Ngayah adalah istilah gotong royong yang berasal dari

Lihat Foto

FREEPIK

ilustrasi gotong royong

KOMPAS.com - Gotong royong sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang dilakukan secara tulus ikhlas tanpa mengharap imbalan.

Secara garis besar, aktivitas gotong royong dapat diartikan sebagai bentuk kerja sama yang bersifat sukarela. Tanpa disadari, gotong royong sudah mendarah daging, bahkan menjadi ciri khas Bangsa Indonesia.

Pengertian dan manfaat gotong royong

Menurut Darmawan Harefa dan Fatolosa Hulu dalam Demokrasi Pancasila di Era Kemajemukan [2020], gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar, baik dan terasa lebih ringan.

Contoh gotong royong adalah kerja sama membangun pos ronda, membangun jembatan, membersihkan lingkungan rumah dan sekolah, dan lain sebagainya.

Dalam buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar karya Christiana Umi, dituliskan lima manfaat gotong royong. Apa sajakah itu?

  1. Membuat pekerjaan lebih ringan dan dapat menghemat waktu serta biaya
  2. Mempererat jalinan kekeluargaan dan kebersamaan
  3. Meningkatkan persatuan dan kesatuan antar sesama
  4. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong secara sukarela tanpa mengharap imbalan
  5. Menumbuhkan rasa solidaritas antar satu sama lain.

Baca juga: Gotong Royong: Pengertian dan Manfaatnya

Istilah gotong royong di berbagai daerah di Indonesia

Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, hampir seluruh daerah di Indonesia menanamkan nilai gotong royong. Uniknya, istilah gotong royong di berbagai daerah di Indonesia memiliki perbedaan atau bentuk nama lainnya. Apa sajakah itu?

  • Mapalus dari Minahasa
    Mapalus bermakna sebagai bentuk kerja sama saling tolong menolong satu sama lain.
  • Belale' atau Pengerih dari Kalimantan Barat
    Belale' bermakna sebagai bentuk kerja sama tanpa mendapat upah. Anggota yang terlibat dalam Pengerih akan mendapat bantuan secara bergantian. Belale' adalah bentuk gotong royong di kalangan penggarap ladang.
  • Marsiadapari atau Siadapari atau Marsirimpa atau Marsirumpa dari Batak [Sumatera Utara]
    Marsiadapari bermakna sebagai bentuk gorong royong yang dilakukan secara serentak di ladang masing-masing secara bergantian. Tujuannya untuk meringankan beban pekerjaan.
  • Ngacau Gelamai dari Bengkulu
    Ngacau Gelamai merupakan bentuk gotong royong dalam membuat kudapan. Gelamai merupakan kudapan mirip dodol.
  • Alak Tau dari Suku Dayak Rindang Benua
    Alak Tau merupakan ritual yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Ritual ini dilakukan dengan menancapkan kayu ke dalam tanah.
  • Nugal atau Najuk dari Kalimantan Barat
    Nugal merupakan tradisi menanam benih padi atau jagung di lahan kering.
  • Ngayah dari Bali
    Ngayah bermakna sebagai bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela untuk kebaikan bersama. Ngayah bisa dilakukan saat akan beribadah ataupun saat persiapan sebuah acara.

Jakarta -

Gotong royong atau kerja sama berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperate. Mengutip dari Modul Tema 5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Kemdikbud, kerja sama adalah yang dilakukan beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk berinteraksi dan bantu membantu. Pekerjaan yang berat akan menjadi mudah jika dilakukan dengan gotong royong.

28 Istilah gotong royong dengan berbagai bahasa

Dalam berbagai daerah di Indonesia, gotong royong memiliki istilahnya sendiri. Berikut istilah gotong royong dengan bahasa daerah.

1. Alang tulung [Nangroe Aceh Darussalam]

2. Ngacau gelamai [Bengkulu]

3. Marsialapari [Sumatera Utara]

4. Hoyak Tabuk [Padang Pariaman, Sumatera Barat]

5. Sidapari [Tapanuli Utara, Sumatra Selatan]

6. Nyambungan nyambungan [Baduy, Banten]

7. Liliuran [Sukabumi, Jawa Barat]

8. Kuriak [Subang, Jawa Barat]

9. Sabilulungan [Dataran Sunda, Jawa Barat]

10. Sambatan [Daerah Istimewa Yogyakarta]

11. Grebuhan [Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta]

12. Gugur Gunung [Daerah Istimewa Yogyakarta]

13. Sambatan [Jember, Jawa Timur]

14. Ngayah [Bali]

15. Song-osong lombhung [Madura]

16. Song-osong lumbhung [Bangkalan Madura]

17. Gemohing [Nusa Tenggara Timur]

18. Pawonda [Waingapu, Nusa Tenggara Timur]

19. Batobo [Riau]

20. Alak tau [Kalimantan]

21. Nugal [Kalimantan Barat]

22. Paleo [Nunukan, Kalimantan Timur]

23. Mapalus [Minahasa, Sulawesi Utara]

24. Mappalette Bola [Sulawesi Selatan]

25. Ammossi [Sulawesi Selatan]

26. Masohi [Maluku]

27. Bari [Ternate, Maluku Utara]

28. Helem Foi Kenambai Umbai [Papua]

Itulah 28 istilah gotong royong dalam bahasa daerah. Dengan memahami makna gotong royong, siswa dapat belajar menghormati dan membantu sesama.

Simak Video "Malaysia-Indonesia Sepakat Perkuat Bahasa Melayu"



[row/row]

Page 2

Jakarta -

Gotong royong atau kerja sama berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperate. Mengutip dari Modul Tema 5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Kemdikbud, kerja sama adalah yang dilakukan beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk berinteraksi dan bantu membantu. Pekerjaan yang berat akan menjadi mudah jika dilakukan dengan gotong royong.

28 Istilah gotong royong dengan berbagai bahasa

Dalam berbagai daerah di Indonesia, gotong royong memiliki istilahnya sendiri. Berikut istilah gotong royong dengan bahasa daerah.

1. Alang tulung [Nangroe Aceh Darussalam]

2. Ngacau gelamai [Bengkulu]

3. Marsialapari [Sumatera Utara]

4. Hoyak Tabuk [Padang Pariaman, Sumatera Barat]

5. Sidapari [Tapanuli Utara, Sumatra Selatan]

6. Nyambungan nyambungan [Baduy, Banten]

7. Liliuran [Sukabumi, Jawa Barat]

8. Kuriak [Subang, Jawa Barat]

9. Sabilulungan [Dataran Sunda, Jawa Barat]

10. Sambatan [Daerah Istimewa Yogyakarta]

11. Grebuhan [Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta]

12. Gugur Gunung [Daerah Istimewa Yogyakarta]

13. Sambatan [Jember, Jawa Timur]

14. Ngayah [Bali]

15. Song-osong lombhung [Madura]

16. Song-osong lumbhung [Bangkalan Madura]

17. Gemohing [Nusa Tenggara Timur]

18. Pawonda [Waingapu, Nusa Tenggara Timur]

19. Batobo [Riau]

20. Alak tau [Kalimantan]

21. Nugal [Kalimantan Barat]

22. Paleo [Nunukan, Kalimantan Timur]

23. Mapalus [Minahasa, Sulawesi Utara]

24. Mappalette Bola [Sulawesi Selatan]

25. Ammossi [Sulawesi Selatan]

26. Masohi [Maluku]

27. Bari [Ternate, Maluku Utara]

28. Helem Foi Kenambai Umbai [Papua]

Itulah 28 istilah gotong royong dalam bahasa daerah. Dengan memahami makna gotong royong, siswa dapat belajar menghormati dan membantu sesama.

Simak Video "Malaysia-Indonesia Sepakat Perkuat Bahasa Melayu"


[Gambas:Video 20detik]
[row/row]

Tradisi Ngayah di Bali © Ketut Agus Suardika/Shutterstock

Gotong royong sudah bukan lagi menjadi hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, didefinisikan sebagai kegiatan atau pemahaman bekerja secara bersama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Gotong royong terbukti telah memberikan banyak manfaat dan dampak sosial positif sejak dulu, dan dipandang sebagai salah satu nilai kehidupan yang selalu dilestarikan hingga saat ini.

Saking dibanggakan, belum lama ini gotong royong bahkan didorong oleh sejumlah pihak agar dapat menjadi inspirasi internasional dalam merealisasikan kehidupan bernegara, dan menjadi inspirasi kebijakan kerja sama multilateral yang terjalin dalam Group of Twenty [G20], di mana pada tahun ini konferensi tingkat tingginya akan berlangsung di Indonesia, tepatnya Bali sebagai tuan rumah.

Meski jika ditelusuri istilah gotong royong sendiri ternyata diturunkan dari budaya masyarakat desa di Jawa yang saling menolong ketika melakukan berbagai hal, namun entah kebetulan atau tidak setiap daerah di Indonesia nyatanya juga memiliki tradisi dengan penyebutan nama berbeda atau istilah masing-masing, salah satunya di Bali yang lebih dikenal dengan sebutan Ngayah.

Bicara Makna G20, Makarim Wibisono: Kita Ingin Gotong Royong Jadi Inspirasi Internasional

Mengenal tradisi Ngayah

Dikenal sebagai sebuah kearifan lokal yang ada, tumbuh, dan berkembang di Bali, Ngayah di pulau ini dipandang sebagai istilah yang dialamatkan bagi seseorang ataupun kelompok yang bekerja dengan tulus dan ikhlas tanpa mendapatkan imbalan secara material.

Jika disetarakan dengan pemahaman secara umum, konsep Ngayah bisa dibilang sangat mirip dengan konsep relawan, bedanya tradisi satu ini tetap mengikuti kaidah adat dan aturan sosial yang hidup di tengah masyarakat Bali.

Bagi masyarakat Bali yang didominasi oleh penganut Agama Hindu, jika seseorang melakukan Ngayah maka orang tersebut sama saja telah menunaikan kewajiban sosial dan Agama Hindu.

Biasa dilakukan dengan bergotong royong melakukan aktivitas pembersihan, bantuan dalam menyelenggarakan acara bahkan membantu mempersiapkan peringatan hari besar agama lain yang dianut penduduk setempat, dalam pelaksanaannya Ngayah tidak pernah memandang latar belakang pendidikan, pekerjaan, ataupun status sosial.

Dalam arti kata, mereka yang memiliki hati dan niat yang tulus serta ikhlas dapat turut serta dalam melaksanakan tradisi Ngayah.

Ngayah Piodalan di Bali | Bali.kemenag.go.id

Sama halnya seperti tradisi gotong royong yang diyakini berasal dari Jawa, Ngayah juga diyakini sudah ada jauh sejak zaman dulu. Disebutkan bahwa pada zaman dulu masyarakat Bali banyak yang bekerja sebagai petani. Dari situ, tradisi Ngayah dilakukan dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu jika bicara mengenai kaitannya dalam implementasi Ngayah pada kehidupan sehari-hari lainnya di masa kini, sejatinya ada tiga jenis bentuk tradisi Ngayah yang dapat dibedakan. Pertama, Ngayah yang berkaitan dengan loyalitas dan dedikasi di mana keinginan untuk melakukan ngayah berangkat dari kesetiaan serta pengorbanan.

Kesetiaan yang dilakukan dapat berupa kesetiaan fisik maupun non-fisik seperti perhatian dan pikiran. Sedangkan pengorbanan yang dilakukan dapat berupa pengorbanan waktu, tenaga, maupun uang demi mewujudkan sebuah tujuan.

Jika merujuk pada kehidupan masyarakat Pulau Bali di masa lampu terutama yang berkaitan dengan tradisi Hindu yang telah lama hidup, Ngayah yang berkaitan dengan loyalitas dan dedikasi adalah seseorang atau sekelompok komunitas sebagai pengayah yang melakukan Ngayah pada Raja di sebuah Puri--tempat suci atau tempat ibadah. Hal ini dilakukan karena tanah yang digunakan oleh masyarakat untuk tinggal adalah tanah pemberian Raja yang memerintah pada saat itu dan diperoleh atas penaklukan daerah atau kerajaan lain.

Sementara itu jenis Ngayah yang kedua diketahui berkaitan dengan kegiatan sosiokultural atau berkenaan dengan segi sosial dan budaya masyarakat, contohnya adalah pada saat bergotong-royong melakukan pembersihan di banjar adat.

Terakhir, Ngayah yang berkaitan dengan pemahaman religius territorial atau konsep yang terbentuk atas dasar persamaan keyakinan atau agama, Ngayah yang berkaitan dengan religius sosial ini dibangun atas dasar komunikasi dan kerja sama dalam satu wilayah, misalnya ngayah pada saat Piodalan atau hari jadi suatu tempat suci di Pura Kahyangan.

Terlepas dari berbagi jenis implementasi yang ada, Ngayah tetap menjadi salah satu kearifan lokal yang hingga kini masih terus lestari di Bali. Secara garis besar, implementasi konsep Ngayah mengajak umat beragama di Bali yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda baik suku, agama, ras antar golongan, budaya, bahasa, mata pencarian dan lainnya, untuk menjadi satu kesatuan yang penuh rasa persaudaraan, keikhlasan, dan membangun kebersamaan dalam meningkatkan toleransi kehidupan umat beragama di Bali.

Melihat Indahnya Wujud Toleransi Beragama di Kawasan Puja Mandala Bali

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề