Nadi apakah yang didengarkan pada pemeriksaan tekanan darah?

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Halodoc, Jakarta - Tekanan darah adalah salah satu dari empat tanda vital utama. Beberapa tanda vital lainnya adalah detak jantung, laju pernapasan, dan suhu tubuh. Tanda-tanda vital ini membantu memberikan gambaran umum tentang seberapa baik kinerja tubuh dan organ-organ di dalamnya. Perubahan pada tanda-tanda vital seseorang dapat mengindikasikan masalah kesehatan atau kebutuhan untuk melakukan perubahan gaya hidup.

Cara untuk mengukur tekanan darah, biasanya menggunakan manset tekanan darah. Orang dengan diagnosis tekanan darah yang tidak normal biasanya harus mengawasi tekanan darah mereka. Namun, kamu bisa melakukannya sendiri dengan cara sederhana. Jika ingin hasil yang lebih akurat, kamu bisa menggunakan alat khusus. 

Baca juga: Suka Sulit Tidur, Hati-Hati Gangguan Tekanan Darah

Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah dapat mencerminkan kondisi kesehatan seseorang. Tekanan darah mengukur jumlah tekanan darah pada pembuluh darah di dalam tubuh. Pembacaan tekanan darah mencakup dua angka yang menunjukkan tekanan di dalam arteri saat darah mengalir ke seluruh tubuh.

Pada angka atas, yang disebut tekanan sistolik, mengukur tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah. Sementara angka yang lebih rendah, yang disebut tekanan diastolik, adalah tekanan di dalam arteri ketika jantung terletak di antara setiap denyut.

Menurut American Heart Association, tekanan darah normal di bawah 120/80 mm Hg. Jika angka-angka ini lebih tinggi dari 120/80 mmHg, seringkali merupakan indikasi bahwa jantung bekerja terlalu keras untuk memompa darah melalui arteri.

Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk:

  • Stres;

  • Takut;

  • Kolesterol tinggi;

  • Penumpukan plak di arteri.

Pembacaan tekanan darah yang akurat adalah penting, karena tekanan darah tinggi mungkin tidak menyebabkan gejala apa pun sampai angkanya jadi tinggi. Dokter menggunakan mesin elektronik atau mekanik untuk mengukur tekanan darah di klinik.

Pada beberapa kasus, mereka dapat merekomendasikan pemantauan dan pencatatan tekanan darah di rumah karena mengukur tekanan darah bisa dilakukan tanpa menggunakan mesin, meskipun hasilnya kurang akurat.

Baca juga: 5 Makanan untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Memeriksa Tekanan Darah Secara Manual

Cara untuk memeriksa tekanan darah tanpa bantuan mesin otomatis, kamu perlu beberapa peralatan medis, seperti:

  • Sebuah stetoskop;

  • Manset tekanan darah dengan balon yang bisa dipompa;

  • Monitor aneroid, yang memiliki tombol angka untuk membaca pengukuran.

Untuk memeriksa tekanan darah secara manual, ikuti caranya berikut ini:

  • Duduk dalam posisi santai dengan lengan diistirahatkan di atas meja. Kencangkan manset pada bisep dan tekan balon untuk meningkatkan tekanan.

  • Awasi monitor aneroid dan tingkatkan tekanan menjadi sekitar 30 mm Hg dari tekanan darah normal, atau hingga 180 mmHg jika hal ini tidak diketahui. Saat manset mengembang, letakkan stetoskop tepat di dalam lipatan siku di bawah manset.

  • Perlahan-lahan, kempiskan balon dan dengarkan melalui stetoskop. Ketika ketukan pertama kali terdengar, perhatikan nomor pada monitor aneroid. Ini adalah tekanan sistolik.

  • Lanjutkan mendengarkan sampai suara detak jantung yang stabil berhenti dan catat nomor dari monitor aneroid lagi. Ini adalah tekanan diastolik. Dua angka ini adalah pembacaan tekanan darah.

Saat memeriksa tekanan darah di rumah, ada beberapa hal yang penting untuk diingat:

  • Manset manual tersedia dalam berbagai ukuran tergantung pada ukuran lengan. Menggunakan ukuran yang tepat memastikan pembacaan yang paling akurat;

  • Manset harus selalu diletakkan langsung di kulit, bukan di atas baju;

  • Ambil napas dalam-dalam beberapa dan rileks hingga 5 menit sebelum mengukur tekanan darah;

  • Hindari berbicara selama pemeriksaan;

  • Letakkan kaki rata di lantai dan duduk tegak sambil mengukur tekanan darah;

  • Hindari memeriksa tekanan darah di ruangan yang dingin;

  • Letakkan lengan sedekat mungkin dengan jantung;

  • Ukur tekanan darah pada waktu yang berbeda di siang hari;

  • Hindari merokok, minum, dan berolahraga selama 30 menit sebelum mengambil tekanan darah;

  • Kosongkan kandung kemih sebelum melakukan tes tekanan darah. Kandung kemih penuh bisa menyebabkan pembacaan tekanan darah jadi tidak akurat.

Baca juga: Yoga Bisa Turunkan Darah Tinggi, Benarkah?

Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengukur tekanan darah secara manual. Kamu juga menanyakannya lebih lanjut pada dokter di Halodoc mengenai hal ini. Ambil smartphone kamu sekarang, dan hubungi tenaga medis profesional yang ada di Halodoc untuk menjawab semua pertanyaan mengenai kondisi kesehatanmu.

Referensi: Healthline. Diakses pada 2020. Guide to Checking Blood Pressure at Home. Medical News Today. Diakses pada 2020. Web MD. Diakses pada 2020. Checking Your Blood Pressure at Home.

general_alomedika 2022-04-04T15:20:13+07:00 2022-04-04T15:20:13+07:00

Hipertensi merupakan kondisi serius yang diderita jutaan orang di seluruh dunia.[1-3] Namun, ketepatan diagnostik dari pemeriksaan tekanan darah di layanan primer pun masih sering dipertanyakan, baik dari segi alat, waktu pemeriksaan, hingga teknik yang dilakukan.[4-6]  Ketidaktepatan pemeriksaan dapat menyebabkan overdiagnosis dan pemborosan anggaran kesehatan.[2, 4]

Tekanan darah dapat dipengaruhi berbagai hal, seperti: stres, rasa nyeri, aktifitas fisik, dan obat-obatan [termasuk nikotin dan kafein]. Hal inilah yang mendasari diperlukannya standarisasi dalam pemeriksaan tekanan darah untuk memastikan akurasi pemeriksaan. U.S. Preventive Services Task Force [USPSTF] menganjurkan untuk memberi interval waktu setidaknya 5 menit dari pasien datang ke layanan kesehatan hingga dilakukan pemeriksaan tekanan darah, kemudian pemeriksaan dilakukan sebanyak 2 kali.[3] Hal tersebut didukung oleh sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Einstadter et al pada tahun 2018, yang dilakukan pada 38.000 pasien hipertensi di pusat kesehatan primer. Studi ini menyimpulkan beberapa hal, yaitu :

  • Pengulangan pemeriksaan tekanan darah menyebabkan penurunan tekanan darah sebesar 2-17mmHg [median 8 mmHg]
  • 36% pasien yang dilakukan pemeriksaan ulang ditemukan memiliki tekanan darah akhir di bawah 140/90 mmHg
  • Pemeriksaan tekanan darah ulang meningkatkan angka kontrol hipertensi sebesar 61-73% [1]

Studi tersebut tidak menjelaskan interval waktu antara kedua pemeriksaan, namun menekankan bahwa pemeriksaan dilakukan pada satu kali kontrol ke pusat kesehatan. Selain perubahan bermakna pada hasil tekanan darah, pemeriksaan ulang dapat mengurangi overdiagnosis dan pemberian obat yang kurang tepat pada 36% pasien yang sebenarnya tidak memerlukan obat.[1]

Metode Pemeriksaan Tekanan Darah yang Tepat

Pemeriksaan tekanan darah yang direkomendasikan adalah berdasarkan pedoman American Heart Association [AHA]. Berbagai hal dapat menyebabkan kesalahan hasil pemeriksaan tekanan darah, namun sayangnya hal-hal tersebut seringkali kurang menjadi perhatian tenaga kesehatan.

Kesalahan yang umum dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah yaitu:

  • Salah waktu: pasien tidak diminta untuk istirahat/menunggu sejenak sebelum diperiksa
  • Salah alat: misalnya salah dalam memilih ukuran cuff

  • Tidak dilakukan pemeriksaan ulangan
  • Tidak ada kalibrasi alat sehingga hasil tidak akurat [1]

Alat Periksa yang Tepat

Gold standard pemeriksaan tekanan darah masih menggunakan spigmomanometer raksa hingga saat ini. Hal ini disebabkan oleh perubahan desain yang sangat sedikit dari saat pertama kali digunakannya pada 60 tahun lalu, yang menyebabkan akurasi yang tidak jauh berbeda pada berbagai merk yang ada di pasaran. Spigmomanometer aneroid [jarum] banyak digunakan saat ini, namun dinilai tidak lebih akurat dari spigmomanometer raksa dan memerlukan kalibrasi yang lebih rutin untuk memastikan akurasinya. Satu alat yang dinilai lebih baik dari spigmomanometer raksa adalah alat hybrid yang menggabungkan fitur yang terdapat pada spigmomanometer raksa dan alat pemeriksaan elektronik, namun alat ini masih memerlukan validasi lebih lanjut sebelum dapat menggantikan peran spigmomanometer raksa yang perlahan mulai dikurangi penggunaannya karena alasan lingkungan.[6]

Lokasi Pengukuran yang Tepat

Lokasi standar pemeriksaan tekanan darah adalah pada regio antebrachii dengan stetoskop diletakkan pada fossa cubiti di atas arteri brakialis. Saat ini, alat pemeriksaan pada pergelangan tangan bahkan jari banyak diperkenalkan, namun penting untuk diingat bahwa tekanan darah dapat bervariasi pada lokasi yang berbeda. Sebagai prinsipnya, tekanan darah sistolik akan meningkat pada lokasi yang lebih distal, sedangkan tekanan darah diastolik akan menurun pada lokasi tersebut. Oleh karena itu, pemeriksaan pada pergelangan tangan dan jari tangan masih belum dianjurkan.[6]

Kedua lengan [kanan dan kiri] dapat memberiksan hasil yang berbeda pada 20% pasien. Perbedaan yang terjadi dapat mencapai > 10 mmHg. Walau hal ini terlihat fatal, belum dapat dipastikan apakah memang fakta ini konsisten pada seluruh populasi. Namun, direkomendasikan bahwa pada awal pemeriksaan tekanan darah, dilakukan pada kedua lengan. Hal tersebut juga bermanfaat dalam mendeteksi koartasio aorta. Jika ditemukan adanya perbedaan tekanan darah pada kedua lengan, tekanan darah yang lebih tinggi sebaiknya digunakan sebagai hasil.[6]

Ukuran Cuff yang Tepat

Ukuran cuff penting dalam menjaga akurasi pemeriksaan. Cuff yang ideal sebaiknya memiliki kantung dalam sepanjang 80% dan selebar 40% dari lingkar lengan, atas dengan kata lain, rasio panjang : lebar adalah 2 : 1. [6] Sebuah studi telah membuktikan adanya minimalisasi kesalahan pemeriksaan jika pemeriksaan dilakukan dengan ukuran cuff yang sesuai.[7]

Rekomendasi ukuran cuff :

  • untuk lingkar lengan 22-26 cm, ukuran cuff sebaiknya 12x22 cm

  • untuk lingkar lengan 27-34 cm, ukuran cuff sebaiknya 16x30 cm

  • untuk lingkar lengan 35-44 cm, ukuran cuff sebaiknya 16x36 cm

  • untuk lingkar lengan 45-52 cm, ukuran cuff sebaiknya 16x42 cm [6]

Posisi Tubuh Pasien yang Tepat

Posisi tubuh pasien juga perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tekanan darah. Terdapat dua posisi yang banyak digunakan, yakni posisi duduk dan supinasi, namun keduanya dapat memberikan hasil yang berbeda. Sudah terbukti bahwa posisi duduk dapat memberikan hasil pemeriksaan diastolik yang lebih tinggi [sekitar 5 mmHg] dibandingkan posisi supinasi, walaupun tidak terdapat perbedaan signifikan pada sistolik. Selain itu, posisi punggung dan kaki juga perlu dipertimbangkan, jika pada posisi duduk punggung pasien tidak diberikan sandaran, maka tekanan diastolik dapat meningkat 6 mmHg. Selain itu, menyilangkan kaki juga dapat meningkatkan tekanan sistolik sebesar 2-8 mmHg.

Pada posisi supinasi, atrium kanan terletak pada jarak tengah antara ranjang dan sternum, oleh karena itu, lengan pasien perlu diberikan bantal untuk memastikan posisi lengan sejajar dengan atrium kanan. Posisi lengan yang lebih tinggi dari posisi jantung akan menyebabkan hasil pemeriksaan yang lebih rendah, dan berlaku sebaliknya, dimana terdapat perbedaan kenaikan atau penurunan sekitar 2mmHg untuk tiap inci jarak antara posisi lengan dengan atrium kanan. [6]

Cara Pengukuran yang Tepat

Sebelum meletakkan cuff, pemeriksa sebaiknya melakukan palpasi arteri brakialis, dan bagian tengah cuff [biasanya ditandai oleh produsen cuff] diletakkan tepat di atas arteri brakialis. Cuff sebaiknya tidak dipasang terlalu kencang hingga menyebabkan efek torniket pada lengan pasien dan dipasang pada 2-3 cm di atas fossa cubiti untuk menyediakan tempat meletakkan stetoskop. Jika ukuran cuff tidak mencukupi lingkar lengan [setidaknya 80%], maka ukuran yang lebih besar perlu digunakan. Pemeriksa dan pasien tidak boleh berbicara pada pemeriksaan. Suara Korotkoff 1 dan 5 [sistolik dan diastolik] paling baik didengarkan dengan bagian bell dari stetoskop.[6]

Inflasi dan deflasi udara pada cuff sebaiknya dilakukan perlahan dengan laju maksimal 2-3 mmHg per detik, jika terlalu cepat, akan terjadi underestimasi dari tekanan sistolik dan overestimasi tekanan diastolik.[6]

Kesimpulan

Tingginya angka hipertensi menuntut tenaga kesehatan untuk mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah secara akurat untuk memastikan ketepatan terapi dan kontrol tekanan darah. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dengan alat, metode, dan waktu yang tepat. Di layanan primer, penting sekali dilakukan pemeriksaan tekanan darah ulang untuk mendapat hasil yang akurat dan mengurangi overdiagnosis, sehingga pemberian obat hipertensi benar-benar tepat guna. Teknik pemeriksaan tekanan darah yang direkomendasikan adalah berdasarkan pedoman American Heart Association [AHA].

1. Einstadter D, Bolen SD, Misak JE, Bar-Shain DS, Cebul RD. Association of repeated measurements with blood pressure control in primary care. JAMA Intern Med. 2018;178[6]:858-60. //dx.doi.org/10.1001/jamainternmed.2018.0315 2. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, Arnett DK, Blaha MJ, Cushman M, et al. Heart Disease and Stroke Statistics-2016 Update: A Report From the American Heart Association. Circulation. 2016;133[4]:e38-360. //www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26673558 3. Siu AL, on behalf of the USPSTF. Screening for high blood pressure in adults: U.s. preventive services task force recommendation statement. Ann Intern Med. 2015;163[10]:778-86. //dx.doi.org/10.7326/M15-2223 4. Piper MA, Evans CV, Burda BU, Margolis KL, O'Connor E, Whitlock EP. Diagnostic and predictive accuracy of blood pressure screening methods with consideration of rescreening intervals: A systematic review for the u.s. preventive services task force. Ann Intern Med. 2015;162[3]:192-204. //dx.doi.org/10.7326/M14-1539 5. Lindroos AS, Jula AM, Puukka PJ, Kantola I, Salomaa V, Juhanoja E, et al. Comparison of Acceptability of Traditional and Novel Blood Pressure Measurement Methods. Am J Hypertens. 2016;29[6]:679-83. //dx.doi.org/10.1093/ajh/hpv167 6. Pickering TG, Hall JE, Appel LJ, Falkner BE, Graves J, Hill MN, et al. Recommendations for Blood Pressure Measurement in Humans and Experimental Animals. Part 1: Blood Pressure Measurement in Humans: A Statement for Professionals From the Subcommittee of Professional and Public Education of the American Heart Association Council on High Blood Pressure Research. 2005;111[5]:697-716. //circ.ahajournals.org/content/circulationaha/111/5/697.full.pdf

7. Marks LA, Groch A. Optimizing cuff width for noninvasive measurement of blood pressure. Blood Press Monit. 2000;5[3]:153-8. //www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10915227

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề