Apa itu kelambapan nisbi dan absolu dan penjelasan

Kelembapan Udara - Udara terdiri dari berbagai macam gas penyusun termasuk uap udara. Kalian tidak pernah makan jika kadang-kadang udara kering dan lembab. Lalu, apa itu Kelembaban Udara? Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara selalu terkandung dalam bentuk uap udara. Kandungan uap air dalam udara panas lebih banyak dari pada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara banyak mengandung uap, air panas maka suhunya turun dan udara tidak bisa tahan lagi. Uap air berubah menjadi titik-titik udara. Udara yang mengandung udara yang bisa dikandungnya disebut udara jenuh.

Semua uap air yang ada di udara keluar dari penguapan. Penguapan adalah perubahan udara dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi juga dapat terjadi langsung dari tanah dan lebih dari tumbuh-tumbuh. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi [Karim, 1985].

Kelembaban udara di dalam ruangan tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan keamanan udara di atas atas dasar kesetaraan Jika dimasukkan ke dalam ruang tertutup, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi di antara potensi air pada udara dengan potensi air. Demikian pula, jika hidrat kristal garam-garam [garam cristal bydrate] tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi udara.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelembaban Udara

Macam-Macam Kelembaban

Satuan dan Rumus Kelembaban

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelembaban Udara

Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat penting pada beberapa faktor berikut [Santoso, 2007]:

Suhu.Tekanan udara.Pergerakan angin.Kuantitas dan kualitas penyinaran.VegetasiMenempatkan air disuatu tempat, dsb.

Baca juga 10 Konsep Dasar Geografi Yang Patut Diketahui

Macam-Macam Kelembaban

1. Kelembaban Spesifik

Kelembaban Spesifik adalah jumlah udara yang terkandung dalam 1 kilo gram udara.

Contoh:

Dalam 1 kilogram massa udara terkandung uap air sebanyak 12 gram. Dengan demikian 12 gram / kg.

2. Kelembaban Absolut / Densitas uap air dalam udara

Kelembaban Absolut Yaitu jumlah uap air dalam setiap satuan volume udara.

Contoh:

Dalam 1 meter kubik udara yang mengandung uap air sebanyak 12 gram. Maka dinyatakan sebagai kelembaban mutlak udara tersebut adalah 12 gram / m3.

3. Kelembaban Relatif / Kelembaban Nisbi

Kelembaban nisbi [RH] memiliki dua pengertian, yaitu:

Perbandingan jumlah uap air yang ada nyata [aktual] dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh setiap satuan volume udara dalam suhu yang sama

Contoh:

Dalam suhu 200C, kemampuan maksimum udara memegang uap adalah 25 gr / m3. Berdasarkan hasil pengukuran secara langsung, Diketahui kandungan uap air dalam udara adalah 20 gr / m3. Untuk Mencari kelembaban nisbinya digunakan rumus:

RH = e / E x 100%

RH = 20/25 x 100%

RH = 80%

RH = kelembapan nisbi hearts Persen

e = Kandungan UAP udara hasil temuan Pengukuran Beroperasi Langsung

E = kemampuan Maksimal Udara DAPAT menampung UAP udara

Banyak tekanan uap yang sebenarnya [aktual] dengan tekanan uap maksimum pada suhu yang sama.

Contoh:

Tekanan uap maksimum pada suhu 150 adalah 1.000 mb [E], sedangkan tekanan hasil uap [e] adalah 800 mb, maka kelembaban nisbi di daerah itu adalah;

RH = e / E x 100% = 800/1000 x 100% = 80%

Kelembapan relatif diterima dengan alat yang disebut Higrometer atau Psychrometer Asmann.

Satuan dan Rumus Kelembaban

Satuan kelembaban yang umum digunakan adalah RH, yaitu Kelembaban Relatif atau kelembaban relatif. RH adalah satuan pengukuran yang merepresentasikan jumlah titik-titik udara pada suhu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah titik-titik udara maksimum yang dapat dikandung di udara pada suhu tersebut.

Baca juga Pengertian Geografi Transportasi: Kajian dan Peranannya

RH dinyatakan dalam nilai prosentase. Udara panas dapat menyimpan titik-titik udara lebih banyak dari udara dingin. Semakin tinggi nilai RH maka semakin tinggi pengembunan. 100% RH maksudnya maksud titik-titik udara di udara akan langsung mengembun. Tingkat kelembaban yang ideal adalah 50-55% RH. 50% RH untuk menentukan udara terisi dari kapasitas maksimum yang bisa ditampung di udara.

Rumus Kelembaban Udara

Rumus untuk menghitung kelembaban udara sebagai berikut:

Kelembaban udara relatif = Kelembaban udara tinggi x 100%

- NIlai Jenuh

Contoh: Jika suhu daerah X dan sekitarnya ± 24 ° C, setiap 1 m3 udara mengandung uap air sebanyak 17 gram. Pada suhu maksimum yang sama dengan konsentrasi air maksimumnya adalah 25 gram, maka kelembaban udara relatif X adalah

A. 58%

B. 68%

C. 78%

D. 87%

E. 98%

Diskusi:

Kelembapan udara relatif:

Kelembapan jumlah udara / Nilai jenuh udara x 100%

Dik: 17/25 x 100% = 68% [B].

Demikian penjelasan mengenai kelembapan udara yang memuat pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, macam-macam, satuan dan rumusnya. 

Kelembapan udara adalah istilah yang menunjukkan kandungan air yang terdapat dalam atmosfir. Kalian-kalian yang mempelajari ilmu geografi, meteorologi, atau ilmu sosial, tentu sudah tidak asing dengan istilah ini.

Jika diterapkan dengan benar, istilah tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan dan menunjang hidup manusia. Misalnya untuk membantu aktivitas budidaya pada tanaman, meramal cuaca yang nanti akan terjadi, serta memprediksi kebutuhan pendinginan ruangan.

Berikut merupakan penjelasan lengkap mengenai kelembapan udara, jenis-jenisnya, serta bagaimana cara mengukurnya.

Pengertian Kelembapan Udara

Kelembapan udara pada dasarnya adalah ukuran kadar uap air yang berada dalam bentuk gas di udara. Udara disini dapat dimaknai sebagai udara dalam ruangan ataupun udara pada lapisan atmosfer.

Jumlah uap air yang berada di atmosfir sekitar 2 persen saja dari jumlah massa keseluruhan dari atmosfir. Jumlah yang relatif sedikit jika dibandingkan dengan gas lain.

Akan tetapi jumlah tersebut juga tidak selalu konstan dan tetap, sebab kadang ditemui kelembapan pada udara berada di sekitaran angka nol sampai lima persen untuk suatu wilayah tertentu.

Terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara, yakni psikrometer. Alat ini bisa mengetahui jumlah uap air yang berada di atmosfir, walaupun ukurannya sangat kecil.

Jika suatu atmosfir memilik kadar uap air yang tinggi, besar kemungkinan ia akan menghasilkan hujan. Sebab adanya uap air di dalam atmosfir bisa menjadi tanda bahwa hujan akan turun di wilayah tertentu.

 

Kapasitas Udara

Kapasitas udara pada dasarnya adalah jumlah uap air yang dapat terkandung dalam suatu parsel udara pada suhu tertentu. Kapasitas ini akan berubah-ubah sesuai dengan kandungan uap air yang sudah ada dan juga suhu udara tersebut.

Semakin tinggi suhu udara, maka semakin besar kapasitas yang dimiliki oleh udara tersebut untuk menampung uap air.

Ketika kapasitas udara dicapai, maka udara tersebut akan menjadi jenuh terhadap uap air dan menyebabkan terjadinya hujan. Kejenuhan itu sendiri dapat dicapai melalui 2 cara yaitu

  • Menambah kadar uap air yang ada di udara melalui evapotranspirasi
  • Menurunkan suhu udara di wilayah tersebut

Seperti yang sudah kita ketahui, semakin rendah suhu, maka semakin rendah pula uap air yang mampu ditampung oleh udara tersebut. Oleh karena itu, agar menjadi jenuh, kalian dapat menurunkan suhu udara.

Selain itu, cara paling mudah untuk mencapai kejenuhan adalah dengan menambah kadar uap air di suatu wilayah melalui proses evaporasi dan transpirasi [evapotranspirasi] yang merupakan bagian dari daur air.

 

Jenis Kelembapan Udara

Terdapat beberapa jenis kelembapan udara yang terbagi dalam tiga bentuk umum, bentuk-bentuk tersebut antara lain adalah

  • Kelembapan spesifik
  • Kelembapan absolut
  • Kelembapan nisbi/relatif

Ketiga jenis kelembapan udara ini memiliki pengertian dan juga pemaknaan yang berbeda-beda. Agar kalian lebih paham, kita akan bahas secara lebih mendalam dibawah ini.

Kelembapan Spesifik

Kelembapan spesifik adalah berat uap air pada udara yang dihitung dalam satuan gram per kilogram udara. Artinya disini akan dihitung rasio uap air terhadap berat udara total.

Umumnya, kelembaban udara ini akan berbanding lurus dengan tekanan udara yang ada pada suatu lokasi. Ketika tekanan udara tinggi, maka kelembaban spesifik juga akan tinggi.

Misalnya di daerah yang memiliki kadar air besar seperti lautan. Pada daerah lautan, kadar tekanan udara yng tinggi akan membuat kelembapan spesifik juga tinggi.

Sedangkan, di daerah daratan terjadi dua kali maksimum dan minimum kelembapan pada udara dalam satu hari. peristiwa tersebut terbagi dalam empat bagian, yakni

  • Kelembapan minimum pada tekanan minimum
  • Kelembapan maksimum pada tengah hari
  • Kelembapan minimum pada senja hari
  • Kelembapan maksimum pada tekanan maksimum

Kelembapan udara jenis spesifik, biasanya berubah-ubah di berbagai musim, terutama pada iklim yang memiliki 4 musim.

Misalnya untuk musim panas, ia merupakan waktu dengan kelembapan yang tinggi, sedangkan untuk musim dingin ia memiliki kelembapan yang lebih rendah.

Di daerah dengan dua musim, kelembapan pada atmosfir lebih tinggi terjadi di musim hujan ketimbang pada musim kemarau.

Pada daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson, kawasan yang mengalami muson juga bisa memiliki kelembapan spesifik yang bervariasi, tergantung sistem muson yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

 

Kelembapan Absolut

Kelembapan absolut langsung menghitung berat uap air yang ada pada parsel udara tertentu. Disini hitungan uap air tidak mempertimbangkan temperatur ataupun tekanan udaranya.

Pada kelembapan absolut, yang dihitung adalah berat uap air per satuan volume parsel udara. Berbeda dengan kelembapan spesifik yang menghitung berat uap air per satuan berat udara total.

AH = Kelembapan AbsolutmH2O = Berat uap air dalam udara

Vnet = Volume udara

Kelembapan absolut dihitung dengan menggunakan rumus diatas dimana AH adalah perbandingan antara berat uap air dalam udara dengan volume udara total.

 

Kelembapan Nisbi atau Relatif

Kelembapan jenis ini merupakan perbandingan antara uap air yang berada di udara atau atmosfir, dibandingkan dengan jumlah uap air yang benar-benar ada di udara tersebut.

Jika temperatur suatu atmosfir dan tekanannya sama, maka udara yang terkumpul di amosfir tersebut jenuh dengan uap air yang ada.

Kalau kalian masih bingung, maka ini adalah definisi dari kelembapan nisbi yang asli dalam bahasa Inggris

Ratio of the partial pressure of water vapor  in the mixture to the equilibrium vapor pressure of water  over a flat surface of pure water at a given temperature

Artinya secara harfiah adalah, kelembapan ini mencoba untuk mendapatkan rasio antara tekanan parsial dari uap air di suatu udara dengan tekanan uap ekuilibrium dari air.

Kelembapan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini

Pada kesehariannya, kelembapan jenis ini berlawanan dengan suhu maksimum yang ada di pagi hari, ataupun dengan suhu minimum yang terjadi di sore hari.

Selain itu, terdapat variasi pada kelembapan udara jenis ini, yakni dengan perbedaan wilayah yang didasarkan pada posisi lintang.

Pada daerah yang terletak di lintang kecil antara 30 LU – LS, tekanan nisbi akan besar pada musim panas dan kecil pada musim dingin. Sedangkan, di daerah lintang besar, berlaku sebaliknya.

 

Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan Udara

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelembapan udara di suatu wilayah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

  • Suhu udara
  • Tekanan udara
  • Pergerakan angin
  • Sinar matahari
  • Vegetasi
  • Ketersediaan air

Agar kalian dapat memahami faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas, kita akan membahas secara lebih mendalam dibawah ini

Suhu Udara

Salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi kelembapan pada udara adalah suhu udaranya.

Dalam konteks kelembapan, semakin tinggi suhu udara, maka semakin banyak uap air yang dapat ditampung oleh udara. Sedangkan, semakin rendah suhu udara, semakin rendah kapasitas uap air dari udara tersebut.

Hal ini terjadi karena saat udara panas, maka jarak antar molekulnya lebih lebar sehingga mampu mengakomodasi banyak uap air. Ketika udara dingin, maka jarak antar molekulnya menjadi kecil sehingga kesulitan mengakomodasi uap air.

Oleh karena itu, ketika sebuah udara dipanaskan tanpa mengubah tekanannya, maka kelembapan akan menurun. Hal ini terjadi karena kapasitas udara untuk menampung uap air meningkat tetapi jumlah uap airnya tetap sama.

 

Tekanan Udara

Tekanan udara memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan kelembapan udara pada suatu wilayah.

Jika suatu wilayah memiliki tekanan udara yang semakin tinggi, maka udara yang berada di sekitarnya juga akan memiliki kelembapan yang tinggi pula.

Hal tersebut dapat terjadi karena uap air yang ada di udara tersebut tetap namun volume udaranya mengecil. Sehingga kelembapan udaranya meningkat.

Sebaliknya terjadi jika tekanan udara diturunkan, maka kelembapan udara di wilayah tersebut akan semakin menurun. Hal ini terjadi karena volume udara membesar, namun jumlah uap air tetap sama.

 

Pergerakan Angin

Angin yang bergerak ternyata juga dapat mempengaruhi kelembapan pada udara, hal ini dipengaruhi oleh proses penguapan dan kondensasi yang terjadi.

Air yang menguap, karena massanya kecil akan terbawa oleh angin dan membentuk awan serta meningkatkan kelembapan udara di suatu wilayah tertentu.

Angin disini berperan untuk menggeser uap air dari suatu wilayah ke daerah-daerah lainnya.

 

Sinar Matahari

Selanjutnya adalah kuantitas penyinaran oleh matahari, sebab penyinaran yang dilakukan oleh matahari juga bisa mempengaruhi kelembapan pada udara.

Penyinaran yang dilakukan dengan jangka waktu yang panjang dan terus menerus, akan menyebabkan terjadinya evapotranspirasi yang besar pada permukaan-permukaan air dan juga tumbuhan.

Evapotranspirasi ini nantinya akan menyebabkan penumpukan uap air di atmosfer, sehingga meningkatkan kelembapan udara di wilayah tersebut.

 

Vegetasi

Selanjutnya adalah vegetasi, yakni tumbuhan yang berada pada suatu wilayah tertentu.

Vegetasi dapat mempengaruhi kelembapan pada udara karena mereka melakukan transpirasi ketika sedang berfotosintesis. Proses fotosintesis ini akan menghasilkan uap air, yang nantinya dapat menguap ke udara, meningkatkan kelembapan udara.

Oleh karena itu, tidak jarang kalian melihat hutan-hutan besar memiliki iklimnya sendiri bukan? Pohon-pohon inilah yang mempengaruhi iklim di hutan tersebut.

 

Adanya Ketersediaan Air

Selanjutnya adalah ketersediaan air yang dapat membuat kelembapan suatu wilayah berubah kadarnya.

Air yang mengalami penguapan akan memberikan sejumlah uap air ke dalam udara. Uap air ini kemudian akan naik dan menetap di atmosfer, membuat atmosfer menjadi lebih jenuh.

Seiring dengan berjalannya waktu, uap air ini akan berubah menjadi awan-awan. Jika atmosfer sudah mencapai kapasitas udaranya, maka akan terjadi hujan.

Kandungan air pada suatu wilayah bisa mempengaruhi kelembapan di udara. Semakin tinggi ketersediaan air di suatu tempat, maka semakin tinggi pula kelembapan di wilayah tersebut.

 

Dampak Kelembapan Udara

Kelembapan udara memiliki beberapa dampak terhadap kehidupan manusia di bumi dan juga kondisi alam sekitarnya. Dampak-dampaknya antara lain adalah

  • Iklim dan cuaca
  • Pemanasan global
  • Kenyamanan manusia
  • Kehidupan hewan dan tumbuhan
  • Konstruksi bangunan
  • Penerbangan

Agar kalian lebih paham, kita akan membahas satu per satu dampak dari kelembapan terhadap fenomena-fenomena diatas

Iklim dan Cuaca

Kelembapan udara adalah salah satu faktor penentu iklim dan cuaca di suatu wilayah. Oleh karena itu, aktivitas cuaca dan kondisi iklim pasti akan dipengaruhi oleh kelembapan udara yang ada di wilayah tersebut.

Umumnya, daerah yang berlokasi dekat dengan pantai atau terpapar sinar matahari yang cukup terik memiliki kelembapan yang lebih tinggi. Contohnya adalah daerah di dekat kathulistiwa ataupun daerah pesisir pantai seperti pantai utara.

 

Pemanasan Global

Karena merupakan salah satu gas rumah kaca yang cukup kuat, uap air dapat menyebabkan pemanasan global di suatu wilayah. Bahkan, uap air adalah gas rumah kaca yang paling banyak di atmosfer. Jauh lebih banyak dibandingkan dengan karbon dioksida atau gas metana.

Selain itu, uap air juga mengandung energi laten yang jika mengembun, maka energinya akan dilepaskan ke alam. Pelepasan energi ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara di suatu lokasi.

 

Kenyamanan Manusia

Kelembapan juga berpengaruh terhadap kenyamanan manusia dalam beraktivitas. Meskipun begitu, kenyamanan manusia lebih dipengaruhi oleh kondisi temperatur di suatu wilayah.

Uap air yang sedikit di udara dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering, bibir menjadi pecah-pecah, dan mata yang menjadi berair.

Selain itu, uap air juga berpengaruh pada kemampuan bernafas orang-orang yang mengalami asma atau gangguan pernafasan lainnya. Oleh karena itu, harus diperhatikan faktor kenyamanan ketika mengatur kadar uap air di udara.

 

Hewan dan Tumbuhan

Kelembapan dan ketersediaan air baik dalam bentuk cair maupun uap merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi kehidupan di muka bumi ini.

Oleh karena itu, air menjadi salah satu komponen siklus biogeokimia yang paling penting.

Secara umum, hewan dan tumbuhan memiliki kapasitas untuk menahan panas dan kelembapan yang terbatas. Diluar zona nyaman tersebut, hewan dan tumbuhan akan mati. Hal ini menyebabkan terbentuknya bioma dan juga ekosistem tertentu di dunia.

Hal ini jugalah yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di permukaan bumi.

 

Konstruksi Bangunan

Kondisi kelembapan udara juga mempengaruhi bentuk konstruksi bangunan yang akan dirancang oleh arsitek dan insinyur teknik sipil.

Umumnya, bangunan dibuat agar lebih tertutup dan terisolasi untuk mengurangi efek dari kondisi alam di luar bangunan tersebut. Artinya, bangunan akan lebih efisien ketika menggunakan pendingin ataupun penghangat ruangan.

Namun, hal ini juga menyebabkan kelembapan dalam bangunan menjadi tidak stabil dengan kondisi diluar. Bisa saja menjadi terlalu rendah ataupun terlalu tinggi.

Oleh karena itu, dalam mendesain bangunan, arsitek dan teknik sipil harus dengan cermat memperhatikan faktor penumpukan uap air dan kelembapan dalam bangunan tersebut.

 

Industri Penerbangan

Pesawat terbang menggunakan udara dari lapisan atas atmosfer untuk mensuplai udara kabin nya. Agar penumpang bisa bernafas, udara ini dihangatkan dan juga diatur tekanannya agar sesuai dengan kebutuhan manusia.

Namun, udara ini memiliki kelembapan yang rendah, karena berada di lapisan atas troposfer. Udara ini kemudian juga dihangatkan kembali ketika memasuki kabin pesawat, sehingga semakin menurunkan kelembapannya.

Hal ini menyebabkan para penumpang pesawat sering merasakan kulit kering, mata berair, ataupun ketidaknyamanan lainnya saat menaiki pesawat terbang. Namun, perusahaan penerbangan tidak bisa menggunakan humidifier udara karena akan memberatkan pesawat.

 

Cara Mengukur Kelembapan Udara

Terdapat beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengukur kelembapan di udara, diantaranya adalah higrometer dan psikrometer atau kerap disebut sebagait thermometer bola basah.

Higrometer

Higrometer merupakan alat yang dapat membaca dan mengukur kelembapan udara pada suatu wilayah. Umumnya alat ini sering diletakkan di kontainer atau alat penyimpanan barang.

Alat ini lebih sering digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara yang suhunya rendah, misalnya untuk mengindikasikan munculnya jamur di barang simpanan.

Pada alat ini terdapat dua skala yang digunakan untuk menunjukkan kelembapan udara, yakni temperatur dan juga suhu.

Kelembapan udara diberi simbol dengan huruf H, sedangkan suhunya diberi tanda dengan derajat celcius.

 

Psikrometer

Alat ini merupakan termometer yang memiliki dua bola, satu yang kering dan satu lagi yang dilapisi oleh kain basah.

Alat ini berfungsi untuk mengetahui dan mengukur kelembapan udara yang berada di dalam ruangan atau luar ruangan. Hal ini mungkin dilakukan karena temperatur pada bola kering pasti lebih tinggi dibandingkan dengan bola basah.

Perbedaan suhu antara kedua bola inilah yang akan diolah menggunakan rumus dan digunakan untuk mengestimasi berapa kadar uap air yang ada di wilayah tersebut.

Psikrometer sering digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara di ruangan, perkebunan, atau peternakan.

Kalian dapat menggunakan rumus ini untuk menghitung kelembapan udara di suatu wilayah dengan menggunakan psikrometer

Perhitungan Kelembapan MutlakEm : ew – α.p. [Td-Tw] mbardimana:ew : Tekanan Uap jenuh pada temperatur bola basah [tabel]Td : temperatur bola kering 0CTw : temperatur bola basah 0CP : tekanan Barometer udara [mbar] yang tergantung ketinggian[tabel]α :Konstanta Psikrometrik yang tergantung tipe Ventilasi:α :0.000662 :Psikrometrik ventilasi tipe Assman dg ka. 5 m/dt; atauα :0.000800 :Psychrometric dgn ventilasi alam dengan ka. 1 m/det.ea : tekanan uap aktual

[ed–ea] : difisit kejenuhan

Perhitungan Kelembapan UdaraRH : ea/em x 100 % = …….%dimana:RH : Kelembaban UdaraEA : Kelembaban Absolut atau Tekanan Uap Aktual [mbar]

EM : Kelembaban Mutlak [mbar]

Itulah penjelasan singkat mengenai kelembapan udara dan bagaimana cara mengukur serta faktor yang mempengaruhi keberadannya.

 

Referensi

Discussions on Humidity – NOAA

Humidity – North Carolina State University

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề