Bagaimana cara memegang peluru dalam melakukan olahraga tolak peluru

Bagaimana cara memegang peluru dalam melakukan olahraga tolak peluru
Cara memegang peluru yang benar

TRIBUNNEWS.COM - Tolak Peluru merupakan satu dari beberapa cabang olahraga atletik.

Dikutip dari KBBI, tolak peluru adalah olahraga dengan menolakkan peluru, alat yang bundar seperti bola yang terbuat dari besi atau kuningan beratnya untuk putri 4 kg, untuk putra 7¼ kg. 

Sesuai namanya, tolak peluru dilakukan tidak dilempar akan tetapi ditolak/didorong.

Dalam peraturannya, peluru juga harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan, bukan dilempar.

Baca juga: Benda Tiga Dimensi: Pengertian, Ciri, Jenis dan Teknik Menggambar

Bagaimana cara memegang peluru dalam melakukan olahraga tolak peluru
Para atletik-tolak peluru, Suparniyati, sumbang medali emas untuk Indonesia di Asian Para Games 2018 (Instagram/nahrawi_imam)

Dikutip dari Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2016) oleh Muhajir, ada dua gaya tolak peluru yang sering digunakan.

Pertama yakni gaya lama atau gaya ortodoks dan gaya baru atau gaya O'Brian.

Apabila ada gaya lainnya, itu hanyalah bentuk variasi dari kedua gaya tersebut.

Tujuan dari tolak peluru yakni menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh prestasi yang optimal.

Setidaknya terdapat empat prinsip dasar tolak peluru.

Keempatnya yakni memegang peluru, sikap badan saat akan menolakkan peluru, cara menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru.

Baca juga: Pengertian Endemi, Epidemi, dan Pandemi, Apa Bedanya?

Bagaimana cara memegang peluru dalam melakukan olahraga tolak peluru
Atlet tolak peluru Sumut berlatih di Stadion Olahraga Unimed, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/11/2015). Sebanyak 22 atlet atletik Sumut akan berangkat ke Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 9 November mendatang untuk mengikuti ajang Pra-PON.

TRIBUNNEWS.COM - Tolak Peluru merupakan satu dari beberapa cabang olahraga atletik.

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingan/ diperlombakan yang meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar.

Dikutip dari KBBI, tolak peluru adalah olahraga dengan menolakkan peluru, alat yang bundar seperti bola yang terbuat dari besi atau kuningan beratnya untuk putri 4 kg, untuk putra 7¼ kg.

Sesuai namanya, tolak peluru dilakukan tidak dilempar akan tetapi ditolak/didorong.

Baca juga: Pengertian Cerita Fiksi, Beserta Ciri-ciri, Jenis dan Contohnya

Baca juga: Apa itu Jual Beli? Berikut Pengertian, Rukun, dan Syarat Barang yang Diperjualbelikan

Bagaimana cara memegang peluru dalam melakukan olahraga tolak peluru
Para atletik-tolak peluru, Suparniyati, sumbang medali emas untuk Indonesia di Asian Para Games 2018 (Instagram/nahrawi_imam)

Dalam peraturannya, peluru juga harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu tangan, bukan dilempar.

Dikutip dari Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2016) oleh Muhajir, ada dua gaya tolak peluru yang sering digunakan.

Pertama yakni gaya lama atau gaya ortodoks dan gaya baru atau gaya O'Brian.

Apabila ada gaya lainnya, itu hanyalah bentuk variasi dari kedua gaya tersebut.

Tujuan dari tolak peluru yakni menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh prestasi yang optimal.

Setidaknya terdapat empat prinsip dasar tolak peluru.

Ilustrasi olahraga atletik, sumber foto oleh Jonathan Chng on Unsplash

Dalam olahraga atletik adalah salah satu nomor yang dipertandingkan yaitu tolak peluru. Atletik sendiri adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan dalam beberapa kompetisi internasional seperti olimpiade. Atletik sendiri terdiri dari beberapa nomor mulai dari jalan, lari, lompat, dan lempar. Tolak peluru sendiri adalah olahraga dengan menolakkan peluru atau alat yang bundar seperti bola yang terbuat dari besi atau Kuningan.

Untuk mendapatkan lemparan yang maksimal hal pertama yang harus dikuasai adalah cara memegang peluru. Berikut adalah penjelasan mengenai cara memegang Peluru dalam olahraga tolak peluru yang benar.

Ilustrasi lapangan tolak peluru, sumber foto oleh Dean Ricciardi on Unsplash

Sebelum memahami mengenai materi cara memegang peluru, kita akan melihat terlebih dahulu mengenai sejarah olahraga tolak peluru. Dikutip dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan karya Irwansyah, (2006: 135) olahraga tolak peluru berawal dari upaya manusia untuk mengisi waktu senggang dengan melempar batu, kayu atau apapun yang bisa dilemparkan maka lahirlah permainan tolak peluru.

Sejak tahun 1857 ditetapkan beberapa peraturan tentang tolak peluru mulai dari cara melakukan, berat peluru, dan cara penilaian. Kemudian lahirnya organisasi atletik internasional dan ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara ilmiah maka perkembangan olahraga tolak peluru di dunia semakin pesat.

Untuk mendapatkan sebuah lemparan yang baik dan jauh salah satu hal yang harus diperhatikan dalam olahraga tolak peluru adalah cara memegang peluru. Berikut adalah penjelasan mengenai cara memegang peluru yang baik dan benar.

Dipegang dengan jari-jari, cara memegang peluru dengan jari-jari yaitu dengan meletakkan peluru pada jari jari dan telapak tangan bagian atas dalam posisi yang renggang. Kemudian jari kelingking berada di samping peluru dengan posisi ditekuk. Dengan memegang peluru seperti itu maka peluru tidak akan mudah tergeser dari tempatnya.

Cara memegang yang kedua adalah jari-jari para atlet tolak peluru dalam posisi yang agak renggang kemudian posisi jari kelingking berada di belakang peluru. Sedangkan posisi ibu jari berada di samping peluru. Cara memegang peluru seperti ini akan sangat menguntungkan bagi atlet yang memiliki jari-jari pendek dan tangan yang kecil.

Cara memegang peluru yang ketiga adalah jari-jari para atlet tolak peluru dalam posisi yang agak rapat. Posisi jari kelingking berada di samping belakang peluru sedangkan posisi ibu jari berada di samping peluru.

Jadi itu adalah penjelasan mengenai cara memegang Peluru dalam olahraga tolak peluru yang baik dan benar, sehingga menghasilkan lemparan yang jauh. (WWN)

Bagaimana cara memegang peluru dalam melakukan olahraga tolak peluru

tips


sumber ilustrasi : Tolak peluru

TOLAK PELURU

Oleh: Ichsan Fadillah

Berikut ini beberapa tips dalam melakukan kegiatan olah raga Tolak Peluru:

1.TEKNIK MEMEGANG PELURU

Ada 3 teknik memegang peluru :

a. Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru,

sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Cocok untuk orang yang berjari kuat dan panjang.

b. Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.

Biasa dipakai oleh para juara.

c. Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari

kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-

jarinya kecil.

2.TEKNIK MELETAKKAN PELURU PADA BAHU

Peluru dipegang dengan salah satu tangan di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping badan.

3. AWALAN

Peluru dipegang dengan sikap baik, tidak membahayakan, dipegang dua tangan. Lalu dipindahkan ke tangan yang terkuat. Peluru dipegang dengan tangan terkuat dan diletakkan di bahu dengan benar. Berdiri dengan sikap berdiri agak membungkuk ke belakang, kemudian tubuh diputar dan tangan mendorong dan melepas peluru ke arah lapangan.

4. TOLAKAN

Mengatur posisi kaki, salah satu kaki ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki lainnya diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Lalu bersamaan dengan ayunan kaki depan, kaki belakang menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki terkuat mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping tangan pelempar. Bahu sisi tangan pelempar lebih rendah dari bahu lainnya. Lengan lainnya membantu mempelihara keseimbangan pada sikap semula.

5.LANJUTAN

a. Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 45 derajat.

b. Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.