Bagaimana penerapan blended learning dalam pembelajaran?

Admin 6/13/2021   Blended Learning   Model Pembelajaran Blended Learning   Model Pembelajaran Flipped Classroom   Pendidikan


BlogPendidikan.net
- Seiring wabah yang merebak di tanah air yang terjadi saat ini membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan. Bahkan sesuatu yang tadinya tak mungkin, akhirnya menjadi mungkin. Seperti halnya dalam dunia pendidikan. Mayoritas sekolah maupun kuliah diadakan secara tatap muka di kelas. Tapi karena pandemi mengharuskan semua kegiatan belajar mengajar [KBM] dilakukan secara daring. 

Kini, pembelajaran daring atau e-learning sudah menjadi hal yang wajar. Ini karena penggunaan internet sudah biasa bagi semua orang. Adanya e-learning membantu siapa saja untuk dapat belajar tanpa mengenal waktu dan tempat. Namun bagi beberapa pelajar masih tetap membutuhkan pertemuan tatap muka di kelas untuk membahas dan melengkapi proses belajar yang sudah dilalui melalui internet

Baca Juga: Menjadi Guru Favorit Yang Disukai Siswa Tidak Mudah, Ini 10 Tips Untuk Kamu [Guru]

Hal tersebut yang disebut dengan Blended Learning. dikutip dari laman Binus University, ini penjelasan mengenai apa itu blended learning. Blended learning adalah metode belajar dimana proses belajar tatap muka di kelas berpadu dengan proses e-learning secara harmonis atau bisa juga disebut pembelajaran campuran.

Belajar dalam kelas dan e-learning masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, hal itulah yang mendasari terbentuknya metode Blended Learning ini. Seperti contoh, kekurangan belajar dalam kelas cenderung terbatas dengan tempat dan waktu yakni hanya bersumber dari sekolah saja. Tetapi kelebihannya tatap muka di kelas dengan bertemu guru, para pelajar dapat langsung mendapat feedback dari guru tersebut atas pencapaian yang sudah mereka lakukan. 

Begitupun sebaliknya, belajar menggunakan internet memang tidak terbatas tempat dan waktu, tetapi tidak adanya guru yang mendampingi, peserta tidak langsung mendapat feedback dan cenderung mengalami salah pengertian. Maka dengan dipadukannya kedua metode tersebut, blended learning dapat menjadi jawaban untuk metode belajar yang menjadi tren di masa pandemi ini.

Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan Blended learning dan cara penerapannya

Langkah Penerapan Blended learning dengan model Flipped Classroom

1. Bagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Kelompok akan melakukan pembelajaran tatap muka di periode pertama dan pembelajaran daring di periode selanjutnya, sementara Kelompok akan melakukan pembelajaran daring di periode pertama dan pembelajaran tatap muka di periode selanjutnya.

2. Bagi materi ajar menjadi 2 kategori. Kategori A adalah materi yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan Kategori B yang perlu dipandu/didiskusikan dengan guru dan teman sebaya.

3. Untuk siswa Kelompok 1, periode pertama digunakan untuk pembelajaran tatap muka berfokus pada materi Kategori B yang lebih menekankan pada diskusi dan aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh guru. Setelah itu, pada periode selanjutnya saat siswa belajar di rumah, guru dapat melakukan pembelajaran daring yang menekankan pada materi Kategori A.

4. Untuk siswa Kelompok 2, periode pertama digunakan untuk pembelajaran daring berfokus pada materi Kategori A yang lebih menekankan aktivitas penugasan mandiri yang dapat dilakukan siswa dari rumah. Setelah itu, pada periode selanjutnya saat siswa belajar di tatap muka, guru dapat berfokus pada materi Kategori B dengan mengadakan aktivitas diskusi dan pembelajaran aktif lainnya saat di kelas.

5. Pastikan Bapak/Ibu dapat mengatur waktu dengan baik agar jam pembelajaran siswa Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak saling bertabrakan. Sebagai contoh, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan di pagi hari dan pembelajaran daring mandiri dapat dilakukan di siang hari.

6. Lakukan refleksi secara berkala untuk mengecek pemahaman siswa serta umpan balik mengenai kendala ataupun kesulitan yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran blended learning ini.

Baca Juga: Berikut Model dan Metode Pembelajaran Penggabungan Daring dan Tatap Muka Yang Tepat Diterapkan

Bagaimana cara penerapannya?

1. Guru membagi materi pembelajaran 

Pertama, lakukan pembagian materi yang akan diajarkan. Materi Kategori A [yang dapat dipelajari mandiri oleh siswa] dan materi Kategori B [yang perlu dipandu oleh guru].

2. Guru membagikan materi dan tugas yang termasuk Kategori A via ruangkelas untuk dipelajari siswa di rumah.

Setelah membagi siswa dalam kelompok, Bapak/Ibu guru dapat memberikan materi dan lembar kerja untuk siswa yang belajar dari rumah menggunakan fitur Materi dan Tugas di ruangkelas. Bapak/Ibu bisa memberi materi dari video ruangbelajar atau materi yang  disusun sendiri.

3. Guru memanfaatkan fitur Obrolan Kelas untuk mendampingi siswa

Bapak/Ibu Guru bisa melakukan diskusi terpandu sebagai bentuk pendampingan dengan menggunakan fitur Obrolan Kelas. Guru bisa memulai kegiatan tanya-jawab untuk memastikan bahwa siswa mengerti apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

4. Siswa mengunggah hasil belajarnya di fitur Tugas dan guru melakukan koreksi

Hasil pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa dari rumah dapat diunggah melalui fitur Tugas. Kemudian, guru melakukan koreksi hasil pembelajaran tersebut serta mengidentifikasi area-area yang masih membutuhkan penguatan dari hasil penugasan siswa.

5. Guru memberikan penguatan atas materi yang diberikan secara tatap muka

Saat siswa mendapat giliran untuk belajar secara tatap muka di sekolah [dengan kapasitas setengah dari jumlah total siswa di kelas tersebut], guru dapat memberikan penguatan atas materi Kategori A yang diidentifikasi masih cukup lemah berdasarkan hasil penugasan siswa. Setelah itu, guru dapat melanjutkan pembelajaran tatap muka dengan membahas materi Kategori B yang lebih membutuhkan panduan langsung dalam pembelajarannya.

Demikian penjelasan singkat ini tentang langkah-langkah penerapan Blended learning dan cara penerapannya, semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi jika artikel ini bermanfaat untuk Bapak/ibu guru di sekolah. Salam pendidikan

Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi [TIK] di dunia telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam perkembangan dunia pendidikan. Hal ini sangat dirasakan dengan adanya pergeseran pola pembelajaran dari masa ke masa. Jauh sebelum pandemi COVID-19 menyerang, berbagai negara di dunia sudah mulai menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada sistem pendidikannya hingga akhirnya muncul istilah belajar online.

Dulu mungkin kita berpikir bahwa belajar itu harus dilakukan di sekolah, berada di ruang kelas, dan bertatap muka langsung dengan guru atau siswa di kelas. Tetapi proses belajar kini menjadi lebih fleksibel karena muncul model pembelajaran yang memanfaatkan TIK. Melalui model pembelajaran terbaharukan, sekarang kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas waktu dan ruang.

Model pembelajaran yang selama ini kita ketahui dinamakan face to face learning. Face to face learning adalah model pembelajaran tradisional yang mengandalkan kegiatan tatap muka di kelas. Kini sudah muncul model pembelajaran lain berbasis TIK yaitu blended learning dan online learning.

Blended learning merupakan model pembelajaran campuran. Campuran yang dimaksud adalah kombinasi antara model pembelajaran online learning dengan model pembelajaran face to face learning. Online learning diartikan sebagai model pembelajaran yang seluruh kegiatannya dilakukan secara online. Mulai dari pemberian instruksi, interaksi, hingga aktivitas belajar. Pada model pembelajaran blended learning, unsur tatap muka tetap dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar. Berbeda dengan online learning yang menghilangkan seluruh kegiatan tatap muka dalam proses pembelajarannya.

Oleh karena itulah, blended learning dipilih menjadi wacana model pembelajaran masa depan yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan [Mendikbud] Indonesia yaitu Nadiem Anwar Makarim. Hal ini tentu dapat dipahami, mengingat metode pembelajaran tatap muka adalah cara yang paling efektif karena melibatkan semua indera. Komunikasi dua arah akan terjalin sempurna sehingga penyampaian dan penerimaan pesan menjadi lebih efektif daripada melalui digital saja. Tetapi kita juga tidak boleh menutup mata dengan pentingnya kehadiran teknologi untuk kemajuan pendidikan, sehingga kombinasi keduanya adalah yang paling pas untuk diterapkan.

Lalu bagaimana cara menerapkan blended learning dalam kelas? Kali ini, penulis akan memberikan gambaran blended learning sebagai model pembelajaran di kelas.

Persiapan Pra-Implementasi Blended Learning

Sebelum menerapkan model pembelajaran blended learning, ada 2 hal yang harus disiapkan sekolah agar pelaksanaannya berjalan lancar. Persiapan pra-implementasi tersebut adalah sebagai berikut:

Sebelum mengimplementasikan model pembelajaran blended learning, sekolah dan instrumen pendidikan lainnya seperti guru dan staf perlu membangun kesepakatan terlebih dulu. Hal ini berguna untuk menyampaikan secara jelas terkait urgensi pelaksanaan blended learning dan manfaatnya bagi mereka dan siswa. Dengan menentukan kesepakatan maka akan terjalin kesepahaman dalam pelaksanaannya sehingga memiliki persamaan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, penerapan blended learning membutuhkan perubahan kelembagaan, realokasi dana, atau tuntutan ruang terbatas. Transparansi pun sangat dibutuhkan agar tidak terjadi konflik.

2. Membangun Infrastruktur

Jika kesepakatan sudah tercapai, maka langkah selanjutnya yaitu membangun infrastruktur. Hal ini melibatkan inventarisasi infrastruktur sekolah sehingga sekolah dapat mengetahui apakah infrastruktur yang dimiliki saat ini dapat menunjang model pembelajaran blended learning atau tidak. Karena blended learning berintegrasi dengan TIK, maka model pembelajaran ini tidak dapat berhasil jika infrastruktur yang dimiliki tidak memadai walaupun seluruh instrumen sekolah seperti guru dan staf sudah berada pada paham yang sama.

Pembaruan infrastruktur perlu dilakukan jika apa yang dimiliki sekarang dirasa belum memadai untuk melaksanakan model pembelajaran blended learning seperti: jaringan nirkabel, perangkat keras, perangkat lunak, dan sebagainya. Tak hanya pembaruan alat, sekolah juga membutuhkan orang-orang yang mampu menangani infrastruktur ini agar berjalan baik.

Implementasi Blended Learning dalam Kelas

Pada pengembangan model pembelajaran Blended Learning, pendidik perlu mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran [RPP] berdasarkan kompetensi dasar - kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Pengembangan langkah – langkah pembelajaran menggunakan model blended learning perlu dirancang dengan baik oleh pendidik agar peserta didik tidak merasa kesulitan secara teknis. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengimplementasikan blended learning dalam kelas, diantaranya yaitu menyiapkan materi-materi yang ingin disampaikan atau dibahas dan jenis platform yang akan digunakan. Tak jarang, pendidik juga perlu memberikan tutorial penggunakan platform yang akan digunakan karena tidak semua peserta didik sudah mahir dalam mengoperasikannya.

Langkah – langkah penerapan blended learning dalam kelas yang dapat guru coba adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan platform teknologi yang akan digunakan

Model pembelajaran blended learning memanfaatkan sisi positif dari perkembangan TIK. Oleh karena itu, menentukan platform teknologi yang akan digunakan adalah langkah awal yang sangat menentukan bagi guru. Pemilihan platform sangat berpengaruh terhadap cara penyampaian materi belajar dari guru kepada murid di dalam kelasnya.

Terdapat beberapa jenis platform yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan blended learning yaitu Group Miling List, Web Blog Guru, media sosial, dan berbagai aplikasi Learning Management Systems [LMS]. Group Miling List dapat berupa Yahoo! Groups, Google+, dan lain-lain. Platform media sosial dapat memanfaatkan WhatsApps, Line, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Sedangkan aplikasi LMS yang direkomendasikan untuk digunakan yaitu kejarcita.id karena memiliki bank soal terlengkap di Indonesia.

2. Membuat skema kegiatan belajar mengajar

Setelah guru menentukan platform yang akan digunakan, langkah selanjutnya yaitu membuat skema kegiatan belajar mengajar. Pembuatan skema dapat mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran [RPP] yang bersinergi dengan fungsi platform yang telah dipilih. Dengan platform tersebut, guru dapat mengkombinasikannya dengan model pembelajaran tatap muka untuk menjadikannya sebagai blended learning.

Berikut adalah contoh skema kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran blended learning.

Guru menyampaikan materi belajar utama secara tatap muka kepada siswa. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk mengakses video interaktif agar lebih memahami materi yang diajarkan. Setelah siswa memahami materi belajar, guru memberikan hasil unduhan latihan soal yang didapat dari bank soal kejarcita.id melalui website sekolah. Kemudian siswa mengerjakan latihan soal tersebut dan mengumpulkannya melalui proses upload pada website sekolah kembali.

10 Cara Menyampaikan Rasa Terima Kasih Pihak-pihak yang Berjasa Selama Pandemi Virus Corona

Penyebaran virus corona yang sangat masif membuat masyarakat harus bergotong-royong untuk mengatasi pandemi ini.Rasa terima kasih yang sangat besar sangat layak diberikan kepada orang-orang di garda depan penanganan seperti tenaga medis dan pekerja layanan masyarakat.

Penerapan Blended Learning Adalah Wujud Kerjasama Penuh Antar Instrumen Pendidikan

Penerapan blended learning pada kegiatan belajar mengajar di kelas tidak serumit yang dibayangkan. Tetapi pelaksanaannya membutuhkan kerjasama penuh antar instrumen pendidikan. Guru, staf sekolah, siswa, hingga orang tua siswa, semuanya memegang peranan yang sangat krusial. Jika salah satu instrumen saja tidak memiliki paham yang sama, maka pelaksanaan blended learning dapat dipastikan tidak berjalan lancar.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang telah ada bukan untuk ditakutkan. Sudah saatnya kita mencoba untuk merangkul sisi positif dari TIK dalam sistem pendidikan Indonesia untuk masa depan yang lebih cerah. Dan blended learning adalah jembatan untuk mewujudkan kolaborasi tersebut.

Dampak Positif dari Belajar Daring

Belajar daring [dalam jaringan ; menggunakan internet] masih menjadi solusi yang paling baik untuk menghadapi situasi ini. Perlu diingat bahwa persebaran virus Corona semakin meluas setiap harinya.

Demikian artikel mengenai menerapkan blended learning dalam kelas. Ikuti kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan informasi seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial dan inovasi teknologi.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề