Apa dampak yang terjadi dari perubahan iklim di lingkungan sekitar brainly?

Tujuan nasional 13 TPB adalah mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam rangka mencapai tujuan nasional penanganan perubahan iklim pada tahun 2030, ditetapkan 5 target yang diukur melalui 8 indikator. Target-target tersebut terdiri dari pengurangan risiko bencana [PRB], pengurangan korban akibat bencana, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun nonpemerintah.

Untuk mewujudkan Tujuan 13 Penanganan perubahan iklim, Pemerintah Daerah [Pemda] Daerah Istimewa Yogyakarta didasarkan pada strategi: [1] Pengelolaan pencemaran dan kerusakan lingkungan [2] Pengurangan resiko bencana, dengan arah kebijakan: [1] Pengelolaan pencemaran dan kerusakan lingkungan [2] Pengurangan resiko bencana secara komprehensif.

Pemerintah Daerah DIY dalam Dokumen RPJMD 2017-2022, menetapkan sasaran [indikator] pada tujuan 13 adalah: [1] Menurunnya Indeks Risiko Bencana [IRB], [2] Terwujudnya penyelenggaraan inventarisasi Gas Rumah Kaca [GRK] serta monitoring, pelaporan dan verifikasi Emisi GRK yang dilaporkan secara Tahunan, [3] Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Program Tujuan 13. Berdasarkan arah kebijakan yang selaras dengan pencapaian Tujuan 13 TPB, program yang terkait dengan penguatan kapasitas dan kelembagaan terkait pengurangan risiko akibat perubahan iklim dan bencana alam yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY mencakup [1] Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana; [2] Program Pengelolaan Kedaruratan dan Logistik Bencana; [3] Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana.

Indonesiabaik.id - Tahukah kamu? Secara umum, perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.

Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan perubahan iklim? Berdasarkan data yang diterima Indonesiabaik, ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim, diantaranya:

  1. Efek gas rumah kaca
  2. Pemanasan Global
  3. Kerusakan lapisan ozon
  4. Kerusakan fungsi hutan
  5. Penggunaan Cloro Flour Carbon [CFC] yang tidak terkontrol
  6. Gas buang industri

Nantinya, dari perubahan iklim yang terjadi secara terus menerus juga menimbulkan dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Apa saja?

  1. Curah hujan tinggi
  2. Musim kemarau yang berkepanjangan
  3. Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub
  4. Terjadinya bencana alam angina putting beliung
  5. Berkurangnya sumber air

Karena itu, mari jaga bumi dari perubahan iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global. Selamat Hari Meteorologi Dunia!

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/Sayan Puangkham

Konsep hari Bumi atau earth day, ilustrasi.

KOMPAS.com - Setiap tanggal 22 April, setiap tahunnya dunia akan memperingati Hari Bumi.

Dikutip dari laman Earth Day, tema Hari Bumi 2021 adalah Pulihkan Bumi Kita atau Restore Our Earth.

Tema ini berfokus pada proses alam, teknologi hijau yang sedang berkembang, dan pemikiran inovatif yang dapat memulihkan ekosistem dunia. 

Namun, pemulihan ekosistem dunia ini sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim beserta dampaknya yang akan terjadi jika tidak terkendali.

Baca juga: Hari Bumi 22 April, Begini Sejarah Terbentuknya Earth Day

Berikut 10 dampak perubahan iklim  pada negara Indonesia, dirangkum oleh Yayasan Indonesia Cerah.

1. Gelombang panas ekstrem

Berdasarkan catatan penelitian di Journal of Geophysical Reasearch, Atmospheres oleh para peneliti yaitu Russo S,. Dosio A, dkk ; Indonesia akan mengalami lebih dari tiga kali kondisi gelombang panas ekstrem antara tahun 2020 dan 2052.

Kemudian di antara tahun 2068 dan 2100, akan terjadi sebuah gelombang panas yang ekstrem akan terjadi setiap 2 tahun sekali.

Gelombang panas ini akan memiliki intensitas yang sama atau lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010, di mana gelombang panas ekstrem terjadi di Rusia dan menewaskan 55.000 orang.

Tidak hanya itu, kejadian tersebut juga akhirnya menghancurkan sekitar 9 juta hektar tanaman, membunuh semua burung di Moskow dan menyebabkan peristiwa kebakaran hutan.

2. Meningkatkan kejadian kebakaran hutan ekstrem

Potensi dampak berikutnya dari perubahan iklim yang tidak terkendali adalah meningkatnya kejadian kebakaran hutan ekstrem.

Diprediksi, dalam skenario emisi yang tinggi, maka Kalimantan Timur dan Sumatera bagian Timur akan mengalami pemanasan hampir 4 derajat Celcius dan curah hujan berkurang 12 persen pada tahun 2070 hingga 2100.

Hal ini akan menyebabkan sekitar 55 hari bahaya kebakaran ekstrem per tahun di Timur Kalimantan pada tahun tersebut.

Sementara, di Sumatera Timur, jumlah hari bahaya kebakaran ektrem setiap tahun meningkat 17 hingga 64 hari di bawah skenario emisi tinggi ini.

Baca juga: Hari Bumi, Begini Perubahan Planet Kita dalam 20 Tahun dari Antariksa

tirto.id - Penyebab perubahan iklim baik secara langsung maupun tidak langsung ada campur tangan manusia. Perubahan iklim adalah perubahan pada suhu, curah hujan, pola angin dan berbagai efek-efek lain secara drastis.

Dilansir dari laman ditjenppi.menlhk.go.id, Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] mendefinisikan perubahan iklim sebagai gejala yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia.

Hal tersebut turut mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.
Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca [GRK] yang di antaranya, terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.

Perubahan iklim dapat diukur dalam bentuk statistik melalui International Panel on Climate Change. Salah satu perubahan iklim yang sering terjadi adalah bencana alam yang terkait dengan peningkatan suhu bumi.

Dilansir Lingkunganhidup.co, suhu rata-rata bumi telah meningkat sebesar 1,5 derajat Farenheit di bandingkan beberapa abad lalu. Suhu ini diperkirakan akan naik lagi seratus tahun ke depan sebesar 0,5 sampai 8,6 derajat Farenheit.

Dalam data NASA, tahun 2016 adalah tahun terhangat yang pernah tercatat. Data NASA dan NOAA menunjukkan bahwa rata-rata global pada 2016 adalah 1,78 derajat F [0,99 derajat C] lebih hangat daripada rata-rata pertengahan abad ke-20. Kenaikan suhu seperti ini berpotensi menciptakan iklim berbahaya bagi kelangsungan hidup.

Salah satu dampak berbahaya yang kini dihadapi adalah efek Gas Rumah Kaca. Gas Rumah Kaca [Green House Gases] adalah gas-gas di atmosfir yang memiliki fungsi menangkap energi matahari agar tidak kembali lagi seutuhnya ke atmosfir. Gas Rumah Kaca berfungsi menjaga suhu bumi tetap stabil. Tetapi saat konsentrasi Gas Rumah kaca semakin meningkat membuat lapisan atmosfer semakin tebal. Penebalan lapisan atmosfer ini akhirnya menyebabkan jumlah panas bumi yang terperangkap di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu bumi atau pemanasan global. Beberapa senyawa yang menyebabkan gas rumah kaca adalah Karbon dioksida [CO2], Nitro Oksida [NOx], Sulfur Oksida [Sox], Metana [CH4], Chloroflurocarbon [CFC] dan Hydrofluorocarbon [HFC]

Penyebab Perubahan Iklim

Aktivitas manusia menjadi pemicu dasar perubahan iklim ini. Para ilmuwan sepakat bahwa sebagian besar kerusakan lingkungan seperti hutan gundul, kekeringan, air laut naik dan gunung es mencair, memicu pemanasan global yang merupakan akibat ulah manusia.

Dilansir WWF, aktivitas manusia berupa pembakaran bahan bakar fosil dan deforetasi dan kegiatan industri menjadi penyebab efek rumah kaca. Selain itu aktivitas-aktivitas manusia sehari-hari seperti:

1. Mengendarai kendaraan bermotor

Bensin mengandung banyak polusi kimia termasuk CO2. Konsentrasi karbon dioksida [CO2] di atmosfer kita, pada 2018, adalah yang tertinggi dalam 3 juta tahun.

2. Sampah

Tempat pembuangan sampah merupakan lokasi pembusukan sampah yang mengandung banyak gas methan.

3. Kulkas

Gas CFC dapat menciptakan kondisi buruk efek rumah kaca 10 ribu kali lebih buruk dari CO2. CFC juga menghancurkan ozon, bagian penting yang berada di lapisan atas atmosfer. Senaywa ini berada dalam alat pendingin di rumah kita.

4. Pertanian dan peternakan

Saat petani menambah pupuk penyubur nitrogen ke dalam tanah, beberapa dari nitrogen tersebut berubah menjadi Nitro Oksida [N2O], gas rumah kaca yang sangat kuat. Sapi menciptakan gas methan saat rumput mengalami peragian di perut mereka. Ada sekitar 1,2 miliar ternak sapi didunia, semuanya menambah kadar gas rumah kaca seluruh dunia.

Solusi Perubahan Iklim


Conversation International menjelaskan bahwa alam merupakan solusi yang paling baik dalam menangani perubahan iklim. Hutan tropis sangat efektif untuk menyimpan karbon dan mencegah skenario perubahan iklim terburuk. Sayangnya, solusi berbasis alam masih hanya menerima 2 persen dari seluruh pendanaan iklim. Padahal menurut laporan Conversation solusi iklim alami seperti mengakhiri deforestasi dan memulihkan hutan yang terdegradasi, pada tingkat global, dapat menciptakan 80 juta lapangan kerja, membawa 1 miliar orang keluar dari kemiskinan dan menambah 2,3 triliun dolar Amerika dalam pertumbuhan produktif. Oleh sebab itu, Conservation bekerja mencapai deforestasi nol-bersih di Amazonia pada tahun 2020 untuk melindungi sumber daya penting, mengurangi perubahan iklim dan meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat. Conservation International juga menasihati lebih dari 20 negara untuk membantu menempa Perjanjian Paris, pakta iklim pertama dari jenisnya yang mengakui peran kunci yang harus dimainkan oleh alam dalam setiap solusi perubahan iklim.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề