Karakteristik kualitas informasi akuntansi materialitas


Accounting Media – Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.


Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk meksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untukdapat dipahami oleh pemakai tertentu.

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevan berarti juga harus berguna untuk peramalan [predictive] dan penegasan [confirmatory] atas transaksi yang berkaitan satu sama lain.

Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur [faithful representation] dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut.

a.      Penyajian jujur. Menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Penggambaran tersebut harus memenuhi kriteria pengakuan, walaupun terkadang mengalami kesulitan yang melekat untuk mengidentifikasi transaksi baik disebabkan oleh kesulitan yang melekat pada transaksi atau oleh penerapan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi atau peristiwa tersebut.

b.      Substansi mengungguli bentuk. Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang sesuai dengan prinsip dan bukan hanya bentuk hukumnya.

c.       Netral. Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan pihak tertentu saja.

d.     Didasarkan atas pertimbangan yang sehat. Adakalanya di dalam menyusun sebuah laporan keuangan akan menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan atas ketidakpastian tersebut.

e.      Materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantunkan [omission] atau kesalahan dalam mencatat [misstament]. Oleh karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan [trend] posisi dan kinerja keuangan. Agar dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akuntansi yang berlaku. Bila pemakai akan membandingkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan antarperiode, maka entitas perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.

Sumber artikel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ini di dapat dari Buku Akuntansi Syariah di Indonesia berdasarkan PSAK, Sri Nurhayati-Wasilah, Salemba Empat. Terimakasih.

Oleh wibowo subekti 14 Jan, 2022

Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik [SAK ETAP] antara lain meliputi :

- Dapat Dipahami.

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. 

Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

- Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan. 

Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.



Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

 
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang wajar diharapkan dapat disajikan.


- Substansi Mengungguli Bentuk


Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan bentuk hukumnya.


Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian , sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. 

Pertimbangan yang sehat tidak mengijinkan bias. 

Penyusunan Laporan Keuangan harus menggunakan pertimbangan yang sehat.


Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan material biaya.


Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.


Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka dalam jangka waktu pengambilan keputusan

 
- Keseimbangan Biaya dan Manfaat

Materialitas [materiality] adalah prinsip dalam akuntansi bahwa item yang relatif penting dalam pengambilan keputusan harus dimasukkan dalam laporan keuangan. Prinsip ini adalah untuk memastikan keputusan ekonomi yang andal oleh pengguna laporan keuangan. Ini tidak hanya melindungi kepentingan pemegang saham dan investor tetapi juga memfasilitasi akuntan ketika menyiapkan laporan keuangan.

Kelalaian atau salah saji item adalah material jika mereka dapat, secara individu atau kolektif, mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat pengguna laporan keuangan. Misalnya, jika sebuah perusahaan hendak melaporkan pendapatannya, atau membuat tawaran pengambilalihan untuk perusahaan lain, itu akan dianggap sebagai informasi material. 

Materialitas bukanlah konsep yang mutlak tetapi tergantung pada ukuran dan sifat suatu barang dan keadaan tertentu di mana ia muncul. Setiap kelompok akun serupa yang material disajikan secara terpisah, begitu juga item yang tidak serupa disajikan secara terpisah, kecuali mereka tidak material.

Konsep materialitas bervariasi, tergantung pada ukuran entitas. Perusahaan besar dapat menganggap transaksi senilai Rp1 juta sebagai tidak material dalam proporsi terhadap total aktivitasnya, tetapi nilai tersebut sangat material bagi perusahaan lainnya yang memiliki ukuran bisnis yang relatif kecil.

Mengapa konsep materialitas itu penting

Konsep materialitas adalah fundamental. Itu mempengaruhi perusahaan untuk melaporkan apakah suatu transaksi sebagai item yang terpisah atau tidak. Memang, menghilangkan beberapa transaksi dapat secara signifikan mengurangi waktu proses pelaporan keuangan.

Materialitas bukanlah konsep absolut. Itu tergantung pada ukuran dan sifat suatu item dan keadaan khusus di mana ia muncul. Perusahaan harus secara terpisah melaporkan beberapa akun serupa, tetapi masing-masing materi. Tetapi, jika mereka tidak penting, perusahaan dapat menggabungkannya menjadi satu akun. 

Salah saji material terjadi ketika informasi dalam laporan keuangan salah. Oleh karena itu mempengaruhi keputusan ekonomi mereka yang bergantung pada laporan. Sebagai contoh, salah saji akun utang menyesatkan kreditor dalam menilai tingkat leverage perusahaan. Itu membuat mereka salah memutuskan apakah akan memperpanjang atau menarik kredit ke perusahaan.

Mengklasifikasikan item sebagai material atakauah tidak

Materialitas bersifat subyektif dan bervariasi tergantung pada ukuran entitas. Angka yang sama dapat dianggap material untuk perusahaan kecil, tetapi tidak material untuk perusahaan besar karena ukuran asetnya.

Misalnya, perusahaan besar dengan aset Rp100 triliun menganggap transaksi Rp1 juta tidak penting. Meski demikian, angka tersebut merupakan bahan untuk usaha kecil dengan total aset Rp100 juta.

Karena sifatnya subyektif, setiap perusahaan harus dapat menentukan item mana yang material relatif terhadap operasinya. Auditor menilai materialitas berdasarkan keadaan sekitar. Untuk menentukan tingkat materialitas, auditor mengandalkan aturan praktis dan penilaian profesional. Itu tergantung pada persepsi auditor tentang kebutuhan informasi keuangan pengguna dan ukuran atau sifat salah saji.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề