Cara memegang peluru dalam olahraga tolak peluru adalah diletakkan di ... dan pangkal jari
Ilustrasi cara memegang peluru pada olahraga tolak peluru KOMPAS.com - Perlombaan nomor tolak peluru menjadi bagian dari rangkaian kejuaraan olahraga atletik di era modern dalam kategori lempar. Seorang atlet tolak peluru memiliki kewajiban memahami teknik dasar ketika berlomba termasuk cara memegang peluru sebelum dilemparkan atau ditolakkan. Tujuan dari nomor perlombaan tolak peluru adalah menempatkan bola besi bulat menuju area sasaran serta mencapai titik jatuh sejauh mungkin. Capaian titik terjauh dalam area sasaran salah satunya ditentukan dengan teknik dasar seperti memegang, awalan, hingga gaya tolakan seorang atlet. Lantas bagaimana teknik memegang peluru yang benar dalam nomor perlombaan tolak peluru hingga dapat menghasilkan tolakan yang optimal? Melansir dari laman Everything Track and Field, peluru wajib dipegang dengan pangkal jari dan tidak menyentuh bagian telapak tangan. Baca juga: Jenis-jenis Gaya dalam Tolak Peluru Saat memegang peluru yang diletakkan pada jari-jari tangan, fungsi dari ibu jari dan jari kelingking adalah menjadi penopang atau tumpuan ketika memegang peluru. Terdapat tiga cara berbeda memegang peluru yang benar dalam tolak peluru, menyesuaikan anatomi atau bentuk jari seorang atlet. Cara pertama digunakan oleh atlet yang memegang peluru dengan jari-jari kuat dan panjang sehingga jaraknya agak renggang, dengan menekuk jari kelingking dan meletakkannya di samping peluru. Dengan meletakkan jari kelingking secara menyamping dan menekuknya, diharapkan posisi peluru tidak mudah bergeser dari posisinya. Jenis kedua dalam memegang peluru adalah atlet dengan jari-jari panjang yang merapatkan jarak antar jarinya, dengan posisi kelingking berada agak di belakang secara menyamping dari peluru. Terakhir, bagi atlet yang memiliki jari cenderung pendek maka posisi antar jari cenderung renggang ketika memegang peluru. Selain itu, posisi jari kelingking ketika memegang peluru berada di samping agak belakang sebelum melakukan tolakan. Baca juga: Tolak Peluru: Sejarah, Peraturan, dan Jenis Gaya Umumnya ketika memegang peluru, posisi lengan berada di antara leher dan bahu dengan siku mengarah keluar membentuk sudut 45 derajat. Dasar teknik memegang peluru ini, berguna bagi para atlet mendapatkan posisi optimal ketika hendak menolak atau menempatkan peluru pada area sasaran. Penulis: Medikantyo Junandika AdhikresnaEditor: Medikantyo Junandika Adhikresna Tolak peluru adalah cabang atletik olahraga yang berbentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam dan dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya tolak bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan tangan satu yang diletakkan di pangkal bahu.[1] Dalam sejarah perkembanganya lebih dari 2.000 tahun yang lalu olahraga ini sangat digemari oleh kaum laki-laki Britania atau Inggris untuk menguji kekuatanya dengan melempar peluru dari batu bukan terbuat dari besi seperti sekarang ini.[2] Pada zaman pertengahan mulai ada perlombaan melempar peluru meriam yang termasuk senjata mematikan pada masa itu dengan jarak sejauh mungkin.[3] Kejuaraan amatir tolak peluru pertama diperlombakan pada tahun 1866. Pada tahun 1896 yaitu pada saat Olimpiade Athena.[2] Kompetisi tolak peluru direkam pada awal abad ke-19 di Skotlandia yang merupakan bagian Kejuaraan Amatir Inggris mulai tahun 1866. Tolak peluru adalah acara Olimpiade modern asli, dengan kemenangan Robert Garrett dari Amerika di Olimpiade Athena pada tahun 1896. Salah satu pukulan hebat di awal Olimpiade, American Ralph Rose memenangkan medali emas pada tahun 1904 dan 1908.[2] Pada tahun 1950 olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar, saat Parry O'Brien memulai tolakan membelakangi sektor lapangan. Selanjutnya metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau teknik membelakangi.[4] Peluru dalam olahraga tolak peluru. Peluru yang digunakan adalah peluru yang digunakan harus terbuat dari besi utuh keras (solid iron), kuningan atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan metal yang keras dan diisi dengan timah atau bahan lain. Peluru ini harus berbentuk bulat bola dengan permukaan yang halus licin. Untuk bisa halus licin tinggi rata-rata permukaan harus tidak kurang dari 1.6 µm atau mikrometer, yaitu suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. Berat peluru yang digunakan untuk putri 3 kg dan 4 kg. Berat peluru untuk putra 5 kg, 6 kg dan 7 kg.[1] LapanganLapangan tolak peluru. Diameter lingkaran tolak peluru adalah 2,135 m dengan panjang balok penahan 1,22 m. Sektor lemparan membentuk sudut 45 derajat dari titik tengah lingkaran tolak pelempar atau penolak peluru tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah dan ke luar dalam posisi berdiri melalui lingkaran bagian belakang.[5]
Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan.[6] Cara menolakkan peluruBersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke samping kiri), pinggul, pinggang serta perut di dorong agak ke depan ke atas hingga dada menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya).[6] Sikap badan setelah menolakkan peluruSikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan sah tidaknya tolakan yang dilakukan.[6] Cara mengambil awalanDi dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan guna mendapatkan kekuatan tolakan secara maksimal. Awalan dalam tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara gerak awal dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke samping kiri lurus hingga menyentuh balok panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat kaki kiri menyentuh [balok]] penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap arah tolakan. Secepat mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh tenaga badan.[6]
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tolak_peluru&oldid=21085440" |