Fabel yang berjudul anjing gunung, keledai dan macan tutul menurut pola pengembangan judul termasuk

CERITA FABEL ANJING, GUNUNG, KELEDAI DAN MACAN TUTUL

Pada suatu masa, hiduplah seekor keledai yang sedang pergi untuk mencari seekor anjing gunung. Ia pun pergi ke sebuah gunung yang amat tinggi, Dengan senjaga ia mencari anjing gunung untik diajak berburu bersama di hutan lebat.

Sesudah beberapa saat menaiki gunubg, akhirnya ia berhasil menemukan seekor anjing gunung yang tengah berjalan. Lalu iapun mengajak anjing tersebut untuk berburu dan kebetulan anjing gunungnya bersedia.

Akhirnya, keledai dan juga anjing tersebut pergi ke hutan lebat untuk berburu. Namun, ketika hendak memasuki hutan, mereka bertemu dengan seekor macan tutul yang tengah tiduran di bawah pohon besar. Akhirnya, keledai pun mengajak macan tutul untuk berburu bersama sekalian.;

Sesudah berhasil menemukan teman berburu, akhirnya keledai mengajak semua personilnya untuk memasuki hutan lebat. Alhasil mereka bisa menangkap hewan-hewan buruan bersama dan mendapatkan cukup banyak buruan sejak pagi sampai sore hari.

Mereka membawa hewan tangkapan ke tempat yang terbuka dan kemudian menumpuk hasil buruan bersama tersebut. Adapun hewan buruan yang mereka dapatkan adalah kelinci, rusa, kerbau, kijang, kambing dan juga uncai. Dan kini saatnya mereka berbagi hewan tangkapan satu sama lain.

“Kedelai, silahkan bagilah makanan itu” Pinta sang macan tutul. Kemudian macan tutulpun menghitung jumlah tangkapan yang didapat. Sesudah itu, sang kedelai membagi hewan tersebut menjadi tiga bagian yang banyaknya sama.

Melihat hal tersebut, sang macan tutul menjadi marah dan langsung menerkam kedelai hingga mati. Dengan demikian, bertambahlah tumpukan hewan tangkapannya. Lalu, macan tutul pun menoleh kepada anjing gunung dan berkata, “Sekarang kamu yang harus membagikan hewan tersebut”.

Akhirnya, anjing gunung pun mendekati hewan tangkapan tersebutdan membagi dua tumpukan yang sama besarnya. Sesudah itu, ia menggingit kelinci di mulutnya yang besarnya amat kecil dan tentu saja tidak berarti untuk sang macan tutul.

Macan tutul yang awalnya marah akhirnya reda ketika melihat anjing gunung berhasil membagikan hewan tangkapan dengan sangat adil. “Kau sangatlah pandai di dalam membuat suatu keputusan anjing gunung. Engkau membagikan makanan tersebut dengan sangat adil. Dari mana kamu belajar? Apakah kamu belajar dari keledai?” Tanya sang macan tutul.

“Ya aku belajar dari keledai” Jawab sang anjing gunung sambil pergi menjauh dari hadapan macan tersebut. “Aku tak mau mengulang nasib yang sama dengan keledai” Celetuk aning gunung yang sangat kecewa dengan keserakahan sang macan tutul. Akhirnya, ia pun berjanji pada diri sendiri bahwa di suatu hari tidak akan mau lagi bekerja sama dengannya.

Sumber :

//thegorbalsla.com/cerita-fabel/


Cerita Anjing Gunung, Keledi Dan Macan Tutul - Suatu hari, seekor keledai pergi mencari anjing gunung ke sebuah gunung yang sangat tinggi. Keledai itu sengaja mencari anjing gunung untuk berburu bersama ke sebuah hutan yang cukup lebat. Tidak lama keledai menaiki gunung, dia menemukan seekor anjing gunung sedang berjalan. Kemudian dia mengajak anjing gunung itu untuk berburu bersama, dan anjing gunung itu menerima ajakan dari si keledai. Kini, si keledai dan anjing gunung pergi menuju hutan lebat yang menjadi tujuan mereka. Namun sebelum mereka memasuki hutan lebat itu, si keledai melihat seekor macan tutul yang sedang tiduran di sebuah pohon besar. Si keledai kemudian mengajak macan tutul itu pergi untuk berburu bersama, dan macan tutul itupun menerima ajakan si keledai. Setelah si keledai mengumpulkan teman berburunya, yaitu anjing gunung dan macan tutul. Kini mereka pergi menuju hutan lebat untuk berburu bersama. Di dalam hutan, mereka menangkap hewan-hewan buruan dengan mudah karena kerjasama yang baik diantara mereka. Hewan apapun bisa mereka tangkap, mereka berburu dari pagi sampai sore hari. Hewan-hewan hasil buruan, kemudian mereka bawa ke tempat terbuka. Hewan hasil buruan mereka antara lain kelinci, kambing, rusa, kerbau, kijang dan uncal. Dan kini, waktunya mereka berbagi hewan buruan yang berhasil mereka tangkap.


Macan tutul menunjuk si keledai untuk membagikan hewan-hewan hasil buruan "Keledai, silahkan kau bagikan makanan-makanan itu!" kata macan tutul. Keledai lalu menghitung dengan cermat hewan hasil buruan mereka. Setelah selesai menghitung, si keledai membagi-bagikan hewan hasil buruan secara adil dengan membagi tiga bagian yang sama banyak. Melihat pembagian itu macan tutul marah, kemudian dia menerkam keledai hingga mati. Dan kini, tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian macan tutul menoleh ke arah anjing gunung "Sekarang, kamu bagikan makanan itu!" perintah macan tutul dengan marah. Kini, anjing gunung mendekati makanan itu. Dia menumpukan kembali hewan-hewan yang telah dibagikan oleh keledai menjadi satu tumpukan besar, kemudian dia menggigit seekor kelinci untuk dirinya sendiri. Itupun hanya seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan tidak begitu berarti untuk macan tutul.

Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda, dia melihat keputusan anjing gunung dengan tersenyum "Kau sangat pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil. Apakah kau mempelajarinya dari si keledai?" Tanya si macan tutul. "Ya, aku belajar dari si keledai" jawab anjing gunung itu sambil pergi dari hadapan si macan tutul "Aku juga tidak mau menerima nasib yang sama dengan si keledai!" celetuk si anjing gunung. Dalam hatinya, anjing gunung sangat kecewa dengan keserakahan si macan tutul. Dia berjanji, tidak akan bekerjasama dan membantu si macan tutul di kemudian hari.

Pesan moral :

"Janganlah berbuat serakah, karena serakah akan membuat kita dijauhi teman"




Setiap teks cerita memiliki pola pengembangan masing-masing. Misalnya teks cerita fabel, masing-masing bagian dari strukturnya memiliki pola pengembangan yang berbeda.

Misalnya bagian orientasi, memiliki pola-pola pengembangan tersendiri. Begitu juga dengan pola pengembangan untuk komplikasi, pola pengembangan resolusi, dan pola pengembangan bagian koda.

Begitu juga dengan watak dan judul, bisa dipilah dan diidentifikasi melalui pola pengembangannya. Misalnya pengembangan watak, bisa dilakukan melalui penggambaran fisik, penggambaran kegiatan, melalui dialog dengan diri sendiri. Melalui dialog dengan orang lain.

Adapun yang akan dibahas di sini dalam artikel ini adalah pola pengembangan judul sebuah cerita fabel. Berdasarkan kebiasan penulisan judul fabel yang berkembang selama ini bisa dipilah menjadi tiga bentuk atau tiga jenis yaitu:

1. Penulisan Judul dengan Pola Pengembangan Nama Tokoh

2. Penulisan Judul dengan Pola Pengembangan Watak Tokoh

3. Penulisan Judul dengan Pola Pengembangan Tema Cerita

Berikut ini adalah penjelasan tentang pola pengembangan Judul Cerita Fabel

Pola Pengembangan Judul dengan Nama Tokoh

Yang dimaksud dengan 'pola' pada dasarnya adalah cara. Yaitu cara memberikan judul pada sebuah cerita fabel. Yang pertama ini adalah Nama Tokoh dalam fabel tersebut. Pola pengembangan judul inilah yang paling banyak digunakan. Hal ini lebih memudahkan untuk mengingat-ingat. 

Biasanya nama tokoh yang digunakan sebagai Judul fabel tidak hanya satu, meskipun tidak melarang juga jika hanya satu nama tokoh yang muncul dalam cerita.

Nama tokoh yang dijadikan sebagai judul fabel biasanya adalah tokoh utama. Misalnya fabel yang berjudul, Belalang Sembah, Si Kancil. 

Jika tidak hanya satu nama tokoh utama, pola pengembangan Judul dengan menggunakan nama tokoh juga bisa menggunakan nama dua tokoh yang mengalami konflik atau masalah. 

Contoh pola pengembangan Judul dengan dua nama tokoh misalnya:

- Cici dan Singa

- Kupu-Kupu dan Semut

- Kancil dan Buaya

- Kancil dan Siput

- Kancil dan Harimau

Pola Pengembangan Judul dengan Sifat Tokoh

Jika sebelumnya dijelaskan bahwa, biasnya yang menjadi judul cerita adalah nama tokoh utama, pada pola kedua ini, yang digunakan tidak hanya nama tokohnya saja, malinkan juga dilengkapi dengan sifatnya. Logika penulisan sama dengan pola yang pertama, yaitu dengan menampilkan tokoh utama. Kemudian ditulis juga sifatnya.

Misalnya contoh judul yang ditulisa dengan pola pengembangan watak tokoh:

-Kancil yang cerdik.

- Siput yang kompak

- Kuda berkulit harimau

- Kelinci yang Pemberani, dan Singa yang Lapar

- Cici si Tikus Cerdik]

Pola Pengembangan Judul  berdasarkan Tema Cerita Fabel

Yang dimaksud dengan tema fabel adalah tema yang diangkat dalam cerita fabel. Penggunaan Judul dengan menggunakan tema, kurang efektif jika dilakukan dan dibaca oleh anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar. Hal ini karena kesulitan mengingat-ingat cerita dan tokkohnya.

Akan tetapi, dengan pola pengembangan judul berdasarkan tema, kita bisa menemukan watak dan pesan moral langsung melalui judulnya saja.

Contoh judul yang ditulis dengan pola pengembangan judul berdasarkan tema cerita fabel adalah sebagai berikut:

- Semua Istimewa

Ini adalahs salah satu fabel yang ada dalam buku teks bahasa Indonesia. Nah, dalam cerita ini digambarkan bahwa ada tokoh yang sangatmeremekan makhluk lain. Namun, pada akhirnya semua makhluk punya kelebihan dan keistimewaan masing-masing.

Contoh judul yang juga berdasarkan tema dalam buku teks bahasa Indonesia adalah:

- Sesama Saudara Harus Berbagi

CARA MENENTUKAN JUDUL

Ketiga pola pengembangan judul di atas dapat pula disebut sebagai cara menulis judul, atau cara memberi judul. Paling mudah adalah pola pengembangan nomor satu. 

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề