Berikut dibawah ini yang termasuk dalam sikap kritis terhadap adanya perubahan sosial budaya,adalah

Sabtu, 24 Maret 2018 Edit

Sikap Kritis Terhadap Perubahan Sosial Budaya Terlengkap - Perubahan sosial budaya dalam masyarakat pada dasarnya telah dipelajari oleh setiap orang melalui gerakan terjadinya perubahan tersebut. Maka dari itu akan menjadikan adanya beberapa faktor penghambat. Setelah faktor tersebut ditinggalkan, maka gerakan perubahan akan cenderung merujuk pada sebuah bentuk yang terdapat dimasa lampau. Inilah yang menjadi perubahan sosial budaya perlu diterima dengan perilaku yang kritis. Lantas bagaimana bentuk perilaku kritis terhadap perubahan sosial budaya itu? Sikap kritis perubahan sosial budaya sanggup diterapkan oleh setiap orang dengan cara masing masing.

Sikap Kritis Terhadap Dampak Perubahan Sosial Budaya
Masyarakat Indonesia melakukan beberapa upaya uantuk memperbarui pendidikan, sistem militer, ekonomi dan pemerintahan beserta upaya untuk menemukan kepribadian Indonesia kembali. Hal ini merupakan teladan program dalam masyarakat yang berlangsung dari dua arah dengan persamaan waktu. Perubahan sosial budaya yang berpengaruh terhadap masyarakat sanggup disikapi dengan beberapa metode secara moderat, konservatif dan progresif. Hal hal tersebut merupakan bentuk perilaku kritis perubahan sosial budaya. Kali ini saya akan menjelaskan ihwal perilaku kritis terhadap perubahan sosial budaya terlengkap. Untuk lebih jelasnya sanggup anda simak di bawah ini.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa perilaku kritis perubahan sosial budaya sanggup berbentuk konservatif, progresif, dan moderat. Selain itu masih ada beberapa perilaku kritis lainnya terhadap dampak perubahan sosial budaya. Berikut penjelasan selengkapnya:

Baca juga : Tipe Tipe Lembaga Sosial Beserta Contohnya Terlengkap

Sikap kritis terhadap perubahan sosial budaya yang pertama sanggup berbentuk konservatif. Konservatif merupakan perilaku yang digunakan untuk mempertahankan tradisi, keadaan dan kebiasaan dalam masyarakatt yang berlaku. Sikap konservatif dalam diri seseorang tersebut sanggup timbul alasannya yakni disesuaikan dengan perubahan sosial budayanya. Dengan begitu contoh lama sanggup dipertahankan dengan upaya dijadikan sebuah tradisi sehingga perilaku masa ndeso dan kerusakan bisa dihindari setelah pembaharuan dan perubahan telah datang.

Sikap kritis perubahan sosial budaya selanjutnya sanggup berbentuk progresif. Sikap progresif ini timbul alasannya yakni dalam diri manusia terdapat hasrat untuk mengganti tradisi lama menjadi tradisi baru. Seseorang yang memiliki perilaku progresif akan memiliki fatwa yang future oriented atau berorientasi kepada masa depan alasannya yakni berhubungan dengan perubahan dan dinamika dalam masyarakat. Seseorang yang bersikap ibarat ini pada dasarnya sanggup menempatkan diri terhadap perubahan.

Sikap kritis terhadap perubahan sosial budaya selanjutnya sanggup berbentuk moderat. Seseorang yang memiliki perilaku moderat pada dasarnya akan menjauhi ungkapan atau perilaku ekstrim, memiliki pandangan yang memperlihatkan pertimbangan kepada keperluan orang lain, dan cenderung merujuk pada jalan tengah. Untuk itu moderat merupakan sifat yang mendahulukan hal gres dibandingkan sebuah tradisi, khususnya ilmu pengetahuan positif yang diterapkan. Maka dari itu perilaku modernisasi sanggup dijadikan sebagai sebuah pikiran yang berguna untuk mengharmonisasikan antara ilmu pengetahuan dengan lembaga lama. 

Hal hal di atas merupakan perilaku kritis perubahan sosial budaya. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masa modern sekarang ini harus sanggup diatasi dan disesuaikan dengan diri kita melalui perilaku kritis yang perlu ditumbuhkan. Maka dari itu dampak perubahan sosial di dalam masyarakat sanggup dicegah melalui beberapa metode penanggulangan. Adapun cara menanggulangi dampak perubahan sosial yaitu sebagai berikut:

Baca juga : 20+ Contoh Perubahan Sosial Budaya Beserta Penjelasan

  • Sumber daya manusia lebih ditingkatkan.
  • Kesadaran nasioal atau Nasionalismenya lebih diperkuat.
  • Memegang teguh norma norma sosial dalam masyarakat yang berlaku.
  • Nilai nilai budaya bangsa lebih dijunjung tinggi.

Perubahan sosial budaya dalam masyarakat sanggup terjadi alasannya yakni dorongan interaksi antar sesama yang saling membutuhkan. Jika kebutuhan tersebut disadari maka akan terjadi penyesuaian diri di dalam individu terhadap munculnya aneka macam keberagaman di masyarakat. Namun perubahan tersebut akan memperlihatkan hasil berupa konflik jikalau terdapat perilaku penyesuaian di dalamnya. Di bawah ini terdapat beberpaa perilaku kritis terhadap perubahan sosial budaya lainnya yaitu diantaranya:

Identifikasi Perubahan yang Terjadi

Identifikasi perubahan yang terjadi sanggup digunakan sebagai bentuk perilaku kritis perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Seperti yang telah kita ketahui bahwa komunikasi yang timbul sangat dipengaruhi oleh interaksi antar individunya. Hal ini tentunya menjadikan gagasan di masyarakat akan menyebar ke masyarakat lainnya, baik secara kelompok ataupun individual. Sebuah gagasan tersebut akan bermanfaat atau tidak jikalau dilakukan sebuah identifikasi. Langkah ini termasuk cara awal dalam menyikapi terjadinya perubahan itu.

Sikap kritis terhadap perubahan sosial budaya selanjutnya juga sanggup dilakukan dengan metode selektif dalam memilih. Di masa modern sekarang ini aneka macam jenis jenis perubahan yang terjadi. Untuk itu kita harus lebih selektif memilihnya sehingga sanggup sesuai dengan kebutuhan. Kita tidak boleh memaksakan diri alasannya yakni hanya ingin mengikuti mode animo atau perkembangan zaman saja sehingga perubahan tersebut dilakukan meskipun kita harus melakukan sesuatu hal yang tidak cocok atau tidak perlu untuk diri kita sendiri.

Berpikir Logis dan Rasional dalam Menentukan Perubahan

Sikap kritis perubahan sosial budaya selanjutnya juga sanggup dilakukan dengan berpikir logis serta rasional dalam menentukan sebuah perubahan. Hendaknya kita melakukan perubahan dengan berdasar pada pikiran yang logis dan rasional. Dengan kata lain perubahan dilakukan sesuai dengan kemampuan kita, baik dari segi mental ataupun sikap. Arti logis disini maksudnya yakni keharusan kita untuk melakukan perubahan tersebut, namun harus disesuaikan juga dengan kenyataan kita sekarang ini.

Baca juga : Kesulitan Belajar Siswa [Faktor dan Cara Mengatasinya] Terlengkap

Partisipasi dalam Perubahan

Partisipasi dalam perubahan juga tergolong perilaku kritis terhadap perubahan sosial budaya. Apabila kita menganggap penting sebuah perubahan dalam masyarakat, maka perubahan tersebut akan dilakukan meskipun kita tidak mau sekalipun. Hal ini dikarenakan kita sebagai manusia sanggup bertahan hidup secara terus menerus kaena sebuah kebudayaan dan kondisi yang tetap. Namun nilai nilai yang telah tersedia harus tetap ada dan tidak boleh hilang meski melakukan perubahan tersebut. Pengadopsian perubahan gres ini harus sanggup membuat nilai nilai yang tersedia menjadi lebih kaya sehingga kualitas nilai nilai dalam masyarakat akan lebih meningkat.

Toleran Terhadap Perubahan

Sikap kritis perubahan sosial budaya selanjutnya juga sanggup dilakukan dengan bersikap toleran terhadap perubahan. Dalam masyarakat memang terdapat perubahan sosial budaya yang tidak semua sanggup diterima oleh anggotanya dengan positif. Terkadang perubahan tersebut kurang disetujui dan kurang disenangi oleh beberapa anggota. Maka dari itu kita harus memiliki perilaku toleransi terhadap perubahan alasannya yakni setiap orang memiliki perilaku dan prioritas yang berbeda beda. Dengan perilaku inilah para anggota yang memiliki kepentingan berbeda akan lebih menghormati kewajiban dan hak masing masing anggota masyarakat. Selain tu juga menghindarkan pertentangan dan konflik antar anggota meskipun perubahan sosial budaya telah terjadi.

Sekian penjelasan mengenai perilaku kritis terhadap perubahan sosial budaya terlengkap. Pada umumnya perilaku kritis terhadap dampak perubahan sosial budaya sanggup berbentuk konservatif, progresif, dan moderat. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

 [0411] 584057   |    

PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

 Oleh : Irmansyah, S.ST., M.Si
Widyaiswara Muda – BBPPKS Regional V Sulawesi


Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Adapula yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial manusia. Adapula yang berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam bentuk unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian adapula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial berupa pendidik-non pendidik.

Kita juga mengenal perubahan penduduk. Perubahan itu sendiri merupakan suatu perubahan sosial. Disamping itu perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya. Bilamana suatu daerah baru telah dipadati penduduk, maka kadar keramah tamahannya pun akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah jumlahnya, struktur kebudayaan akan menjadi lebih rumit, dan masih banyak lagi perubahan yang akan terjadi. Masyarakat yang keadaannya stabil, mungkin akan mampu menolak perubahan, tetapi masyarakat yang jumlah penduduknya meningkat cepat, akan dengan cepat terimbas perubahan walaupun secara cepat atau lambat.
Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Masyarakat yang terlintas dipersimpangan jalan lalu lintas dunia selalu merupakan pusat perubahan. Karena kebanyakan masyarakat yang terdekat hubungannya masuk melalui difusi, maka masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain cenderung melalui perubahan tercepat pula. Sebaliknya, daerah yang terisolasi merupakan pusat kestabilan, konservatisme dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitif juga merupakan suku-suku yang amat terisolasi, misalnya suku Badui, Dayak, Asmat dan lain-lain. Bahkan masyarakat yang berbudaya pun isolasi menyebabkan adanya kestabilan budaya.

Jika suatu masyarakat belum merasa membutuhkan suatu kebutuhan yang sangat mendesak, maka masyarakat tersebut akan tetap menolak perubahan, hanya kebutuhan yang dianggap perlu oleh masyarakat yang memegang peran menentukan.

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. 1. Perubahan lambat

Penduduk yang mengagung-agungkan masyarakat masa lampau, nenek moyang dan terikat oleh tradisi dan keagamaan akan berubah secara lambat dan terpaksa. Bila suatu kebudayaan secara relatif tetap bersifat statis dalam jangka waktu yang lama, maka orang-orang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan tersebut seharusnya tetap demikian seterusnya. Yang secara tidak sadar mereka bersifat etrosentrisme.

2. Perubahan cepat Masyarakat yang berubah secara cepat dapat memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperiman baru. 1. Perubahan kecil dan perubahan besar 2. Perubahan yang dikehendaki [intended-change]

3. Perubahan yang tidak dikehendaki

Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Contohnya adalah pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, maka itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain.

Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat komunikasi massa, maka ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak, sedangkan pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik.

Di dalam suatu pertemuan dua kebudayaan tidak akan selalu terjadi proses saling mempengaruhi. Kadangkala pertemuan-pertamuan kebudayaan akan saling tolak-menolak[cultural animosity].

Apabila salah satu dari dua kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi maka yang akan terjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur tersebut ditambahkan pada budaya asli. Akan tetapi lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya diubah dan diganti oleh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.

Perubahan tidak saja menggoyahkan budaya yang berlaku, dan merusak nilai-nilai dan kebiasaan yang dihormati, tetapi tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat. Bahkan inovasi tambahanpun dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Teknologi modern menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sebagaimana disinggung pada sebelumnya, sampai batas-batas tertentu semua unsur baru merusak budaya yang berlaku. Jika suatu kebudayaan yang segenap unsur dan institusinya selaras serta terintegrasi secara baik mengalami perubahan pada salah satu unsurnya, maka hal tersebut akan mengacaukan ketahanan kebudayaaan.

Karena kebudayaan mencapai aspek yang saling berkaitan, maka pada umumnya kita akan merasa lebih mudah menerima serangkaian perubahan yang saling berkaitan dari pada menerima serangkaian perubahan yang saling berkaitan daripada menerima perubahan terpisah dalam suatu waktu tertentu. Dan dalam masyarakat yang kacau para anggotanya, yang mengalami hambatan dalam menemukan sistem perilaku yang cocok, akhirnya ikut menjadi perilaku yang rapuh.

Manakala mereka telah putus harapan untuk menemukan cara hidup yang baik dan telah berhenti berupaya, maka mereka dikatakan telah kehilangan semangat hidup [demoralized]. Meskipun perubahan kadangkala membawa kepahitan, namun penolakan tersebut bisa saja mengakibatkan kepahitan yang lebih parah, karena perubahan tidak terlepas dari keuntungan dan kerugian.

Contoh keuntungan adalah dengan perubahan masyarakat yang terisolir menjadi lebih maju dan tidak terbelakang, modernisasi dan lain-lain. Perancangan sosial [social planning] mencoba mengurangi kerugian perubahan, namun keberhasilannya masih diperdebatkan.

“Tingkat tertinggi integrasi sistem sosial yang paling mungkin tercapai didasarkan pada seperangkat arti, nilai, norma hukum, yang secara logis dan berarti konsisten satu sama lain dan mengatur interaksi antar kepribadian-kepribadian yang turut serta di dalamnya. Tingkat paling rendah dimana kenyataan sosio-budaya itu dapat dianalisa adalah pada tingkat interaksi yang berarti antara dua atau lebih”.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề