Seseorang yang antusias terhadap ilmu ditunjukkan dengan sikap berikut kecuali

Brilio.net - Ilmu adalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu merupakan sarana untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.

BACA JUGA :
Bacaan doa setelah sholat fardhu, lengkap dengan artinya

Sebagian di antara kita mungkin menganggap bahwa hukum menuntut ilmu agama sekadar sunnah, yang artinya mendapat pahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya.

Padahal, terdapat beberapa kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap Muslim [fardhu ‘ain] sehingga berdosalah setiap orang yang meninggalkannya.

BACA JUGA :
Dinasihati Gus Mus jabatan mengubah orang, ini reaksi Mahfud MD

Tholabul ilmi fariindothun ala kulli muslimin

Artinya:
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." [HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224]

Keutamaan menuntut ilmu

Terdapat banyak dalil dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya terkait keutamaan ilmu dan pemilik ilmu. Di antaranya adalah:

1. Memudahkan seseorang mendapatkan surga.

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya:
"Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." [HR. Muslim]

2. Ilmu sebagai amal jariyah.

Artinya:
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh" [HR. Muslim no. 1631]

3. Akan diangkat derajatnya oleh Allah.

Artinya:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." [QS. Al-Mujadilah [58]: 11]

Dan Allah berfirman:

Artinya:
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan [peringatan itu] niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala." [QS. Al-Mulk : 10]

4. Orang berilmu adalah orang yang paling takut dengan Allah.

Seperti dalam surah Fatir 28, Allah menjelaskan seseorang dengan ilmu akan lebih memahami bagaimana kehidupan diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa Allah sebagai sang Maha Pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan hal-hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasaan dan juga kebesaran Allah SWT.

Artinya:
"Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."

5. Orang berilmu diberi kebaikan di dunia dan akhirat oleh Allah.

Artinya:
"Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama." [HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037]

Adab menuntut ilmu dalam Islam

Selain memiliki beberapa keutamaan dalam menuntut ilmu, dalam Islam juga diajarkan bagaimana adab seseorang saat menuntut ilmu agar ilmu yang sedang ia pelajari dapat membawa banyak berkah bagi kehidupan. Seperti kata Imam Malik pada kaum Qurais yaitu sebagai berikut:

Artinya:
"Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu"

Dari pesan tersebut, dapat kita ketahui sangat penting untuk mempelajari adab terlebih dahulu sebelum seseorang menuntut ilmu. Berikut ini adab-adab menuntut ilmu yang perlu kita ketahui:

1. Niat Lillahi ta'ala.

Saat kita hendak menuntut ilmu, niat utama kita harus karena Allah. Seperti firman Allah dalam surah Al Bayyinah ayat 5:

Artinya:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

2. Selalu berdoa saat menuntut ilmu.

Seperti Nabi Muhammad yang selalu berdoa dalam menuntut ilmu, sebagai berikut:

Artinya:
"Ya Allah, berilah manfaat atas apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku hal-hal yang bermanfaat bagiku, dan tambahilah aku ilmu."

3. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Ketika menuntut ilmu hendaknya kita bersungguh-sungguh dan selalu antusias untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Tuntutlah ilmu seolah-olah tidak pernah kenyang dengan ilmu yang didapatkan, hendaknya kita selalu berkeinginan untuk menambah ilmu kita.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam barsabda, "Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya." [HR. Al-Baihaqi]

4. Menjauhi maksiat.

Artinya:
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali [berbuat maksiat], maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan 'ar raan' yang Allah sebutkan dalam firman-Nya [yang artinya], 'Sekali-kali tidak [demikian], sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka'."

Agar kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan penuh berkah,, maka kita harus menjauhkan diri dari maksiat, karena maksiat akan membuat otak menjadi sulit untuk berkonsentrasi sehingga ilmu yang kita tangkap akan sulit di mengerti.

5. Jangan sombong ketika menuntut ilmu.

Jika ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat, alangkah baiknya kita harus tetap rendah hati. Jangan merasa sombong ketika kita sudah merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki, seperti kata Imam Mujahid seperti dibawah ini:

Artinya:
"Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong" [HR. Bukhari secara muallaq]

6. Menyimak guru saat menuntut ilmu.

Artinya:
"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."

Menyimak guru atau seseorang yang sedang memberikan ilmu kepada kita merupakan salah satu adab dalam menuntut ilmu. Jangan berbicara atau melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pelajaran yang disampaikan saat menuntut ilmu, dalam artian kita harus fokus mendengarkan dan menyimak.

Nah mulai sekarang, usahakan tetap fokus dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ya. Tetap semangat menuntut ilmu di mana saja, tak hanya di bangku sekolah atau di bangku perkuliahan saja, namun juga harus diiringi dengan menuntut ilmu agama sebagai bekal kita hidup di akhirat nanti.

Ilustrasi perpustakaan / pixabay

Bagi para penuntut ilmu ada 6 bekal yang harus disiapkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Imam Syafi’i dalam satu kitabnya.

“Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: [1] kecerdasan, [2] semangat, [3] sungguh-sungguh, [4] berkecukupan, [5] bersahabat [belajar] dengan ustaz, [6] membutuhkan waktu yang lama."

Menurut para ulama, ada dua kecerdasan dalam diri manusia. Pertama adalah kecerdasan yang memang telah dijadikan bekal sejak manusia itu lahir. Kedua adalah kecerdasan yang diperoleh lewat jalan usaha yakni dengan cara mencatat, menyimak, berdiskusi atau mengulang-ulang materi yang di dapat.

Tidak akan ada yang di dapat dari jiwa yang malas. Begitu juga saat menuntut ilmu. Kita harus menyambutnya dengan antusias. Rasa semangat akan menghadirkan sikap yang optimis dan tidak mudah menyerah. Jalan mencari ilmu adalah jalan yang panjang dan tidak akan dapat ditempuh kecuali dengan semangat yang tinggi.

Buang jauh-jauh rasa malas saat mencari ilmu. Juga lawan hawa nafsu. Man Jadda Wajada atau siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Untuk memotivasi kita baca biografi atau kisah para ulama terdahulu dalam mencari ilmu. Atau para inovator abad ini yang tidak mudah menyerah dan mencurahkan segalanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Bekal di sini berkaitan dengan harta yang akan dikeluarkan oleh para pencari ilmu. Zaman dahulu para ulama rela mengorbankan harta benda dalam mencari ilmu. Ada yang menjual bajunya. Bahkan Imam Malik menjual atap rumahnya yang dari kayu.

Meski saat ini informasi bisa kita raih dengan mudah tanpa harus ke luar rumah. Kita tetap wajib mendatangi majelis para ulama. Belajar langsung dari lisannya agar ilmu yang kita dapat memiliki dasar yang kuat. Guru adalah sumber ilmu. Keberadaan guru akan ada yang mengingatkan jika para pencari ilmu keliru dalam menetapkan sesuatu.

Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari mengisahkan bagaimana Jabir bin Abdullah membutuhkan waktu selama satu bulan hanya untuk mendapatkan 1 hadits yang menggambarkan suasana padang masyar. Ia rela mengarungi ganasnya padang pasir dari Hijaz, wilayah di Arab Saudi hingga ke Syam atau Suriah kita mengenalnya kini. Begitulah. Ada waktu yang panjang dibutuhkan oleh para pencari ilmu. Mencari ilmu tidak akan ada habisnya. Bahkan hingga umur manusia itu berakhir.

Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề