Pada tanggal berapakah pihak belanda melancarkan aksi polisionil mereka yang pertama…

negara-negara yang ada di Australia beserta kotanya ​

sebutkan teluk yang berada di amerika tengah serta tanah genting​

faktor pendorong kerjasama antar 6 benua​

[tex]q \: u \: i \: z[/tex]piramida penduduk yang berbentuk batu nisan adalah?note:bantu jawabJANGAN ASAL YA!​

pemahaman lokasi melalui peta yaitu kecuali​

Tempat dan unsur unsur lainya yang mempengaruhi kehidupan permukaan bumi...note:bantu jawab yaaJANGAN NGASAL​

Sebutan untuk benua Afrika... disebut begitu karena...​

[tex]quiz[/tex]Aktivitas penduduk secara umum di daerah pengunungan adalah?note:segera jwbJANGAN ASAL YAA​

Jarak sebenarnya kota a dan kota b adalah 12 km. Jika jarak pada peta 5cm, berapa skala yang di gunakan?​

TOLONG DI JWB,JANGAN NGASALpengaruh letak astronomis berdasarkan garis bujurnya terhadap wilayah indonesia adalah...A.indonesia beriklim tropisB.indon … esia periklim lautC.indonesia dibagi meñjadi 3 daerah waktuD.indonesia memiliki 2 musimplssz jwb secepet ya​

Lihat Foto

Nationaal Archief

Pasukan Belanda menunggu keberangkatan dari Semarang ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II

KOMPAS.com – Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Belanda masih terus berusaha untuk kembali menduduki Indonesia.

Belanda melancarkan operasi militer kepada Indonesia yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda.

Agresi Militer Belanda terjadi dalam dua periode, yatu periode pertama berlangsung sejak 21 Juli-5 Agustus 1947, dan periode kedua pada 19 Desember-20 Desember 1948.

Agresi Militer Belanda juga memiliki sebutan lain, yaitu Aksi Polisionil.

Baca juga: Kronologi Agresi Militer Belanda I

Makna dari Aksi Polisionil

Aksi Polisionil adalah istilah atau sebutan lain dari Agresi Militer Belanda, yaitu operasi militer yang dilakukan Belanda di beberapa wilayah di Indonesia setelah merdeka tahun 1945.

Selain itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], aksi polisionil berarti aksi militer setempat yang dilakukan oleh tentara pemerintah tanpa pernyataan perang yang resmi terhadap orang yang dianggap melanggar keamanan dan ketertiban nasional.

Aksi Polisionil sendiri dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 21 Juli-5 Agustus 1947 [Agresi Militer Belanda I], dan tanggal 19-20 Desember 1948 [Agresi Militer Belanda II].

Akan tetapi, ada juga yang menyebutkan bahwa menurut hukum internasional, istilah aksi polisionil ini kurang sesuai untuk menggambarkan tindakan yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia.

Aksi militer Belanda ternyata lebih tepat dikategorikan sebagai sebuah Agresi Militer, sehingga disebut sebagai Agresi Militer Belanda.

Di samping itu, alasan mengapa Belanda menyebut agresi militernya ke wilayah Indonesia sebagai aksi polisionil adalah karena pada waktu itu Belanda masih tidak bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia.

Lebih lanjut, Belanda juga menganggap para pejuang Indonesia sebagai sebuah gangguan yang harus ditumpas oleh aparat keamanan.

Baca juga: Kronologi Agresi Militer Belanda II

Agresi Militer Belanda I

Agresi Militer Belanda I adalah serangan yang dilakukan Belanda untuk menduduki kembali Tanah Air, yang berlangsung sejak 21 Juli-5 Agustus 1947.

Tujuan Belanda melakukan agresi militer ini adalah untuk membangkitkan perekonomian negara dengan menguasai kekayaan alam Indonesia.

Maka dari itu, Belanda menyerang Jawa dan Sumatera guna menguasai kekayaan alam di sana.

Pada akhirnya, Agresi Militer Belanda I berhasil dihentikan melalui penandatanganan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1947.

Baca juga: Mengapa Perjanjian Renville Merugikan Indonesia?

Agresi Militer Belanda II

Namun, Belanda mengingkari perjanjian Renville dengan kembali melancarkan aksi Agresi Militer Belanda II pada 19-20 Desember 1948.

Tujuan dari Agresi Militer Belanda II adalah untuk menghancurkan status RI, menguasai ibu kota sementara yaitu Yogyakarta, dan menangkap para pemimpin Indonesia.

Kali ini, Belanda menyerang Indonesia dengan serangan udara, yang membuat pihak Indonesia kalang kabut.

Hanya dalam beberapa jam, Yogyakarta sudah berhasil dikuasai oleh Belanda.

Serangan kedua ini menimbulkan banyak korban jiwa, bahkan beritanya juga sampai terdengar ke kancah internasional, termasuk Amerika Serikat.

Akibatnya, Amerika Serikat memutuskan menghentikan dana bantuan mereka kepada Belanda.

Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] juga mendesak agar segera dilakukan gencatan senjata.

Akhirnya, Agresi Militer Belanda II berhenti pada 7 Mei 1949, setelah perjanjian Roem-Royen ditandatangani.

Referensi:

  • Wicaksono, Andri. [2021]. Antara Fiksi dan Realita: Representasi Revolusi Nasional 1945-1949 dalam Novel Indonesia. Yogyakarta: Garudhawaca.
  • Angkatan Udara Indonesia. [2003]. Perkembangan Pangkalan TNI Angkatan Udara Iswahjudi, Madiun. Yogyakarta: Subdisjarah Diswatpersau.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lihat Foto

C.J. [Cees] Taillie

Iring-iringan tentara saat Agresi Militer Belanda I pada 1947.

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukanlah akhir dari perjuangan kemerdekaan.

Bangsa Indonesia harus berjuang kembali untuk mempertahankan kedaulatan melawan Belanda yang ingin kembali menjajah di Indonesia.

Belanda melaksanakan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947. Agresi Militer Belanda I juga biasa disebut dengan Operatie Product. Berikut beberapa latar belakang Agresi Militer Belanda I, yaitu:

  • Adanya keinginan Belanda untuk menjadikan Indonesia sebagai negara jajahannya kembali.
  • Pemerintah Indonesia menolak ultimatum dari Van Mook untuk menarik tentara Indonesia sejauh 10 km dari garis demarkasi.
  • Belanda ingin menguasai sumber daya alam Indonesia untuk membantu perekonomian Belanda yang mengalami krisis pasca perang.

Baca juga: Konflik Indonesia – Belanda dan Pengaruhnya

Tujuan

Agresi Militer Belanda I bertujuan untuk menguasai sumber daya alam di pulau Sumatra dan Jawa. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 [2005] karya M.C Ricklefs, pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam, Belanda mulai melancarkan aksi militer.

Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat. Pasukan Belanda di Surabaya digerakan untuk menguasai Madura dan Jawa Timur.

Sedangkan Pasukan Belanda di Semarang digerakan untuk menguasai Jawa Tengah. Prioritas Agresi Militer di pulau Jawa adalah untuk menguasai kawasan pelabuhan pesisir utara, perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Di Sumatera, Belanda mampu menguasai perkebunan di sekitar Medan serta tambang minyak dan batu bara di sekitar Palembang.

Baca juga: Peran Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia – Belanda

Tanggapan Internasional

Dalam buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia [1991] karya A.H Nasution, Agresi Militer Belanda I memperoleh kecaman dari dunia Internasional, termasuk PBB.

India dan Australia mengajukan permasalahan Agresi Militer Belanda I untuk dibahas pada agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 31 Juli 1947.

Berdasarkan hasil sidang, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang berisi himbauan kepada Belanda dan Indonesia untuk menghentikan pertempuran fisik dan mengadakan gencatan senjata.

Agresi Militer 1 tersebut dapat diakhiri melalui perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948.

Baca juga: Perlawanan Bali Terhadap Belanda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề