Mengapa tidak semua wilayah bisa menjadi pusat pertumbuhan

Penetapan Desa Tengah Kecamatan Cibinong sebagai ibukota Kabupaten Bogor mengakibatkan terkonsentrasinya kegiatan-kegiatan, meningkatkan pembangunan [fasilitas dan aksesibilitas] dan mendorong wilayah menjadi pusat pertumbuhan. Pembangunan fasilitas dan aksesibilitas harus dapat meningkatkan perkembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan suatu wilayah dapat dilakukan dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan wilayah Kecamatan Cibinong, menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan wilayah, menganalisis keragaman spasial faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah, dan menentukan arahan pengembangan wilayah Kecamatan Cibinong. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi identifikasi hirarki wilayah berdasarkan ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas, menentukan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan wilayah, pemetaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan wilayah secara spasial dan analisis pengembangan wilayah berdasarkan perkembangan wilayah dan keragaman spasial faktor yang mempengaruhi. Desa Tengah sebagai ibukota Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan perkembangan wilayah [hirarki]. Pada tahun 2006 faktor yang berpengaruh nyata adalah jumlah fasilitas kesehatan, fasilitas ekonomi, fasilitas sosial, penduduk miskin, dan longsor. Tahun 2018 faktor yang berpengaruh nyata adalah fasilitas sosial, kesehatan, penduduk miskin, pemukiman kumuh, kepadatan penduduk dan jarak ke pusat kecamatan. Variabel fasilitas kesehatan, pendidikan, sosial dan kepadatan penduduk berpengaruh positif, sedangkan variabel pemukiman kumuh, penduduk miskin, longsor dan jarak ke kecamatan berpengaruh negatif terhadap perkembangan wilayah. Pengembangan wilayah di utamakan pada daerah berhirarki 2 yaitu Desa Ciriung, Nanggewer mekar dan Sukahati. Selanjutnya rencana pengembangan wilayah diutamakan pada faktor fasilitas kesehatan dan jarak ke pusat kecamatan yang memiliki pengaruh tinggi terhadap perkembangan wilayah.

 

RG Squad, jika kalian amati berbagai wilayah di dunia, kalian dapat melihat pertumbuhan wilayah yang berbeda-beda. Pertumbuhan wilayah yang dimaksud adalah tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik wilayah maupun sosial budaya yang ditunjukkan oleh kemajuan, penambahan, atau peningkatan sarana dan prasarana di berbagai bidang kehidupan. Berikut penjelasan mengenai identifikasi pusat pertumbuhan.

A. Pengertian Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan [growth pole] adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya.

Jakarta, salah satu pusat pertumbuhan di Indonesia. [Sumber: fourseasons.com]

B. Identifikasi Pusat Pertumbuhan

Untuk mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan teori dari beberapa ahli, yaitu:

1. Teori Tempat Sentral [Walter Christaller]

Menurut Christaller, tempat sentral adalah lokasi strategis yang dapat melayani kebutuhan masyarakat. Dalam teori ini terdapat konsep yang disebut jangkauan [range] dan ambang [threshold]. Jangkauan adalah jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Sedangkan ambang adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan supply barang. Teori Tempat Sentral [Walter Christaller] ini akan dibahas secara tersendiri ya Squad.

2. Teori Kutub Pertumbuhan / Growth Pole Theory [Francis Perroux]

Teori ini menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang menjadi pusat pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan. Dari kutub-kutub tersebut selanjutnya proses pembangunan akan menyebar ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah.

Dalam teori ini dikenal istilah yang berkaitan dengan timbulnya dampak positif atau dampak negatif dari interaksi kutub pertumbuhan dengan daerah disekitarnya. Dampak positif dari kemajuan pembangunan dari pusat pembangunan disebut dengan trickle down effect. Dampak negatif yang dirasakan oleh wilayah pinggirannya disebut dengan backwash polarization.

Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan investasi pada satu kota tertentu yang diharapkan selanjutnya meningkatkan aktivitas kota sehingga akan semakin lebih banyak lagi melibatkan penduduk dan pada akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang dibutuhkan.

3. Teori Sektoral / Sector Theory [August Losch]

Teori Losch merupakan kelanjutan dari teori tempat sentral Christaller dengan menggunakan konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

sumber: sutartogeo.blogspot.co.id

Gambar di atas mencerminkan progresi wilayah pasaran untuk berbagai barang dan jasa dengan ambang yang semakin meningkat. Masing-masing barang dan jasa terdapat di berbagai wilayah pasaran pada bentang lahan yang disusun dengan penumpukan di atas wilayah pasaran lainnya yang berbentuk heksagonal.

Daerah dengan penduduk padat akan cepat berkembang [gambar A ditunjukkan dengan titik-titik, B berupa noda hitam serta di C secara mendetail]. Berdasarkan teori sektor oleh Losch dapat disimpulkan bahwa suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat dengan wilayah yang luas.

Nah, setelah kita berhasil melakukan identifikasi pusat pertumbuhan, kita bisa melihat konsep dari pembangunan dan pengembangan wilayah. 

Mau belajar seru dengan video beranimasi? Semua bisa kamu dapatkan dengan daftar di ruangbelajar sekarang juga!

Referensi:

Endarto, Danang, Dkk, 2009. Geografi 3 Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber Gambar:

Jakarta, //en.wikipedia.org/wiki/List_of_tallest_buildings_in_Jakarta 

Geograpik - Pusat pertumbuhan atau growth pole merupakan suatu wilayah yang berkembang pesat khususnya di bidang ekonomi dibanding daerah di sekitarnya. 

Pusat pertumbuhan berkembang sesuai karakteristik wilayah masing-masing. Jadi pertumbuhan di setiap daerah berbeda-beda faktornya. Berikut ini faktor-faktor penentu pusat pertumbuhan wilayah:

Baca Juga: Materi Geografi Lengkap

Sumber Daya Alam

Setiap daerah pastinya punya sumber daya alam yang khas. Pengelolaan sumber daya alam yang optimal akan meningkatkan kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah.

Contohnya adalah kota Bontang di Kalimantan Timur yang dahulu merupakan hanya wilayah eksplorasi minyak bumi dan gas. Kini telah berkembang menjadi kota yang tumbuh pesat. Baca juga: Potensi air tanah

Baca Juga: Materi Geografi Lengkap

Sumber Daya Manusia

Kualitas dan kuantitas manusia sangat penting untuk mengelola suatu daerah. Produktifitas manusia yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi pusat pertumbuhan.

Kondisi Fisiografi

Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi fisiografi. Dataran rendah berpotensi untuk menyediakan jaringan transportasi yang strategis. Kondisi tersebut mendorong adanya arus distribusi barang dan jasa sehingga pertumbuhan wilayah akan semakin cepat.

Baca Juga: Materi Geografi Lengkap

Fasilitas Penunjang

Wilayah yang punya fasilitas lengkap seperti jalan, transportasi umum, pusat niaga, pemukiman, jaringan listrik dan lainnya akan berpeluang cepat menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas tersebut merupakan modal utama dalam membangun sebuah daerah yang pesat.

Secara fungsional, pusat pertumbuhan adalah lokasi terkonsentrasi suatu industri atau kegiatan ekonomi karena sifatnya yang dinamis sehingga mampu merangsang kehidupan ekonomi ke dalam maupun ke luar wilayah. Secara geografis, pusat pertumbuhan merupakan lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi daya tarik bagi manusia [pole of attraction].

Baca Juga: Materi Geografi Lengkap

Tidak semua wilayah dapat disebut pusat pertumbuhan karena setidaknya harus memiliki empat ciri berikut:

1. Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktifitas

Adanya interaksi di dalam wilayah  sangat menentukan perkembangan sebuah kota. Keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya akan membangun pertumbuhan sektor lainnya.

Kota jadi semakin hidup dengan berjalannya berbagai aktifitas seperti perdagangan, wisata, bisnis, pendidikan dan lainnya. 

Pertumbuhan tidak terlihat pincang karena ada sektor yang berkembang pesat dan sektor lain terhambat. Kota sebagai pusat pertumbuhan harus menggerakkan semua sektor.

Beda halnya dengan kota perantara yang fungsinya hanya mengumpulkan berbagai bahan dari daerah belakang kemudian mengirimnya ke kota besar. Kota perantara tidak ada kegiatan pengolahan atau pengkreasian produk sehingga sifatnya lebih statis.

Baca Juga: Materi Geografi Lengkap

2. Adanya Efek Pengganda [Multiplier Effect]

Efek ini terjadi karena adanya kegiatan produksi yang meningkat. Penawaran akan barang dan jasa semakin tinggi sehingga kapasitas produksi diperbesa dan kadang sampai memacu pertumbuhan daerah belakang yang menjadi sumber bahan baku dan tenaga kerja.

3. Adanya Konsentrasi Geografis

Konsentrasi ini terjadi karena berkumpulnya titik-titik fasilitas penunjang di daerah tersebut. Orang akan datang ke sana untuk belanja, sekolah, berwisata dan lainnya. Hal ini membuat kota semakin menarik untuk dikunjungi sehingga meningkatkan volume transaksi.

Baca Juga: Materi Geografi Lengkap

4. Mendorong ke Daerah Belakang

Pusat pertumbuhan harus dinikmati pula oleh daerah belakang/penyuplai. Hal ini akan menciptakan hubungan harmonis antar daerah sehingga mengurangi adanya ketimpangan wilayah.

Bisa saja dengan adanya hubungan tersebut, nantinya daerah belakang tumbuh pesat mengimbangi pusat pertumbuhan yang sudah melesat jauh.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề