Santo Paulus dalam 1 Kor 12 13 31 menggambarkan Gereja yang terdiri atas satu tubuh banyak

Senin, September 21, 2020 Edit

Klik:

1 Corinthians / 1 Korintus 12:12-31

1Co 12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 1Co 12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 1Co 12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 1Co 12:15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 1Co 12:16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 1Co 12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 1Co 12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 1Co 12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 1Co 12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 1Co 12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." 1Co 12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 1Co 12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 1Co 12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 1Co 12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 1Co 12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. 1Co 12:27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 1Co 12:28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. 1Co 12:29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, 1Co 12:30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? 1Co 12:31 Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

Tafsiran Wycliffe

Nasihat tentang Karunia-karunia Roh [12:1-14:40]. Dengan kata peri de ["Sekarang tentang"] yang terkenal itu, Paulus mengacu kepada pertanyaan lainnya yang dikemukakan oleh jemaat di Korintus. Sekalipun demikian, pokok yang baru ini, yaitu karunia Roh, terkait dengan bagian sebelumnya oleh hubungan bersama dengan ibadah umum. Penting untuk membedakan karunia Roh dengan buah-buah Roh dan jabatan rohani. Buah-buah Roh adalah ciri-ciri watak Kristen. Setiap orang percaya, berkewajiban mengembangkan semua buah Roh itu [bdg. Gal. 5:22-23]. Jabatan-jabatan rohani merupakan kedudukan di dalam Gereja untuk menyelenggarakan urusan-urusannya, entah itu pengawasan rohani atas domba-domba Allah [para penatua], atau pengawasan rohani di dalam hal-hal yang bersifat sementara [para diaken: I Tim. 3:1-13]. Hanya beberapa orang percaya tertentu saja, yang memegang jabatan rohani. Karunia Roh adalah berbagai kemampuan yang diberikan oleh Tuhan, yang berkaitan dengan pelayanan di Gereja lokal, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Setiap orang percaya, memiliki karunia Roh, tetapi tidak semua orang percaya memiliki karunia yang sama [bdg. I Kor. 12:4-11]. Jemaat di Korintus, yang pasti bukan jemaat yang mati, berada dalam bahaya menyalahgunakan hak-hak istimewanya dengan cara menekankan secara berlebihan karunia-karunia spektakuler tertentu. Sang rasul, pertama-tama mengemukakan soal kesatuan dan keragaman dari semua karunia yang ada [12:1-31a], kemudian soal keutamaan kasih di atas usaha mencari karunia [12:31b-13:13], dan akhirnya soal penilaian serta pengaturan penggunaan karunia bernubuat dan karunia berbahasa roh [14:1-40].
Keragaman Karunia-karunia Rohani [12:12-31a]. Dengan mempergunakan tubuh manusia sebagai ilustrasi, Paulus melukiskan hubungan di antara sesama orang percaya yang memiliki karunia dengan Kristus di dalam Gereja, Tubuh-Nya. 12. Karena, mengawali penjelasan mengenai kesatuan di dalam keragaman dan keragaman di dalam kesatuan. Bahwa Kristus memberikan Nama-Nya kepada tubuh tersebut, tampak di dalam kata-kata demikian pula Kristus. 13. Sebab, mengemukakan alasan dari kesatuan, yaitu baptisan oleh Roh menjadi satu tubuh. Dalam satu Roh [harfiahnya: di dalam satu Roh, bdg. Mat. 3:11; Luk. 3:16; Kis. 1:5], menunjuk kepada suasana kesatuan yang dihasilkan oleh baptisan itu. Satu tubuh, merupakan tujuan dari tindakan pembaptisan tersebut [bdg. ICC, hlm. 272]. Bentuk waktu aoris dari dibaptis, jelas menunjukkan bahwa tindakan itu merupakan fakta yang sudah lampau yang berlaku bagi semua orang percaya [bahkan juga jemaat Korintus yang masih bersifat duniawi; bdg. I Kor. 3:1-3], tindakan mana tidak perlu diulang. Sebetulnya, baptisan yang mempersatukan dengan Kristus bukan sesuatu yang harus dicari; kesatuan tersebut sudah dibuat untuk semua orang. Sebagai konsekuensi dari persatuan dengan Kristus ini, orang-orang percaya semua diberi minum dari satu Roh. Kesatuan dengan Dia, pasti menyebabkan Roh tinggal di dalam diri orang percaya. 14-20. Ilustrasi tentang tubuh, dikembangkan di dalam ayat-ayat ini, dengan menekankan keragaman di antara anggota-anggotanya untuk membela orang-orang yang tampaknya kurang berarti, yang menganggap karunia-karunia mereka tidak penting. Pengertian kuncinya adalah: Tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota [ay. 14], dan bahwa anggota-anggota itu sudah diberi suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya [ay. 18]. Dengan demikian, anggota yang tampaknya memiliki karunia yang kurang berarti, tidak usah iri terhadap mereka yang tampaknya memiliki karunia yang lebih unggul. 21-24. Di dalam bagian ini, hubungan saling bergantung di antara para anggota, ditonjolkan. Anggota-anggota yang tampaknya unggul [karena memiliki karunia yang lebih mengagumkan], tidak boleh menganggap rendah mereka yang tampaknya memiliki karunia yang tidak sehebat itu. Sesungguhnya, menurut Paulus, justru anggota-anggota tubuh kita yang tidak elok, mendapat perhatian paling banyak [melalui cara berpakaian], dan sesuai dengan analogi ini, mereka yang tampaknya menerima karunia yang kurang penting, dapat mengharapkan dari Allah, kesamaan martabat di dalam satu tubuh itu, yakni Gereja. Sesungguhnya, inilah memang yang telah dilakukan oleh Allah, sebab Dia telah menyusun tubuh kita begitu rupa. Menyusun, mengacu kepada pencampuran dua unsur, sehingga menghasilkan sebuah persenyawaan, seperti air dengan anggur [A-S, hlm. 245]. Tubuh merupakan suatu kesatuan. 25. Supaya. Tujuan dari kesatuan tersebut [secara negatif] adalah agar tidak ada perpecahan dalam tubuh [bdg. 1:10; 11:18]; dan [secara positif] supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 26. Akibat yang wajar dari percampuran sempurna para anggota itu adalah sukacita dan penderitaan yang dirasakan bersama. 27. Tubuh Kristus [harfiahnya: tubuh milik Kristus], tidak mengacu kepada Gereja lokal di Korintus, sebab tidak ada banyak tubuh, suatu pengertian yang bertentangan dengan konteks. Sebaliknya, yang dimaksudkan adalah kualitas dari keseluruhan yang terdiri dari setiap Gereja lokal [ICC, hlm. 277]. 28. Daftar selanjutnya dari karunia-karunia, termasuk beberapa yang tidak disebutkan di dalam ayat 4-11. Pertama, kedua dan ketiga, mengacu pada urutan kedudukan, tetapi selanjutnya, mungkin tidak demikian. 29-30. Pertanyaan-pertanyaan itu mengarahkan perhatian pembaca kepada 12:14, 27. Di dalam ayat-ayat ini, Paulus menolak teori, bahwa berkata-kata dalam bahasa roh merupakan tanda dikuasai oleh Roh, sebab jawaban "Tidak", diharapkan merupakan jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan [bdg. bahasa Yunaninya]. 31. Karunia-karunia yang paling utama [harfiah: karunia-karunia yang lebih tinggi], mengacu kepada karunia untuk mengajar, untuk membantu, dan seterusnya. Bahasa roh dengan sengaja ditempatkan pada urutan terakhir. Peranan yang tidak begitu penting dari karunia berbahasa roh ini, dibahas Paulus selanjutnya dalam pasal 14. Sementara itu, dia dingin melukiskan suatu usaha yang lebih penting daripada usaha untuk memperoleh karunia rohani.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Keragaman seringkali menjadi ancaman bagi kesatuan. Ini terjadi karena banyak orang cenderung lebih mengedepankan perbedaan yang superfisial [hanya di permukaan] daripada menggali kesamaan yang lebih esensial [ada di dalam]. Mereka lebih terpaku pada kuantitas perbedaan daripada kualitas kesamaan. Tidak heran, pertikaian muncul atas nama perbedaan.

Persoalan seperti ini sangat disayangkan. Satu kesamaan esensial seharusnya cukup untuk menyisihkan sepuluh perbedaan superfisial. Kesamaan secara spiritual seharusnya melampaui semua perbedaan rasial, personal, maupun kultural.

Kesamaan spiritual apa yang dimiliki oleh semua orang percaya? Bagaimana kita bisa memperoleh dan menikmati kesamaan tersebut?

Gereja adalah satu tubuh Kristus [ayat 12]

Kesatuan dan keragaman bukanlah musuh bebuyutan. Pada bagian sebelumnya Paulus sudah menerangkan bahwa kesatuan di dalam keragaman justru mencerminkan Allah Tritunggal [12:4-6]. Keragaman karunia rohani berasal dari satu Roh yang sama [12:7-11]. Untuk menerangkan kebenaran ini secara lebih sederhana, Paulus menggunakan metafora tubuh. Ayat 12 berbunyi: “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus”.

Metafora tubuh untuk menggambarkan kesatuan bukanlah hal yang asing. Banyak penulis Yunani-Romawi kuno yang menggunakannya. Pada umumnya mereka mengaitkannya dengan urusan politik atau negara. Jemaat di Korintus juga pasti sudah terbiasa dengan metafora ini.

Walaupun demikian, ada hal menarik dari cara Paulus menggunakan metafora tersebut di sini. Frasa “demikian pula Kristus” agak mengagetkan bagi pembaca yang cermat. Paulus tidak menulis: “demikian pula jemaat”. Bukankah dia sedang membicarakan tentang gereja [jemaat], bukan tentang Kristus?

Kunci untuk memahami hal ini terletak di ayat 27: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya”. “Kristus” di ayat 12 sinonim dengan “tubuh Kristus” di ayat 27. Maksudnya, seluruh jemaat adalah tubuh Kristus.

Paulus menggunakan ungkapan “adalah tubuh Kristus”. Bukan sekadar “adalah tubuh”. Bukan sembarang tubuh. Kristus menjadi kepala yang memimpin dan mempersatukan seluruh bagian tubuh [bdk. Ef. 4:15-16]. 

Hal lain yang perlu dicermati adalah kata “adalah” di ayat 27. Jemaat bukan sekadar “ibarat tubuh Kristus”, tetapi “adalah tubuh Kristus”. Dengan kata lain, yang Paulus sedang pikirkan di ayat 12 dan 27 lebih daripada sekadar metafora. Jemaat adalah benar-benar tubuh Kristus!

Kebenaran ini tampaknya dengan mudah dilupakan atau diabaikan. Gereja adalah sebuah organisme, bukan organisasi. Bukan perkumpulan, tetapi persekutuan. Keanggotaan bukan sekadar catatan, melainkan kedekatan. Yang ditawarkan bukan hanya keramahan, namun juga persahabatan. Hubungan tidak dibatasi oleh bangunan dan kebaktian, tetapi mencakup seluruh kehidupan.

Alasan bagi kesatuan tubuh [ayat 13]

Kata sambung “sebab” di bagian awal ayat ini menunjukkan sebuah alasan. Semuanya berhubungan dengan “Roh”, sebagaimana terlihat dari frasa “satu Roh” yang muncul sebanyak dua kali di ayat ini. Kata “satu” ini dipadukan dengan kata “semua” yang muncul juga sebanyak dua kali. Maksudnya, semua keragaman disatukan di dalam satu Roh.

Pemunculan keterangan “baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka” menyiratkan bahwa kesatuan rohani jauh lebih penting daripada perbedaan status sosial atau rasial. Kesatuan ini memang tidak meniadakan status tersebut, tetapi melampauinya. Membuat semua perbedaan yang disebabkan oleh keragaman sosial dan kultural tersebut menjadi tidak penting lagi. Apa yang dikerjakan oleh Allah secara spiritual melampaui apa yang diterima oleh orang secara natural.

Kesatuan di dalam Roh diungkapkan melalui dua frasa: “dalam satu Roh telah dibaptis menjadi satu tubuh” dan”diberi minum dari satu Roh”. Dua frasa ini telah memunculkan perdebatan yang pelik. Apa arti baptisan Roh di sini?

Ada yang menyamakan baptisan di dalam Roh ini dengan baptisan air biasa sebagai tanda pertobatan Menurut mereka yang memegang pandangan ini [biasanya dari kalangan Protestan tertentu], semua orang percaya pasti telah dibaptis oleh Roh Kudus pada saat lahir baru dan bertobat. Ada pula yang mengatakan bahwa baptisan Roh merupakan pengalaman kedua sesudah pertobatan [biasa dari kalangan Pentakosta atau Kharismatik]. Pengalaman ini perlu untuk setiap orang Kristen, tetapi belum tentu dirasakan oleh setiap orang Kristen.

Dua pandangan di atas sama-sama memiliki kelemahan. Istilah yang umum untuk baptisan air bukanlah baptisan Roh. Alkitab bahkan membedakan baptisan air dan baptisan Roh [Luk. 3:16; Kis. 1:5]. Jikalau Paulus memaksudkan baptisan air di sini, dia mungkin akan menggunakan istilah lain yang lebih umum, misalnya “dibaptis di dalam nama Kristus” [bdk. 1:13, 15] atau “dibaptis di dalam Kristus” [Gal. 3:27].

Baptisan Roh juga bukan merujuk pada pengalaman tertentu yang hanya dirasakan oleh sebagian orang. Pemunculan kata “semua” sebanyak dua kali di ayat 13 menunjukkan bahwa pengalaman rohani ini untuk semua orang percaya. Paulus tidak sedang membeda-bedakan. Sebaliknya dia justru berkali-kali sedang menentang “golongan kharismatik” di Korintus yang terlalu mengagung-agungkan pengalaman rohani mereka [bdk. 7:40; 13:1-3].

Lalu bagaimana dengan diberi minum dari satu Roh? Sebagian orang mengaitkan ini dengan perjamuan kudus. Setiap orang Kristen diberi minum dari Roh pada saat dia menikmati perjamuan kudus. Ada pula yang menafsirkan hal ini sebagai karya Roh Kudus yang spektakuler, yang membuat si penerima terlihat seperti orang mabuk. Bagian Alkitab yang sering digunakan sebagai dukungan adalah tuduhan orang banyak tentang penerima Roh Kudus di Hari Pentakosta yang dianggap sebagai orang-orang mabuk [Kis. 2:15]. Teks lain adalah nasihat Paulus untuk tidak mabuk oleh anggur, melainkan penuh oleh Roh Kudus [Ef. 5:18].

Dua tafsiran di atas juga tidak memuaskan. Sangat janggal untuk memahami frasa “diberi minum dari satu Roh” sebagai rujukan pada perjamuan kudus. Tidak ada roti yang disebutkan. Selain itu, jikalau Paulus sedang membicarakan tentang perjamuan kudus, bukankah dia akan mengatakan secara lebih jelas seperti yang dia lakukan sebelumnya [11:17-34]?

Diberi minum dari satu Roh juga tidak mengarah pada saat peristiwa supranatural tertentu yang spektakuler. Sekali lagi, ayat 13 berbicara tentang pengalaman semua orang Kristen, sedangkan pengalaman spektakuler seperti itu hanya dirasakan oleh beberapa orang saja. Lagipula, tuduhan bahwa seseorang mabuk [Kis. 2:15] tidak perlu disangkut-pautkan dengan peristiwa yang spektakuler. Imam Eli pernah mengira Hana sedang mabuk waktu perempuan itu berdoa tanpa bersuara yang jelas [1Sam. 1:14-15]. Dalam peristiwa ini sama sekali tidak ada hal yang spektakuler. Sehubungan dengan nasihat Paulus yang mengontraskan kemabukan oleh anggur dengan dipenuhi oleh Roh Kudus [Ef. 5:18], kita tidak perlu menarik kontras ini terlalu jauh. Di bagian selanjutnya Paulus sendiri menjelaskan bahwa tanda-tanda dipenuhi oleh Roh Kudus mencakup berkata-kata lewat mazmur, bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan, mengucap syukur dan merendahkan hati [Ef. 5:19-21]. Tidak ada hal-hal yang terlihat spektakuler di sini.

Jadi bagaimana kita sebaiknya memahami ungkapan “dibaptis dalam Roh” dan “minum dari satu Roh” di 1 Korintus 12:13? Berdasarkan paralelisme yang ada di ayat ini [“semua” dan “satu Roh” sama-sama muncul dua kali], kita sebaiknya menafsirkan dua bagian lain – dibaptisan dan diberi minum - secara figuratif dan sebagai sebuah sinonim. Apapun yang disiratkan dalam metafora ini harus berlaku untuk semua orang percaya. Tidak ada yang diperkecualikan.

Walaupun dibaptis oleh Roh dan diberi minum dari satu Roh adalah paralel [dan sinonim], tetapi paralelisme yang ada mungkin tetap menyiratkan sebuah ide tentang progres. Dibaptis menggambarkan seseorang yang masuk ke dalam air. Diberi minum menyiratkan seseorang yang mengambil sesuatu dari air tersebut. Semua ini terjadi “di dalam Roh”.

Di antara semua opsi yang ada, yang paling aman adalah memahami ayat ini berdasarkan perkataan Tuhan Yesus di Yohanes 7:38-39 yang berbunyi demikian: “‘Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup’ Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.

Ada beberapa dukungan bagi penafsiran ini. Pertama, sebelum Paulus membicarakan tentang karunia rohani di 1 Krintus 12:7-11, dia menyinggung tentang Roh Kudus yang memampukan orang percaya untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan [12:1-3]. Ini jelas mengacu pada iman atau pertobatan. Kedua, Yohanes 7:38-39 mengaitkan iman kepada Yesus Kristus dengan pengalaman di dalam Roh. Keduanya tidak terpisahkan. Dua sisi dari mata uang yang sama. Hal ini selaras dengan paralelisme di 1 Korintus 12:13. Ketiga, Yohanes 7:38-39 dan 1 Korintus 12:13 sama-sama menyiratkan ide tentang sebuah progres. Iman mendahului pengalaman. Iman membawa setiap orang yang percaya pada pengalaman yang istimewa dengan Roh Kudus. Tidak harus terlihat spektakuler, tetapi benar-benar memenuhi kehausan spiritual.

Tujuan dari peristiwa ini adalah menjadi satu tubuh [ayat 13 “menjadi satu tubuh”]. Kesatuan rohani dikerjakan oleh dan terjadi dalam Roh. Bukan buatan manusia. Karena itu, tidak ada perbedaan apapun yang pantas untuk merusaknya. Soli Deo Gloria.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề