Mengapa Belanda menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang

contoh campuran dalam kehidupan sehari-hari yaitua. asam asetat, soda kue, udara b. emas, oksigen, hidrogen c. air sungai, tanah, timbald. udara, maka … nan, minuman​

arti kosakata : gempar mohon bantuan nyaa​

teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan mengenai proses terjadi nya​

Andi bersepeda kesekolah. Arti imbuhan ber-pada kata bersepeda adalah​

buatlah surat pribadi,kepada ayah yang berada di perantauan di masa pandemi​

Kata Nedi saya akan berangkat ke Yogyakarta. Kalimat yang digarisbawahi sebaiknya diberi tanda baca ...​

plis ini bener ga jawabannya? kaya gni ga? bsk dikumpulin plissyg bsa Indonesia KD 4.4-CARILAH IKLAN PRODUK ATAU JASA YANG MENURUTMU UNIK DAN MENARIK- … JELASKAN HAL HAL PENTING YANG MEMBUAT IKLAN TSB MENARIK BGIMU! -JELASKAN ISI DAN KESIMPULAN TEKS PAPARAN IKLAN TSB! plis itu bener ga? kya gitu ga jwabannya? ​

nak, turutilah nasihat orang tuamu! kesalahan tanda baca pada kalimat diatas adalah...​

Q. 1 ] Sebutkan 4 ciri - ciri iklan2 ] Sebutkan 3 jenis iklan berdasarkan isinya !3 ] Sebutkan tujuan membuat iklan{ No Copas }{ No Ngasal }{ No Bahas … a Alien }Note 1 : Gabuz tinggat tinggiNote 2 : Ambil aja ppnya kalau mau Selamat mengerjakan !​

membuat teks pidato jelas,singkat tentang perpisahan kelas 6 kk tolong di jawab buat tugas​

Perundingan Belanda dan Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat, 8 Maret 1942. Hasilnya, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

PADA 8 Maret 1942, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh dan Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten berunding dengan Panglima Tertinggi Balatentara Dai Nippon Jenderal Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Hasilnya, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Harian Asia Raya, 9 Maret 1943, memuat laporan panjang mengenai jalannya perundingan itu.

"Apakah tuan sanggup membicarakan di sini tentang menyerah atau meneruskan perang?" tanya Imamura.

Advertising

Advertising

"Itu tidak bisa," jawab Tjarda singkat.

"Apa sebabnya?"

"Bahwa kami sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda," kata Tjarda, "sampai pada akhir ini mempunyai hak memimpin balatentara. Tapi baru-baru ini hak tertinggi ini dijabat kembali oleh Wilhelmina."

Ter Poorten menambahkan, "Saya pun tidak mempunyai hak sedemikian."

Menurut Ide Anak Agung Gde Agung dalam memoarnya Kenangan Masa Lampau, jawaban gubernur jenderal hanyalah suatu usaha untuk mengulur waktu. Mendengar jawaban tersebut Jenderal Imamura naik pitam.

"Jika demikian, tuan-tuan datang kemari untuk apa? Apa sebabnya memajukan penghentian perang pada tanggal 7 kemarin dengan memakai utusan militer?" ujar Imamura.

"Kami memajukan penghentian perang karena kita tak tahan hati bahwa kota Bandung akan mengalami bencana yang lebih hebat daripada ini," dalih Tjarda, "dan hendak membuka pintu Bandung untuk Balatentara Nippon."

"Kalau begitu," kata Imamura, "Balatentara [Belanda] menyerah seluruhnya saja."

“Saya tidak berhak," Tjarda mengelak, "hanya Wilhelmina yang mempunyai kuasa. Dan untuk mengadakan perhubungan dengan Wilhelmina tidak mungkin."

"Pertanyaan dilakukan berulang-ulang," tulis Asia Raya, "akan tetapi jawabannya berputar-putar."

Tjarda mengakui tak berdaya secara militer, tapi dia meminta bermusyawarah dalam soal pemerintahan dan ekonomi. Imamura menolak mentah-mentah: "Sekarang kita berada di tengah-tengah peperangan. Persidangan ini bukan tempat untuk permusyawaratan diplomatik. Maksud kami hanyalah membicarakan: menyerah atau meneruskan peperangan."

Tjarda kembali berlindung di balik alasan bahwa peperangan akan membinasakan penduduk Bandung dan karena itu dia hendak menyerahkan Bandung dan sekitarnya kepada Jepang dengan harapan Belanda masih bisa menguasai daerah lain. Merebut Bandung itu mudah, ujar Imamura, Balatentara Dai Nippon akan merebut kota itu dengan tenaga sendiri. "Jika maksud tuan hanya hendak menyerahkan Bandung dan tidak mau menyerah, sebagaimana yang tuan pertahankan, tak berguna lagi untuk meneruskan pembicaraan ini. Berarti tuan memilih melanjutkan perang," kata Imamura.

Sementara itu, Ter Poorten menyatakan, "Suatu hal yang nyata bagi kami ialah bahwa tentara Belanda sudah terang dan nyata tiada dapat melawan Nippon." Mendengar perkataan tersebut, "Tjarda melihatnya dengan sangat gusarnya dan menentang muka Ter Poorten dengan keadaan marah," tulis Asia Raya.

Antara Tjarda dan Ter Poorten terjadi pertentangan. Menurut Gde Agung, Ter Poorten berpendapat tidak ada jalan lain selain menyerah dan menghentikan peperangan karena semua kekuatan militernya sudah dihancurkan oleh Jepang dan dia tidak memiliki lagi pasukan cadangan untuk diajukan ke medan pertempuran.

"Sedangkan Gubernur Jenderal menghendaki agar peperangan diteruskan saja dengan perang gerilya yang berpangkalan di daerah Bandung selatan," tulis Gde Agung. "Saran tersebut tidak dapat diterima oleh Jenderal Ter Poorten dilihat dari sudut teknis militer."

Imamura pun memberikan waktu kepada Ter Poorten untuk mengumumkan lewat radio agar seluruh tentara Belanda meletakkan senjata dan menghentikan pertempuran. "Jika dapat menetapkan hati untuk menyerah dan hendak menyiarkan perintah penghentian perang kepada tentara Hindia Belanda seluruhnya dengan memakai radio, besok jam 10 datanglah tuan-tuan kemari lagi supaya kami dapat mendengarkan hasil daripada penyiaran perintah menghentikan perang itu," perintah Imamura.

Keesokan harinya, 9 Maret, Ter Poorten tanpa disertai Tjarda, menghadap Imamura untuk "bersumpah" menyatakan penyerahan tanpa syarat pemerintah Hindia Belanda. "Tadi pagi disiarkan dengan perantara radio bahwa kami menyerah sebagai panglima tertinggi Hindia Belanda," kata Ter Poorten. "Akan tetapi kurang terang pula, apakah siaran ini sampai pada tentara Hindia Belanda seluruhnya."

"Cukuplah jika tuan bersumpah menyerah sebagai panglima tertinggi. Kami mengakui kesengsaraan tuan. Kami sangat iba hati, sebagai Panglima Tertinggi Balatentara Dai Nippon," kata Imamura.

Hari itu juga, kata Hatta, pada malam hari, radio Bandung menyiarkan lagu kebangsaan Belanda "Wilhelmus" sebagai tanda Hindia Belanda menyerah kepada Jepang. Siaran radio itu ditutup dengan kata-kata legendaris: "Kami berakhir sekarang. Selamat jalan sampai masa-masa yang lebih baik. Hidup Sri Ratu."

[pages]

Jumat, 15 April 2022 20:11

Cocok disajikan untuk menu lauk berbuka puasa

Jumat, 15 April 2022 16:30

Realisasi penerimaan Kanwil Dirjen Bea Cukai [DJBC] Provinsi Riau pada Januari-Maret 2022 tercatat melampaui target yakni hingga Rp3,73 triliun.

Jumat, 15 April 2022 15:12

Serangan pasukan pendukung Israel ke Masjidil Al-Aqsa dan menyerukan umat Muslim untuk bertindak,

Jumat, 15 April 2022 13:04

2 dari 5 pelabuhan yang dipersiapkan untuk trayek tol laut di Riau, dipastikan sudah bisa beroperasi pada tahun 2022.

Jumat, 15 April 2022 13:04

Dewan Pembina Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Anak Nusantara Tunas Bangsa [Gerhana Tunas Bangsa] M Nizar, SE MM, mengingatkan Pokja Unit Layanan Pengadaan [ULP] Provinsi Riau, tidak…

Jumat, 15 April 2022 12:02

Bank Indonesia menilai pengembangn ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air, sejauh ini belum maksimal.

Jumat, 15 April 2022 11:03

Partai Demokrat masih harus bekerja keras membangun koalisi agar bisa mengusung calon di capres 2024 mendatang.

Jumat, 15 April 2022 10:46

Setidaknya 2 dari 5 pelabuhan yang dipersiapkan untuk trayek tol laut di Riau, dipastikan sudah bisa beroperasi pada tahun 2022.

Jumat, 15 April 2022 09:07

Target penerimaan pajak di Riau tahun ini mengalami penurunan hingga Rp780 miliar…

Jumat, 15 April 2022 08:05

Pemerintah menganggarkan pagu indikatif untuk anggaran Pendidikan pada 2023 sebesar Rp 563,6 triliun hingga Rp 595,9 triliun.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề