Apa yang dimaksud dengan belajar sepanjang hayat

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

35 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

  Konsep Belajar Sepanjang Hayat

Konsep Belajar sepanjang hayat

  • Belajar sepanjang hayat adalah suatu

  konsep, idea, gagasan pokok dalam

  konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak

  hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang, masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. B elajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang.

  • Berdasarkan idea tersebut konsep belajar

  sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan [continuing learning].

  • • Dengan terus menerus belajar, seseorang

tidak akan ketinggalan zaman dan dapat

memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.

  • Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan

  terasing dan generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini , dan tetap dapat memberikan

  sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya

  • Belajar merupakan kebutuhan sebagai bekal untuk menempuh kehidupan disepanjang hayatnya.

  konsep belajar sepanjang hayat - continuing learning -tidak akan ketinggalan zaman - memperbaharui pengetahuan

  • tidak akan terasing dari generasi >tidak akan menjadi snile atau pikun secara di
  • tetap dapat memberikan sumbangan bagi kehidupan di lingkungannya

A. Belajar dan fase-fase perkembangan

  • Belajar merupakan aktivitas anak [manusia] yang sangat vital.
  • Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari orang dewasa, niscaya binasalah ia. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak diajar/ di didik oleh manusia lain, meskipun bayi yang baru dilahirkan itu membawa beberapa naluri/ instink dan potensi- potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Namun potensi-potensi bawaan tak dapat berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh dan luar.

  Manusia bukan hanya mahluk biologis seperti halnya hewan, tetapi juga mahluk social budaya. Karena itu manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan semua ini hanya dapat dicapai melalui belajar.

  Jelas bahwa belajar sangat penting bagi kehidupan seorang manusia.

  • Disamping itu dapat dipahami bahwa anak [manusia] membutuhkan waktu yang lama untuk belajar, sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua sepanjang kehidupannya. Karena itu manusia selalu dan senantiasa belajar kapanpun dan dimanapun.
Definisi belajar antara lain:

  • Menurut Hilgard: Belajar adalah proses yang melahirkan atau

    mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan [apakah dalam

laboratorium atau dalam Iingkungan alamiah].
  • • Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relative

    menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
  • James P. Chaplin, learning [hal belajar, pengetahuan], yang berarti perolehan dari
  •   sembarang perubahan yang relative permanent dalam tingkah laku sebagai hasil praktek aktualisasi pengalaman .

      Sumadi Suryabrata menyimpulkan :

      a] Bahwa belajar itu membawa perubahan [dalam anti behavioral changed, aktual maupun potensial.

      b] Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

      c] Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha [dengan sengaja].

    • Dikatakan belajar apabila membawa

      suatu perubahan pada individu yang

      belajar . Perubahan itu tidak hanya

      mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri.

    Fase-fase perkembangan pada manusia

    sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua,

      1. Fase perkembangan masa kanak-kanak

      2. Fase perkembangan masa anak

      3. Fase perkembangan masa remaja

      4. Fase perkembangan masa dewasa awal

      5. Fase perkembangan masa setengah baya

      6. Fase perkembangan masa tua

      Untuk memenuhi tugas-tugas pada setiap fase tersebut, dicapai melalui belajar. Berangkat dari fenomena ini muncullah konsep belajar untuk memberikan layanan-layanan dan prioritas bagi mereka yang tidak lagi belajar pada pendidikan diri dan turut berpartisipasi di dalam aktivitas kehidupan di lingkungan masyarakat.

    B. Konsep Belajar Sepanjang Hayat

      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selain berarti rancangan, konsep juga bermakna ide atau pengertian yang di abtraksikan dari peristiwa-peristiwa konkrit atau gambaran mental dan obyek proses ataupun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi memahami hal-hal lain.

      Kata konsep dari bahasa inggris [concept], yang berarti bagan, rencana, gagasan, pandangan, cita- cita [yang telah ada dalam fikiran].

      Menurut Ibrahim Madkur, kata konsep [Inggris concept] dipadankan dengan istilah makna kulli [Arab], yang artinya pikiran [gagasan] yang bersifat umum, yang dapat

    • Sedangkan dengan makna-makna tersebut, maka konsep yang dimaksudkan dalam pengertian ini, ialah sejumlah gagasan, ide-ide,

    pemikiran, pandangan ataupun teori-

    teori yang dalam konteks ini

      dimaksudkan ialah ide-ide, gagasan, pemikiran tentang belajar sepanjang

      hayat.

    Konsep Konsep Belajar sepanjang hayat

      Gagasan, ide- Gagasan, ide- ide,pendangan,teori- ide,pendangan, teori teori-teori

      Tentang belajar sepanjang hayat Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep tentang belajar terus menerus dan

    berkesinambungan [continuing-learning] dari

    buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia.

      Setiap fase perkembangan pada masing- masing individu harus dilalui dengan belajar agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembanganya, maka belajar itu dimulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan bahkan

    Tujuan 1. Menentukan arah pendidikan

      2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.

    4. Menyiapkan pengalaman belajar

    yang cocok dengan tugas perkembangan itu.

    Tugas perkembangan tersebut

    adalah: a. Tugas perkembangan masa dewasa awal: Memilih pasangan hidup, bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya

    mendapatkan kelompok social yang tepat serta

    menarik.

      b. Tugas perkembangan masa setengah baya: Bertanggung jawab social dan menjadi warga Negara yang baik, mengisi waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan tertentu, menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan pertambahan umur. c. Tugas perkembangan orang tua: Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik, kesehatan dan pendapatan.

    Menyesuaikan diri dengan keadaan sebagai janda, duda, memenuhi kewajiban sosial sebagai seorang warga Negara yang baik dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan. Tugas-tugas perkembangan itu nampaknya disiapkan untuk belajar sepanjang hayat, yang dapat dilihat dari adanya tugas perkembangan untuk orang dewasa, setengah baya dan untuk masa tua. Tugas perkembangan ini juga amat berguna bagi pendidikan luar sekolah , di rumah dalam

      kehidupan rumah tangga maupun di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di

      masyarakat, seperti kursus-kursus, perkumpulan sosial, agama, persatuan para lanjut usia dan sebagainya.

    • Tugas perkembangan yang harus ditempuh melalui belajar, tidak hanya dimulai dan masa kanak- kanak, tetapi berlanjut sampai masa dewasa dan masa tua.
    • Jelas bahwa belajar berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan sepanjang kehidupan seseorang.

      Dalam perspektif islam

      Dicanangkan oleh Nabi SAW ratusan tahun yang silam, dengan sabdanya: 1. “Carilah ilmu sejak ayunan sampai ke liang lahat [al-hadits]”.

      2. “Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang muslim [H.R.Abdi’I Barr]” Dengan memperhatikan kedua hadits tersebut, dapat dipahami bahwa aktivitas

      belajar sepanjang hayat memang telah menjadi bagian dan kehidupan kaum muslimin

    Gerakan belajar sepanjang hayat itu baru

    dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika UNESCO menyebutnya sebagai Tahun Pendidikan Internasional [International Education Year]. Gagasan ini dilontarkan oleh Paul Lengrand dalam bukunya yang berjudul

    An Introduction to life Long Education.

    • Pengembangan pemikiran Lengrand tersebut merubah anggapan bahwa belajar atau pendidikan itu tidak hanya berlangsung di dunia pendidikan sekolah, sedangkan di luar dunia sekolah sebenarnya secara individual, mereka terus belajar sesuai dengan kebutuhannya masing-masing dan dengan cara yang disenanginya.

      Bagaimana memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya belajar sepanjang hayat ini ?

    Yang mendorong seseorang untuk belajar adalah:

      1. Adanya sifat ingin tahu menyelidiki dunia yang lebih luas

      2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju

      3. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru.

    Teori Kebutuhan Abraham Maslow

      Abraham Maslow, sarjana dan ketua American Psychological Assosiation, mengemukakan teori tentang kebutuhan yang mendorong seseorang untuk belajar, yaitu:

      a. Pshical needs

      b. Safety needs

      c. Love needs

      d. Esteem needs

    • Berdasarkan teori ini, belajar sepanjang hayat khususnya bagi orang dewasa dan orang tua akan menjadi efektif dalam arti menghasilkan perubahan tingkah laku [perilaku], apabila isi dan cara belajarnya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan.

    Dimensi psikologis , bagi orang dewasa

      dan orang tua dalam situasi belajar mempunyai sikap tertentu.

      1. Belajar adalah suatu pengalaman yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri. Maka orang dewasa perlu dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir, ketrampilan baru dan sikap yang lain. arti pribadi bagi dirinya dan melihat sesuatu mempunyai hubungan dengan kebutuhannya.

      3. Bagi orang dewasa proses belajar adalah

    khas dan bersifat individual. Setiap orang punya cara dan kecepatan sendiri untuk belajar dan memecahkan masalah. Dengan kesempatan mengamati cara-cara yang dipakai orang lain, Ia dapat memperbaiki dan menyempumakan caranya sendiri, agar menjadi lebih efektif. Dari dimensi psikologis, implementasi konsep belajar sepanjang hayat ini bisanya tidak

      membutuhkan orang lain sebagai pembimbing khusus. Mereka mencari sendiri

      bahan-bahan pelajaran yang mereka butuhkan, mempelajari sendiri, dan mencoba menempatkannya. Jadi bagi mereka dapat belajar di mana saja dan dengan cara apa saja di lingkungan kediaman mereka.

      mengaktualisasi diri sendiri sejalan dengan teori belajar naturalis.

    • Namun demikian belajar sepanjang hayat dapat juga dilaksanakan secara kelompok dalam bentuk kursus-kursus, kelompok sosial dan kelompok keagamaan.

      Kelompok yang amat membutuhkan layanan belajar sepanjang hayat

    • Remaja yang putus sekolah
    • Orang dewasa
    • Orang tua yang ingin meningkatkan kehidupanya.
    Konsep ini merupakan wahana yang tepat dan tangguh untuk memacu kehidupan masyarakat, kalau dengan salah satu cara dapat diusahakan :

      1. Bahwa sebagian besar remaja dan orang dewasa dan orang tua yang aktif dalam kehidupan kemasyarakatan benar-benar mendapatkan pelayanan belajar yang memadai dan relevan dengan kebutuhan mereka sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.

      2. Bahwa program-program belajar seperti ini benar-benar dikembangkan dan dilaksanakan

      3. Bahwa masyarakat remaja, orang

    dewasa serta orang tua yang aktif

    dalam kehidupan kemasyarakatan benar-benar terangsang untuk mengikuti program-program belajar sepanjang hayat ini.

    III. KESIMPULAN

      1. Konsep belajar sepanjang hayat adalah suatu idea atau gagasan yang manyatakan bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang kehidupan, hal ini sesuai dengan tinjauan psikologis yang menjelaskan bahwa pada setiap fase perkembangan, setiap individu perlu belajar agar dapat melaksanakan tugas- tugas pada setiap fase perkembangan tersebut.

      2. Konsep belajar sepanjang hayat

    berusaha untuk memberikan motivasi

    kepada mereka yang telah selesai mengikuti pendidikan sekolah, agar tetap belajar dalam rangka

    meningkatkan kualitas kehidupannya

    dengan memanfaatkan teori kebutuhan dan psikologi belajar

      3. Konsep belajar sepanjang hayat memiliki signifikasi serta relevansi terhadap kualitas kehidupan individu warga belajarnya. Karena itu konsep belajar sepanjang hayat bila

    dihubungkan dengan keinginan untuk

    meningkatkan kualitas kehidupan, maka konsep ini merupakan wahana yang tepat untuk memacu usaha memajukan kehidupan umat.

      DAFTAR PUSTAKA

    • Abraham H Maslow, Motivation and Personality, Harper and Row, New York, 1954
    • A.G. Lunandi, Pendidikan Orang Dewasa, Usaha Nasional, Surabaya, 1981
    • • AL-Ghozali, Ihya Ulumiddin [Terj.], Diponegoro, Bandung,

      1992
    • Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan, Kota Kembang, Yogyakarta, 1987
    • James P Chaplin, Dictionary of Psichologi [Terj. Kartini Kartono], Raja Grafmdo, Jakarta, 1993
    • John M Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1997
    • Made Pidarta, Landasan Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997

    • Muchtar Buchori, Spectrum Problematika Pendidikan di Indonesia, Tiara Wacana Yogyakarta, 1994
    • M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya,

      Bandung, 1985
    • Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, Logos, Jakarta, 1999
    • Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 1995
    • Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990
    • Sanapiah Faisal, Pendidikan Luar Sekolah, Usaha Nasional,

      Surabaya, 1981
    • Soelamin Joesoef dan Slamet Santoso, Pendidikan Luar Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1981 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grapindo • Persada, Jakarta, 1995

    Video yang berhubungan

    Bài mới nhất

    Chủ Đề