Satelit palapa yang diluncurkan pada tanggal 9 juli 1976 adalah

Sejarah Hari Satelit Palapa yang Jatuh Pada 9 Juli Fot: Thinkstock

9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa, momentum bersejarah peluncuran satelit pertama bangsa Indonesia. Tepatnya pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu Florida, Amerika Serikat, atau 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB, Satelit Palapa 1 diluncurkan dengan roket peluncur Delta 2914 buatan McDonnell Douglas.

Peluncurkan satelit ini menjadi titik awal bangkitnya pemerataan komunikasi dan informasi dalam negeri. Dengan peluncurannya ini pula, Indonesia tercatat menjadi negara keempat yang telah memiliki satelit sendiri setelah Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat.

Peluncurkan Satelit Palapa merupakan salah satu proeyk besar yang kala itu menjadi perhatian utama pemerintah. Bahkan proyek tersebut diketahui dipersiapkan dengan matang hingga hitungan tahun lamanya.

Agar tak lupa dengan momentum bersejarah tersebut, dikutip dari berbagai sumber, mari simak ulasan sejarah Hari Satelit Palapa berikut.

Sejarah Hari Satelit Palapa yang Jatuh Pada 9 Juli Foto: Antara

Hingga awal tahun 1970-an, hubungan telekomunikasi dalam negeri masih menjadi masalah besar bangsa Indonesia. Dan kala itu, pemerintah beranggapan bahwa sistem komunikasi yang memanfaatkan teknologi adalah cara paling tepat untuk mengatasi segala persoalan yang ada.

Berangkat dari anggapan itulah, akhirnya pada 15 Februari 1975 pemerintah Indonesia menandatangani proyek pengadaan satelit komunikasi. Proyek ini telah dipersiapkan sejak lama sebelum tanggal penandatanganan.

Bahkan, pemerintah menggelontorkan anggaran yang cukup besar untuk proyek ini, yakni mencapai Rp561 miliar. Di mana 13 persen dari dana tersebut dipergunakan untuk satelit, lalu 82 persen lainnya dipergunakan untuk telepon, telex, telegram, dan transmisi.

Sejarah Hari Satelit Palapa yang Jatuh Pada 9 Juli Foto: Satrio Herlambang Putra

Langkah pertama yang diambil pemerintah untuk mempersiapkan proyek ini adalah dengan mengirim SDM ke luar negeri pada tahun 1974 untuk mempelajari sistem komunikasi modern. Langkah selanjutnya, pemerintah membangun stasiun pengendali utama yang bertempat di Cibinong, Jawa Barat, diikuti pendirian stasiun bumi di beberapa wilayah.

Hingga akhirnya pada 9 Juli 1976 Satelit Palapa 1 resmi diluncurkan. Kemudian 10 hari pascapeluncuran, barulah manfaat dari Satelit Palapa 1 dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.

Satelit Nusantara Satu. Foto: Pasifik Satelit Nusantara [PSN]

Peluncuran satelit komunikasi Palapa adalah proyek rintisan pemerintah yang kala itu dikelola oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi [Perumtel] atau yang kini dikenal dengan nama PT Telekomunikasi Indonesia [Telkom]. Dikutip dari berbagai sumber, pemberian nama Palapa diambil karena satelit ini dianggap memiliki peran utama untuk mempersatukan seluruh nusantara.

Nama 'palapa' sendiri diambil dari Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada pada 1336 yang dikenal sebagai sumpah pemersatu Nusantara. Proyek pengerjaan Satelit Palapa dilakukan oleh Hughes Space Anda Communication Inc dengan memakan waktu kurang lebih selama 17 bulan.

Hingga saat ini, Indonesia telah meluncurkan setidaknya 10 generasi Palapa, yaitu Palapa A1, Palapa A2, Palapa B1, Palapa B2, Palapa B2P, Palapa B2R, Palapa B4, Palapa C1, Palapa C2, dan Palapa D. Sembilan generasi Palapa tersebut adalah buatan Hughes Space and Communication Inc, sedangkan satu generasi lainnya, yakni satelit kesepuluh dikerjakan oleh Thales Alinea Space.

Dalam sejarah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia, Palapa adalah satelit pertama yang diluncurkan pada tanggal 9 Juli 1976 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT.

Nama palapa sendiri diinisiasi oleh Presiden Soeharto yang diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334 yang menyatakan tidak akan pensiun dini sebelum nusantara bersatu di bawah panji-panji Kerajaan Majapahit.

Semangat dari lahirnya satelit Palapa adalah bagaimana menyambungkan komunikasi di wilayah nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh. Pentingnya kecepatan komunikasi ini diperlukan demi mempercepat pembangunan di Indonesia, setelah masa Orde Lama. Tanpa komunikasi yang cepat, impian Indonesia untuk maju sejajar dengan bangsa lainnya akan hanya impian belaka.

Presiden Soeharto memberikan tugas kepada Mayjen TNI Soehardjono [dirjen pos dan telekomunikasi] serta Ir Sutanggar Tengker Yahya [direktur telekomunikasi di ditjen pos dan telekomunikasi yang juga mantan dirut PN Telekomunikasi Indonesia] sebagai penanggung jawab atas kondisi telekomunikasi Indonesia.

Indonesia kala itu memiliki dua persoalan besar untuk mewujudkan rencana memiliki dan meluncurkan satelit sendiri. Persoalan besar tersebut adalat tidak menguasai teknologi persatelitan dan juga pembiayaan. Terlebih, satelit merupakan barang yang sangat sangat mahal untuk negara seperti Indonesia pada masa itu masih menuju negara berkembang.

Peluncuran satelit perdana Palapa milik Indonesia itu menjadi tonggak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia. Hingga pada akhirnya, setiap tangga 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa.

Satelit Palapa Pertama

Satelit pertama Indonesia Palapa A diketahui memiliki spesifikasi yang mirip dengan satelit domestik yang digunakan Kanada dan Amerika Serikat karena dibuat oleh perusahaan yang sama Hughes Aircraft Company dengan model HS-333. Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas setara 6.000 sirkut suara atau 12 saluran televisi warna, memiliki masa aktif hingga 7 tahun dengan tinggi satelit 3.41 meter, diameter 1.9 meter dan berat saat peluncuran sebesar 574 kg.

[Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatian Sebelum Vaksinasi [Covid-19]]

Satelit Palapa A dikendalikan dan dioperasikan sepenuhnya oleh PERUMTEL [sekarang TELKOM] dengan area coverage satelit Palapa meliputi Indonesia dan Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Transponder Satelit Palapa dialokasikan untuk sistem komunikasi yang digunakan oleh PERUMTEL, siaran TVRI dan juga Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Negara ASEAN juga memanfaatkan transponder satelit Palapa A yaitu Filipina, Thailand dan Malaysia.

Atas peluncuran satelit Palapa ini, Indonesia diketahui merupakan negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik [SKSD] menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.

Palapa A1 menjadi SKSD pertama di Indonesia yang memberikan layanan telepon dan faksimili antar kota di Indonesia. Lalu, SKSD juga berkembang menjadi infrastruktur utama pendistribusian program televisi nasional. Palapa A1 menjadi tonggak sejarah satelit di Indonesia yang kemudian diikuti dengan satelit-satelit berikutnya seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda dan PSN. Di Indonesia sendiri setidaknya tercatat ada 5 operator satelit nasional yang memiliki dan mengelola satelitnya sendiri, antara lain: TELKOM, INDOSAT, PSN, MNC dan BRI.

Dalam perkembangannya, 4 satelit dari seri kedua dibuat, semuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.

Palapa D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space yang merupakan Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.

Hingga kini, setidaknya Indonesia telah ada 21 tipe satelit yang dipesan, diluncurkan dan mengorbit. Meskipun ada diantaranya yang gagal saat peluncuran dan gagal orbit. Hingga saat ini, Indonesia sudah meluncurkan banyak satelit, dan yang terbaru diluncurkan adalah Satelit Nusantara Satu, sebagai satelit broadband pertama milik Indonesia.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề