Tuliskan Contoh Sikap yang Menunjukan Mematuhi Aturan di Rumah, Sekolah dan Lingkungan, Simak Penjelasan Berikut /Freepik/brgfx
PORTAL PURWOKERTO – Sebutkan contoh sikap yang menunjukan mematuhi aturan dan yang tidak mematuhi aturan? Simak penjelasan berikut.
Negara Indonesia merupakan negara hukum, artinya seluruh masyarakat Indonesia wajib untuk mentaati aturan yang berlaku di negara hukum. Semua aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, pemerintahan dan kenegaraan telah diatur berdasarkan atas hukum.
Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila. Ada norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Baca Juga: Aturan Bermain di Rumah Teman, Apa Manfaat Mematuhi dan Akibat Melanggar Aturan Bermain?
Jadi seluruh masyarakat Indonesia harus mematuhi dan menjalankan aturan sesuai dengan yang diatur berdasarkan hukum.
>Tuliskan contoh sikap yang menunjukan mematuhi aturan dan yang tidak mematuhi aturan sesuai dengan Tema 2 Subtema 2 kelas 2 SD.
Berikut adalah contoh sikap yang menunjukan mematuhi aturan dan harus diterapkan sehari-hari di rumah, sekolah maupun lingkungan.
1. Mematuhi aturan di rumah
- Belajar saat jam belajar
- Merapikan tempat tidur sendiri
- Merapikan mainan setelah selesai bermain
- Minta izin orang tua saat keluar rumah untuk bermain
- Menggosok gigi
- Melaksanakan Salat berjamaah saat adzan Magrib di rumah
2. Mematuhi aturan di sekolah
RADARSEMARANG.ID, Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai Indonesia yang adil dan makmur. Siswa sebagai sumber daya manusia masa depan bangsa perlu disiapkan untuk menjawab harapan-harapan tersebut.
Tanpa adanya peraturan, tidak hanya siswa, tetapi guru juga dapat menampakkan perilaku yang tidak sejalan dengan norma-norma pendidikan dan pembelajaran. Karenanya disiplin sangat perlu dalam proses belajar mengajar, karena disiplin dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial. Sekolah dapat membuat kebijakan tertentu dalam bentuk aturan. Salah satunya tata tertib sekolah, di mana siswa mempedomani tata tertib sekolah itu dalam rangka keberhasilan proses belajar mengajar, dan membentuk karakteristik siswa agar disiplin dan bertanggung jawab.
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata lain suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab sudah seharusnya dilakukan. Disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri. Tata tertib berarti seperangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu bisa disebut dengan disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang bertujuan mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
Tata tertib sekolah menurut Nawawi dalam Hadianti, L. S. [2017] mencakup beberapa aspek, yaitu: 1] Tugas dan kewajiban, baik dalam kegiatan intra kulikuler maupun ekstra kurikuler; 2] Larangan-larangan bagi para siswa; 3] Sanksi-sanksi bagi para siswa . Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah, tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun pedoman tata tertib. Faktor-faktor yang memengaruhi tata tertib sekolah adalah: 1] Faktor lingkungan keluarga; 2] Faktor lingkungan sekolah; 3] Faktor lingkungan masyarakat32 . Tata tertib sekolah bertujuan agar semua siswa sekolah mengetahui apa tugas, hak, dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat dapar berjalan dengan lancar.
Menanamkan disiplin pada siswa melalui penerapan tata tertib di sekolah tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan kekuasaan kepala sekolah semata. Sebagai sebuah langkah stategis, maka diperlukan keterlibatan berbagai elemen yang terkait langsung dengan kepentingan sekolah. Karenanya strategi penerapan tata tertib sekolah dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada orang tua siswa dan masyarakat, melibatkan organisasi siswa intra sekolah [OSIS], gerakan pramuka, serta kegiatan ekstrakulikuler yang lain.
Dengan diterapankannya tata tertib merupakan langkah strategis yang mesti diambil oleh pihak sekolah sebagai panduan warga sekolah dalam berperilaku di lingkungan sekolah, karena berkaitan dengan berbagai aspek perkembangan peserta didik, seperti minat belajar, prestasi, dan kemampuan bermasyarakat. [ips2/ton]
Guru BK SMA Negeri 2 Batang
Rejang Lebong [Inmas] -- 25 September 2017 Madrasah Aliyah Baitul Makmur mengadakan upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari senin di lapangan madrasah, yang bertugas sebagai pembina upacara hari ini adalah ibu Iqlima Harani, S. Pd dan sebagai pemimpin upacara Septian dari kelas X.
Dalam Arahannya Ibu Iqlima Harani, S. Pd. Mengatakan bahwa hal yang paling sulit dilakukan dan sering menjadi beban para siswa/i khususnya siswa/i Madrasah Aliyah Baitul Makmur adalah menaati peraturan yang berlaku di sekolah, karena di sekolah manapun di muka bumi ini pasti memiliki Aturan atau Tata Tertib yang harus dipatuhi oleh setiap siswa/i sekolah tersebut.
“Lalu apa yang terjadi jika kita tidak dapat mematuhi aturan-aturan sekolah yang telah tercantum dalam Tata Tertib sekolah tersebut. Tentu saja kita akan mendapatkan sanksi yang telah tercantum juga pada peraturan sekolah. Jika itu hanya pelanggaran ringan dan sedang seperti terlambat masuk sekolah atau tidur di kelas pada saat pelajaran maka murid akan mendapatkan point sebagai ganjaran pelanggarannya. Sedangkan untuk pelanggaran yang berat seperti ikut tawuran, menggunakan narkoba, membawa senjata tajam ke sekolah, dan masih banyak lagi, tentunya murid tersebut akan mendapatkan pelanggaran yang sangat berat bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah sebagai sanksinya”. Tegasnya. [IM]
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrais contoh sikap yang bertentangan dengan aturan sekolah
KOMPAS.com – Sekolah adalah lembaga pendidikan yang berfungsi untuk mendidik siswa secara aktif dan mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam proses pendidikan tersebut, sekolah menerapkan aturan di sekolah. Namun, kerap kali terdapat sikap yang bertentangan dengan aturan di sekolah.
Aturan atau tata tertib sekolah adalah norma dasar yang berisi kebijakan, hak, dan kewajiban siswa dalam sekolah tersebut.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 ayat 2 butir a menyebutkan bahwa setiap peserta didik berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
Sehingga aturan di sekolah harus ditaati oleh semua siswa. Moh Mansyur Fawaid dalam jurnal Implementasi Tata Tertib Sekolah dalam Meningkatkan Karakter Kedisiplinan Siswa [2017] menyebutkan tujuan utama aturan sekolah adalah melatih dan menanamkan disiplin yang menjadi permasalahan di sekolah.
Baca juga: Contoh-Contoh Kewajiban Kamu di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat
Contoh sikap bertentangan dengan aturan sekolah
Kedisiplinan disebut permasalah sekolah karena kerap kali terjadi pelanggaran aturan di sekolah. Padahal ketidakdisiplinan akan merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Berikut ini contoh sikap yang bertentangan dengan aturan di lingkungan sekolah:
- Datang terlambat ke sekolah
- Menyontek ketika ulangan
- Melawan kepada guru
- Tidak mengikuti pelajaran sekolah [bolos]
- Tidak menghormati guru dan staf sekolah lainnya
- Tidak menggunakan seragam sesuai dengan aturan
- Membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah
- Tidak melaksanakan piket sesuai jadwal
- Tidak mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang mengajar
- Tidak mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang dijadwalkan
- Mencorat-coret fasilitas sekolah seperti tembok, meja, bangku, dan sebagainya
- Melakukan perundungan kepada sesama teman
- Tidak mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih
- Mengganggu proses belajar dan mengajar
- Menghina guru, staf sekolah, ataupun sesama siswa
- Tidak mau menjalankan hukuman sesuai dengan aturan sekolah yang dilanggar
Baca berikutnya