Tari Serampang Dua Belas yang berasal dari daerah Sumatera merupakan jenis tari

sumber: negerikuindonesia.com

Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Guru Sauti yang dilahirkan pada tahun 1903 di Pantai Cermin Sumatera Timur [Sekaran Pesisir Timur Provinsi Sumatera Utara].

Pada awalnya, Tari Serampang Dua Belas memiliki nama Pulau Sari sesuai dengan judul yang mengiringi tarian ini. Namun, terdapat dua alasan mengapa nama Pulau sari diganti dengan Serampang Dua Belas, yaitu nama Pulau Sari kurang tepat untuk tarian yang bertempo cepat [quick step] dan penamaan Tari Serampang Dua Belas merujuk pada ragam gerak tarinya yang berjumlah 12 antara lain: pertemuan pertama, cinta meresap, memendam cinta, menggila mabuk kepayang, isyarat tanda cinta, balasan, isyarat, menduga, masih belum percaya, jawaban, pinang meminang, mentar pengantin, dan pertemuan kasih.

Tari Serampang Dua Belas dari Sumatera Utara

Dikutip dari buku Ronggeng dan Serampang Dua Belas: Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Seni yang ditulis oleh Takari & Dja’far [2014: 266], walaupun Tari Serampang Dua Belas tidak menggunakan komunikasi verbal, tetapi gerak-gerik tari dengan segala keindahan, kerumitan, dan keunikannya mampu menarik perhatian penonton. Tarian ini sarat dengan makna-makna kebudayaan yang bersifat universal, yaitu cinta dan kasih sayang.

Berdasarkan 12 jumlah gerak Tari Serampang Dua Belas di atas, seni tari ini menceritakan tentang cinta suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna. 12 jumlah gerak tersebut menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut. Oleh karena itu, Tari Serampang Dua Belas biasanya dimainkan berpasangan, laki-laki dan perempuan.

Dikutip dari jurnal berjudul Tari Serampang Dua Belas di Sumatera Utara Kajian Estetika Melalui Pendekatan Multikulturalisme yang ditulis oleh Gusmail [2017: 96], Tari Serampang Dua Belas telah mendapat tempat di hati masyarakat.

Tari tradisional ini, digunakan dalam berbagai aktivitas sosial, seperti perlombaan, festival, pesta, mengenalkan pariwisata Indonesia, pertunjukan budaya di negeri-negeri rumpun Melayu dan dunia internasional.

Itulah penjelasan singkat mengenai Tari Serampang Dua Belas, Semoga bermanfaat! [CL]

Tari Serampang Dua Belas. [Foto: indonesianparadise.net] [Hanna Vivaldi]

Tari serampang dua belas berasal dari daerah Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Tari tradisional ini juga cukup terkenal di daerah berbudaya Melayu seperti Riau, Jambi, dan beberapa daerah lainnya.

Asal-usul Tari Serampang Dua Belas

Sekitar tahun 1940, tari serampang dua belas diciptakan oleh seniman bernama Sauti. Awalnya tarian ini diperkenalkan ke masyarakat dengan nama Tari Pulau Sari. Nama ini disesuaikan dengan lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.

Masyarakat dan pemerintah daerah Sumatera Utara memberikan respon yang baik. Menurut mereka tarian ini menghasilkan gerakan tarian yang indah serta dapat  menyampaikan pesan-pesan baik yang terkandung di dalamnya. Kemudian tari ini pun mendapat penghargaan dari pemerintah.

Seiring berjalannya  waktu, pada tahun 1950-1960an, mengalami perubahan. Namanya berganti menjadi serampang dua belas. Susunan penarinya pun ikut diubah. Dulunya hanya dibawakan oleh penari laki-laki saja, sekarang dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Ini otomatis membuat gerakannya pun ikut serta berubah.

Makna Tarian

Tari serampang dua belas menggambarkan tahap-tahap kehidupan sepasang kekasih. Ada dua belas ragam tarian dalam menceritakan kehidupan mereka mulai dari awal perkenalan, jatuh cinta, hingga pada akhirnya menikah. Ini memberi pesan khusus kepada perempuan dan laki-laki dalam hal mencari pasangan hidup.

Tari serampang dua belas adalah sebuah tarian pertunjukan yang bisa digunakan dalam setiap acara, baik acara hiburan, adat, maupun budaya.

Gerakan dan Musik Pengiring

Gerakan dalam tari serampang dua belas ini beragam dan dilakukan dengan cepat. Seperti gerakan melompat, berputar, berjalan kecil, dan memainkan sapu tangan. Tarian ini diiringi oleh alunan musik tradisional seperti kecapi, rebana, dan musik tradisional melayu lainnya. Sedangkan lagu yang digunakan adalah lagu pulau sari. Tetapi di masa-masa sekarang, beberapa menggunakan musik rekaman untuk mengiringi tarian ini agar lebih praktis.

Pakaian Penari

Pakaian penari biasanya menggunakan busana khas adat Melayu di pesisir pantai timur Sumatera. Penari laki-laki memakai kemeja lengan panjang dan celana panjang. Atribut tambahannya seperti peci dan kain yang dikenakan di pinggang hingga paha. Sedangkan penari perempuan biasanya hanya menggunakan lengan panjang dan kain panjang hingga ke bawah. Atribut tambahannya sebagai pemanis seperti hiasan kepala, hiasan penutup dada, dan kain yang dikenakan di pinggang.

Penggunaan busana tari tadi dapat dikreasikan oleh masing-masing kelompok penari. Sehingga lebih bervariasi tapi tidak meninggalkan kesan tradisional budaya Melayunya.

Tari Serampang 12 adalah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Gerakan tari Serampang 12 merupakan perpaduan dari gerak Melayu Deli dengan dua belas macam gerakan yang dimiliki.

 

Sauti, pencipta Tari Serampang 12

Pencipta daripada tari Serampang 12 ialah Guru Sauti. Beliau lahir pada tahun 1903 di Pantai Cermin Sumatra Timur [lokasi kini berada di Pesisir Timur Provinsi Sumatra Utara]. Ayah serta Ibu beliau bernama Tateh dan Asmah. Setelah menamatkan pendidikan di Normalschool voor Inland Hulpoderwijers [Sekolah Perguruan] tahun 1921 di Kota Pematang Siantar, beliau ditugaskan menjadi guru sekolah dasar di Sunggal. Selanjutnya, beliau menjadi kepala sekolah Gouvernement Inlandschool [Sekolah Dasar Negeri] di Simpang Tiga, Perbaungan. Hingga akhirnya Guru Sauti diangkat menjadi Penilik Sekolah [PS] yang diperbantukan pada Perwakilan Jawatan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Utara sampai dengan memasuki masa pensiunnya. Pada bulan Mei 1963, Guru Sauti wafat di usia 60 tahun, dikebumikann di Kompleks Pemakaman Mesjid raya Perbaungan.

Asal mula tari Serampang 12

Sebelum dikenal dengan nama tari serampang 12, dahulunya bernama tari Pulau Sari. Pada mulanya, tarian tradisional ini diiringi musik yang berjudul Pulau Sari. Sehingga, penamaan awal tarian mengikuti judul lagu yakni tari Pulau Sari. Selanjutnya, nama pulau sari kurang begitu tepat karena tarian ini bertempo cepat. Biasanya, nama tarian yang diawali kata "pulau" bertempo rumba, seperti tari Pulau Kampai dan tari Pulau Putri[butuh pemastian]. Dengan demikian, tari Pulau Sari lebih tepat dinamakan dengan tari Serampang 12. Pengubahan nama ini terjadi antara tahun 1950 dan 1960.[1] Nama dua belas sendiri berarti tarian dengan gerakan tercepat diantara lagu yang bernama serampang.

Pada awalnya, tari Serampang 12 hanya dapat dilakukan oleh penari pria. Dengan berbagai pengubahan maka perempuan juga dapat menampilkan tarian ini.[2] Adapun kedua belas gerakan tari Serampang 12 adalah sebagai berikut:[3]

No. Nama Gerakan Penjelasan
1. Gerak tari permulaan. Gerakan awal pada tarian ini adalah gerakan putaran dan lompatan kecil. Pasangan penari berjalan dengan lambat, dan mengelilingi satu sama lain. Gerakan ini menceritakan bagaimana sikap pemuda dan gadis dalam pertama kali bertemu. Gerakan menonjolkan perasaan canggung atau risuh dari sang gadis, dan juga rasa penasaran oleh pemuda.
2. Gerak tari berjalan. Pada gerakan ini pasangan penari berjalan dengan lambat, berputar mengelilingi satu sama lain dengan diselingi lompatan kecil. Pada bagian gerakan menjelaskan tumbuhnya rasa diantara sang pemuda dan pemudi. Pemuda dan gadis tersebut mulai merasakan adanya cinta yang tumbuh bersemi. Namun masih ada perasaan canggung untuk menyampaikan rasa cinta tersebut.
3. Gerak tari pusing Pada gerak ini, rasa cinta yang dirasakan oleh kedua sejoli tersebut semakin membuncah. Perasaan gundah gulana juga dirasakan pada mereka. Walaupun begitu, mereka masih memendam apa yang dirasakan. Selain rasa gundah gulana, mereka menginginkan pertemuan yang lebih getol.
4. Gerak tari gila. Pada gerak ini para pasangan penari berjalan berlenggak-lenggok hingga terhuyung, Seperti seseorang dimabuk asmara.
5. Gerak tari sipat. Gerakan ini menjelaskan respon sang gadis terhadap pemuda yang mendekatinya.Sang gadis memberi isyarat dengan gerakan lenggak-lenggok dan permainan mata. Gerakan ini menunjukkan bahwa gadis tersebut mempunyai keinginan yang sama dengan sang pemuda, yakni terjalinnya suatu hubungan
6. Gerak tari goncat-goncet. Pada gerakan ini pasangan penari melangkah seirama. Ini menjelaskan bahwa sang pemuda sudah menerima isyaratnya dari sang gadis agar segera menuturkan isi hatinya.
7. Gerak tari sebelah kaki Dalam gerakan ini menyiratkan keyakinan agar menyatakan cinta, atau mengurungkannya. Sang pemuda dan sang gadis saling menduga perasaan satu sama lain. Hingga akhirnya, mereka mengetahui jika baik keduanya memiliki cinta yang sama. Sehingga mereka dapat memulai sebuah hubungan asmara.
8. Gerak tari langkah tiga. Pada gerak ini yaitu dengan melompat tiga kali ke depan atau ke belakang. Ini mengungkapkan bahwa sang pemuda dan gadisnya meyakinkan diri bahwa memang sudah jalannya mereka ini untuk hidup secara bersama. Gerakan tersebut juga menceritakan perasaan gembira dari kedua pasangan kaena telah mengenalkan diri secara pribadi dan kepada masing-masing pihak keluarga.
9. Gerak tari melonjak. Pada bagian ini, gerakan tari dilakukan dengan melonjak ke atas. Ini dimaksudkan dengan menunjukkan perasaan berdebar yang dirasakan sepasang kekasih dalam menunggu kerestuan masing-masing kedua orang tua.
10. Gerak tari datang-mendatangi. Dalam gerak ini menyiratkan proses pinangan sang lelaki terhadap sang gadis. Mereka saling mendekat dengan diikuti 2 kelompok penari.
11. Gerak tari rupa. Gerakan ini memperlihatkan sebuah proses mengantar kedua mempelai menuju pelaminan. Menyiratkan perasaan sukacita yang begitu besar.
12. Gerak tari sapu tangan. Pada gerakan terakhir ini sang pemuda dan gadis masing-masing mengeluarkan sapu tangan, serta menyilangkan sapu tangan tersebut yang mana sapu tangan yang saling terkait baik milik pemuda maupun gadis. Dengan sapu tangan bewarna cerah, mereka menari bersama. Hal ini bermakna bahwa mereka tak akan terpisahkan.

 

Akordion yang digunakan Sauti dalam menciptakan Tari Serampang Dua Belas

Dalam tari tradisional Serampang 12 para penari memakai kostum busana adat melayu pesisir pantai timur Sumatra. Seperti penari pria yang memakai kemeja dan celana panjang, memakai peci dan kain pinggang sepanjang hingga lututnya. Sedangkan penari wanita memakai kemeja lengan panjang dan kain yang menutupi pinggang hingga mata kaki. Warna kostum busana para penari mengandung unsur bewarna cerah seperti merah, biru muda, pink.

Musik pengiring untuk tari Serampang 12 memakai alat-alat musik seperti akordeon, kecapi dan rebana. Seiring dengan perkembangan zaman, musik pengiring tari tradisional bertambah seperti orgen, piano hingga bisa digantikan berupa rekaman suara agar lebih praktis.

  1. ^ Gusmail, Sabri [April 2017]. "Tari Serampang Dua Belas di Sumatra Utara Kajian Estetika Melalui Pendekatan Multikulturalisme". Bercadik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni. 04: 98. Diakses tanggal 24 Februari 2019. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber. "Tari Serampang Dua Belas Perlu Direvitalisasi". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-03-05. 
  3. ^ regina [2017-04-26]. "Tari Serampang Dua Belas : Sejarah, Gerakan, Makna dan Kostum". IlmuSeni.com. Diakses tanggal 2019-02-25. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tari_Serampang_12&oldid=19534380"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề