Pengertian Guru lagu Guru gatra lan guru wilangan

Rizky Amalia Rabu, 26 Januari 2022 | 07:00 WIB

Macapat Jawa merupakan salah satu karya sastra yang masih dilestarikan hingga sekarang.

GridKids.id - Apakah kamu ketahui mengenai macapat Jawa, Kids?

Macapat Jawa merupakan salah satu karya sastra yang masih dilestarikan hingga sekarang.

Lirik-lirik macapat Jawa disebut dengan tembang dan digunakan orang tua untuk menidurkan anaknya.

Bahkan macapat Jawa digunakan oleh orang-orang Jawa dalam beberapa acara adat.

Biasanya macapat Jawa dinyanyikan sesuai dengan susunan acara yang sedang digelar, Kids.

Enggak semua lagu Jawa disebut dengan macapat Jawa, lo.

Pada artikel ini kita akan mempelajari mengenai pengertian macapat Jawa serta guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.

Macapat Jawa merupakan salah satu karya sastra Jawa atau puisi tradisional Jawa.

Terdapat 11 macapat dan memiliki makna yang berbeda-beda disetiap lagunya.

Baca Juga: 10 Bahasa Daerah yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia, Ada Bahasa Daerahmu?

Macapat Jawa terdiri dari Maskumambang, Pucung, Kinanthi, Sinom, Mijil, Megatruh, Gambuh, Asmaradana, Pangkur, Durma, Dhandhanggula.

Macapat Jawa termasuk 'tembang gedhe'. Hal ini dikarenakan berkaitkan dengan puisi tradisional Jawa Kuno.

Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan merupakan aturan tembang macapat. [Unsplash/Anne Nygard]

adjar.id – Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan adalah sederet aturan dalam tembang macapat Jawa.

Macapat adalah hasil kebudayaan yang berupa puisi rakyat yang penyebarannya dilakukan dari generasi ke generasi secara lisan.

Nah, macapat umumnya adalah puisi tradisional rakyat yang memiliki nada, jadi setiap macapat memiliki nada khas tersendiri.

Dikutip dari Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan Kemdikbud, macapat merupakan sarana untuk merenung.

Tembang macapat banyak digunakan orang tua untuk menasihati anak-anak mereka agar lebih mengerti mengenai makna kehidupan.

Hal ini dikarenakan makna liriknya yang biasanya cukup berisi petuah atau nasihat, Adjarian.

Adanya guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan membuat tembang macapat menjadi terdengar indah.

Lalu, apa yang dimaksud dengan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan? Yuk, simak uraian berikut!

"Tembang macapat digunakan untuk memberikan petuah kepada anak-anak tentang makna kehidupan."

Baca Juga: Karesidenan di Pulau Jawa pada Masa Pemerintahan Daendels

Guru Gatra

Dalam bahasa Jawa, tembang macapat juga umumnya memiliki bait sama seperti puisi. Nah, tiap-tiap bait memiliki jumlah baris tertentu.

Page 2

Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan merupakan aturan tembang macapat. [Unsplash/Anne Nygard]

Nah Adjarian, jumlah larik [baris] dalam satu bait pada tembang macapat inilah yang disebut dengan guru gatra.

Coba perhatikan contoh berikut!

Lagu macapat Pucung

Bapak pucung dudu watu dudu gunung [1]

Sangkamu ing sabrang [2]

Ngon ingone Sang Bupati [3]

Yen lumapah Si pucung lambehan grana [4]

Baca Juga: Kesenian Ketoprak: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-Cirinya

Nah, pada bait tembang pocung di atas terdiri dari empat baris kalimat, artinya terdapat empat guru gatra.

"Guru gatra adalah jumlah baris dalam satu bait macapat."

Guru Lagu

Selanjutnya ada guru lagu. Guru lagu merupakan jatuhnya suara vokal [a. i, u, e, o] pada akhir dalam setiap lirik atau kalimat.

Page 3

Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan merupakan aturan tembang macapat. [Unsplash/Anne Nygard]

Supaya tidak bingung, perhatikan contoh berikut!

Lagu Macapat Mijil

Madya ratri kentarnya mangikis, [i]

Madya ratri kentarnya mangikis, [i]

Sira Sang lir sinom, [o]

Baca Juga: Mengenal Alat Musik Angklung: Asal, Sejarah, dan Jenis-Jenisnya

Saking taman miyos butulane, [e]

Datan wonten cethine udani, [i]

Lampahe lestari, [i]

Wus ngambah marga Gung [u]

Perhatikan baris pertama, meskipun lirik diakhiri dengan huruf s, tetapi yang diperhatikan adalah huruf vokalnya. Jadi, guru lagu pada tembang macapat Mijil adalah i-o-e-i-i-u.

"Guru lagu merupakan jatuhnya huruf vokal pada akhir lirik."

Page 4

Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan merupakan aturan tembang macapat. [Unsplash/Anne Nygard]

Guru Wilangan

Guru wilangan merupakan jumlah suku kata dalam satu baris.

Nah, cara menghitung suku kata tembang macapat sama seperti bahasa Indonesia, yaitu menghitung pada banyaknya kecap kata.

Baca Juga: Sinopsis Legenda Gunung Tangkuban Perahu, Kisah tentang Sangkuriang

Perhatikan contoh berikut.

Madya ratri kentarnya mangikis, [10]

Sira Sang lir sinom, [6]

Saking taman miyos butulane, [10]

Datan wonten cethine udani, [10]

Lampahe lestari, [6]

Wus ngambah marga Gung [6]

Nah, guru wilangan pada bait tembang di atas adalah 10. 6, 10, 10, 6, 6.

Demikian penjelasan dan contoh guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan dalam bahasa Jawa, Adjarian.

Sekarang coba kerjakan soal berikut, yuk!

Pertanyaan
Bacalah tembang macapat Mijil di halaman 3 dan tentukan guru gatranya.
Petunjuk: Cek halaman 2-4.

Pengertian Guru Gatra Guru Lagu dan Guru Wilangan

TRIBUNSUMSEL.COM, APLEMBANG- Simak apa itu guru gatra guru wilangan dan guru lagu beserta contohnya.

Guru Gatra, Wilangan dan Lagu merupakan tiga istilah yang umum muncul dalam macapat Jawa.

Dikutip dari laman resmi gln.kemendikbud.go.id, macapat adalah puisi tradisional bahasa Jawa yang disusun dengan menggunakan aturan tertentu.

Adapun ketiganya memiliki pengertian yang berbeda.

Lantas apa itu Guru Gatra, Guru Wilangan dan Guru Lagu?

Guru Gatra adalah merupakan banyaknya jumlah larik dalam satu bait.

Selanjutnya guru lagu yang merupakan persamaan bunyi sajak pada akhir kata dalam setiap baris.

Guru wilangan adalah banyaknya jumlah suku kata dalam setiap baris tembang macapat.

Setiap tembang macapat mempunyai ciri-ciri yang berbeda dalam setiap jenisnya. Perbedaan tersebut terletak pada guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan

Susunan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan tersebut membuat tembang macapat menjadi indah dan memiliki ciri khas yang berbeda dari tembang lainnya.

Halaman selanjutnya arrow_forward

23 Desember 2021 17:00

Pertanyaan

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

7rb+

2

Jawaban terverifikasi

26 Desember 2021 16:08

Halo Akhdan, kakak bantu jawab ya :] Guru lagu yaiku tibaning swara ing saben pungkasaning gatra, sedangkan guru wilangan yaiku cacahing wanda ing saben gatra, dan guru gatra yaiku cacahing gatra ing saben pada. Berikut penjelasannya: Tembang macapat iku ana paugerane dhewe-dhewe. Paugeran sajroning tembang macapat iku ana telu, yaiku guru lagu, guru wilangan lan guru gatra [Lagu macapat itu ada aturan masing-masing. Aturan di dalam tembang macapat itu ada tiga, yaitu guru lagu, guru wilangan dan guru gatra]. Guru lagu yaiku tibaning swara ing saben pungkasaning gatra[ jatuhnya persamaan bunyi sajak dalam setiap larik/baris]. Guru wilangan yaiku cacahing wanda ing saben gatra [banyaknya jumlah suku kata dalam setiap larik/baris]. Guru gatra yaiku cacahing gatra ing saben pada [banyaknya jumlah baris dalam satu bait]. Contoh Tembang Macapat Pangkur Mingkar-mingkuring ukara Akarana karenan mardi siwi Sinawung resmining kidung Sinuba sinukarta Mrih kretarta pakartining ilmu luhung Kang tumrap ing tanah Jawa Agama ageming aji. Guru Lagu :a,i,u,a,u,a,i Guru wilangan : 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8 Guru gatra : 7 [ada 7 baris] Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa guru lagu yaiku tibaning swara ing saben pungkasaning gatra, sedangkan guru wilangan yaiku cacahing wanda ing saben gatra, dan guru gatra yaiku cacahing gatra ing saben pada. Semoga membantu ya.

Balas

13 Juni 2022 01:55

Pasangan aksara jawa

Balas

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề