quizzz sebutkan hukum bacaan yg kamu ketahui beserta contohnya selamat mengerjakan dan happy weekend all permisi numpang lewat guysss
meringkas bab 10 Pai Islam memberi kemudahan melalui Salat Jama' Dan Qasar
Orang yang memimpin pelaksanaan salat jumat disebut .... a. muazin C. imam b. khatib d. takmir
Apakah menderma darah membatalkan puasa
berikan 5 contoh filliyah dan 5 contoh ismiyah !
menilai tradisi islam di nusantara
tuliskan dalil alquran yang menyatakan bahwa nabi muhammad saw mengajarkan alquran dan sunah kepada manusia
saya tidak yakin jawabannya c
a. optimisb. ikhtiarc. tawakald. putus asa
saya tidak yakin jawabannya c
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu yang baik bagimu. ......
10. Perhatikan pernyataan berikut ini! 1. Novi selalu melaksanakan piket kebersihan kelas 2. Tono selalu memberi makan hewan peliharaannya 3. Andi men …
hukum bacaan wajiiia yaumaidzin
apakah kata "alien" ada dalam al qur'an??
Hadits yang ada sanad matan dan rawi Kemudian tentukan yang mana sanad, matan dan rawi
tolong di jawab kakterjemahin ke bhs indonesia
1. Perhatikan firman Allah Swt. berikut! أيها الذين ءامنوا اجتنبوا كثيرا بين التي إن بعض الظني إنه ولا تجسسوأ ولا يغتب بعضكم بغضا أيحب أحدكم أن يأكل ل …
9. Islam melarang umatnya melakukan perbuatan ghibah karena dampak negatif yang diakibatkan antara lain sebagai berikut..... A. rusaknya hubungan pers …
6. Suka membicarakan kejelekan orang lain walaupun memang orang tersebut telah melakukanya adalah bentuk contoh dari sikap.... A. hasad B. ghibah C. f …
3. Seseorang akan mudah menghindari perbuatan hasad apabila .... A. melatih dirinya untuk dapat menerima kenyataan hidup yang dialami. B. mengingat-in …
4 dari 5 halaman
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
Kata al adiyat berasal dari kata ‘adaa – ya’duu yang berarti jauh atau melampaui batas. Dari kata itu muncul berbagai derivasi namun tetap mengandung makna jauh. Misalnya ‘aduw yang artinya musuh. Bermusuhan karena jauhnya hati.
Ada pula al ‘aduw yang artinya berlari cepat. Menempuh jarak jauh dalam waktu singkat. Ada pula ‘udwaan yang artinya agresi. Karena yang melakukannya jauh dari kebenaran dan keadilan.
Secara harfiah, kata al adiyat berarti yang berlari kencang. Kata ini tidak menjelaskan siapa pelakunya. Menurut jumhur ulama termasuk Ibnu Abbas, artinya adalah kuda yang berlari kencang. Namun menurut Ali bin Abu Thalib, al adiyat di ayat ini adalah unta. Ia berhujjah, pada Perang Badar, kaum muslimin mengendarai unta. Hanya ada dua ekor kuda yang dibawa yakni milik Az Zubair dan Al Miqdad.
Sementara yang mayoritas mengartikan kuda berhujjah, sebab sifat-sifat dalam surat ini ada pada kuda, bukan unta. Mulai dari mengeluarkan dengusan nafas saat berlari, hingga mengeluarkan percikan api. Unta secepat apa pun larinya, ia tak bisa menghasilkan percikan api.
Kata dhabhan berarti dengusan nafas saat berlari. Ibnu Abbas mengatakan, tidak ada binatang yang mengeluarkan dengusan nafas saat berlari kecuali kuda dan anjing.
Ibnu Katsir menjelaskan, dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan menyebut kuda apabila dilarikan di jalan Allah, maka ia lari dengan kencang dan keluar suara dengus nafasnya.
Surat Al Adiyat ayat 2
dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan [kuku kakinya],
Kata al muuriyaat menunjukkan pelaku yang menyalakan api. Dari kata waraa-waryan atau wariya-yarii yang artinya menyalakan api. Kata fa sebelum al muuriyaat menunjukkan bahwa nyala atau percikan api itu merupakan akibat dari berlari kencang.
Kata qadhan berasal dari kata qadaha yang artinya mengeluarkan atau memercikkan. Baik air dari kolam, kuah dari mangkuk maupun api dari batu, ia disebut qadhan jika keluarnya sedikit. Karenanya ayat ini dipahami kuda yang berlari kencang hingga menimbulkan percikan api akibat gesekan kakinya dengan batu.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: “ yakni suara detak teracaknya ketika menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan api darinya.”
Surat Al Adiyat ayat 3
dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Kata al mughiirat merupakan bentuk jamak dari al mughiir. Berasal dari kata aghaara yang artinya bercepat-cepat melangkah. Dari situ kemudian makna umumnya menjadi serangan mendadak yang dilakukan dengan mengendarai kuda.
Kata shubhan artinya adalah waktu subuh. Menggambarkan serangan itu cepat dan mendadak waktunya.
“ Yaitu di waktu musuh sedang lengah, lalai atau mengantuk. Angkatan perang itu tiba-tiba datang laksana diturunkan dari langit,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.
Orang yang mengartikan al adiyat dengan unta, menafsirkan ayat ini sebagai berangkat di waktu Subuh dari Muzdalifah ke Mina. Namun pendapat ini tidak sekuat tafsir tentang kuda perang yang juga merupakan pendapat Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah.
Surat Al Adiyat ayat 4
maka ia menerbangkan debu,
Ibnu Katsir menjelaskan, maknanya adalah tempat yang kuda-kuda dan unta-unta itu berada, baik dalam ibadah haji maupun dalam jihad, debu-debuh beterbangan karenanya.
Surat Al Adiyat ayat 5
dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
Kata jam’an digunakan dalam Al Quran untuk menunjuk kelompok besar dan selalu menduga akan mampu meraih kemenangan. Menurut Buya Hamka, artinya adalah kumpulan musuh.
Sebagian mufassir menjelaskan, lima ayat yang dimulai dengan sumpah Allah ini menggambarkan cepatnya kedatangan kiamat. Laksana serangan mendadak pasukan berkuda di pagi hari pada zaman dulu.
Syaikh Adil Muhammad Khalil menjelaskan, sumpah Allah dengan kuda perang dalam lima ayat ini untuk menunjukkan bahwa kuda melakukan itu semua meskipun dengan terengah-engah demi memenuhi kehendak tuannya. Lalu mengapa manusia justru ingkar kepada Allah dan tidak melakukan apa yang diperintahkan demi mendapat ridha-Nya?
Surat Al Adiyat ayat 6
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
Kata kanuud merupakan bentuk superlatif dari kata kanada yang artinya tandus. Bentuk superlatif ini menggambarkan betapa besar kekufuran dan keingkaran manusia sehingga tidak mau memberikan bantuan sekecil apa pun.
Buya Hamka mengatakan, arti kanuud adalah tidak berterima kasih, melupakan jasa. “ Berapapun nikmat diberikan Allah, ia tidak merasa puas dengan yang telah ada itu bahkan minta tambah lagi. Nafsunya tidak pernah merasa cukup dan kenyang; yang ada tidak disyukurinya, yang datang terlebih dahulu dilupakannya.”
Ibnu Katsir menafsirkan, sesungguhnya manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Tuhannya.
Surat Al Adiyat ayat 7
dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan [sendiri] keingkarannya,
Kata syahiid berasal dari syahida yang artinya menyaksikan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan sendiri [mengakui] keingkaran dirinya melalui sepak terjangnya. Terlihat jelas dari ucapan dan perbuatannya.
Surat Al Adiyat ayat 8
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
Kata al khair juga punya arti kebaikan. Namun di ayat ini, artinya adalah harta benda. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menegaskan makna ini sebagaimana firman Allah pada Surat Al Baqarah ayat 180.
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan [tanda-tanda] maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, [ini adalah] kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. [QS. Al Baqarah: 180]
Kata syadiid berasal dari kata syadda yang bisa berarti menguatkan ikatan. Karena ikatannya dengan harta sangat kuat, ia enggan untuk melepaskannya. Ia menjadi sangat bakhil.
Ada dua penafsiran ayat ini. Pertama, sesungguhny manusia itu sangat mencintai harta. Kedua, sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta membuatnya jadi kikir. Ibnu Katsir membenarkan kedua penafsiran ini.
Surat Al Adiyat ayat 9
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
Kata bu’tsira awalnya bermakna membolak-balik sesuatu. Kata ini memberi kesan kegelisahan dan ketergesaan. Misalnya membolak-balikkan lemari karena mencari sesuatu. Dalam kubur nanti, dicari dan dibongkar dengan ketergesaan hingga gelisahlah isi hati yang dibongkar.
Menurut Ibnu Katsir, maknanya adalah dikeluarkannya orang-orang yang telah mati dari dalam kuburnya. Az Zuhaili juga menafsirkan, orang-orang yang di dalam kubur akan dibangkitkan. Begitu pula Sayyid Qutb dan Buya Hamka.
Surat Al Adiyat ayat 10
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
Kata hushshila memiliki arti memisahkan, mengemukakan atau menghimpun. Kata ash shuduur merupakan bentuk jamak dari ash shadr yang artinya dada. Maknanya adalah hati manusia.
Menurut Ibnu Abbas, maknanya adalah apabila dilahirkan dan ditampakkan apa yang selama itu mereka sembunyikan dalam hati.
Surat Al Adiyat ayat 11
sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.
Kata khabir berasal dari khabar yang artinya pencarian untuk mencapai pengetahuan yang pasti tentang hakikat sesuatu. Jika dipakai sebagai sifat Allah, ia mengandung arti pengetahuan-Nya menyangkut hal-hal yang detil serta tersembunyi, betatapun kecilnya sesuatu dan betapapun tersembunyi, pasti diketahui Allah.