Fiat money adalah uang kita saat ini yang nilai intrinsiknya lebih tinggi daripada nilai nominalnya

Ilustrasi uang. ©2014 Merdeka.com/shutterstock.com/Club4traveler

JATIM | 25 Juni 2020 14:30 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda

Merdeka.com - Kehidupan zaman dahulu memang tak sekompleks saat ini. Dulu, manusia memenuhi kebutuhan sendiri-sendiri dengan sangat sederhana salah satunya adalah sistem barter yang sudah digunakan selama berabad-abad.

Hingga pada akhirnya, tibalah masanya uang menjadi alat tukar resmi yang digunakan hingga sampai saat ini. Uang mempunyai fungsi sebagai alat transaksi dalam kehidupan saat ini. Namun jenis uang ternyata bukan hanya logam dan juga kertas saja. Jika kamu bisa mengingat kembali pelajaran saat Sekolah Menengah Pertama atau SMP, kamu pasti bisa tahu jenis uang yang ada.

Saat ini banyak info mengenai jenis uang dan juga fungsinya yang bisa kamu cari dengan mudah. Untuk mengetahui secara rinci, berikut kami telah rangkum 8 jenis uang berdasarkan nilai dan kegunaannya:

2 dari 6 halaman

©2012 Shutterstock/Rustam Shigapov

Jenis uang sebetulnya terbagi menjadi beberapa kelompok. Jenis uang terbagi atas bahan pembuatannya, lembaga yang menerbitkannya, berdasarkan nilai yang dimiliki dan juga berdasarkan kawasan penggunaannya.

Mungkin memang kamu hanya familiar ataupun memahami jenis uang berdasarkan bahan pembuatannya saja. Karena jenis uang berdasarkan bahan pembuatannya inilah yang sering kamu gunakan sebagai transaksi sehari-hari.

Berikut ini beberapa penjelasan lebih rinci tentang jenis uang:

3 dari 6 halaman

1. Uang KertasJenis uang yang pertama adalah uang kertas. Uang kertas merupakan jenis uang yang berbahan dasar kertas untuk proses pembuatannya dengan gambar dan juga cap tertentu. 

Menurut UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, uang kertas ialah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas ataupun bahan lainnya yang menyerupai kertas. 

2. Uang Logam
Jenis uang yang selanjutnya adalah uang logam. Uang logam ini biasanya terbuat dari emas ataupun perak. Emas dan juga perak dipilih sebagai bahan dasar pembuatan jenis uang logam karena memenuhi syarat-syarat uang yang efisien.

Selain itu, karena harga emas dan juga perak yang relatif tinggi, maka kedua bahan ini pun lebih bisa diterima orang. Namun pada saat ini jenis uang logam tidak dilihat berdasarkan berat emas ataupun peraknya, melainkan nilai nominal yang dimiliki.

Uang logam juga memiliki nilai tukar tersendiri, antara lain adalah nilai intrinsik atau nilai dari bahan pembuatannya dan juga nilai tukar.

4 dari 6 halaman

3. Uang Kartal
Jenis uang yang berikutnya adalah uang kartal. Uang kartal biasa diterbitkan oleh Bank Sentral. Dalam hal ini Bank Indonesia menjadi penerbit dari uang kartal. Jenis uang kartal pun bisa digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Karena uang kartal sama dengan uang berdasarkan bahan pembuatannya. Yang termasuk dalam uang kartal adalah uang kertas dan juga uang logam.

4. Uang Giral
Jenis uang yang berikutnya adalah uang giral. Berbeda dengan uang kartal yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berupa uang kertas dan uang logam. Jenis uang giral ini diterbitkan oleh bank umum. Selain itu, bentuk uang yang dikeluarkan berupa cek ataupun bilyet giro.

Selain itu, terdapat beberapa perbedaan di antara uang kartal dan juga uang giral atau giruo tersebut. perbedaannya antara lain sebagai berikut:

Uang Kartal

  • Bisa digunakan seluruh masyarakat Indonesia;
  • Nilai nominal mata uang telah terteradan terbatas;
  • Nilai mata uang dijamin oleh pemerintah;
  • Terdapat kepastian pembayaran sesuai dengan nominal yang ada.

Uang Giral

  • Hanya bisa digunakan pada kalangan tertentu;
  • Nominal harus ditulis sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, selain itu nominal dari uang giral tidak terbatas;
  • Nilainya hanya dijamin oleh bank umum yang mengeluarkan;
  • Belum ada kepastian pembayaran.

5 dari 6 halaman

1. Bernilai penuh atau Full Bodied Money

Arti dari uang yang bernilai penuh ialah nilai intrinsik dan nilai nominalnya sama. Biasanya berlaku pada uang logam mulia yang terbuat dari emas ataupun perak.

2. Bernilai tidak penuh atau Representatif Full Bodied Money

Yang dimaksud dari nilai tidak penuh itu ialah bahwa nilai instrisik lebih kecil dibandingkan dengan nilai nominalnya. Untuk nilai yang bersifat tidak penuh ini bisanya terdapat pada uang kertas.

6 dari 6 halaman

Berdasarkan pada kawasan penggunaannya, jenis uang terbagi dalam 3 macam, yaitu uang lokal, uang regional dan juga uang internasional:

- Uang lokal
Untuk uang lokal ini hanya berlaku di satu negara tertentu saja. Seperti mata uang Rupiah yang hanya bisa digunakan di negara Indonesia saja. 

- Uang regional
Untuk uang regional tentu saja kawasan penggunaannya lebih luas dibandingkan dengan uang lokal. Seperti mata uang euro yang bisa kamu pakai di beberapa negara yang ada di Eropa. Kamu bisa menggunakan uang euro pada negara Jerman, Austria, Spanyol dan lain sebagainya.

- Uang Internasional
Uang ini berlaku di seluruh dunia. Jadi kamu bisa melakukan pembayaran di mana pun kamu berada dengan uang ini. Uang internasional yang digunakan dan menjadi standar pembayaran adalah Dollar Amerika.

[mdk/raf]

standar yang disebutfiat standar.Yang dimaksud dengan fiat standar adalahstandar yang didasarkan pada ketentuan bahwa uang yang beredar nilainya jauhlebih tinggi daripada nilai intrinsiknya. Oleh karenanya, uang yang nilainominalnya lebih tinggi daripada nilai intrinsikya seringkali disebut sebagaiuangfiat.1]Uang Bernilai Penuh dan Uang TandaDari adanya perbedaan nilai sebagaimana diuraikan di atas, maka kita dapatmenggolongkan uang menjadi tiga, yaitu :uang bernilai penuh[full bodied money],uang penuh yang representatif[representative full bodied money],danuang tanda[token money].a]Uang bernilai penuh [full bodied money]Uang bernilai penuh[full bodied money]ialah uang yang nilai intrinsiknyasama dengan nilai nominalnya. Jadi, uang tersebut nilainya sebagaibenda [komoditi] untuk keperluan non moneter sama dengan nilainyasebagai uang.Uang bernilai penuh ini timbul apabila suatu negara yang menganutstandar emas, standar perak, standar kembar membuat uang logam.

Setelah pada artikel sebelumnya kita membahas uang komoditas, kini saatnya Anda memahami apa itu uang fiat atau fiat money. Sebab, setelah uang komoditas terutama emas tidak lagi digunakan, hingga kini masyarakat di dunia menggunakan uang jenis ini.

Fiat money atau uang fiat adalah jenis uang yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara dan nilai uang tersebut tidak berdasarkan komoditas tertentu sebagaimana uang komoditas. Oleh karena itu, nilai fiat money tidak bergantung pada nilai intrinsik bahan pembuat uang, melainkan bergantung pada tingkat permintaan dan penawaran uang tersebut serta tingkat kepercayaan publik atas pemerintah yang menerbitkan uang itu.

Uang kertas dan logam yang saat ini banyak dipakai di seluruh dunia adalah contoh dari uang jenis ini. Tentu nilai nominal yang terpampang di uang tersebut tidak mewakili nilai intrinsik pembuatan uang itu melainkan hanya sebagai nilai nominal saja. Umumnya, nilai intrinsik uang tersebut jauh lebih rendah daripada nilai nominal.

Hal ini memungkinkan otoritas moneter untuk memproduksi uang sesuai yang mereka inginkan meskipun tetap harus dikontrol sebab beberapa kekurangan yang akan kita bahas nanti.

Selain uang kertas dan uang logam sebagaimana yang telah disebutkan di atas, fiat money juga bisa jadi uang jenis lain. Uang jenis lain ini seperti uang-uang yang telah dinyatakan sah sebagai alat tukar oleh pemerintah seperti uang digital, atau uang dalam bentuk komoditas yang nilai intrinsiknya kurang berharga tapi jumlah supply-nya banyak [fiduciary money].

Sejarah Uang Fiat

Fiat money baru banyak dipakai oleh masyarakat dunia pada tahun 1970-an ketika presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon mengumumkan bahwa nilai dolar Amerika Serikat kini tidak didasari dengan harga emas lagi. Dengan demikian, nilai dolar AS murni hanya dipengaruhi jumlah permintaan dan penawaran uang tersebut serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Meskipun tampaknya baru banyak digunakan pada akhir abad ke-20, namun sebenarnya sejarah penggunaan fiat money dapat ditelusuri hingga zaman China kuno. Tercatat pada abad ke-10 Masehi, dinasti Song dari China menerbitkan uang kertas. Walaupun nilai uang kertas tersebut berdasarkan nilai emas, perak dan sutra pada saat itu, namun pemerintah dinasti ini melarang penukaran komoditas tersebut dengan uang.

  • Lebih Mudah Mengikuti Perkembangan Ekonomi

Berbeda dengan uang komoditas yang nilainya berdasarkan sumber daya yang jumlahnya terbatas, fiat money umumnya diproduksi dari sumber daya yang dapat diperbaharui sehingga jumlah uang yang dapat diproduksi oleh otoritas moneter dapat mengikuti perkembangan ekonomi.

  • Fiat Money dapat Memenuhi Fungsinya sebagai Uang

Fungsi uang dalam suatu negara antara lain sebagai alat tukar, media penyimpan nilai dan  sebagai satuan hitung. Walaupun nilainya tidak berdasarkan satu komoditas tertentu, uang fiat masih bisa memiliki fungsi penuh di atas sehingga hingga kini, uang jenis ini sangat banyak digunakan.

Kekurangan Uang Fiat

  • Lebih Rentan Terhadap Inflasi

Karena fiat money diproduksi dari sumber daya yang dapat diperbaharui, jumlah supply uang jenis ini dalam beberapa kasus sering berlebihan. Jumlah supply yang terlalu banyak ini menimbulkan tingkat inflasi yang lebih tinggi daripada yang seharusnya.

Apalagi saat ini, telah banyak beredar uang digital yang notabene hanya berupa angka [bukan kertas atau koin] dan tidak didasarkan pada harga komoditi apapun.

Kasus inflasi berlebihan [hyperinflation] ini pernah terjadi di Jerman pada tahun 1921-1923. Ketika itu, pemerintah Jerman dipaksa untuk membayar kerugian akibat perang dunia pertama dan tidak bisa mengakses emas sebagai dasar nilai uang pada saat itu [gold standard].

Akibatnya, pemerintah Jerman terpaksa mencetak dan mengedarkan uang dengan tanpa berdasar pada komoditas apapun dan melebihi yang seharusnya. Karena jumlah supply uang terlalu banyak, harga-harga komoditas naik dengan tanpa terkendali.

Jumlah supply fiat money yang tidak terbatas ini juga mengakibatkan krisis finansial di Amerika Serikat pada tahun 2008. Bedanya dengan Jerman, krisis ini dipicu supply fiat money dalam bentuk sekuritisasi surat berharga yang tidak berdasarkan pada aset riil di dunia nyata.

  • Dibandingkan dengan Uang Komoditas, Nilai Uang Fiat Lebih Fluktuatif

Hal ini disebabkan karena nilai uang fiat hanya berdasarkan kepercayaan publik terhadap suatu mata uang dan pemerintah yang menerbitkan uang tersebut. Semakin tinggi kepercayaan publik, maka nilai tukar uang tersebut [terutama terhadap dolar] akan semakin kuat, begitupun sebaliknya. Ini tentu saja berbeda dengan emas yang kualitasnya di mana pun relatif tetap sama.

  • Harus Dikontrol oleh Pemerintah

Demi menghindari krisis serupa tahun 1921, 1929, 1998 dan 2008 agar tidak terjadi lagi, mau tidak mau jumlah fiat money yang beredar di masyarakat harus dikontrol oleh pemerintah.

Dalam hal ini, institusi pemerintahan yang bertugas mengatur fiat money ini di Indonesia adalah Bank Indonesia untuk level makro dengan bantuan Otoritas Jasa Keuangan [OJK] pada level mikro.

Tujuannya adalah agar jumlah money supply di Indonesia dapat dikontrol dengan baik sehingga tingkat inflasi juga dapat ditargetkan sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang berjalan.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề