Perintah memakan makanan yang halal dan baik serta larangan mengikuti langkah setan tercantum dalam Qur an surat?

  • يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

    168. Wahai manusia! Makanlah dari [makanan] yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Alquran mengatur apa-apa saja yang halal dan haram untuk dimakan.

Selasa , 11 Feb 2020, 13:58 WIB

republika.co.id

Petaka Mengabaikan Aturan Makanan Halal-Haram dalam Alquran. Foto: Makanan halal [ilustrasi]

Rep: Ali Yusuf Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Alquran telah memberikan batasan-batasan apa saja perlu dan tidak boleh dimakan oleh umatnya. Apa yang dilarang oleh Allah di dalam Alquran semuanya tentu demi kebaikan manusia itu sendiri. Wabah penyakit yang sedang melanda beberapa negara sekarang ini, mengingatkan kita semua, pentingnya kembali kepada Alquran termasuk masalah apa yang akan kita makan.  Ini karena adanya dugaan yang menjadi penyebab menyebarnya virus penyebab wabah penyakit karena mengonsumsi makanan yang dilarang di dalam Alquran.

Ketentuan mengonsumsi makanan halal dan dilarang memakan-makanan haram ada di dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 168. "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Surat Al-Maidah ayat 3 menyampaikan lebih rinci apa-apa saja makanan yang tidak boleh dimakan oleh sekalian manusia. Larangan itu tentunya demi mendapati tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat dalam menjalankan amal sebagai khalifah di dunia.

“Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah, daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, [dan diharamkan] bagimu yang disembelih untuk berhala...."

Alquran selain sebagai Kitab Suci yang maha benar. Apa yang di atur di dalamnya juga merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa "huda lil muttaqin", yakni orang-orang yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; juga sekaligus menjadi petunjuk bagi manusia secara umum "huda linnaas"Pegiat halal dari lembaga Indonesia Halal Watch [IHW] Ikhsan Abdullah mengatakan,   jika Alquran sudah mengatur terkait perintah memakan makanan halal dan haram, artinya perintah tersebut penting harus dijalankan. Karena Alquran berasal dari firman Tuhan yang Maha Kuasa itu ada maknanya."Maka tentu saja bukan hanya terkandung makna dan filosofis mengapa jenis-jenis binatang tersebut tidak boleh dimakan, tetapi juga terdapat pengalaman empiris yang terjadi pada kaum dan umat terdahulu," kata Ikhsan kepada Republika.co.id belum lama ini.Menurut Ikhsan yang juga Staf Khusus Wakil Presiden Ma’aruf Amin ini, ketidakpedulian manusia terhadap ajaran dan firman Tuhan yang telah jelas, selalu berakhir menjadi petaka. Bukan hanya berakibat kepada diri manusia itu sendiri yang tidak mematuhi ketentuan tersebut, akan tetapi juga berakibat membahayakan orang lain.“Untuk itu semua umat terutama umat Muslim harus perhatikan betul apa yang dimakan. Jangan sampai apa yang dimakan menjadi petaka,” kata Ikhsan."Ini tentu adalah peringatan yang sangat keras bagi manusia agar mentaati firman Tuhan yang telah di wahyukan didalam Al-Quran Surat Al- Baqarah ayat 168, Al-Maidah ayat 3,” katanya. 

Baca Juga

Jakarta - Surat An-Nahl adalah surat ke-16 dalam Al Quran. Surat ini terdiri dari 128 ayat.

Al Quran surat An-Nahl ayat ke-114 berisi firman Allah untuk kaum Muslimin agar makan makanan halal dan baik dari rezeki yang diberikan Allah.

Berikut Al-Qur'an surat An-Nahl ayat ke-114:


فَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ - ١١٤

Latin:

Fa kulụ mimmā razaqakumullāhu ḥalālan ṭayyibaw wasykurụ ni'matallāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụn

Arti:

"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

Dalam Surat An Nahl ayat 114, Allah menyuruh kaum Muslimin untuk memakan makanan yang halal dan baik dari rezeki yang diberikan-Nya kepada mereka, baik yang berasal dari binatang maupun tanaman, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama.

Makanan yang halal adalah makanan dan minuman yang dibenarkan oleh agama untuk dimakan dan diminum. Sementara makanan yang baik ialah makanan dan minuman yang dibenarkan untuk dimakan atau diminum oleh kesehatan, termasuk di dalamnya makanan yang bergizi, enak, dan sehat.

Makanan yang dibenarkan oleh ilmu kesehatan sangat banyak, dan pada dasarnya boleh dimakan dan diminum, sebagaimana difirmankan Allah,

"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu." [Q.S. Al-Baqarah ayat 172].

Dalam Surat Al Maidah ayat 4 juga disebutkan makanan yang halal:

"Mereka bertanya kepadamu [Muhammad], "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah, "Yang dihalalkan bagimu [adalah makanan] yang baik-baik dan [buruan yang ditangkap] oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu." [Q.S. Al-Ma'idah ayat 4]

Makanan dan minuman yang baik tidak haram dimakan, kecuali jika Allah SWT atau rasul-Nya mengharamkan, sebagaimana firman Allah,

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." [QS Al-Ma'idah ayat 87].

Makanan baik yang berasal dari hewan dan tanaman, yang tersebar di muka bumi merupakan nikmat Allah SWT yang besar. Untuk itu, manusia seharusnya mensyukurinya dengan jalan mengucapkan Alhamdulillah dan memanfaatkannya sesuai petunjuk Allah dan rasul-Nya, seperti memakan atau memperjual-belikannya.

Dalam hadits riwayat Ath-Thabrani, dari Al-Aswad bin Sari', Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Sesungguhnya Allah benar-benar senang terhadap hamba yang mengucapkan 'Alhamdulillah'.

Adapun makna syukur dalam ayat ini yakni manusia dapat mewujudkan rasa syukur akan nikmat Allah, yakni hewan dan tanaman, dengan memelihara dan mengembangkan sumber bahan makanan ini agar jangan sampai punah dari permukaan bumi, dan untuk memenuhi kebutuhan gizi makanan umat manusia.

Mensyukuri nikmat Allah SWT berarti mengucapkan kalimat syukur ketika memanfaatkan, memelihara, dan mengembangkannya berdasarkan petunjuk-petunjuk Allah.

Sebab, Allah yang memberi anugerah dan kenikmatan tersebut. Karena itu, tiap orang mukmin sepatutnya taat pada ketentuan-ketentuan dan perintah Allah, serta menjauhi larangan-Nya jika benar-benar beriman kepada Allah.

Salah satu bentuk ketaatan itu, yakni kaum Muslimin juga hendaknya tunduk kepada hukum-hukum Allah yang berlaku saat memelihara dan mengembangkan hewan atau tanaman seperti firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 114. Contohnya, mengikuti ketentuan zakat dan fungsi sosialnya.

Simak Video "Melihat Madrasah di Afghanistan di Bawah Kepemimpinan Taliban"


[Gambas:Video 20detik]
[nwy/nwy]

Jakarta -

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa mengingatkan agar umat Islam mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi. Sebab makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi diterima atau tidaknya doa.

Makanan yang halal adalah yang didapat dan diolah sesuai dengan syariat Islam. Tentu saja selain halal, makanan juga harus bergizi, agar bermanfaat bagi tubuh dan juga kesehatan.

Dikutip dari situs Islamic Council of Victoria, halal dalam bahasa Arab dijelaskan sebagai sesuatu yang baik, dibolehkan, dan sesuai hukum. Bagi muslim, hukum memakan makanan halal merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 172.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kulu min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụn

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."

Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 168 agar manusia tidak mengikuti langkah setan untuk mengonsumsi makanan yang diharamkan. Sebab, Allah telah memberikan makanan yang halal dan lagi baik di bumi.

Arab: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Latin: yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn

Arab: Wahai manusia! Makanlah dari [makanan] yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Abu Huraira dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, menceritakan Sabda Rasulullah SAW terkait akibat jika umat Islam mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Salah satunya adalah doa yang tak dikabulkan.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: [إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: [يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً] [المؤمنون: الآية 51] ، وَقَالَ: [يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ] [البقرة: الآية 172]،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ]

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih." [Al-Mu'minun; 51]. Dan Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian." [al-Baqarah: 172]. Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" [HR Muslim].

Masihkah kita akan mengkonsumsi makanan tidak halal, jika akibatnya adalah doa yang tak dikabulkan?

Simak Video "Menikmati Bakmi Kering Haji Aman di Singkawang"



[pay/erd]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề