Siapakah orang yang awalnya setia berada di sisi Nabi Ayub setelah ditimpa kesusahan

Jumat , 05 Feb 2016, 11:00 WIB

Red:

Bahtera rumah tangga tak lepas dari cobaan kehidupan. Hanya pasangan yang setia kepada ikatan pernikahan dan berserah diri kepada Allah SWT mampu menerima kebahagiaan pernikahan dengan syukur dan menghadapi setiap cobaan dengan kesabaran. Nabi Ayyub AS dan istrinya menjadi contoh bahwa besarnya badai dalam kehidupan tak serta merta membuat rumah tangga mereka karam. Dialah Rahmah binti Afrayim bin Yusuf bin Yaqub AS yang menemaninya menjalani beratnya kehidupan pascapernikahan. Nabi Ayyub AS yang dulunya tampan dan kaya raya kini tak punya apa-apa. Anak, harta, dan sahabat telah tiada. Ia juga terserang penyakit yang menyebabkan tubuhnya bernanah dan menjijikkan. Tak seorang pun mau tinggal bersamanya kecuali sang istri, Rahmah. Pada siang hari, Rahmah pergi mencarikan makanan dan minuman bagi Nabi Ayyub AS. Pada malam hari, ia berdoa, bersyukur, memuji Allah, dan memohon kepada-Nya atas ujian yang menimpa mereka. Suatu hari, ketika Rahmah sedang mengemis, datang iblis yang berubah wujud menyerupai manusia. "Mana suamimu, wahai hamba Allah?" tanya si iblis kepada Rahmah. "Itu suamiku, yang sedang menggaruk lukanya," jawab Rahmah. Iblis melihat Ayyub AS yang tubuhnya bernanah dan mengeluarkan belatung. Ingin agar Rahmah merasa putus asa maka iblis pun menggoda. Ia mengingatkan Rahmah betapa tampan dan kayanya Nabi Ayyub AS. Ia juga gigih dalam bekerja dan berusaha. Namun, kini Ayyub AS bukan siapa-siapa. Ia lemah dan tak berdaya. Rahmah bahkan tak tahu sampai kapan penderitannya menemani Ayyub akan selesai. Rahmah menjerit mendengar hasutan iblis. Iblis tahu ia telah putus asa. Ia datang membawa seekor anak kambing dan berkata, "Suruhlah Ayyub menyembelih anak kambing ini atas namaku. Niscaya ia akan sembuh." Rahmah menemui suaminya. Ia berteriak di hadapan Nabi Ayyub AS, "Wahai Ayyub! Sampai kapan Allah akan mengazabmu dan tidak mengasihimu? Mana semua hartamu? Mana hewan ternakmu? Mana anak-anakmu? Mana sahabatmu? Mana bajumu yang telah luruh dan berubah jadi abu? Mana tubuhmu yang bagus yang sekarang keluar belatung dari dalamnya? Sembelihlah anak kambing ini dan keluarlah dari penderitaanmu." Nabi Ayyub AS mengingatkan Rahmah, "Kamu telah didatangi musuh Allah yang mengembuskan perbuatan jahat dan kamu menurutinya. Menurutmu, siapa yang memberikan semua nikmat berupa harta, anak, dan kesehatan yang kamu tangisi tadi?" "Allah," jawab Rahmah singkat. "Berapa lama Allah memberikan kepada kita semua kenikmatan itu?" "Delapan puluh tahun." "Berapa lama kita hidup dalam ujian ini?" "Sejak tujuh tahun yang lalu." Nabi Ayyub AS berkata lagi, "Celakalah engkau! Engkau telah bersikap tidak adil kepada Tuhanmu. Mengapa tidak sabar menghadapi ujian yang menimpa kita seperti kita dulu hidup dalam kesejahteraan? Demi Allah! Jika aku sembuh, aku akan mencambukmu sebanyak 100 cambukan. Engkau juga menyuruhku untuk menyembelih anak kambing dengan nama selain Allah. Makanan dan minuman yang kau bawa dengan cara yang harap tidak akan aku cicipi setelah aku mengucapkan hal ini. Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi." Nabi Ayyub AS mengusir istrinya. Kini, ia tiada melihat istrinya lagi. Tak ada makanan, minuman, tak pula ada teman. Nabi Ayyub AS lalu bersujud kepada Allah. Ia mengadukan nasibnya sembari memuji-Nya. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Ayyub AS menggali tanah dengan kakinya. Dari tanah yang digali oleh Ayyub AS, memancar air yang sangat jernih. Nabi Ayyub AS mandi dengan air itu. Bersamaan dengan luruhnya air dari tubuh, terangkat pula penyakit yang ia derita. Nabi Ayyub AS kembali menjadi pribadi yang rupawan, bahkan lebih tampan dari sebelumnya. Ia juga mendapati keluarga, anak-anak, dan harta yang jauh lebih melimpah. Kisah ini tercantum dalam QS al-Anbiya [21]: 83. Sementara itu, Rahmah dilanda kegalauan. Walaupun telah diusir, ia terus memikirkan suaminya yang sebatang kara. "Siapa yang akan memberinya makan? Akankah kubiarkan dia mati karena haus dan lapar? Kemudian, mayatnya habis dimakan binatang buas?" Rahmah tak sanggup membayangkan kondisi suaminya. Ia pun kembali menemui Ayyub AS. Setibanya di sana, ia tak melihat tenda yang biasa ia tinggali bersama Ayyub. Tak ada yang ia kenali. Semua telah berubah. Rahmah mengelilingi tempat itu sembari menangis mencari-cari suaminya. Nabi Ayyub AS melihat Rahmah dan berkata, "Apa yang kau inginkan, wahai hamba Allah?" "Aku menginginkan orang yang diberikan ujian oleh Allah yang terkucil di kemah ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya," jawab Rahmah. "Siapa dia?" "Dia suamiku. Apakah engkau melihatnya?" kata Rahmah sembari menangis. "Jika engkau melihatnya apakah engkau dapat mengenalinya?" Rahmah berkata semua orang dapat mengenali Ayyub AS. Di antara tangisnya, ia melihat ke arah Ayyub dan berkata, "Jika sehat, dia mirip denganmu." "Akulah Ayyub yang kamu suruh menyembelih anak kambing atas nama iblis. Namun, aku menaati Allah SWT dan mengingkari iblis. Allah mengembalikan kepadaku semua yang kamu lihat di sini," ujar Nabi Ayyub AS. Rahmah pun memeluk Nabi Ayyub AS dan tak hendak melepaskannya. Mereka melewati semua yang mereka miliki.

Setelah mendapatkan istrinya kembali, Nabi Ayyub AS tak lupa akan sumpahnya. Ia ingin melaksanakan sumpah tersebut dan mencambuk istrinya 100 kali. Tapi, Allah memberi keringanan. Ia memerintahkan Nabi Ayyub AS mengambil rumput dengan genggaman tangannya dan mencambuk Rahmah sekali saja. Oleh Sri Handayani  ed: Hafidz Muftisany

Kamis, 05 Maret 2020 - 05:15 WIB

Kisah Nabi Ayyub, Penghibur Bagi Orang yang Ditimpa Musibah

Satu-satunya Nabi yang diuji dengan ujian cukup berat ialah Nabiyullah Ayyub 'alaihissalam [AS]. Allah Ta'ala mengujinya dengan empat macam cobaan. Di antaranya kehilangan kekayaannya, kematian anak-anaknya, kehancuran tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya seorang istrinya yang setia dan dua laki-laki saudaranya.Beliau diutus di dataran Hauran [1540-1420 SM]. Sebutan kaumnya adalah bangsa Arami dan Amori di daerah Syria dan Yordania [Syam]. Selain kehilangan harta, keluarga dan anak, beliau menderita penyakit yang menjijikkan [sejenis kusta dan lepra] hingga orang-orang menjauh dan mengusirnya. Badannya mengeluarkan bau busuk dan dikerumuni ulat belatung, tetapi beliau tak pernah membunuh ulat-ulat itu.

18 Tahun Menderita

Dulu Nabi Ayyub seorang yang sehat, gagah dan tampan. Lalu beliau sakit dan jatuh miskin, kemudian ditinggal wafat keluarga dan anaknya. Beliau pun menjalani semua itu dengan kesabaran, tidak mengeluh dan tidak pula meratap.

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam [SAW] bersabda, "Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ditimpa musibah selama 18 tahun. Orang dekat dan orang jauh menolaknya, kecuali dua orang laki-laki saudaranya yang selalu menjenguknya setiap pagi dan petang hari. Suatu hari salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, 'Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang manusia di dunia ini.'

Temannya menanggapi, "Apa itu?" Dia menjawab, "Sudah 18 tahun Allah tidak merahmatinya dan tidak mengangkat ujian yang menimpanya." Manakala keduanya pergi kepada Ayyub , salah seorang dari keduanya tidak kuasa menahan dan akhirnya mengatakan hal itu kepada Ayyub.

Maka Ayyub berkata, "Aku tidak mengerti apa yang kalian berdua katakan. Hanya saja, Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bersengketa dan keduanya menyebut nama Allah. Lalu aku pulang ke rumah dan bersedekah untuk keduanya karena aku khawatir nama Allah disebut kecuali dalam kebenaran."

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Ayyub pergi buang hajat. Jika dia buang hajat, istrinya menuntunnya sampai di tempat buang hajat. Suatu hari Nabi Ayyub terlambat dari istrinya dan Allah mewahyukan kepada Ayyub, "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." [QS. Shad: 42]

Istrinya menunggunya cukup lama. Dia melihat dan memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya dan beliau lebih tampan dari sebelumnya. Ketika istrinya melihatnya, dia berkata, "Semoga Allah memberimu berkah, apakah kamu melihat Nabiyullah, orang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu sangat mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sehat." Nabi Ayyub berkata, "Sesungguhnya akulah Ayyub."

Nabi Ayyub memiliki dua tempat untuk mengeringkan hasil bumi. Yang pertama untuk gandum dan yang kedua untuk jewawut. Lalu Allah mengirim dua awan. Ketika awan yang pertama tiba di atas tempat pengeringan gandum, ia memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang lainnya menumpahkan di tempat pengeringan jewawut sampai melimpah pula."

Doa Nabi Ayyub Dikabulkan Allah

Ketika Nabi Ayyub menghadap Tuhannya, beliau bermunajat dengan doa memohon agar ujiannya diangkat. "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." [QS. Al-Anbiya: 83]. "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan." [QS. Shad: 41]

Allah Ta'ala menjawab doanya dan mengangkat ujian yang menimpanya. Jika Allah menghendaki, tak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mampu menghalangi-Nya. Ketika Nabi Ayyub menjejakkan kakinya ke tanah, maka memancarlah air. Beliau pun minum dan mandi dengan air itu. Air itu menghilangkan semua penyakit di tubuhnya. Nabi Ayyub kembali sehat dan bugar. Wajahnya kembali tampan dan gagah. Sebagaimana Allah mengembalikan kesehatan dan kekuatannya, Allah juga mengembalikan hartanya yang hilang sebanyak dua kali lipat. Kemudian menganugerahkan anak-anak kepadanya dua kali lipat pula. Nabi Ayyub wafat dalam usia 120 tahun dan dikaruniai 26 anak. Masya Allah.

Rasulullah SAW mengabarkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan An-Nasa'i dari Abu Hurairah, belua SAW bersabda: "Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh kepadanya, maka Ayyub memunguti dan menyimpannya di bajunya. Maka Tuhannya memanggilnya, 'Wahai Ayyub, bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang kamu lihat?'

Ayyub menjawab, "Benar, ya Rabb, akan tetapi aku selalu memerlukan keberkahan-Mu."

Ketika membayangkan keadaan Nabi Ayyub melompat dalam keadaan telanjang, mengumpulkan dan memunguti belalang emas, lalu meletakkannya di bajunya. Maka Allah memanggilnya lagi, "Bukankah Aku telah membuatmu kaya sebagaimana kamu lihat?" [Yakni, melalui dua awan yang menuangkan emas dan perak di tempat penyimpanan hasil buminya]. Ayyub menjawab, "Siapa yang tidak memerlukan keberkahan-Mu, ya Rabbi?"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề