun, dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan. Orang dengan HIV yang mendapatkan pengobatan HIV yang efektif dapat berumur panjang, hidup sehat dan pastinya melindungi pasangannya dari ancaman virus HIV.

Referensi:Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. About HIV.HIV.gov. Diakses pada 2020. How Can You Tell If You Have HIV?Kompas. Diakses pada 2020. Perjalanan Infeksi HIV dalam Tubuh Manusia.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề