Perilaku yang bukan mencerminkan beriman kepada hari akhir adalah

Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan diterima secara negatif.

1. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.

a. Selalu Berusaha Menjadi Lebih BaikSeseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untukmelakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.

b. Tidak Silau pada Gemerlap DuniaDunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. 

Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt. 

Orang kaya diuji dengan kekayaannya dan si miskin diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat mempergunakan kekayaannya dengan sebaikbaiknya [pada jalan yang diridai Allah] berarti ia termasuk orangorang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur dengan kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran.

Si kaya atau si miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak melenakan dari mengingat Allah Swt. Ingatlah kembali kisah Fir’aun. Fir’aun yang menjabat sebagai raja memiliki sifat takabur. Ia sangat sombong dengan jabatan yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sungguh, perilaku yang tidak sepantasnya ditiru. 

Seseorang yang berkuasa hendaknya menyadari bahwa kekuasaan tersebut hanya sementara. Kekuasaan dapat berakhir oleh waktu. Oleh karena itu, seseorang tidak sepantasnya menyombongkan diri atas apa pun yang dititipkan kepadanya.

c. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.

d. Bersikap Rendah Hati Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.

e. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. 

Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah Swt.

f. Bersikap Optimis dan Lapang DadaSeseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.

2. Penerapan Hikmah Beriman kepada Hari AkhirHari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. 

Di padang Mahsyar manusia menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya. Allah Swt. telah menyediakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menjalankan amal saleh. 

Selain itu, Allah Swt. juga menyediakan neraka bagi mereka yang senantiasa berbuat maksiat dan melanggar perintah-Nya. Agar dapat merasakan nikmat tinggal di surga, seseorang harus menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Menjalankan perintah Allah Swt. dirasakan sangat berat. Meskipun demikian, perintah-Nya harus dilaksanakan dan larangan-Nya harus dijauhi. Usaha maksimal harus kita lakukan agar dapat menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. 

Perbuatan maksiat atau perbuatan yang melanggar larangan Allah Swt. lebih mudah dilaksanakan. Jalan berbuat maksiat lebih banyak dan lebih mudah ditemui. Agar dapat menjauhi larangan Allah Swt. juga diperlukan usaha sekuat tenaga.

Hikmah beriman kepada hari akhir

  • Beriman kepada hari akhir, membuat seseorang akan disiplin dan berusaha maksimal untuk memahami ajaran Allah Swt.
  • Gambaran sorga dan neraka, seseorang termotivasi untuk  selalu taat kapada Allah Swt.agar mendapatka ridho dan balasan Allah Swt berupa surga, dan selalu berhati-hati  dan penuh perhitungan agar tidak melanggar larangan Allah Swt.
  • Dengan beriman kepada hari akhir, seseorang akan selalu diingatkan agar tidak lupa terhadap kewajiban dan tidak terlena dengan kesenangan dan kehidupan dunia.
  • Dengan beriman kepada hari akhir, bisa menyadarkan manusia bahwa kehidupan di dunia  adalah kehidupan sementara dan tidak kekal, suatu saat kehidupan dunia yang fana akan berakhir dan berlanjut pada kehidupan akhirat yang kekal dengan kondisi kehidupan sesuai dengan amal perbuatan waktu hidup di dunia.

Istilah atau nama-hari akhir yang terdapat dalam al-Qur’an diantaranya adalah:

  1. Yaumul Qiyamah [Hari Kiamat] [ Q.S Az-Zumar [29]:60]
  2. Yaumul Ba’ats [ Hari Kebangkitan] [ Q.S Ar-Rum [30]: 56]
  3. Yaumul Hisab [ Hari Perhitungan] [ Q.S Al-Mukmin [40]: 27]
  4. Yaumul Din[Hari Pembalasan] [ Q.S Al-Fatihai [1]:3]
  5. Yaumul Fath [ Hari Kemenangan] [ Q.S As-Sajdah [32]: 29]
  6. Yaumul Talaq [Hari Pertemuan] [Q.S Al-Mukminun [40]: 15-16]
  7. Yaumul Jam’i [ Hari Berhimpun] [Q.S At-Taghabun [64]: 9]
  8. Yaumut Taghabun [ Hari tersingkapnya kesalahan-kesalahan ] [Q.S At-Taghabun [64]: 9]
  9. Yaumul Khulud [ Hari Kekekalan] [Q.S Qaf [50]: 34]
  10. Yaumul Khuruj [ Hari Keluar ] [Q.S Qaf [50]: 42]
  11. Yaumul Hasrah [ Hari Penyesalan ] [ Q.S Maryam [19]: 39]
  12. Yaumut Tanad [ Hari Panggil-memanggil] [ Q.S Al-Mukmin [40]: 32]
  13. Yaumul Fashl [Hari Keputusan] [ Q.S An-Naba [78]: 17]
  14. As-Sa’ah [ Waktu] [Q.S Al-Qamar [54]: 1]
  15. Al-Akhirah [ Akhirat ] [Q.S Al-‘Ala [87]: 16-17]
  16. Al-Azifah [ Peristiwa Dekat] [ Q.S An-Najm [53]: 57]
  17. At-Thammah [ Malapetaka Besar] [ Q.S An-Nazi’at [79]: 34]
  18. As-Shaakhah [ Tiupan Sangkakala yang ke dua ] [ Q.S ‘Abasa [80]: 33]
  19. Al-Ghasyiyah [ Kejadian yang menyelubungi] [Q.S Al-Ghasyiyah [88]: 1]
  20. Al-Waqi’ah [Peristiwa Dahsyat] [ Q.S Al-Waqi’ah [56]: 1]
  21. Yaumul  haq, artinya hari yang pasti terjadi
  22. Yaumul jaza, artinya hari pembalasan,
  23. Yaumul mizan, artinya  hari pertimbangan amal

dicopas dari: //masimronashari.blogspot.com/2014/05/perilaku-dan-penerapan-hikmah-beriman.html  

//paisnews.blogspot.com/2013/03/iman-kepada-hari-akhir.html

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 13 are not shown in this preview.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề