Mengapa kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi.

Advertisement

Sumber Foto From Facebook Nurul Haq

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya laut yang sangat berlimpah. Dikenal dengan negara mega biodiversitas, banyak sekali sumber daya laut yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual, salah satunya adalah kulit ikan. Siapa menyangka olahan kulit ikan bisa memiliki nilai jual yang tinggi. Tidak banyak yang mengetahui bahwa kulit ikan manfaat, dengan nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Biasanya olahan dari bahan ikan terbatas hanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Namun kini kulit ikan yang biasanya menjadi limbah justru dapat dimanfaatkan. Nurul Hak adalah seorang peneliti kulit ikan yang berinovasi menjadikan kulit ikan menjelma menjadi berbagai kerajian seperti dompet, tas, sepatu, ikat pinggang dan lain lain.

Bermula dari penyelesaian tugas akhirnya sebagai syarat lulus di Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta pada tahun 1979, Nurul memulai pertamakalinya penyamakan kulit ikan. Hal pertamakali yang dipikirannya adalah mengapa hanya kulit hewan ternak yang dapat disamak mengapa kulit ikan tidak dicoba untuk disamak, terlebih lagi kulit ikan biasanya hanya menjadi limbah saja. Kini penelitiannya mengenai kulit ikan sudah banyak dipublikasikan di berbagai Universitas di Indonesia.

“Tidak banyak orang yg mengetahui bahwa kulit ikan memiliki manfaat yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Biasanya olahan dari bahan ikan hanya jadinya saja yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan.” Ungkap Nurul.

Berbagai macam kulit ikan, mulai dari ikan yang berasal dari ikan laut atau ikan air tawar dapat dimanfaatkan menjadi kulit ikan tersamak. Ikan ikan tersebut antara lain kulit ikan hiu, pari, kakap, kerapu, tuna, lemadang, nila gurami, patin dan masih banyak lagi. Setiap kulit ikan memiliki corak sisik yang berbeda beda, hal tersebut menjadi keunikan dan ciri khas setiap kulit ikan. Kekuatan dari kulit ikan tidak kalah dengan kulit hewan lainnya, karena kekuatan daya tarik kulit ikan sudah teruji.

Dari kulit iklan yang sudah melalui proses penyamakan dapat dibuat kerajinan seperti dompet, tas, sepatu, ikat pinggang dan masih banyak lagi. Proses penyamakan kulit ikan hampir mirip dengan penyamakan kulit kambing atau sapi. Namun yang membedakan ada pada permukaan kulit ikan yang ditumbuhi sisik sedangkan kulit kambing atau sapi ditumbuhi bulu. Maka diperlukan ketelitian dalam menentukan metode penyamakan kulit ikan dengan bahan bahan penyamak yang tepat. Metode penyamakan kulit ikan haus disesuaikan dengan jenis ikan, ukuran ikan, serta ketebalan kulit ikan tersebut. Sehingga keunikan dan ciri khas sisik pada kulit ikan dapat nampak dan memiliki nilai jual.

Dari kulit ikan ini dapat dibuat aneka produk seperti dompet, tas, sepatu sandal, ikat pinggang, dan produk kulit lainnya. Produk kerajinan dari kulit ikan ini mempunyai spesifik tersendiri dan mempunyai nilai estetika yang menarik sehingga membuat orang tidak percaya bahwa produk ini berasal dari kulit ikan.

“Saya berharap penelitiannya yang sudah dilakukan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat banyak, penelitian kulit ikan ini sudah teruji memiliki nilai layak pakai, layak jual dengan begitu potensi kulit ikan ini dapat meningkatkan ekonomi di masyakarat nelayan, mulai dari kulit mentahnya, pengawetannya, penyamakannya, bahkan dalam bentuk barang jadi.” Kata Nurul.

Kontributor : Maulani Mulianingsih, Universitas Al Azhar Indonesia Internship Generasi Pesona Indonesia Nasional Kelompok 11 Ekonomi Kreatif

Advertisement

Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia.
Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.

Kulit sapi ialah bagian paling luar daging sapi. Kulit sapi biasanya dikeringkan dan digoreng menjadi rambak. Kulit merupakan organ tunggal tubuh paling berat, pada sapi sekitar 6-8%, dan domba 8-12%, dengan demikian kulit juga merupakan hasil ikutan ternak yang paling tinggi nilai ekonominya yaitu sekitar 59% dari nilai keseluruhan by-product yang dihasilkan oleh seekor ternak.

Kulit sapi.

Pada ternak hidup, kulit mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di bawahnya, memberi bentuk, mengatur suhu tubuh, tempat sintesis vitamin D, alat gerak pada ular, alat pernapasan pada amfibi, dan tempat menyimpan cadangan energi terutama pada domba dan babi. Fungsi utama kulit adalah melindungi kerusakan dan infeksi mikrob jaringan yang ada di bawahnya. Setelah ternak dipotong, kulit akan kehilangan fungsinya, dan menjadi hasil ikutan yang akan segera turun kualitasnya bila tidak segera disamak atau diawetkan.

Secara histologi, kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan hipodermis. Epidermis merupakan bagian kulit paling atas tersusun dari sel epitel pipih kompleks, pada lapisan ini juga terdapat aksesori epidermis seperti rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan otot penegak rambut. Di bawahnya terletak lapisan dermis atau kulit jangat yang tersusun dari jaringan ikat padat. Pada lapisan paling bawah terdapat hipodermis yang tersusun dari jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, dan sisa daging.

Pada proses penyamakan, kulit jangat inilah yang akan disamak dan diubah menjadi kulit samak yang bersifat lentur, fleksibel, kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan serangan mikrob. Lapisan epidermis tersusun dari jaringan ikat keratin yang relatif tahan terhadap serangan bahan kimia maupun agen biologi [mikrob dan enzim]. Pada kulit terdapat dua jenis keratin yaitu keratin lunak yang menyusun akar rambut dan lapisan epidermis bawah, dan keratin keras menyusun batang rambut. Keratin lunak mudah larut dan mudah diserang oleh enzim [misal alkalin protease], sedangkan keratin keras sangat tahan terhadap bahan kimia dan enzim kecuali sulfida dan keratinase.

Lapisan epidermis harus dihilangkan sebelum disamak, biasanya menggunakan bahan kima kapur dan Na2S. Lapisan epidermis juga dapat dihilangkan secara enzimatis menggunakan sedikit kapur dan Na2S dan enzim alkalin protease atau keratinase. Lapisan hipodermis dibuang dari kulit secara mekanis pada proses buang daging [fleshing]. Kulit segar tersusun dari 64% air, 33% protein, 2% lemak, 0,5% garam mineral dan 0,5% penyusun lainnya misalnya vitamin dan pigmen. Komponen penyusun kulit terpenting adalah protein terutama protein kolagen.

Protein kulit terdiri dari protein kolagen, keratin, elastin, albumin, globulin dan musin. Protein albumin, globulin dan musin larut dalam larutan garam dapur. Protein kolagen, keratin dan elastin tidak larut dalam air dan pelarut organik. Protein kolagen inilah yang akan direaksikan menjadi bahan penyamak kulit untuk menghasilkan kulit samak. Protein kolagen sangat menentukan mutu kulit samak.

Kulit samak adalah kulit hewan yang telah diubah secara kimia guna menghasilkan bahan yang kuat, lentur, dan tahan terhadap pembusukan. Hampir semua kulit samak diproduksi dari kulit sapi, domba dan kambing. Kadang-kadang kulit samak juga dihasilkan dari kulit kuda, babi, kangguru, rusa, reptil, lumba-lumba dan singa laut. Akhir-akhir ini kulit ikan kakap, kulit ikan pari dan ikan tuna juga telah disamak.

Kulit samak digunakan untuk menghasilkan berbagai macam barang seperti sepatu, sendal, tas, ikat pinggang, koper, jaket, topi, jok mobil, sarung ponsel, dompet dan cendera mata seperti gantungan kunci. Barang kerajinan lain yang dihasilkan dari kulit mentah misalnya wayang kulit, hiasan dinding, kaligrafi, beduk, genderang, kendang, dan kipas.

Kulit juga dapat digunakan untuk produksi kerupuk kulit, gelatin dan lem kulit.[1]

  1. ^ Triatmojo, S. 2009. Implementasi Produksi bersih dalam Inmdustri Kulit Guna Peningkatan Effisiensi dan Pencegahan Pencemaran Lingkungn. Pidato Pengukuhan Guru Busar, UGM, Yogyakarta

 

Artikel bertopik bahan masakan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kulit_sapi&oldid=18930726"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề