Apa yg kamu ketahui tentang sidang BPUPKI dan PPKI?

Peringatan Hari Lahir Pancasila ini berlatar belakang dari rapat para pendiri bangsa dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia [BPUPKI] di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta, yang pada masa kolonial Belanda merupakan Gedung Volksraad—sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila.

BPUPKI alias “Dokuritsu Junbi Cosakai” merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Jepang pada 29 April 1945 sebagai rekayasa Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato mengenai lima dasar negara yang dia sebut dengan nama Pancasila.

Berikut cuplikan pidato Soekarno saat itu:

“Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa saya, namanya ialah Pancasila .Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”

Sejak awal, Soekarno menganggap Pancasila sebagai dasar atau fondasi berdirinya sebuah rumah besar, yakni Republik Indonesia, yang di dalamnya menaungi berbagai macam suku dan agama.

Jepang pada 7 Agustus 1945 mengganti BPUPKI menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] atau “Dokuritsu Junbi Inkai”.

Singkat cerita, Jepang hancur lebur pada Perang Dunia II ketika pasukan sekutu barat pimpinan Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan ke Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Kekuatan dan pengaruh Jepang di Indonesia pun melemah sehingga membuat para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia berhasil merebut dan memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pada 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar [UUD] Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
  5. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila pun resmi dan sah menurut hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Mulai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan Ketetapan No. I/MPR/1988, No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah negara Republik Indonesia hingga kini.

Sarah Nafisah Sabtu, 28 Agustus 2021 | 11:15 WIB

Apa saja perbedaan BPUPKI dan PPKI? [Via tribunnewswiki.com]

Bobo.id - Apakah teman-teman sudah tahu perbedaan BPUPKI dan PPKI?

Kedua adalah sebuah badan yang dibentuk saat masa-masa persiapan sebelum kemerdekaan Indonesia.

BPUPKI kepanjangannya adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam Bahasa Jepang dikenal dengan Dokuritsu Junbi Cosakai.

Sedangkan PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan indonesia. Dalam Bahasa Jepang dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Inkai.

Baca Juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila, Mulai dari Pembentukkan BPUPKI Hingga Perumusan Pancasila

Masih ada yang keliru dan menganggap BPUPKI dan PPKI adalah satu badan yang sama. Padahal keduanya sebenarnya berbeda, lo.

Simak perbedaan BPUPKI dan PPKI selengkapnya di sini!

Perbedaan BPUPKI dan PPKI

Berikut ini adalah perbedaan BPUPKI dan PPKI mulai dari waktu pembentukan, jumlah anggota, Susunan Organisasi, tugas, waktu persidangan, dan hasil sidang:

Page 2

Page 3

Via tribunnewswiki.com

Apa saja perbedaan BPUPKI dan PPKI?

Bobo.id - Apakah teman-teman sudah tahu perbedaan BPUPKI dan PPKI?

Kedua adalah sebuah badan yang dibentuk saat masa-masa persiapan sebelum kemerdekaan Indonesia.

BPUPKI kepanjangannya adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam Bahasa Jepang dikenal dengan Dokuritsu Junbi Cosakai.

Sedangkan PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan indonesia. Dalam Bahasa Jepang dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Inkai.

Baca Juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila, Mulai dari Pembentukkan BPUPKI Hingga Perumusan Pancasila

Masih ada yang keliru dan menganggap BPUPKI dan PPKI adalah satu badan yang sama. Padahal keduanya sebenarnya berbeda, lo.

Simak perbedaan BPUPKI dan PPKI selengkapnya di sini!

Perbedaan BPUPKI dan PPKI

Berikut ini adalah perbedaan BPUPKI dan PPKI mulai dari waktu pembentukan, jumlah anggota, Susunan Organisasi, tugas, waktu persidangan, dan hasil sidang:

Artikel Sejarah Indonesia kelas 11 ini membahas mengenai serangkaian peristiwa yang terjadi menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia.

--

Apa kamu tahu kalau Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, Jepang, dan Inggris? Setelah melalui masa penjajahan yang cukup panjang, di tahun 1945, Indonesia mulai menyiapkan kemerdekaannya. Kamu tahu nggak gimana kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia? Yuk, ikuti kisah detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia di artikel ini!

Persiapan Kemerdekaan

Kalau kamu mau sukses melaksanakan satu acara, pastinya butuh persiapan yang matang, kan. Sama juga dengan kemerdekaan Indonesia. Persiapannya sudah dilakukan sejak lima bulan sebelumnya, tepatnya pada 1 Maret 1945. Pada saat itu, dibentuk BPUPKI [Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia] atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan ini diresmikan pada 29 April 1945 dan diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.

Sebagai persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama dilakukan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang ini bertujuan untuk menentukan rumusan dasar negara. Pada kesempatan itu, Soepomo, Mohammad Yamin, dan Soekarno, masing-masing mengajukan konsep yang telah mereka buat. Pada 1 Juni 1945, terpilihlah rumusan dasar negara yang diajukan oleh Soekarno, yang kelak kita kenal sebagai Pancasila. Itulah mengapa tiap 1 Juni, kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuklah panitia kecil beranggotakan sembilan orang yang disebut dengan Panitia Sembilan. Panitia sembilan bertugas untuk mematangkan rumusan dasar negara. Panitia ini kemudian menghasilkan Piagam Jakarta [Jakarta Charter]. Pada piagam ini, termuat rumusan dasar negara yang setelah beberapa perubahan menjadi Pancasila, seperti yang kita kenal hari ini. Adapun sidang kedua dilakukan pada 10-14 Juli 1945 dan menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar lengkap dengan pembukaannya [preambule].

Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya. Kemudian, pada 12 Agustus 1945, dibentuklah PPKI [Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia] atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang. Panitia ini diketuai oleh Soekarno dan beranggotakan 21 orang. Tugas PPKI adalah untuk melanjutkan tugas-tugas organisasi sebelumnya, yaitu BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Berita Kekalahan Jepang

Di penghujung Perang Dunia II, terjadi suatu peristiwa yang sangat memukul Jepang. Salah satunya adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mendorong Jepang untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita tentang kekalahan Jepang menyebar dengan cepat lewat radio dan didengar oleh tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, golongan muda ini mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.

Rapat dipimpin oleh Chaerul Saleh untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Salah satu hasilnya, mereka mendesak Soekarno dan Moh. Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan saat itu juga, atau paling lambat pada 16 Agustus 1945. Hasil rapat ini disampaikan oleh Wikana dan Darwis kepada Soekarno, namun terjadi perbedaan pendapat. 

Soekarno menolak permintaan tersebut karena masih menunggu keputusan dari pihak Jepang. Selain itu, Soekarno juga tidak bisa memutuskannya sendiri. Ia harus berunding dengan tokoh golongan tua lainnya. Golongan tua merupakan orang-orang yang kooperatif kepada Jepang. Mereka tidak ingin terlalu buru-buru dalam memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang sebenarnya telah berjanji untuk memerdekakan Indonesia pada 27 Agustus 1945. Golongan tua tidak ingin ada pertumpahan darah kembali.

Sementara itu, golongan muda menganggap Indonesia sudah cukup kuat untuk menyatakan kemerdekaannya. Setelah beberapa rapat dilakukan, dan golongan tua tetap memutuskan untuk menunda proklamasi, akhirnya golongan muda mengamankan Soekarno ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang.

Baca juga: 7 Strategi Perlawanan Indonesia terhadap Belanda Sampai Awal Abad 20

Peristiwa Rengasdengklok

Karena Soekarno dan Moh. Hatta meminta para pemuda untuk sabar dalam mengumumkan proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta pun diamankan ke Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada 16 Agustus 1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Sementara itu, di Jakarta akan dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Chuo Sangi In.

Ahmad Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Soekarno dan Moh. Hatta pun diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka. Akhirnya Soebardjo berjanji dengan jaminan nyawa kepada golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya Soekarno dan Moh. Hatta dibawa kembali ke Jakarta.

Perumusan Naskah Proklamasi

Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30 WIB. Mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing. Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta menemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menanyakan sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut karena Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan untuk mengubah keadaan politik di Indonesia sampai kedatangan Sekutu. Akhirnya, Soekarno dan Moh. Hatta memutuskan untuk melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.

Setelah itu, Soekarno dan Moh. Hatta pergi ke rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Ahmad Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan keselamatan.

Baca juga: Mengenal Tokoh-Tokoh Nasional dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kata “Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno, kalimat pertama adalah sumbangan pemikiran Ahmad Soebardjo, dan kalimat terakhir merupakan sumbangan pemikiran Hatta. Teks itu kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni, lalu diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir, Sukarni memberi usulan bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah proklamasi selesai disusun. 

Buat kamu yang tinggal di Jakarta, mungkin kamu pernah melewati lapangan Monumen Nasional [Monas], kan? Semula, pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan tersebut. Dulu, namanya adalah Lapangan Ikada. Namun, Soekarno merasa jika diadakan di tempat yang luas dan ramai, hal itu dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Kemudian, ia mengusulkan untuk menyelenggarakan proklamasi di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia semakin dekat. Setelah disepakati, proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Soekarno. Sementara itu, Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan menyiarkan ke seluruh dunia.

Pagi harinya, rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shodanco Latief Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Soekarno. Ia menunggu kedatangan Moh. Hatta untuk membacakan naskah tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.

Pada awalnya, S.K. Trimurti diminta untuk mengibarkan bendera, namun ia menolak. Menurutnya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Akhirnya, ditunjuklah Shodanco Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh S. Suhud. Sementara itu, bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno. Upacara berlangsung syahdu dan para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.

Suasana pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya [sumber: id.wikipedia.org].

Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berita proklamasi disebarluaskan melalui siaran radio dari kantor berita Domei. Mendengar berita ini, pihak Jepang melarang penyiaran berita proklamasi itu. Kemudian, pada 20 Agustus 1945, alat pemancar di Domei diputus dan disegel, sehingga pegawainya dilarang masuk. Tanpa kehilangan akal, para pemuda kemudian membuat alat pemancar baru yang mereka ambil dari alat-alat pemancar dari kantor berita Domei. 

Alat pemancar ini dibawa ke Menteng dan berita tersebut segera disiarkan ke seluruh Indonesia. Selain dari radio, penyebaran berita proklamasi dilakukan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian Jawa pada 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Wah, untung para pemuda tidak kehabisan akal, ya. Selain itu, para tokoh PPKI yang berasal dari luar Jakarta juga diminta untuk kembali ke daerah mereka masing-masing untuk menyebarluaskan berita proklamasi, seperti Teuku Mohammad Hassan dari Aceh, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja dari Bali, dan A.A. Hamidan dari Kalimantan. 

Itu dia peristiwa detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia. Penuh perjuangan tentunya, ya. Kita harus bersyukur karena kerja keras para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa tersebut, kita bisa hidup tenang kini. Kalau kamu mau berdiskusi tentang proklamasi RI, kamu bisa ikutan ruanglesonline, lho!

Referensi:

AM, Sardiman. [2017]. Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Tengku Irfan. [2018]. 15 Agustus 1945: Golongan Muda Berhadapan dengan Golongan Tua [Daring]. Tautan: //himmahonline.id/berita/15-agustus-1945-golongan-muda-berhadapan-dengan-golongan-tua/ [Diakses pada 16 Agustus 2021].

Hendri F. Isnaeni. [2016]. Sayuti Melik Merubah Beberapa Kata dalam Naskah Proklamasi [Daring]. Tautan: //historia.id/politik/articles/sayuti-melik-mengubah-beberapa-kata-dalam-naskah-proklamasi-PNRnW/page/1 [Diakses pada: 16 Agustus 2021].

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia [Daring]. Tautan: //id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia [Diakses pada 16 Agustus 2021].

Sumber gambar:

Foto ‘Rumah Djiaw Kie Siong’ [Daring]. Tautan: //www.hops.id/rumah-penculikan-rengasdengklok-ternyata-milik-keluarga-tionghoa/ [Diakses pada 16 Agustus 2021].

Foto ‘Pengibaran Bendera Indonesia Pertama Kali’ [Daring]. Tautan: //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b7/Indonesia_flag_raising_witnesses_17_August_1945.jpg [Diakses pada 16 Agustus 2021].

Foto 'Soekarno' [Daring]. Tautan: //id.wikipedia.org/wiki/Soekarno [Diakses pada 16 Agustus 2021].

Foto 'Radjiman Wedyodiningrat' [Daring]. Tautan: //muskitnas.net/ [Diakses pada 16 Agustus 2021].

Artikel terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2021.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề