Mengapa jalan cepat termasuk dalam cabang olahraga atletik jelaskan

Sejarah Jalan Cepat (Sumber: World Athletics)

Sejarah jalan cepat telah melewati perkembangan yang pesat. Jalan cepat merupakan olahraga ringan yang cukup mudah dilakukan. Meskipun terlihat sederhana, nyatanya olahraga ini menyimpan berbagai manfaat.

Kamu bisa melakukan olahraga ini kapan saja dan di mana saja. Olahraga ini juga cocok dilakukan saat hari libur atau setelah bekerja. Kamu hanya perlu melakukan langkah kaki yang lebih cepat dari berjalan biasa.

Tahukah kamu, jika jalan cepat masuk dalam cabang resmi yang dilombakan. Olahraga ini masuk dalam salah satu cabang olahraga atletik di bawah naungan induk organisasi atletik dunia.

Kali ini, Info Sport akan mengulas pengertian dan sejarah jalan cepat beserta teknik melakukannya dengan benar.

Sejarah Jalan Cepat Secara Singkat

Sejarah jalan cepat pertama kali diperkenalkan pada 1912 silam. Mulanya, perlombaan ini dilaksanakan sejauh 10 km pada lintasan.

Kemudian, pada 1976 tercantum nomor jalan cepat sejauh 20 km, lalu sejak 1956 jalan cepat diperlombakan dalam olimpiade olahraga atletik.

Pada 1980 saat olimpiade yang diselenggarakan di Mokswa, olahraga jalan cepat sejauh 50 km dimasukkan kembali dalam nomor perlombaan.

Saat ini, jalan cepat sudah banyak dikenal dan diperlombakan di seluruh dunia. Pada olimpiade modern, perlombaan jalan cepat sejauh 20 km dan 50 km telah lama sudah menjadi nomor yang selalu ada dalam perlombaan jalan cepat di berbagai negara.

Sejarah jalan cepat di Indonesia sendiri menjadi nomor yang diperlombakan pada kejuaraan nasional atletik pada 1978, yaitu untuk wanita adalah 5 km dan 10 km, sedangkan untuk pria adalah 10 km dan 20 km.

Cara Melakukan Jalan Cepat

Jalan Cepat (sumber: Pinterest)

Berikut ini adalah beberapa teknik dasar yang bisa dilakukan ketika melakukan jalan cepat:

  1. Permulaan diawali dengan sikap start berdiri dan menunggu aba-aba ‘bersedia'.

  2. Peserta menempatkan kaki kiri di belakang garis start, sedangkan kaki kanan di samping belakang kaki kiri, dengan tubuh agak condong ke depan dan kedua lengan rileks.

  3. Pada aba-aba selanjutnya ‘ya’, peserta segera melangkah ke depan dengan gerakan jalan cepat.

Ilustrasi jalan cepat Sumber: Andrea Piacquadio from Pexels

Langkah tentunya dilakukan dengan gerakan yang cepat untuk menghasilkan power yang kuat. Kamu bisa mengangkat paha kaki dan ayun ke depan lutut. Otomatis tungkai bawah ikut terayun ke depan dan lutut lurus.

  1. Tumit terlebih dahulu menyentuh tanah, bersamaan dengan mengangkatnya.

  2. Selanjutnya, ujung kaki tumpu lepas dari tanah, secara bergantian ayunkan kaki. Sehingga, salah satu kaki tidak ada yang melayang.

Posisi tubuh harus condong ke depan untuk menghasilkan gerakan yang cepat. Mulai dari kepala, dada, pinggang, hingga tungkai bawah.

  1. Tekuk siku depan sampai 90 derajat, saat mengayun lengan kiri ke depan pastikan sambil mengangkat paha dan kaki kanan.

  2. Koordinasikan keduanya hingga membentuk gerak ayunan.

5. Teknik Akhiran (Finish)

Peserta yang sudah melewati garis finish dianggap sudah selesai dalam perlombaan. Tidak ada gerakan khusus saat menuju finish, hanya saja kecepatan yang digunakan bisa dipercepat saat akan sampai di garis.

Ilustrasi Tubuh Sehat (sumber: Pixabay)

Dikutip dari Balance Your Hormones, Balance Your Life (2012) oleh Claudia Welch, ternyata melakukan olahraga dengan jalan cepat selama lima jam dalam seminggu dapat menurunkan risiko serangan jantung sebesar 40-50%.

Selain itu, ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan jika melakukan jalan cepat dengan rutin, di antaranya adalah:

  • Memperbaiki kesehatan jantung

  • Menurunkan kadar gula darah

  • Memperbaiki kesehatan mental

  • Meningkatkan mood untuk beraktivitas

Itulah sejarah jalan cepat beserta teknik dan manfaat yang bisa kamu dapatkan dari olahraga ini.