Jenis pajak pada kendaraan yang seringkali menjadi pembahasan di masyarakat adalah pajak progresif. Untuk menambah pengetahuan tentu Anda perlu untuk memahami mengenai pentingnya pajak progresif.
Apa Itu Pajak Progresif Mobil?
Pajak progresif merupakan jenis pajak yang penentuan tarifnya berdasarkan persentase dari kuantitas dan jumlah objek pajaknya. Selain itu, pajak progresif juga didasarkan dari nilai dari objek pajaknya.
Perhitungan pajak membuat tersebut membuat pajak progresif suatu kendaraan menjadi lebih tinggi. Apabila jumlah objek pajak mengalami kenaikkan, maka nilai objek pajaknya akan terus meningkat. Hal ini membuktikan bahwa pajak progresif mobil ke 2 akan lebih mahal dibandingkan dengan mobil ke 1.
Secara umum, ada 2 jenis pajak progresif yang berlaku secara resmi di Indonesia yaitu Pajak Kendaraan Bermotor atau PKB dan Pajak Penghasilan atau PPH. Dalam artikel ini, pajak progresif akan di jelaskan lebih mendalam.
Berdasarkan aturan yang berlaku, pajak progresif akan berlaku untuk kendaraan bermotor yang sudah memiliki kesamaan nama pemilik dengan alamat tempat tinggal pemiliknya. Hal ini memastikan bahwa besaran nilai pajak akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah objek pajak.
Cara Menghitung Pajak Progresif Mobil
Untuk mengetahui besaran pajak progresif, maka Anda perlu melakukan proses perhitungan yang sesuai dengan aturan. Setidaknya ada dua unsur yang akan menjadi dasar dalam perhitungan jumlah pajak mobil.
1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor atau NJKB
NJKB merupakan suatu nilai yang sudah ditetapkan secara resmi oleh pihak Dinas Pendapatan Daerah atau Dispenda. Penentuan tersebut dilakukan berdasarkan acuan data yang diberikan Agen Pemegang Merek atau APM.
2. Bobot Penggunaan Kendaraan untuk Merefleksikan Tingkat Kerusakan Jalan
Contoh Perhitungan Pajak Progresif Mobil
Ketika Anda punya 3 mobil dengan merek yang sama dan proses pembelian di tahun yang sama. Lalu tertera di STNK nilai PKB mobilnya sebesar Rp 1.000.000 dan SWDKLLJ nya sejumlah Rp 100.000. Maka perhitungan NJKB mobilnya seperti ini:
NJKB: [PKB/2] x 100 = [Rp 1.000.000/2] x 100 = Rp 50.000.000
Apabila nilai dari NJKB sudah berhasil Anda temukan, maka Anda bisa langsung melakukan perhitungan pajak progresif untuk masing-masing kendaraan. Untuk lebih jelasnya, maka Anda bisa perhatikan perhitungan di bawah ini:
1. Mobil Pertama
- PKB: Rp 50.000.000 x 2% = Rp 1.000.000
- SWDKLLJ: Rp 100.000
- Pajak: Rp 1.000.000 + Rp 100.000 = Rp 1.100.000
2. Mobil Kedua
- PKB: Rp 50.000.000 x 2,5% = Rp 1.250.000
- SWDKLLJ: Rp 100.000
- Pajak: Rp 100.000 + Rp 1.250.000 = Rp 1.350.000
3. Mobil Ketiga
- PKB: Rp 50.000.000 x 3% = Rp 1.500.000
- SWDKLLJ: Rp 100.000
- Pajak: Rp 100.000 + Rp 1.500.000 = Rp 1.600.000
Ketika Anda memiliki mobil dalam jumlah yang lebih banyak, maka cara perhitungannya masih tetap sama sampai nilai persentasenya mencapai 10%. Dengan contoh perhitungan semakin menjelaskan, bahwa semakin banyak jumlah mobil yang dimiliki akan membuat besaran pajak progresif semakin meningkat.