Perbedaan antara sensus dan survei dilihat dari sumber datanya adalah

Sebelum membahas pengertian sensus dan survei, berikut diberikan sedikit ilustrasi sebagai pengantar. Misalkan terdapat sebuah drum besar berisi 10 juta kelereng. Kelereng-kelereng tersebut ada yang berwarna merah, kuning dan hijau. Semua kelereng tersebar secara acak di dalam drum. Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan berikut.

“Berapakah jumlah masing-masing kelereng merah, kelereng kuning dan kelereng hijau yang ada di dalam drum besar?”

Kira-kira langkah apa yang harus Anda lakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut? Secara statistik, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menjawabnya.


Cara pertama adalah menghitung semua kelereng sesuai dengan kelompok warnanya, yaitu dengan mengelompokkan terlebih dahulu setiap kelereng ke dalam kelompok warna yang sama, kemudian hitung kelereng sesuai kelompok warnanya tersebut. Dengan demikian, kita akan mengetahui berapa jumlah masing-masing kelereng merah, kelereng kuning dan kelereng hijau.

Cara pertama membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, dengan menggunakan cara kedua, kita bisa mengetahui jumlah kelereng sesuai dengan kelompok warnanya dengan lebih cepat dan lebih mudah.


Cara kedua tersebut adalah dengan mengambil sebagian kelereng dari dalam drum secara acak sebagai sampel, misalnya 100 buah kelereng, kemudian dari 100 buah kelereng tersebut dihitung jumlah masing-masing kelereng sesuai dengan warnanya. Dari hasil penghitungan kita bisa mengetahui proporsi kelereng masing-masing warna yang selanjutnya dapat kita generalisasikan untuk mengetahui jumlah kelereng sesuai warna yang ada dalam drum besar.

Nah, dalam istilah statistika, cara pertama disebut juga dengan sensus. Sedangkan cara kedua disebut dengan dengan survei. Dalam sensus, perlakuan ditujukan pada “semua” dan dalam survei perlakuan ditujukan pada “sebagian”.

Sensus dan survei erat kaitannya dengan populasi [semua] dan sampel [sebagian].
Baca lagi: Populasi dan Sampel
Pengamatan terhadap populasi disebut dengan sensus, sedangkan pengamatan terhadap sampel disebut dengan survei. Sensus dan survei merupakan metode untuk memperoleh data primer. Sensus dan survei masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut disajikan pengertian, kelebihan dan kelemahan serta beberapa contoh dari sensus dan survei. Sensus adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi dengan cara mengamati seluruh elemen dari populasi. Dari hasil pengamatan akan diperoleh karakteristik dari populasi yaitu berupa ukuran-ukuran yang disebut dengan parameter.

Kelebihan Sensus

1. Hasilnya lebih akurat karena bukan merupakan estimasi. 2. Terbebas dari kesalahan sampling. 3. Hasil sensus dapat digunakan sebagai kerangka sampel induk untuk kegiatan survei.

Kelemahan Sensus

1. Biaya sangat mahal. 2. Non sampling error lebih besar, seperti content error, terlewat atau terhitung ganda. 3. Cakupan variabel terbatas karena mempertimbangkan keterbatasan jadwal sensus. 4. Kesalahan sulit diperbaiki.

Pemerintah memiliki tiga kegiatan sensus yang utama, yaitu sensus penduduk, sensus pertanian dan sensus ekonomi. Semua kegiatan sensus tersebut dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik [BPS].


Sensus Penduduk Sensus penduduk adalah pendataan seluruh penduduk di suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Di Indonesia, sensus penduduk dilaksanakan sekali dalam sepuluh tahun, yaitu tahun yang berakhiran 0. Terakhir sensus penduduk dilaksanakan pada tahun 2010. Berikutnya, sensus penduduk akan dilaksanakan pada tahun 2020. Tujuan dari sensus penduduk adalah untuk mengetahui jumlah, komposisi dan karakteristik penduduk. Bagi BPS, hasil sensus penduduk juga digunakan  untuk menyusun kerangka induk untuk perencanaan sensus dan survei selama sepuluh tahun berikutnya setelah sensus dilakukan, atau sampai dengan sensus penduduk berikutnya.

Sensus Pertanian

Sensus pertanian adalah pendataan seluruh usaha pertanian di suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Usaha sektor pertanian dikelompokkan menjadi enam subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sama dengan sensus penduduk, sensus pertanian juga dilaksanakan sekali dalam sepuluh tahun, yaitu ketika tahun berakhiran 3. Terakhir sensus pertanian dilaksanakan pada tahun 2013, dan akan dilaksanakan kembali pada tahun 2023. Tujuan dari sensus pertanian adalah untuk mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap dan akurat sehingga dapat digunakan untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan di sektor pertanian.

Sensus Ekonomi

Sensus ekonomi adalah pendataan seluruh unit usaha ekonomi, kecuali usaha pada sektor pertanian, di suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Seperti halnya sensus penduduk dan sensus pertanian, sensus ekonomi juga dilaksanakan sekali dalam sepuluh tahun, yaitu ketika tahun berakhiran 6. Terakhir, sensus ekonomi dilaksanakan pada tahun 2016 dan akan dilaksanakan kembali pada tahun 2026. Tujuan dari sensus ekonomi adalah mendapatkan data jumlah usaha dan karakteristik usaha serta informasi lain terkait unit usaha. Survei adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi dengan cara mengamati sebagian elemen dari populasi. Sebagian elemen dari populasi tersebut disebut juga dengan sampel. Survei dilaksanakan karena pelaksanaan sensus terhadap populasi sulit dilakukan. Oleh karena itu, dilakukanlah kegiatan survei yang tujuan utamanya adalah untuk menduga karakteristik populasi. Karena digunakan untuk menduga populasi, maka sampel yang diamati haruslah sampel yang mewakili. Oleh karena itu, pengambilan sampel memerlukan teknik sampling yang tepat agar sampel yang diambil benar-benar mewakili populasi. Dari pengamatan terhadap sampel diperoleh ukuran-ukuran yang disebut dengan statistik.

Kelebihan Survei

1. Biaya yang digunakan untuk survei lebih hemat dibandingkan sensus. 2. Hemat waktu dan tenaga. 3. Kegiatan survei lebih mudah diawasi. 4. Non sampling error cenderung lebih kecil. 5. Cakupan variabel data yang dikumpulkan bisa lebih luas.

6. Kesalahan dapat diatur dan diukur.

Kelemahan Survei

1. Hasil dari survei merupakan estimasi. 2. Pengambilan sampel memerlukan kerangka sampel. Untuk membuat kerangka sampel dibutuhkan biaya yang besar.

3. Terdapat kesalahan sampling.

Survei lebih banyak dilakukan oleh peneliti dibandingkan dengan sensus. BPS juga memiliki banyak kegiatan survei diantaranya adalah Survei Penduduk Antar Sensus [SUPAS], Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas] dan Survei Angkatan Kerja Nasional [Sakernas].


Survei Penduduk Antar Sensus [SUPAS] Berhubung pelaksanaan sensus penduduk membutuhkan biaya yang besar, maka sensus penduduk tidak dimungkinkan dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Oleh karena itu, untuk dapat mengestimasi jumlah penduduk beserta karakteristik penduduk lainnya secara lebih akurat, maka dilaksanakanlah Sensus Penduduk Antar Sensus atau SUPAS. SUPAS dilaksanakan sekali dalam sepuluh tahun, yaitu di tahun yang berakhiran lima, atau pada tahun antara dua sensus penduduk. Misalnya sensus penduduk dilaksanakan pada tahun 2010 dan 2020, dengan demikian SUPAS dilaksanakan pada tahun 2015.

Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas]

Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas] adalah survei yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi sosial ekonomi penduduk. Dari data Susenas bisa diperoleh indikator kependudukan dan kesejahteraan rakyat, diantaranya tingkat kemiskinan, pendidikan, kesehatan, perumahan, konsumsi dan pengeluaran, dan lain-lain.

Survei Angkatan Kerja Nasional [Sakernas]

Survei Angkatan Kerja Nasional [Sakernas] adalah survei yang bertujuan untuk mendapatkan data pokok ketenagakerjaan. Dari survei ini dapat diperoleh data dan informasi ketenagakerjaan seperti jumlah angkatan kerja, tingkat pengangguran, jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha dan lain-lain.

Sumber data kependudukan sangat penting untuk memperoleh statistik tentang kondisi penduduk suatu negara. 

Sumber data kependudukan dalam proses pengumpulannya dapat digolongkan menjadi 3 yaitu sensus, registrasi penduduk, dan survei. 

Secara teoritis data registrasi penduduk lebih lengkap daripada sumber-sumber data yang lain, karena kemungkinan tercecernya pencatatan peristiwa-peristiwa kelahiran, kematian dan mobilitas penduduk sangat kecil. 

Namun demikian di negara-negara berkembang seperti juga Indonesia, data-data kependudukan dari hasil registrasi masih jauh dari level memuaskan. 

Hal ini disebabkan karena banyak kejadian-kejadian vital [seperti kelahiran dan kematian] yang tidak dicatatkan sebagaimana mestinya karena berbagai faktor eksternal. 

Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, menghimpun dan menyusun, serta menerbitkan data-data demografi, ekonomi, dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu. 

Secara lebih terperinci keterangan-keterangan apa yang dikumpulkan tergantung pada kebutuhan dan kepentingan negara, keadaan keuangan dan kemampuan teknis pelaksanaanya, serta kesepakatan internasional yang bertujuan supaya mudah memperbandingkan hasil sensus antara negara yang satu dengan negara lainnya.

Agar hasil Sensus Penduduk dapat diperbandingkan antara beberapa negara, maka disepakati untuk melaksanakan Sensus Penduduk tiap 10 tahun sekali [decennial census] yaitu pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka nol. 

Pelaksanaan Sensus Penduduk tiap sepuluh tahun sekali dimulai pada tahun 1790. Mulai tahun 1940 ada beberapa negara yang melaksanakan Sensus Penduduk tiap 5 tahun sekali [quinquennial census] yaitu pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka nol, dan angka lima.

Petugas sensus sedang mendata warga

Registrasi Penduduk
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh petugas pemerintahan setempat yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal [perpindahan/migrasi], dan pengangkatan anak [adopsi]. 

Karena mencatat peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan dengan kehidupan, maka disebut juga registrasi vital dan hasilnya disebut statistik vital. 

Registrasi ini berlangsung terus-menerus mengikuti kejadian atau peristiwa, karena itu statistik vital sesungguhnya memberikan gambaran mengenai perubahan yang terus menerus. 

Jadi berbeda dengan sensus dan survei yang menggambarkan karakteristik penduduk hanya pada suatu saat tertentu saja. Baca juga: Terbentuknya awan di langit


Karena mencatat bermacam-macam peristiwa, maka pencatatan penduduk ini dilakukan oleh badan-badan yang berbeda-beda. Di Indonesia, kelahiran dicatat oleh kantor pencatatan sipil dan kelurahan. 

Perkawinan dan perceraian dicatat oleh kantor Kementerian Agama dan pencatatan sipil. Sedang migrasi dicatat oleh Kementerian Kehakiman. 

Baca juga: Latihan UTBK Geografi + Kunci Jawaban

Survei
Hasil Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk mempunyai keterbatasan. Keduanya hanya menyediakan data statistik kependudukan, dan kurang memberikan informasi tentang sifat dan perilaku penduduk. 

Untuk mengatasi keterbatasan ini, perlu dilakukan survei penduduk yang sifatnya lebih terbatas namun informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam. Biasanya survei kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel.


Biro Pusat Statistik telah mengadakan survei-survei kependudukan, misalnya Survei Ekonomi Nasional, Survei Angkatan Kerja Nasional [SAKERNAS], dan Survei Penduduk Antar Sensus [SUPAS]. 

Hasil dari survei ini melengkapi informasi yang didapat dari Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk. Survei pendduk juga sering dilakukan oleh pelaku industri untuk melihat perilaku konsumen di lapangan. 

Baca juga: Faktor dinamika penduduk

Hey buat kamu pejuang SNMPTN atau UTBK, belum tahu gimana cara lulus SNMPTN?. Yuk simak tips dan triknya di video berikut. Jangan lupa subscribe chanel guru geografi ya!.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề