Apa yang akan terjadi jika daerah pegunungan tidak ditanami tumbuhan jelaskan alasanmu

Salah satu bencana besar tentang penebangan hutan secara liar yaitu pemanasan global dan tanah longsor. Terjadinya tanah longsor sering terjadi di lereng gunung, dan pada musim hujan. Tanah longsor dapat merusak rumah dan masa depan anak yang rumahnya di sekitar lereng gunung. dan dampak dari bencana global warming adalah lapisan atmosfer rusak sehingga dapat merusak kulit kita, karena sinar matahari langsung menembus ke bumi. Inilah beberapa alasan untuk sesegera mungkin menanam pohon, yaitu :

  1. Pohon sebagai penyumbang oksigen

Semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk bernafas. Oksigen inilah yang menjadi faktor paling penting dalam kehidupan manusia dan pepohonan bisa menjadi pabrik oksigennya dengan gratis. Arbor Day Foundation menyebutkan bahwa sebuah  Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik napas dalam setahun dalam satu musim. Selain itu Sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbon dioksida pada tingkat 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfer untuk mendukung 2 manusia

  1. Pohon sebagai faktor penting proses penyimpanan air tanah

Keberadaan pohon jelas membantu proses penyimpanan air di dalam tanah. Seandainya tidak ada naungan dedaunan pohon, air hujan akan langsung menghunjam tanah dan mengalir tanpa bisa diserap oleh tanah dan juga ikut mengalirkan tanah subur di atasnya. Hal itu tidak terjadi jika ada pohon. Air hujan akan menerpa dedaunan terlebih dahulu dan kemudian secara perlahan akan mengalir ke tanah. Dengan demikian tanah tidak mengalami gempuran air hujan yang bertubi-tubi. Hal ini menyelmatkan tanah permukaan yang subur. Selanjutnya dedaunan pohonan yang terjatuh di bawah pohon menjadi tempat hidup bagi organisme penunjang kesuburan tanah  seperti cacing dan hewan kecil lainnya. Perilaku hewan-hewan inilah yang menyebabkan tanah menjadi gembur dan berpori-pori. Pada pori-pori ini lah kemudian air mengalir ke tempat-tempat penampungan air di dalam tanah. Selanjutnya air akan dikeluarkan secara teratur lewat sumber-sumber mata air, sumur di rumah warga atau disimpan di sungai-sungai bawah tanah.

  1. Pohon sebagai pengurang polusi

Dalam berbagai penelitian telah disebutkan bahwa tanaman bermanfaat memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis yang mengubah karbon dioksida [CO2] menjadi oksigen [O2]. Tanaman juga dapat menurunkan suhu udara di sekitar rumah. Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap satu hektar lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia, pabrik, dan kendaraan bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia. Dalam kondisi lingkungan yang  polutif, maka tak ada alasan untuk tidak menanam pohon. Semakin banyak pohon yang ditanam, semakin nyaman lingkungan kita dan semakin bersih dari polusi-polusi.

  1. Pohon sebagai pencegah bencana

pohon mampu menghambat laju air dan menyerapnya ke dalam tanah. Perakaran pohon juga mampu menjadi pengikat tanah. Sehingga beberapa jenis longsoran dapat diantisipasi karena keberadaan pepohonan ini. Karena kemampuan pohon dalam mengurangi banjir dan longsor maka di daerah longsor dan banjir selalu dianjurkan untuk melakukan reboisasi.

  1. Pohon sebagai sumber amal shaleh

Pohon yang kita tanam akan mengeluarkan oksigen dan menyerap polusi. setiap hari, setiap saat. itulah amal sholehnya. tidak diketahui oleh penanamnya.

  1. Pohon sebagai penyedia makanan bagi makhluk hidup

Ketika hutan mereka dirambah dan sumber makanan mereka berkurang tak ada pilihan lain selain mendatangi daerah yang banyak sumber makanan yang notabene dihuni manusia. Dengan menanam pohon, terutama pohon yang memang menjadi kesukaan para binatang maka kejadian seperti di Sidrap bisa diminimalisir.

  1. Pohon sebagai penyumbang unsur estetika

Bayangkan jika kita hidup dalam kungkungan beton, tak ada satupun pepohonan. Tidak nyaman dan gersang bukan. Selain memberi kenyamanan saat terik matahari sebagai tempat berteduh, pohon juga memberikan unsur-unsur estetikanya.

Sumber : kompasiana.com

Kunci jawababan Buku Tematik Kelas 4 SD tema 3 subtema 1 pembelajaran 5.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kunci jawaban Kelas 4 SD Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 5 Buku Tematik halaman 32, 33, 34, 35, 36, 38 dan 39.

Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 Kelas 4 SD Tema 3 memiliki judul Peduli Terhadap Makhluk Hidup.

Sementara, pada Subtema 1 Buku Tematik berjudul Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku.

Adapun dalam artikel ini berisi kunci jawaban Subtema 1 Pembelajaran 5 di halaman 32, 33, 34, 35, 36, 38 dan 39.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 2 Kelas 3 SD Halaman 2 3 4 5 6 7 8 9 Buku Tematik Pembelajaran 1 Subtema 1

Sebelum melihat kunci jawaban Buku Tematik, siswa dapat terlebih dahulu memahami soal kemudian menjawabnya sendiri.

Kunci jawaban pada artikel ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Kunci jawaban Buku Tematik Tema 3 Kelas 4 SD Subtema 1: Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

Pembelajaran 5

Amati gambar dan baca teks tentang tanaman padi dan teh berikut.

Di manakah padi dan teh biasa tumbuh? Lingkungan yang seperti apa yang baik untuk tanaman tersebut?

Apa yang akan terjadi jika semua pohon di dunia menghilang?

Sumber gambar, Getty Images

Dalam film Mad Max: Fury Road, Furiosa yang diperankan aktris Charlize Theron berusaha untuk kembali ke "Tempat Hijau", sebuah oasis yang dipenuhi pohon di Bumi yang telah menjadi tanah kosong yang tak bernyawa.

Ketika Furiosa tiba di tempat sakral tersebut, bagaimanapun, dia hanya menemukan kerangka dan bukit pasir yang luas. Dia berteriak dengan nestapa. Tanpa pohon, semua harapan tampaknya hilang.

Perasaan Furiosa dibenarkan. "Hutan adalah jalur kehidupan dunia kita," kata Meg Lowman, direktur Tree Foundation, sebuah organisasi nirlaba di Florida yang didedikasikan untuk penelitian, eksplorasi, dan pendidikan tentang pohon.

"Tanpa mereka, kita kehilangan fungsi yang luar biasa dan penting untuk kehidupan di Bumi."

Iklan

  • Lima mitos tentang kebakaran hutan
  • Binatang yang terperangkap di kebakaran hutan Amazon
  • Pohon yang membentuk sejarah manusia

Fungsi pohon untuk planet ini berkisar dari penyimpanan karbon dan konservasi tanah hingga regulasi siklus air. Mereka menyokong sistem makanan alam dan manusia dan menyediakan rumah bagi spesies yang tak terhitung jumlahnya. Termasuk kita, melalui bahan bangunan.

Namun, kita sering memperlakukan pohon sebagai sesuatu yang dapat dibuang: sebagai sesuatu yang harus dipanen untuk keuntungan ekonomi atau sebagai ketidaknyamanan dalam hal pembangunan manusia.

Sejak spesies kita mulai mempraktikkan pertanian sekitar 12.000 tahun yang lalu, kita telah menebang hampir setengah dari perkiraan 5,8 triliun pohon di dunia, menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Banyak deforestasi telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Sejak awal era industri, hutan telah menurun sebesar 32%. Terutama di daerah tropis, tiga triliun pohon yang tersisa di dunia berkurang dengan cepat, dengan sekitar 15 miliar ditebang setiap tahun, menurut studi Nature.

Di banyak tempat, deforestasi semakin cepat. Pada bulan Agustus, Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa menunjukkan peningkatan 84% kebakaran di hutan hujan Amazon Brasil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018.

Penebangan dan pembakaran hutan juga meningkat, terutama di Indonesia dan Madagaskar.

Namun, kecuali ada bencana yang tak terbayangkan, tidak ada skenario di mana kita akan menebang setiap pohon di planet ini. Tapi membayangkan dunia dystopian ala Mad Max di mana semua pohon di Bumi tiba-tiba mati dapat membantu kita menghargai betapa kehilangan kita tanpa mereka.

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

"Saya mulai dengan betapa mengerikannya dunia tanpa pohon. Mereka tidak tergantikan," kata Isabel Rosa, seorang dosen data lingkungan dan analisis di Universitas Bangor di Wales.

"Jika kita menyingkirkan semua pohon, kita akan hidup [di] sebuah planet yang mungkin sebenarnya tidak bisa menopang kita lagi."

Sebagai permulaan, jika pohon lenyap dalam semalam, demikian juga keanekaragaman hayati planet ini. Hilangnya habitat sudah menjadi pendorong utama kepunahan di seluruh dunia, sehingga penghancuran semua hutan yang tersisa akan menjadi "bencana" bagi tanaman, hewan, jamur dan banyak lagi, kata Jayme Prevedello, seorang ahli ekologi di Universitas Negeri Rio de Janeiro di Brasil.

"Akan ada kepunahan besar-besaran dari semua kelompok organisme, baik secara lokal maupun global."

Gelombang kepunahan akan melampaui hutan, membuat satwa liar yang bergantung pada pohon akan berkurang juga. Pada tahun 2018, Prevedello dan rekan-rekannya menemukan, misalnya, bahwa kekayaan spesies secara keseluruhan adalah 50 hingga 100% lebih tinggi di daerah dengan pohon yang tersebar daripada di daerah terbuka.

"Bahkan, satu pohon yang terisolasi di area terbuka dapat bertindak sebagai 'magnet' keanekaragaman hayati, menarik dan menyediakan sumber daya bagi banyak hewan dan tumbuhan," ujar Prevedello.

"Karena itu, kehilangan satu pohon saja bisa sangat mempengaruhi keanekaragaman hayati secara lokal."

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Kepunahan pohon akan mempercepat perubahan iklim

Iklim planet ini juga akan berubah secara drastis dalam jangka pendek dan panjang.

Pohon memediasi siklus air dengan bertindak sebagai pompa biologis: mereka menyedot air dari tanah dan menyimpannya ke atmosfer dengan mengubahnya dari cairan menjadi uap.

Dengan melakukan ini, hutan berkontribusi pada pembentukan awan dan curah hujan. Pohon juga mencegah benjir dengan menjebak air ketimbang membiarkannya mengalir ke danau dan sungai, dan menjadi pelindung bagi komunitas di pesisir dari gelombang badai.

Mereka menyimpan tanah ditempat seharusnya tersapu oleh hujan, dan struktur akarnya membantu komunitas mikroba berkembang.

Tanpa pohon, daerah yang sebelumnya berhutan akan menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan ekstrem. Ketika hujan datang, banjir akan menjadi bencana. Erosi besar-besaran akan berdampak pada lautan, membekap terumbu karang dan habitat laut lainnya.

Pulau-pulau yang tidak memiliki pepohonan akan kehilangan penghalang dari lautan, dan banyak yang akan hanyut.

"Menghilangkan pohon berarti kehilangan sejumlah besar tanah ke lautan," kata Thomas Crowther, ahli ekologi sistem global di ETH Zurich di Swiss dan penulis utama studi Nature 2015.

Selain memediasi siklus air, pohon memiliki efek pendinginan lokal. Mereka memberikan naungan yang mempertahankan suhu tanah dan, sebagai hal yang paling gelap di lanskap, mereka menyerap panas daripada memantulkannya.

Dalam proses evapotranspirasi, mereka juga menyalurkan energi dari radiasi matahari dengan mengubah air yang cair menjadi uap. Dengan hilangnya semua layanan pendingin itu, sebagian besar tempat di mana pohon-pohon yang sebelumnya berdiri akan segera menjadi lebih hangat.

Dalam penelitian lain, Prevedello dan rekan-rekannya menemukan bahwa penebangan total 25 km persegi hutan menyebabkan suhu tahunan lokal meningkat setidaknya 2C di daerah tropis dan 1C di daerah beriklim sedang.

Para peneliti juga menemukan perbedaan suhu yang serupa ketika membandingkan daerah berhutan dan terbuka.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Deforestasi menjadi kontributor signifikan pada emisi karbon global, menurut IPCC

Dalam skala global, pohon memerangi pemanasan yang disebabkan oleh perubahan iklim dengan menyimpan karbon di batangnya dan menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer.

Deforestasi sudah menyumbang 13% dari total emisi karbon global, menurut laporan IPCC yang diterbitkan pada bulan Agustus, sementara perubahan penggunaan lahan secara umum menyumbang 23% dari emisi.

Jika semua pohon di planet ini musnah, ekosistem yang sebelumnya berhutan "hanya akan menjadi sumber emisi karbon dioksida ke atmosfer, daripada tenggelam," kata Paolo D'Odorico, seorang profesor ilmu lingkungan di University of California, Berkeley.

Seiring waktu, Crowther memperkirakan bahwa kita akan melihat pelepasan 450 gigaton karbon ke atmosfer, lebih dari dua kali lipat jumlah yang telah disumbangkan manusia. Untuk sementara, efek ini akan diimbangi oleh tanaman dan rumput yang lebih kecil.

Tetapi sementara tanaman yang lebih kecil menangkap karbon lebih cepat daripada pohon, mereka juga melepaskannya lebih cepat. Akhirnya, mungkin dalam beberapa dekade, tanaman ini tidak lagi dapat mencegah pemanasan yang akan datang.

"Garis waktu tergantung pada di mana Anda berada, karena dekomposisi jauh lebih cepat di daerah tropis daripada di Kutub Utara," kata D'Odorico.

"Tapi begitu karbon dioksida berada di atmosfer, tidak masalah apakah itu berasal dari sini atau dari sana."

Ketika dekomposisi perlahan meledakkan bom karbon yang berdetak ini, Bumi akan berubah menjadi planet yang "jauh" lebih hangat, kata Crowther. Kejadian ini belum pernah kita alami sejak sebelum pohon berevolusi. Sejumlah besar karbon juga akan mengalir ke lautan, menyebabkan pengasaman ekstrem dan membunuh segala sesuatu kecuali ubur-ubur, katanya.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pohon membantu mendinginkan iklim lokal dengan cara menyerap suhu panas. Tanpanya, suhu udara akan semakin panas

Namun, penderitaan umat manusia akan dimulai jauh sebelum terjadi pemanasan global yang dahsyat. Meningkatnya panas, gangguan pada siklus air dan hilangnya naungan akan menelan korban miliaran orang dan ternak.

Kemiskinan dan kematian juga akan menimpa banyak dari 1,6 miliar orang yang saat ini bergantung langsung pada hutan untuk mata pencaharian mereka, termasuk untuk memanen makanan dan obat-obatan.

Lebih banyak orang akan mengalami kesulitan memasak atau memanaskan rumah mereka, mengingat kurangnya kayu bakar. Di seluruh dunia, mereka yang pekerjaannya berputar di sekitar pohon, baik sebagai penebang atau pembuat kertas, petani buah atau tukang kayu, tiba-tiba akan menganggur, menghancurkan ekonomi global.

Sektor kayu sendiri menyediakan lapangan kerja bagi 13,2 juta orang dan menghasilkan $600 miliar setiap tahun, menurut Bank Dunia.

Sistem pertanian juga akan berayun liar. Tanaman naungan seperti kopi akan menurun secara drastis, seperti tanaman yang mengandalkan penyerbuk penghuni pohon. Karena fluktuasi suhu dan curah hujan, tempat-tempat yang sebelumnya menghasilkan tanaman tiba-tiba akan gagal sementara yang lain yang sebelumnya tidak cocok mungkin menjadi diinginkan.

Namun, seiring waktu, tanah di mana-mana akan habis, membutuhkan pupuk dalam jumlah besar agar tanaman dapat bertahan hidup. Pemanasan lebih lanjut pada akhirnya akan membuat sebagian besar tempat tidak dapat ditanami dan tidak bisa untuk hidup.

Di atas semua perubahan yang menghancurkan ini adalah dampak kesehatan. Pohon membersihkan udara dengan menyerap polutan dan menjebak partikel di daun, cabang, dan batangnya.

Para peneliti dari Dinas Kehutanan AS telah menghitung bahwa pohon-pohon di AS saja menghilangkan 17,4 juta ton polusi udara setiap tahun, sebuah layanan bernilai $ 6,8 miliar [£ 5,6 miliar]. Setidaknya 850 nyawa diselamatkan sebagai akibatnya dan setidaknya 670.000 kasus masalah pernapasan akut dihindari.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pohon membantu menyerap polusi udara dengan menangkap partikel-partikel dalam polusi itu

D'Odorico menambahkan bahwa kita mungkin juga melihat wabah penyakit langka atau baru yang ditransfer dari spesies yang biasanya tidak bersentuhan dengan kita.

Dia dan rekan-rekannya menemukan bahwa penularan Ebola ke manusia terjadi di hotspot fragmentasi hutan. Hilangnya hutan secara tiba-tiba di mana-mana dapat memicu lonjakan sementara dalam paparan infeksi zoonosis seperti Ebola, virus Nipah dan virus West Nile, katanya, serta penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria dan demam berdarah.

Penelitian yang berkembang juga menunjukkan fakta bahwa pohon dan alam baik untuk kesejahteraan mental kita. Departemen Konservasi Lingkungan Negara Bagian New York, misalnya, merekomendasikan berjalan di hutan untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, termasuk untuk mengurangi stres, meningkatkan tingkat energi dan meningkatkan kualitas tidur.

Pohon juga tampaknya membantu tubuh pulih: sebuah penelitian terkenal dari tahun 1984 mengungkapkan bahwa pasien yang sembuh dari operasi mengalami masa rawat yang lebih pendek di rumah sakit jika mereka memiliki pandangan pepohonan hijau daripada dinding bata.

Penelitian yang lebih baru mengungkapkan bahwa menghabiskan waktu di sekitar rumput dan pohon mengurangi gejala pada anak-anak dengan gangguan hiperaktif defisit perhatian, dan banyak penelitian juga telah mendokumentasikan korelasi positif antara ruang hijau dan kinerja anak-anak di sekolah.

Pohon bahkan dapat membantu memerangi kejahatan: satu studi menemukan bahwa peningkatan 10% tutupan pohon dikaitkan dengan pengurangan 12% kejahatan di Baltimore.

"Begitu banyak hal yang mengarah pada masalah kesejahteraan fisik dan mental dapat dikurangi secara signifikan dengan menghabiskan waktu di lingkungan hutan," kata Kathy Willis, seorang profesor keanekaragaman hayati di Universitas Oxford. "Itu sebabnya 'mandi hutan' sekarang menjadi resep medis di Jepang."

Hilangnya pohon juga akan diratapi secara mendalam dalam konteks. Pohon adalah bahan pokok masa kanak-kanak yang tak terhitung jumlahnya dan banyak fitur dalam seni, sastra, puisi, musik dan banyak lagi.

Mereka telah menjadi bagian agama-agama animisme sejak prasejarah dan memainkan peran penting dalam agama-agama besar lainnya yang dipraktikkan saat ini.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pohon memainkan peran sentral di berbagai budaya

Buddha mencapai pencerahan setelah duduk di bawah Pohon Bodhi selama 49 hari, sementara umat Hindu menyembah di pohon Peepal, yang berfungsi sebagai simbol bagi Wisnu.

Dalam Taurat dan Perjanjian Lama, Tuhan membuat pohon pada hari ketiga penciptaan, bahkan sebelum hewan atau manusia. Dalam Alkitab, Yesus mati di kayu salib yang dibangun dari pohon.

"Banyak orang melihat hutan dengan tanda dolar," kata Lowman.

"Tapi kita tidak pernah menghasilkan angka moneter untuk kepentingan spiritual hutan."

Semua mengatakan, manusia akan berjuang untuk bertahan hidup di dunia tanpa pohon. Urbanisasi, gaya hidup Barat akan dengan cepat menjadi sesuatu dari masa lalu dan banyak dari kita akan mati karena kelaparan, panas, kekeringan dan banjir.

Komunitas yang bertahan, Lowman percaya, kemungkinan besar adalah mereka yang telah mempertahankan pengetahuan tradisional tentang bagaimana hidup di lingkungan tanpa pohon, seperti Aborigin Australia.

Crowther, di sisi lain, curiga bahwa kehidupan hanya akan bertahan di koloni mirip Mars, dimungkinkan oleh teknologi dan sepenuhnya terpisah dari keberadaan yang selalu kita kenal.

"Bahkan jika kita bisa hidup di dunia tanpa pohon, siapa yang mau?," kata Crowther.

"Planet ini unik dari segala hal lain yang saat ini kita kenal di alam semesta karena benda yang tidak dapat dijelaskan ini yang disebut kehidupan, dan tanpa pohon, hampir semuanya hanya akan kacau."

Anda bisa membaca versi bahasa Inggris dari tulisan ini, What would happen if all the world's trees disappeared? di laman BBC Future.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề