Proses berubahnya zat cair menjadi uap air pada siklus disebut

Berikut ini adalah beberapa istilah dalam siklus hidrologi:

  1. Evaporasi, merupakan proses penguapan air oleh matahari, mengubah wujud air yang cair menjadi gas/kristal es.
  2. Sublimasi, proses evaporasi yang terjadi pada salju dan es.
  3. Transpirasi, yaitu proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
  4. Evapotranspirasi, adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi.
  5. Adveksi, adalah proses gerakan air secara horizontal [dalam bentuk padat, cair dan uap] melalui atmosfer karena perbedaan tekanan udara/pengaruh angin.
  6. Presipitasi, yaitu proses ketika uap air yang terkondensasi jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
  7. Infiltrasi atau perkolasi, adalah proses perembesan air ke dalam tanah secara vertikal dan horizontal melalui pori-pori tanah dan batuan.
  8. Kondensasi, yaitu perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas [atau uap] menjadi cairan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah B.

Kondensasi adalah proses dimana perubahan wujud dari gas ke cair. Kondensasi disebut juga pengembunan dan merupakan kebalikan dari proses evaporasi atau penguapan. Contohnya ketika air panas dalam gelas yang ditutup dengan tutup gelas lambat laun tutup gelas yang digunakan akan mengembun.

Merangkum buku Bioenergi dan Biorefinery, kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi [yaitu tekanannya ditingkatkan] menjadi cairan atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat.

Proses Terjadinya Kondensasi

Proses kondensasi terjadi apabila uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air. Suhu udara berperan penting dalam proses kondensasi. Contoh peristiwa kondensasi adalah terbentuknya embun di pagi hari. Embun adalah uap air yang berubah menjadi titik-titik air.

Pengembunan atau kondensasi ini terjadi di malam hari saat udara lebih dingin. Pada malam hari, suhu udara mencapai atau turun di bawah titik embun sehingga tidak dapat menampung uap dan berubah menjadi embun.

Baca Juga

Titik embun adalah suhu di mana kondensasi terjadi. Suhu udara dapat mencapai atau turun di bawah titik embun secara alami, seperti yang sering terjadi pada malam hari. Itu sebabnya halaman rumput, mobil, dan rumah sering kali basah oleh tetesan air di pagi hari.

Kondensasi juga dapat menyebabkan tetesan air di bagian luar kaleng atau gelas yang dingin. Ketika udara hangat menyentuh permukaan yang dingin, udara mencapai titik embunnya dan terjadi kondensasi. Ini mengakibatkan tetesan air pada gelas atau kaleng yang dingin.

Penyebab Kondensasi

Mengutip Live Science, ketika kondensasi terjadi di dalam rumah, ada tiga faktor utama yang berkontribusi pada pembentukan tetesan air. Penyebab kondensasi meliputi:

  • Kelembaban udara dalam ruangan. Kondensasi terbentuk ketika udara di dalam tidak dapat menahan tingkat kelembapan.
  • Suhu rendah. Udara lembab bersentuhan dengan permukaan dalam ruangan yang dingin
  • Ventilasi yang buruk. Jika tidak ada tempat untuk mengalirkan udara panas dan dingin, kelembapan berkumpul dalam ruangan dan menyebabkan peningkatan kondensasi

Baca Juga

Kondensasi dapat dijumpai dalam peristiwa sehari-hari. Beberapa contoh kondensasi yang umum terjadi adalah:

  • Embun pagi. Ketika uap air di udara mengembun di rerumputan mendingin pada malam hari.
  • Tetesan air di kaleng soda yang dingin. Permukaan kaleng yang dingin menyebabkan uap air di udara luar yang hangat mengembun di bagian luar kaleng.
  • Kaca depan yang mengembun. Udara di mobil mengandung uap air, terutama yang berasal dari napas dan tubuh penumpang. Dengan kelembapan dan kaca depan yang dingin, terjadi kondensasi dalam bentuk tetesan yang mengaburkan kaca mobil.
  • Sebuah cermin mengenbun. Hal yang sama terjadi di kamar mandi ketika kelembaban dan panas tubuh mengembun di cermin yang sejuk.
  • Napas berkabut. Saat berada di luar rumah dalam suhu sangat dingin, nafas dapat terlihat ketika dihembuskan. Nafas yang panas melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air. Ini adalah contoh kondensasi yang terjadi tanpa permukaan untuk mengumpulkan tetesan.
  • Awan. Terbentuknya awan di langit adalah contoh kondensasi tanpa permukaan.
  • Siklus air. Kondensai berperan dalam pembentukan awan dan hujan dalam siklus air.

Baca Juga

Berdasarkan buku Agroklimatologi, awan dalam atmosfer terbentuk karena titik taraf kondensasi telah tercapai, yakni setelah sampai ke titik jenuh uap air. Awan terbentuk di lapisan troposfer, yaitu lapisan udara terdekat dari permukaan bumi.

Pada lapisan troposfer, suhu menurun karena ketinggian bertambah. Kemudian awan terbentuk akibat suhu udara di troposfer menurun sehingga terjadi kondensasi. Tetesan air mengembun pada partikel untuk membentuk awan.

Beberapa jenis awan yang terbentuk dengan cara ini antara lain awan cumulus, cumulonimbus, mammatus, dan stratocumulus.

Bentuk-bentuk Kondensasi

Beberapa bentuk kondensasi yang dapat ditemui dalam peristiwa sehari-hari adalah embun, kabut, dan embun beku.

Embun

Embun adalah air yang terbentuk sebagai hasil kondensasi. Embun terbentuk ketika uap air di atmosfer mengembun ke permukaan yang dingin. Suhu di mana pembentukan tetesan terjadi disebut titik embun.

Kabut

Kabut muncul ketika uap air [air dalam bentuk gasnya] mengalami kondensasi. Selama kondensasi, molekul uap air bergabung untuk membuat tetesan air cair kecil di udara. Kabut dapat hilang ketika suhu naik.

Saat matahari terbit, udara dan tanah memanas. Hal ini menyebabkan suhu udara menjadi lebih hangat daripada suhu titik embun, sehingga menyebabkan tetesan kabut menguap dan menghilang.

Baca Juga

Embun beku adalah lapisan es tipis di permukaan yang padat. Embun beku terjadi ketika titik embun berada di bawah titik beku, sehingga terjadi kondensasi uap air menjadi bentuk partikel kristal es yang sangat kecil.

Pada saat merebus air maka kita akan langsung melihat dengan kedua mata kita proses penguapan. Meski secara penglihatan sedikit samar namun akan terlihat dari gas air yang akan membentuk awan tetesan air. Tetesan-tetesan tersebut menjadi petunjuk perubahan molekul air.

Istilah itu dikenal penguapan atau evaporasi. Sehingga dapat disimpulkan evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair [contohnya air] dengan spontan menjadi gas [contohnya uap air]. Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

Di sisi lain, juga dikenali evaporasi adalah bentuk proses difusi uap air ke atmosfer dari permukaan air yang terbuka bebas. Termasuk diantaranya adalah kehilangan air dari danau, sungai, bahkan awan dan tanah jenuh dan permukaan tumbuhan, tetapi tidak menggabungkan kehilangan transpirasi dari tumbuhan. Sangat penting untuk membedakan antara proses evaporasi yang hanya memperhatikan badan air yang bebas dan yang berasal dari evapotranspirasi.

Pada umumnya molekul-molekul tidak memiliki cukup energi untuk melepas diri dari cairan. Oleh karenanya cairan akan berpotensi untuk berubah menjadi uap dengan sangat cepat. Pada saat molekul-molekul saling bertumbukan satu sama lain mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.

Tidak jarang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap".

Apabila diamati lebih lanjut, akan nampak adanya cairan yang terlihat tidak menguap di titik suhu tertentu di dalam pola gas tertentu. Pada kondisi tersebut cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup untuk memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat.

Advertising

Advertising

Dalam proses siklus air memungkin terjadinya rangkaian perjalanan air ke atmosefer lapisan ozon dengan beberapa cara, antara lain: kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Yang artinya, air yang ada di bumi menguap, jadi awan, terus turun lagi sebagai hujan atau embun. Semua proses penguapan air termasuk menjadi satu rangkaian yang dikenal dengan istilah daur hidrologi. Berikut penjelasannya:

1. Evaporasi adalah proses di mana air yang ada di laut, rawa, sungai dan lainnya menguap karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Dalam hal ini, air diubah menjadi uap air atau gas, sehingga bisa naik ke atmosfer.

2. Transpirasi adalah proses ini serupa dengan evaporasi, hanya saja proses penguapan ini terjadi pada jaringan makhluk hidup, seperti tumbuh-tumbuhan.

3. Kondensasi adalah proses di mana berubahnya uap air di atmosfer menjadi partikel es yang sangat kecil di suhu yang rendah. Partikel es tersebut saling mendekat satu sama lain, sehingga akan menggumpal sebagai awan.

4. Presipitasi adalah ketika terlalu banyak air yang terkondensasi maka tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara sehingga jatuh sebagai hujan, salju atau hujan es.

Faktor Pengaruh Evaporasi

Evaporasi adalah proses penguapan yang dapat dipengaruhi oleh keberadaan faktor suhu air, suhu udara, kelembapan tanah, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar matahari. Berikut beberapa faktor penting yang memengaruhi laju evaporasi:

1. Kedalaman air. 2. Kelembapan atau uap air.3. Aliran udara di atas permukaan. 4. Radiasi matahari dan permukaan daratan.5. Sifat serta ukuran permukaan evaporasi.

6. Suhu permukaan penguapan udara.

Evaporasi dan Siklus Air

Daur hidrologi dimulai dengan adanya penguapan dari air laut. Uap air tersebut berhasil dibawa oleh udara yang melaju dan bergerak. Dalam kondisi yang baik, uap air tersebut akan terkondensasi membentuk awan, yang pada akhirnya akan membentuk presipitasi.

Pada akhirnya, prespitasi akan jatuh ke permukaan bumi dan kemudian menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer oleh penguapan [evaporasi] dan transpirasi oleh tanaman.

Meski demikian, sebagian besar air yang ada di permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan transpirasi sebelum sampai ke laut. Sementara, hujan berasal dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh faktor klimatologi seperti angin, temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air tersebut akan naik ke atmosfer sehingga mendingin dan terjadi

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề