jelaskan perbedaan buku fiksi dan nonfiksi

Sebagian dari kita mungkin tidak asing dengan istilah fiksi dan nonfiksi. Singkatnya, buku fiksi adalah hasil imajinasi, sementara buku nonfiksi berdasarkan fakta. Tapi, apa itu saja bedanya?

Pada dasarnya, buku fiksi merujuk kepada buku yang isinya fiktif, artinya tidak nyata, rekaan, imajinasi, atau khayalan. Isi dari buku ini berasal dari imajinasi penulisnya. Walaupun adakalanya tokoh, alur cerita, atau latar bisa merujuk kepada sesuatu yang benar-benar ada.

Katakan saja sebuah novel dengan tokoh bernama Albert Einstein, yang ketika mengenyam studi di Universitas Zurich tanpa sengaja menemukan mesin waktu. Albert Einstein mungkin orang yang betul-betul ada, Universitas Zurich juga benar merupakan universitas tempat Einstein mendapat gelar Ph.D., tapi novel tersebut tetaplah karya fiksi karena alur ceritanya bukanlah kejadian sesungguhnya.

[Baca juga: Resensi Buku, Apa dan Bagaimana Cara Membuatnya?]

Lalu bagaimana dengan buku fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata? Apakah disebut fiksi juga atau nonfiksi? Jawabannya fiksi, karena penulis pasti memasukkan sesuatu yang mengacu pada imajinasinya di dalam cerita tersebut, baik itu tokoh fiktif, adegan, maupun tempat.

Walaupun buku fiksi dapat ditulis dengan mengandalkan imajinasi, bukan berarti penulisnya tidak memerlukan riset. Justru karena ceritanya merupakan produk khayalan, adakalanya penulis harus memberi penjelasan agar pembaca merasa bahwa ceritanya masuk akal dan tidak absurd, kecuali penulis memberikan makna di baliknya. Karena itu, tidak jarang lho pengarang novel sampai perlu melakukan riset agar isi bukunya lebih berkualitas.

Secara tradisional, fiksi bisa termasuk novel, cerita pendek, fabel, legenda, mitos, dongeng, epik dan puisi naratif, sandiwara [termasuk opera, teater musikal, drama, permainan boneka, dan berbagai jenis tarian teatrikal]. Namun, fiksi juga dapat mencakup buku komik, dan berbagai kartun animasi, stop motion, anime, manga, film, permainan video, program radio, program televisi [komedi dan drama], dan lain sebagainya.

Buku Nonfiksi

Berbeda dengan buku fiksi, buku nonfiksi berisi data dan fakta di dalamnya, sehingga tidak sembarang orang dapat menulis buku nonfiksi. Isinya harus dapat dipertanggungjawabkan sebagai suatu kebenaran. Artinya, penulis buku nonfiksi harus hati-hati dalam menyusun buku nonfiksi.

Buku nonfiksi memiliki banyak ragam, seperti biografi dan ensiklopedia. Buku pelajaran yang teman-teman pakai juga termasuk buku nonfiksi lho. Selain itu, buku-buku hasil penelitian, sejarah, sains, kesehatan, dan tips juga masuk ke dalam kategori buku nonfiksi.

Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Buku Fiksi dan Nonfiksi

Untuk menilai isi buku fiksi maupun nonfiksi diperlukan adanya nilai-nilai dari suatu buku yang dapat mengacu pada kelebihan maupun kekurangan.

Berikut macam-macam nilai yang terdapat pada cerita fiksi maupun nonfiksi:

1. Nilai Sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan hubungan antar masyarakat yang memperhatikan kepentingan umum, misalnya: menolong, bergotong royong, menderma dan lain-lain.

2. Nilai Budaya, yaitu nilai yang yang berkaitan dengan kepercayaan, adat istiadat, kesenian, dan akal budi yang sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah.

3. Nilai Ekonomi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan asas-asas produksi, distribusi, konsumsi, dan kekayaan, misalnya: keuangan, waktu, tenaga, industri, dan perdagangan.

4. Nilai Filsafat, yaitu nilai yang berkaitan dengan hakikat, sebab, asal, dan hukum sesuatu.

Masih banyak lagi nilai-nilai yang belum tersebutkan diatas seperti nilai kebersihan, nilai etika dan sebagainya. Namun empat nilai diatas sudah cukup mewakili nilai-nilai yang terkandung dalam buku fiksi maupun nonfiksi. Pada dasarnya, buku fiksi maupun nonfiksi memiliki dasar nilai-nilai yang sama, yang membedakan danyalah pada jenis buku yang kita baca.

Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi – Penjelasan Disertai Tabel – Siapa nih yang suka baca buku? Ayo angkat jari! Kamu yang suka baca pastinya tahu perbedaan buku fiksi dan non-fiksi. Bila tidak tahu maka pengakuanmu patut dipertanyakan nih. Ibaratnya, kamu menyukai doi tapi nggak tahu bagaimana sifat-sifatnya selama ini.

Kehidupan manusia cukup dekat dengan buku sebab semenjak kecil kita diajarkan untuk rajin membaca buku. Apalagi semasa sekolah dari tingkat dasar hingga atas, kita pasti memiliki buku-buku bacaan sebagai bahan belajar.  Nah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. 

Buku diartikan pula sebagai jendela dunia. Sebutan lain buku adalah gudang ilmu. Kedua istilah yang melekat pada buku tersebut selama ini menandakan buku memberikan banyak manfaat berupa pengetahuan.

Semakin banyak membaca buku, wawasan seseorang akan kian bertambah. Sehingga buku merupakan sebuah karya yang ditulis dan dicetak dalam bentuk lembaran. Isinya ditujukan kepada masyarakat agar dibaca. Keberhasilan sebuah buku dilihat dari seberapa berpengaruh isi buku terhadap cara berpikir dan berperilaku setiap pembacanya.

Buku memiliki beberapa kualifikasi berdasarkan isi dan kreativitasnya. Macam-macam buku menurut isinya adalah ensiklopedia, novel, jurnal, cerita pendek, biografi atau autobiografi, komik, buku ajar, buku referensi, dan lain-lain. Dari sekian macam buku di atas, kamu paling sering membaca buku apa?

Jika berdasarkan kreativitasnya maka buku terdiri dari buku fiksi, non-fiksi, dan biasanya ada satu tambahan lagi yakni faksi. Kali ini kita akan membahas perbedaan antara dua jenis buku yang sering ditemui yakni fiksi dan non-fiksi. Sebelum beralih ke penjelasan di bawah, coba jawab pertanyaan ini. Menurut kamu, novel termasuk buku fiksi atau non-fiksi?

Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi – Penjelasan Disertai Tabel

Dibawah ini akan dijelaskan tentang pengertian kedua jenis buku. Dan di bagian bawah adalah tabel perbedaan antara buku fiksi dan non fiksi.

Dari penjabaran di atas, dapat dirangkum secara singkat perbedaan buku fiksi dan non-fiksi seperti di bawah ini.

PerbedaanBuku FiksiBuku Non Fiksi
SifatTidak ilmiahIlmiah
Data yang diperolehImajinasi atau khayalanPenelitian ilmiah
Bentuk teksNarasiEksposisi, argumentasi, laporan
Gaya bahasaTidak baku, menggunakan majas Baku
MaknaMenggunakan makna konotatifMenggunakan makna denotatif
FungsiSebagai hiburanMenambah pengetahuan
Sumber: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran [RPP] Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MTSN 4 Tapanuli Selatan

1. Buku Fiksi

Ya, jawabannya adalah buku fiksi. Bila kamu menjawab dengan benar maka setidaknya kamu mengetahui apa itu buku fiksi dan mampu mengidentifikasi mana saja buku yang tergolong fiksi. Sesuai arti kata fiksi yakni cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan.

Jadi buku fiksi adalah sebuah karya yang dihasilkan oleh penulis berdasarkan imajinasinya. Isi dalam sebuah buku fiksi merupakan hasil imajinasi, khayalan, atau rekaan. Yang berarti cerita yang dibangun oleh penulis bersifat fiktif.

Contoh buku fiksi adalah buku kumpulan puisi, novel, buku antologi cerpen, dan sebagainya.

Unsur-unsur dalam buku fiksi biasanya terdiri dari tema, latar, tokoh, alur, gaya bahasa, dan amanat. Apakah kalian tahu arti setiap unsur tersebut?

1. Tema adalah ide pokok atau gagasan utama dalam sebuah tulisan
2. Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah cerita
3. Tokoh adalah setiap individu yang ada di dalam cerita dengan karakternya masing-masing. Terdapat karakter protagonis, antagonis, dan tritagonist.
4. Alur adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang membentuk jalan cerita. Di dalam alur terdapat konflik yang menggambarkan pertentangan setiap tokoh dalam cerita yang menghasilkan ketegangan. Adanya konflik membuat jalan cerita menjadi lebih menarik karena terdapat proses klimaks dan anti-klimaks
5. Gaya bahasa adalah cara penulis menyampaikaan ceritanya. Biasanya terdapat majas-majas tertentu yang digunakan oleh penulis
6. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerita tersebut

Meskipun berdasarkan imajinasi bukan berarti membaca buku fiksi tidak ada manfaatnya. Buku fiksi memang berbeda dengan buku non-fiksi yang cenderung memberikan informasi atau pengetahuan dan sifatnya nyata. Namun buku fiksi tetap memberikan dampak positif untuk para pembacanya.

Menurut rilis National Geographic, terdapat enam manfaat yang didapatkan manusia saat membaca buku fiksi, yaitu:

  1. Meningkatkan kreativitas
  2. Menemukan sosok pahlawan atau tokoh ideal yang dijadikan panutan
  3. Menunjukkan emosi
  4. Meningkatkan fokus
  5. Menemukan diri sendiri
  6. Memberikan kedamaian dan menghilangkan stress, dan masih banyak lagi manfaat yang bisa kamu dapatkan dari membaca buku fiksi.

Baca juga : Apa Itu Cerita Fiksi? Pengertian, Ciri-ciri dan Macamnya

2. Buku Non-fiksi

Lantas bagaimana dengan buku non-fiksi? Singkatnya, buku non-fiksi adalah kebalikannya buku fiksi. Bila buku fiksi didasarkan pada imajinasi maka buku non-fiksi berisi data-data valid. Buku non-fiksi berisi hal-hal yang sifatnya faktual atau sesuai dengan fakta. Jadi buku non-fiksi dapat didefinisikan sebagai karya yang ditulis oleh penulis dengan menggabungkan serangkaian fakta dan data yang dapat dipercaya.

Contoh buku non-fiksi adalah ensiklopedia, buku panduan, kamus, buku referensi, buku ajar, buku biografi, dan lainnya. Disampaikan oleh GreatEdu, buku non-fiksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini. 

1. Gaya Bahasa

Sebenarnya membedakan buku non-fiksi dan buku fiksi dapat dengan mudah melalui gaya bahasa yang digunakan. Buku fiksi menggunakan bahasa tidak baku dan seperti orang bercerita [story telling] sedangkan buku non-fiksi menggunakan bahasa baku.

2. Tegas dan Tidak Berbelit

Penyampaian isi dalam buku non-fiksi menggunakan gaya bahasa tegas dan tidak berbelit. Ini dilakukan untuk menghindari munculnya beragam tafsir.

3. Faktual

Informasi yang diberikan merupakan fakta atau nyata.

4. Tulisan Ilmiah Populer

Penulisannya sesuai dengan karya ilmiah yang di dalamya terdapat kajian pustaka, sumber referensi, dan lain-lain.

5. Menyajikan Penemuan Baru atau Menyempurnakan Penemuan yang Ada

Buku non-fiksi berisi penemuan baru ataupun menyempurnakan penemuan baru kepada pembacanya.

Ciri-ciri yang lain :

  • Kerangka biasa bentuk ini berupa urutan bab dan butiran butiran penting lainya  yang disusun secara vertikal. Cara ini sering disebut catatan yang bersifat konvensional karena sifat ntya yang kaku dan kurang menarik
  • Peta pikiran ide-ide penting dari suatu buku dapat kita gambarkan dengan mengikuti alur berpikir kita sendiri. Peta pikiran juga membantu visualisasi atau gambaran kita terhadap suatu konsep di dalamnya.
  • Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf objektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan menggugah nalar [pikiran] pembaca.
  • Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

Baca juga : Contoh Buku Non Fiksi dan Ciri Utamanya

Manfaat Membaca Buku Non Fiksi

Manfaat yang didapatkan bila kamu membaca buku non-fiksi diantaranya adalah:

1. Menambah Pengetahuan

Dalam buku non-fiksi, kamu akan menemukan pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan karena buku jenis ini memuat fakta dan data. Jadi semakin banyak buku non-fiksi yang kamu baca maka semakin bertambah luas pula pengetahuan yang didapat.

2. Meningkatkan Konsentrasi

Manfaat selanjutnya adalah kamu bisa mengasah kemampuan berkonsentrasi. Sebenarnya membaca buku jenis apapun memang berdampak baik terhadap konsentrasi seseorang. Ketika membaca buku non-fiksi, kamu pasti membutuhkan konsentrasi agar menangkap isi buku. Untuk itu membaca buku non-fiksi juga bisa meningkatkan konsentrasi.

3. Mengetahui Perkembangan Suatu Kajian Ilmu

Umumnya buku non-fiksi mengulas satu kajian atau bidang ilmu tertentu. Saat kamu membaca buku non-fiksi maka kamu akan mengetahui bagaimana perkembangan ilmu tersebut. Kamu juga bisa mengetahui pengetahuan-pengetahuan terbaru yang berkaitan dengan ilmu tersebut.

4. Melatih Kemampuan Berpikir

Membaca buku non-fiksi dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Buku non-fiksi memberikan fakta dan data. Sehingga kamu bisa belajar berpikir secara ilmiah. Selain itu, kemampuan analisis kamu bisa meningkat karena membaca buku non-fiksi memerlukan kemampuan untuk menganalisis data dan menyaring informasi.

Baca juga : Perbedaan Cerita Fiksi Dan Non Fiksi Yang Lebih Spesifik dan juga Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề