Apa saja faktor-faktor penyebab gangguan pernapasan

Gadis Dayak Cerita Pengalaman Merantau ke Kota, Netizen Shock Lihat Ini

Melihat Sungai Aare Lokasi Anak Ridwan Kamil Terseret Arus, Jadi Tempat Berenang Favorit

Soroti Foto Keluarga Jawa Tahun 1938, Netizen Salah Fokus Lihat Perhiasan Ini

Driver Ojol Ganteng Pamer Gaya Saat Kerja dan Nongkrong, Netizen: Bintang 10 Buat Masnya

Bikin Pangling, Netizen Puji Wajah Cantik Pemain Sinetron Tahun 1993 Ini

Hampir Sebulan Usai Lebaran, Kasus Covid-19 Baru Yogyakarta Beranjak Naik

Inilah Merek Laptop yang Paling Banyak Dicari di Harco Mangga Dua

MotoGP Resmi Pensiunkan Nomor 46, Valentino Rossi Akui Perasaannya Campur Aduk

Horor! Warganet Keluhkan Stasiun Manggarai yang Mendadak Padat

Cerita Jason Moore, Edit Ratusan Artikel Wikipedia Meski Tak Dibayar

Torehkan Sejarah Baru MotoGP, Para Pembalap Rookie Kuasai Baris Depan Kualifikasi di Sirkuit Mugello

Konsumen Indonesia Mulai Lirik Laptop Kelas Premium

Penyakit pernafasan biasanya disebabkan oleh gangguan pernafasan yang sering dialami bahkan sampai tahap yang harus di sembuhkan. Gangguan pernafasan dapat berasal dari internal maupun eksternal. Namun, pada umumnya adalah karena faktor eksternal misalnya kebiasaan/gaya hidup kita.

Berikut beberapa kebiasaan/ gaya hidup yang mempengaruhi atau menimbulkan gangguan pernafasan:

Kebiasaan Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang menjadi penyebab utama gangguan pernapasan karena dengan rokok akan meninggalkan ribuan toksin dalam paru-paru seperti tar, karbon monoksida, dan nikotin. Ribuan toksin/racun itu akan mengakibatkan gangguan pernafasan seperti batuk, bronkitis, bahkan pneumonia. Selain itu bahkan dapat enyebabkan kanker paru-paru juga..

Kurang Berolahraga

Olahraga sangat penting untuk tubuh, bahkan untuk pernafasan. Jika Anda kurang berolahraga badan akan mudah menjadi tidak fit. Kurangnya gerak dan olahraga menyebabkan aliran darah tidak lancar sehingga nutrisi bagi sel-sel, jaringan, dan organ tubuh sangat minim dan sistem imunitas tubuh akan menjadi terganggu sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Tubuh yang dalam keadaan seperti ini akan dengan mudah mengalami gangguan pernafasan, sebut saja misalnya flu.

Kurang Tidur

Tidur yang cukup penting agar sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi dengan baik karena pada sat kita tidur, tubuh akan mengembalikan dan merehabilitasi kerja semua sel-sel tubuh, termasuk jaringan yang menghasilkan sel-sel kekebalan tubuh. Orang yang kekurangan waktu tidurnya biasanya cenderung mengalami gangguan pernapasan misalnya seperti asma, yang biasanya muncul karena alergi atau infeksi.

Stres

Ketidakseimbangan hormon akan terjadi pada orang yang mengalami stress. Ketidakseimbangan hormon akan mengakibatkan sistem metabolisme dan daya tahan tubuh menurun. Berkurangnya daya tahan tubuh seringkali berujung pada infeksi dan gangguan pernapasan. Stres juga bisa menyebabkan sempitnya saluran napas dan memicu asma.

Kekurangan Nabati

Tubuh tidak hanya membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein untuk dapat berfungsi dengan baik tetapi juga membutuhkan zat-zat gizi lainnya seperti mineral, vitamin  dan sebagainya untuk mengatur fungsi dan cara kerja tubuh secara maksimal. Untuk memenuhi kebutuhan itu , Anda memerlukan sayuran dan buah yang tidak hanya kaya akan vitamin serta mineral, tetapi juga bermanfaat karena kandungan seperti terpenoid, glikosida, dan antrakuinon seperti karoten, rutin, xeronin, proxeronin, dll.

Kurang Minum Air

Air bagi tubuh sangat bermanfaat.Tanpa air, organ-organ Anda akan terganggu dan tidak berfungsi dengan baik. Jika organ bekerja terlalu berat, tanpa adanya asupan air, tentu organ-organ tubuh kita, termasuk juga organ pernapasan, cepat atau lambat akan aus. Hal ini akan berujung pada timbulnya berbagai gangguan pernapasan.

Penyalahgunaan Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat merusak sistem imunitas tubuh Anda. Jika imunitas tubuh menjadi lemah, organ-organ tubuh akan lebih mudah terkena infeksi, terutama adalah infeksi yang paling mudah menular, yaitu infeksi melalui pernapasan.

Begitu virus atau bakteri menginfeksi, bukan hanya sel-sel tubuh yang diserang, tetapi toksin flagelin yang ada dalam bakteri juga bisa memperparah alergi sehingga menimbulkan berbagai gangguan pernapasan, seperti kesulitan bernapas, lendir, dan batuk.

Dalam jangka panjang, peminum berat juga bisa mengalami yang disebut kardiomiopati atau melemahnya otot jantung. Otot jantung yang melemah tidak akan mampu memompa curah darah yang cukup untuk menutrisi organ-organ tubuh, termasuk paru-paru. Akibatnya dapat berupa kelelahan, napas yang pendek, dan mengalami kesulitan bernapasan

Dengan menghindari gaya hidup diatas, tentunya Anda bisa mencegah gangguan pernafasan.

Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. Ketika pernapasan bermasalah, tubuh akan mengalami kesulitan dalam memperoleh oksigen dan membuang zat limbah karbondioksida. Gangguan ini tentu dapat mengganggu kinerja berbagai organ tubuh.

Sistem pernapasan manusia terdiri dari hidung, mulut, rongga sinus, tenggorokan, laring [kotak pita suara], trakea, bronkus, dan paru-paru. Selain itu, terdapat pula pembuluh darah, diafragma, otot-otot pernapasan, pleura [selaput paru-paru], tulang iga, dan alveoli atau kantung udara kecil.

Seluruh bagian dari sistem pernapasan tersebut bekerja sama untuk memastikan proses pernapasan berlangsung lancar. Tujuannya adalah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, membuang karbon dioksida, dan menjaga keseimbangan asam-basa [pH] tubuh.

Meski demikian, sistem pernapasan terkadang bisa terganggu dan menyebabkan sulit bernapas. Gangguan ini bisa terjadi karena berbagai hal, seperti paparan asap rokok, polusi udara, zat penyebab alergi atau alergen, zat beracun, kecelakaan, faktor genetik, hingga penyakit tertentu.

Macam-Macam Penyakit Penyebab Gangguan Pernapasan

Ada banyak kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, di antaranya:

1. Asma

Gangguan pernapasan akibat asma terjadi ketika saluran pernapasan membengkak dan menyempit karena peradangan.Terjadinya penyakit asma diduga disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dan kelainan sistem kekebalan tubuh.

Penderita asma dapat mengalami kekambuhan gejala ketika terpapar faktor pemicu asma, misalnya debu, bulu binatang, serbuk sari, asap rokok, dan udara dingin. Selain itu, gejala asma juga bisa muncul akibat stres atau kelelahan.

Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh asma hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, kekambuhan gejala asma bisa dicegah dengan cara menghindari faktor pemicu asma dan menggunakan obat hirup [inhaler] untuk mengendalikan gejala asma.

Sebagian penderita asma bisa mengalami kondisi berbahaya yang disebut status asthmaticus, yaitu kondisi ketika sesak napas atau serangan asma berat tidak mereda setelah pemberian obat-obatan asma.

Kondisi ini merupakan kegawatan medis dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak, penderitanya berpotensi mengalami gagal napas yang dapat mengancam nyawa.

2. Penyakit paru obstruktif kronis [PPOK]

PPOK merupakan penyakit peradangan pada paru-paru yang terjadi secara bertahap dan cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. Ketika sudah parah, PPOK dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen.

Penyakit penyebab gangguan pernapasan ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok, tapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti paparan polusi udara, asap atau gas kimiawi keras, dan debu.

Untuk menangani PPOK, dokter dapat memberikan beberapa pengobatan, seperti obat bronkodilator dan kortikosteroid, fisioterapi paru, serta terapi oksigen. Penderita PPOK juga disarankan untuk tidak merokok dan menghindari paparan zat kimia yang dapat merusak paru-paru.

3. Bronkitis

Bronkitis adalah penyakit penyebab gangguan pernapasan yang terjadi akibat infeksi atau peradangan pada bronkus, yaitu saluran pernapasan yang menyambungkan tenggorokan dan paru-paru. Bronkitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri serta paparan zat iritatif, seperti asap rokok, debu, dan polusi.

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala batuk berdahak, demam, nyeri dada, sesak napas, dan lemas.

Bronkitis akibat infeksi virus atau iritasi biasanya menimbulkan batuk berdahak yang berwarna jernih atau keputihan, sedangkan bronkitis akibat infeksi bakteri dapat menghasilkan dahak berwarna kekuningan atau kehijauan. Terkadang bronkitis juga dapat menyebabkan batuk berdahak.

Pengobatan penyakit ini perlu disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Jika bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, gangguan pernapasan yang muncul biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk mengatasi bronkitis akibat infeksi bakteri, diperlukan obat antibiotik sesuai resep dokter.

Dokter juga mungkin akan memberikan obat pereda batuk dan menyarankan fisioterapi paru untuk mengatasi bronkitis.

4. Acute respiratory distress syndrome [ARDS]

ARDS merupakan penyakit penyebab gangguan pernapasan yang berbahaya. Penyakit ini biasanya muncul secara mendadak dan ditandai dengan gangguan pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan kekurangan oksigen.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko untuk mengalami ARDS, di antaranya:

  • Usia tua
  • Riwayat merokok berat atau menghirup gas beracun
  • Infeksi, seperti sepsis dan pneumonia
  • Cedera atau luka berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat
  • Overdosis obat-obatan
  • Sumbatan pada saluran pernapasan, misalnya akibat asfiksia dan emboli paru.

Penderita ARDS perlu segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Dokter biasanya akan merawat pasien yang mengalami ARDS di ICU guna mendapatkan bantuan pernapasan, termasuk pemasangan ventilator, serta pengobatan dan pemantauan ketat hingga kondisinya membaik.

5. Syok anafilaktik

Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang muncul ketika penderita alergi terpapar zat pemicu alergi [alergen], misalnya makanan atau obat-obatan tertentu, sengatan atau gigitan serangga, dan debu.

Syok anafilaktik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan, seperti batuk dan sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar-debar, penurunan kesadaran, bersin-bersin, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh.

Meski cukup jarang terjadi, syok anafilaktik adalah kondisi yang berbahaya dan perlu segera mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit. Jika tidak, kondisi ini berpotensi menyebabkan kematian.

Selain beberapa penyakit di atas, gangguan pernapasan juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis, emfisema, dan edema paru.

Langkah Penanganan Gangguan Pernapasan

Gangguan pernapasan merupakan kondisi medis yang perlu segera diperiksakan ke dokter, karena penyebabnya bisa beragam dan berisiko menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

Untuk menangani gangguan pernapasan yang parah, pertama-tama, dokter akan memperbaiki pernapasan pasien terlebih dahulu, misalnya dengan obat-obatan, pemberian oksigen, atau resusitasi dan pemasangan alat bantu napas, tergantung kondisi pasien.

Setelah kondisi pasien stabil, dokter akan mencari tahu penyebab gangguan pernapasan tersebut dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, analisis gas darah, tes fungsi paru, serta Rontgen, CT scan, atau MRI paru.

Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dan memantau kondisi pasien agar gangguan pernapasan dapat teratasi dan tidak menimbulkan komplikasi. Penanganan tersebut bisa berupa pemberian obat-obatan, fisioterapi, hingga operasi.

Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter di rumah sakit apabila Anda mengalami gangguan pernapasan. Apalagi bila gejalanya parah, seperti sesak napas, kulit pucat, bibir dan kulit tampak kebiruan, lemas, nyeri dada, napas berbunyi, berkeringat dingin, hingga pingsan atau koma.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề