Mengapa nilai fungsi harti bisa tinggi

Saya baru saja turun dari gunung 3 minggu yg lalu. Sejak itu saya panas, mual, batuk, pilek, selama 1 minggu, karna demam saya naik turun, saya ke dokter karena hari itu juga lemas. Dokter memberikan antibiotik dna obat2 batu pilek umum. Setelah hari pertama minum obat itu badan saya justru tambah panas, akhirnya pergi ke dokter lain lagi. Di dokter itu, antibiotiknya malah disuruh stop minum dan diberikan beberapa obat tambahan, antibiotik baru dan vitamin. Singkat cerita, setelah minum obat dari dokter yang kedua memang sudah langsung terasa lebih baik. Namun dokter kedua tetap mengharuskan untuk periksa darah di lab. Setelah periksa darah, hasilnya HB saya rendah 10.7 dari normal 12-16. Kemudian SGPT & SGOT saya tinggi, SGOT 117 dan SGPT 84, dari normalnya 31 paling tinggi. Setelah hasil lab keluar, saya diberi obat lagi utk liver saya dan sangobion untuk HB saya. Menurut dokter, penyebab SGPT dan SGOT saya tinggi kenapa? apa yg bisa saya lakukan untuk menjaga itu tetap normal dikemudian hari? apakah akan berbahaya untuk kegiatan saya ke depan karena saya baru bergabung komunitas pecinta alam dimana akan banyak mengadakan kegiatan di gunung/goa/tebing. Terima kasih

wanita, 18 Tahun

20 Mar 2016, 07:20 WIB

Dijawab oleh:

dr. Irma Rismayanty

Terima kasih telah menggunakan layanan e-Konsultasi Tanya Dokter KlikDokter.com.

Kami mengerti rasa khawatir yang Anda rasakan.SGPT dan SGOT merupakan enzim-enzim pada hati yang akan meningkat jumlahnya di dalam tubuh jika hati mengalami kerusakanbaik kerusakan fungsi hati secara akut maupun kronis.Lebih lanjut kami akan mencoba menjelaskannya satu persatu:

  • SGPT [Serum Glutamic Pyruvate Transaminase]: merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim SGPTdari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium.

  • SGOT [Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase] : seperti halnya SGPT, SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOTakan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOTtidak spesifik hanya terdapat di dalam hati.SGOTjuga dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOTtidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.

Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L [terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung dari laboratorium tempat pemeriksaan].Namunhasil SGOT dan SGPT yang normal belum tentu menandakan bahwa Anda bebas dari penyakit hati. Pada kasus penyakit hati yang kronik [menahun], misal akibat hepatitis B kronik atau hepatitis C kronik, dapat ditemukan kadar enzim SGOT dan SGPT yang normal atau sedikit meningkat. Pada infeksi hati yang kronik [menahun], sel hati secara perlahan-lahan mengalami kerusakan dan hal ini tidak dapat diketahui hanya dari pemeriksaan enzim hati di dalam darah.

SGOTdan SGPT merupakan enzim yang dapat ditemukan pada sel-sel hati. Karena itu jika terjadi kerusakan [nekrosis] sel-sel hati, seperti yang terjadi pada infeksi akut virus hepatitis, enzim-enzim tersebut keluar dari sel hati dan masuk ke dalam darah. Semakin banyak sel-sel hati yang rusak, semakin tinggi pula kadar SGOT/SGPT yang terukur di dalam darah. Secara laboratoris pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya peninggian SGOT dan SGPTsampai 20-50 kali normal dengan SGPT lebih tinggi SGOT daripada SGPT [SGOT/SGPT < 0,7]. Anda dapat mengkonsumsi obat-obatan untuk kesehatan hati yang bisa Anda dapatkan dari dokter, Anda juga dapat mengkonsumsi makanan yang baik untuk hati seperti temulawak. Menurunkan fungsi hati yang naik, cukup sulit karena harus dicari dahulu apakah ada penyakit atau tidak. Selain dari makanan Anda juga harus membatasi aktifitas dan lebih banyak istirahat.

Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Salam,

Uji fungsi hati adalah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi organ hati. Tes ini dilakukan dengan memeriksa kadar enzim dan protein yang terdapat di dalam sampel darah.

Hati memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, antara lain mencerna makanan, memproduksi protein, dan menyimpan energi. Jika fungsinya terganggu, tubuh akan mengalami sejumlah keluhan, seperti penyakit kuning, diare, mual, dan muntah. Pada kasus tersebut, uji fungsi hati diperlukan untuk memeriksa kondisi hati.

Enzim dan protein yang diukur dalam uji fungsi hati antara lain:

  • Alanine transminase [ALT], yaitu enzim yang mengubah protein menjadi energi untuk digunakan oleh sel-sel hati
  • Aspartate transminase [AST], yaitu enzim yang berperan dalam metabolisme asam amino
  • Alkaline phosphatase [ALP], yaitu enzim yang berperan penting dalam proses pemecahan protein
  • Gamma-glutamyltransferase [GGT], yaitu enzim yang berperan penting dalam proses metabolisme obat di hati
  • L-lactate dehydrogenase [LT], yaitu enzim yang mengubah gula menjadi energi
  • Bilirubin, yaitu senyawa sisa dari proses pemecahan sel darah merah
  • Albumin dan globulin, yaitu protein yang dibuat oleh hati dan menjadi salah satu penanda adanya gangguan fungsi hati

Selain untuk mengetahui kadar enzim dan protein di atas, uji fungsi hati juga berfungsi untuk mengukur prothrombin time, yaitu waktu yang dibutuhkan darah untuk menggumpal.

Indikasi Uji Fungsi Hati

Tujuan dilakukannya uji fungsi hati adalah untuk:

  • Mendeteksi dan memantau perkembangan penyakit liver, seperti hepatitis atau penyakit hati terkait alkohol
  • Menilai efektivitas pengobatan dan memantau efek samping yang mungkin terjadi
  • Memeriksa seberapa parah kerusakan yang terjadi pada hati, misalnya akibat sirosis

Dokter akan menyarankan uji fungsi hati jika Anda memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit liver, seperti:

  • Menderita kecanduan alkohol
  • Menderita anemia
  • Menderita penyakit kandung empedu
  • Menderita obesitas, tekanan darah tinggi, atau diabetes
  • Mengonsumsi obat-obatan yang berisiko merusak hati
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit liver

Peringatan Uji Fungsi Hati

Sebelum menjalani uji fungsi hati, ada beberapa hal yang perlu diketahui, di antaranya:

  • Pembuluh darah vena pasien kadang sulit untuk ditemukan, sehingga proses pengambilan sampel darah bisa dilakukan lebih dari satu kali.
  • Pasien mungkin akan merasa pusing atau ingin pingsan saat proses pengambilan darah. Beri tahu dokter riwayat penyakit yang diderita, apalagi bila ada rasa takut [fobia] terhadap jarum suntik.
  • Uji fungsi hati mungkin dilakukan lebih dari satu kali untuk mengetahui perkembangan penyakit atau untuk menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lain.
  • Hasil uji fungsi hati tidak selalu memberikan diagnosis yang tepat dan mungkin tidak selalu dapat memberitahu seberapa parah tingkat kerusakan hati pasien.
  • Jika hasil uji fungsi hati tidak memberikan diagnosis yang akurat, dokter dapat melakukan tes penunjang, seperti USG, CT scan, dan pengambilan sampel jaringan [biopsi] hati.
  • Hasil uji fungsi hati yang tidak normal tidak selalu berarti pasien menderita penyakit liver, karena hasil tidak normal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh luka bakar, infeksi, dehidrasi, pankreatitis, dan kehamilan.

Persiapan Uji Fungsi Hati

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani uji fungsi hati:

  • Beri tahu dokter obat-obatan apa saja yang sedang dikonsumsi, agar dokter dapat menghentikan penggunaan obat tersebut sementara.
  • Lakukan puasa 10–12 jam sebelum menjalani uji fungsi hati, karena beberapa makanan dapat memengaruhi hasil uji fungsi hati.
  • Kenakan baju lengan pendek atau baju yang bagian lengannya mudah digulung, agar tidak menyulitkan proses pengambilan sampel darah.

Prosedur Pelaksanaan Uji Fungsi Hati

Uji fungsi hati dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien. Pelaksanaannya dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

  • Membersihkan area kulit yang menjadi lokasi pengambilan darah, agar darah tidak terkontaminasi kuman penyebab infeksi
  • Mengikatkan tali elastis ke lengan, agar pembuluh darah vena pasien dapat terlihat lebih jelas
  • Menusukkan jarum suntik ke pembuluh darah vena, kemudian mengambil darah dalam jumlah yang dibutuhkan
  • Melepaskan tali di lengan dan menutup luka bekas suntikan dengan perban untuk menghentikan perdarahan
  • Membawa sampel darah yang telah diambil untuk diperiksa di laboratorium

Setelah Uji Fungsi Hati

Pasien umumnya boleh pulang dan kembali beraktivitas setelah menjalani pengambilan sampel darah untuk uji fungsi hati. Namun, jika pasien merasa pusing setelah menjalani pengambilan darah, dokter akan menganjurkan untuk beristirahat dulu di ruang perawatan.

Hasil uji fungsi hati pasien akan dibandingkan dengan patokan nilai fungsi hati yang normal. Jika hasil uji fungsi hati pasien menunjukkan adanya kerusakan pada hati, dokter akan mencari tahu penyebabnya dengan mengevaluasi gejala dan riwayat penyakit pasien.

Perlu diketahui, patokan nilai fungsi hati yang normal dapat berbeda pada setiap pasien, tergantung usia dan jenis kelamin pasien. Berikut ini adalah patokan nilai fungsi hati yang normal pada pria dewasa:

Albumin 3,5–5,0 gram per desiliter
Bilirubin 0,1–1,2 miligram per desiliter
Protein total 6,3–7,9 gram per desiliter
Alanine transaminase 7–55 unit per liter
Aspartate transaminase 8–48 unit per liter
Alkaline phosphatase 40–129 unit per liter
Gamma-glutamyltransferase 8–61 unit per liter
L-lactate dehydrogenase 122–222 unit per liter
Protrombin time 9,4–12,5 detik

Hasil uji fungsi hati yang tidak normal dapat menandakan organ hati pasien rusak atau tidak bekerja seperti semestinya. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh:

Efek Samping Uji Fungsi Hati

Uji fungsi hati merupakan pemeriksaan yang aman. Pasien mungkin hanya akan merasa sedikit nyeri saat proses pengambilan darah. Memar di area bekas suntikan juga mungkin muncul, tetapi biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

Terakhir diperbarui: 23 November 2020

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề