Kelainan pada otot yang disebabkan oleh virus sehingga keadaan otot mengecil disebut

Lihat Foto

Shutterstock

Atrofi otot

KOMPAS.com - Atrofi otot adalah kondisi dimana otot tampak jauh mengecil dibandingkan ukuran normal. Kondisi ini umumnya disebabkan kurangnya aktivitas fisik, gizi buruk, dan kondisi medis tertentu.

Pada orang yang lama tidak menggunakan ototnya, kondisi ini juga akan terjadi. Misalnya pada orang tua yang sudah tidak bisa bangun dari tempat tidur. Biasanya pada kakinya akan mengalami atrofi otot.

Jika ada otot yang tidak digunakan dalam waktu lama, tubuh akan melakukan mekanisme untuk menghancurkan sel otot pada bagian tersebut. Mekanisme ini bertujuan untuk menghemat energi.

Penyebab

Dilansir dari Medical News Today, penyebab atrofi otot adalah gizi buruk, usia, genetik, kondisi medis, dan gangguan saraf.

Penyebab pertama adalah gizi buruk. Gizi buruk bisa meningkatkan risiko terkena berbagai gangguan kesehatan, termasuk atrofi otot. Hal ini akan terjadi terutama pada orang yang kekurangan protein, buah, dan sayuran.

Kedua adalah usia. Usia juga mempengaruhi kondisi seseorang terkena atrofi otot. Semakin tua usia seseorang, tubuh akan semakin sedikit memproduksi protein yang dibutuhkan otot.

Penurunan produksi ini akan memicu sel otot untuk menyusut. Kondisi ini dinamakan sarkopenia. Sarkopenia menyerang hampir sepertiga populasi orang yang berusia di atas 60 tahun.

Kondisi ini biasanya disertai gejala lemah, keseimbangan tubuh yang buruk, sulit bergerak, dan ketahanan yang rendah.

Baca juga: Cedera Otot Hamstring: Gejala, Penyebab, hingga Pengobatan

Ketiga adalah genetik. Terdapat kondisi genetik yang menyebabkan atrofi otot. Nama kondisi ini adalah spinal muscular atrophy [SMA].

Keempat adalah gangguan saraf. Saraf bisa mengalami kerusakan jika mengalami trauma. Ketika ini terjadi, otot akan berhenti berkontraksi karena tidak lagi menerima sinyal dari saraf.

Kelima adalah kondisi medis khusus. Beberapa kondisi medis yang bisa sebabkan atrofi otot antara lain amyotrophic lateral sclerosis [ALS], arthritis, myositis, dan polio.

Gejala

  • Lengan atau kaki lebih kecil sebelah
  • Tungkai terasa lemah
  • Sulit menyeimbangkan tubuh
  • Tidak aktif bergerak dalam waktu yang lama

Perawatan

Perawatan atrofi otot bergantung pada derajat keparahan dan kondisi medis yang menyertai. Sebagian besar kasus dapat dibantu untuk memperlambat pengecilan otot yang terjadi.
Beberapa terapi yang bisa dilakukan antara lain terapi fisik, terapi listrik atau functional electrical stimulation [FES], dan operasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Kelainan pada otot manusia sangat beragam jenisnya dan dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa. Kelainan pada otot ini disebut juga miopati.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Ilustrasi seorang wanita yang mengalami masalah kelainan otot di pergelangan tangannya

Otot merupakan jaringan organ tubuh yang berperan dalam sistem gerak. Ada tiga jenis otot pada tubuh manusia, yaitu otot rangka, otot halus dan otot kardio [jantung]. Otot yang umumnya dikenal masyarakat umum adalah jenis otot rangka yang dapat berkontraksi untuk menggerakkan bagian tubuh dan melindungi organ tubuh lainnya.Otot rangka khususnya berperan dalam menentukan postur dan pergerakan tubuh. Ukuran dan kekuatan otot rangka sangat beragam dan dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai jenis latihan otot. Di samping itu, hormon pertumbuhan dan testosteron juga berpengaruh dalam membentuk otot pada masa kanak-kanak dan mempertahankan ukurannya setelah dewasa.Sama halnya dengan bagian tubuh lain, otot juga dapat terserang penyakit dan mengalami kelainan yang dinamakan miopati. Kelainan pada otot ini dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa.

Penyebab dan gejala kelainan pada otot

Miopati merupakan kelainan serabut otot yang menyebabkan kelemahan otot sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Penyebab kelainan pada otot sangat beragam, mulai dari kelainan otot bawaan, kesalahan penggunaan otot, hingga gangguan sistem tubuh.Penyebab terjadinya kelainan pada otot di antaranya adalah:
  • Cedera yang disebabkan penggunaan otot yang salah atau berlebihan sehingga menyebabkan terkilir, kejang, atau kram otot.
  • Kelainan bawaan
  • Penyakit saraf yang memengaruhi otot
  • Penyakit infeksi
  • Penyakit autoimun
  • Peradangan, contohnya miositis
  • Beberapa jenis kanker
  • Beberapa jenis obat-obatan tertentu.
Diperlukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya kelainan pada otot. Dimulai dari pemeriksaan gejala hingga tes lain yang diperlukan. Gejala-gejala yang umum dirasakan pasien kelainan otot di antaranya adalah:
  • Mengalami kelemahan
  • Kram
  • Kaku atau kejang
  • Kebas atau mati rasa
  • Nyeri
  • Kelumpuhan pada bagian otot yang bermasalah.
Gejala-gejala kelainan otot bisa berbeda antara satu pasien dengan lainnya. Ada kalanya juga penyebab miopati tidak dapat diketahui dengan pasti.  

Jenis-jenis kelainan pada otot

Kelainan otot dapat terjadi karena bawaan [inherited], seperti penyakit distrofi otot. Selain karena bawaan, kelainan pada otot juga bisa karena didapat [acquired], seperti kram otot atau karena penyakit autoimun. Jenis-jenis penyakit otot sangat beragam, mulai dari penyakit yang umum terjadi hingga jenis kelainan yang tergolong langka.Jenis-jenis kelainan otot di antaranya adalah:
  • Kekakuan serta kram biasa pada otot: in adalah masalah umum pada otot yang dapat terjadi sehari-hari.
  • Miopati kongenital: kelainan bawaan yang ditandai dengan perkembangan kemampuan motorik yang terlambat, serta kelainan pada wajah dan otot rangka. Kondisi ini dapat dikenali sejak baru lahir.
  • Dermatomiositis: kelainan otot berupa radang berupa kelemahan otot dan ruam pada kulit.
  • Distrofi sistem otot: memiliki ciri-ciri kelemahan progresif pada otot yang terkena kelainan, ada kalanya distrofi otot terlihat sejak baru dilahirkan.
  • Miopati mitokondria: disebabkan oleh kelainan genetik pada mitokondria, struktur seluler yang mengendalikan energi. Diantaranya adalah penyakit sindrom Kearns-Sayre, MELAS, dan MERRF.
  • Penyakit kelainan penyimpanan glikogen pada otot: kelainan yang disebabkan oleh terjadinya mutasi pada gen yang mengontrol enzim untuk memutasi glikogen dan glukosa [gula darah], termasuk penyakit Pompe, Cori, dan Andersen.
  • Mioglobinuria: penyakit yang disebabkan adanya kelainan dalam metabolisme mioglobin termasuk di dalamnya penyakit McArdle, Tarui, and DiMauro.
  • Miositis Ossificans: benjolan yang disebabkan terbentuknya tulang pada jaringan otot.
  • Periodik paralisis: penyakit otot yang ditandai dengan kelemahan pada otot tangan dan kaki. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan elektrolit dan ion-ion pada sel otot.
  • Polimiositis: jenis penyakit berupa peradangan pada beberapa otot rangka
  • Neuromiotonia: kelainan langka pada saraf yang ditandai dengan aktivitas otot secara terus menerus yang tidak dapat dikontrol, berupa kedutan atau kekakuan otot.
  • Stiff-person Syndrome [SPS] atau Stiff-man Syndrome [SMS]: penyakit otot yang ditandai dengan kekakuan dan kejang-kejang sehingga mengakibatkan gangguan mobilitas dan keseimbangan.
  • Tetani: ditandai dengan kontraksi otot, kejang, kram atau tremor berkepanjangan yang terjadi pada tangan dan kaki.
Pengobatan untuk mengatasi miopati tergantung pada jenis penyakit serta kondisi spesifik setiap pasien. Sebagian kelainan pada otot dapat diatasi dengan pemberian obat sesuai gejala. Sebagian lain mungkin harus diiringi dengan terapi fisik khusus, pemberian penyangga [bracing] untuk menyokong otot yang mengalami kelemahan agar lebih kuat, dan melalui pembedahan.

masalah otot

MSD Manuals//www.msdmanuals.com/home/bone,-joint,-and-muscle-disorders/biology-of-the-musculorangka-system/muscles

Diakses 12 Juni 2020

Medlineplus//medlineplus.gov/muscledisorders.html

Diakses 12 Juni 2020

National Institute of Neurogical Disorder s and Stroke//www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Myopathy-Information-Page

Diakses 12 juni 2020

Tidak hanya berolahraga di gym saja, untuk meraih otot perut, Anda juga harus memiliki rencana diet yang matang. Berikut ini 8 cara membentuk otot perut yang ampuh, untuk Anda.

Kejang pada otot saat tidur sering terjadi pada orang dewasa dan hanya berlangsung sebentar. Salah satu penyebabnya adalah otot yang terlalu tegang.

14 Jun 2019|Azelia Trifiana

Cara mengurangi nyeri otot setelah olahraga antara lain kompres es, kompres hangat, pijat, dan minum obat pereda nyeri. Untuk mencegahnya jangan lupa pemanasan dan pendinginan.

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti

Dijawab Oleh dr. R. H. Rafsanjani

Dijawab Oleh dr. Denny Sutanto

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề