Apa pesan mulia dalam surat al furqan ayat 63 dan Al Isra ayat 27?

وَعِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِيۡنَ يَمۡشُوۡنَ عَلَى الۡاَرۡضِ هَوۡنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الۡجٰهِلُوۡنَ قَالُوۡا سَلٰمًا

Wa 'ibaadur Rahmaanil laziina yamshuuna 'alal ardi hawnanw wa izaa khaata bahumul jaahiluuna qooluu salaamaa

Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka [dengan kata-kata yang menghina], mereka mengucapkan "salam,"

Jika pada ayat-ayat yang lalu disebutkan sifat-sifat orang kafir yang tidak mau bersujud kepada Allah, pada ayat berikut ini disebutkan ciri dan sifat ‘Ibàdurrahmàn atau para pengabdi Allah. Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati tidak dibuat-buat, tapi berjalan secara wajar, tidak menyombongkan diri, dalam sikap dan tindakan, karena dia tahu bahwa sikap itu tidak terpuji, akan mengakibatkan hal-hal yang negatif dalam pergaulan. Dan apabila orang-orang bodoh yang tidak tahu nilai-nilai sosial kemasyarakatan menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, atau kasar, mereka tidak membalasnya dengan ucapan yang semisal, namun dengan penuh sopan dan rendah hati mereka mengucapkan “salàm,” yang berarti mudah-mudahan kita berada dalam keselamatan, damai, dan sejahtera. Nabi Muhammad telah memberikan contoh sendiri, bahwa semakin dikasari, beliau semakin santun, arif dan bijaksana.

Sifat-sifat hamba Allah Yang Maha Pengasih dijelaskan mulai ayat 63 ini dan ayat-ayat berikutnya. Sifat-sifat itu semua dapat disimpulkan menjadi 9 sifat yang bila dimiliki oleh seorang muslim, dia akan mendapat keridaan Allah di dunia dan di akhirat, serta akan ditempatkan di posisi yang tinggi dan mulia yaitu di surga Na'im. Sifat-sifat tersebut ialah: Pertama: Apabila mereka berjalan, terlihat sikap dan sifat kesederhanaan, mereka jauh dari sifat kesombongan, langkahnya mantap, teratur, dan tidak dibuat-buat dengan maksud menarik perhatian orang atau untuk menunjukkan siapa dia. Itulah sifat dan sikap seorang mukmin bila ia berjalan. Allah berfirman: Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong. [al-Isra'/17: 37] Kedua: Apabila ada orang yang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas atau tidak senonoh terhadap mereka, mereka tidak membalas dengan kata-kata yang serupa. Akan tetapi, mereka menjawab dengan ucapan yang baik, dan mengandung nasihat dan harapan semoga mereka diberi petunjuk oleh Allah Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Penyayang. Demikian pula dengan sikap Rasulullah bila ia diserang dan dihina dengan kata-kata yang kasar, beliau tetap berlapang dada dan tetap menyantuni orang-orang yang tidak berakhlak itu. Al-hasan al-Basri menjelaskan bahwa orang-orang mukmin senantiasa berlapang hati, dan tidak pernah mengucapkan kata-kata kasar. Bila kepada mereka diucapkan kata-kata yang kurang sopan, mereka tidak emosi dan tidak membalas dengan kata-kata yang tidak sopan pula. Mungkin ada orang yang menganggap bahwa sifat dan sikap seperti itu menunjukkan kelemahan dan tidak tahu harga diri, karena wajar bila ada orang yang bertindak kurang sopan dibalas dengan tindakan kurang sopan pula. Akan tetapi, bila direnungkan secara mendalam, pasti hal itu akan membawa pertengkaran dan perselisihan yang berkepanjangan. Setiap mukmin harus mencegah perselisihan dan permusuhan yang berlarut-larut. Salah satu cara yang paling tepat dan ampuh untuk membasminya ialah dengan membalas tindakan yang tidak baik dengan tindakan yang baik sehingga orang yang melakukan tindakan yang tidak baik itu akan merasa malu, dan sadar bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang tidak wajar. Sikap seperti ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya: Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah [kejahatan itu] dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan [sifat-sifat yang baik itu] tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. [Fussilat/41: 34-35].

Demikianlah sifat dan sikap orang-orang mukmin di kala mereka berada di siang hari di mana mereka selalu ingat dengan sesama hamba Allah.


Tulisan arab surat al isra ayat 27 isi kandungan pesan pesan di dalamnya dan terjemahan perkata lengkap dengan arti dan terjemah dalam bahasa Indonesia beserta keterangan yang ada dalam buku pelajaran PAI kelas VIII atau 2 SMP MTs

Surat al isra ayat 27 ini termasuk salah satu dalil yang didalamya terdapat pesan pesan mulia terkait dengan rendah hati, hemat dan hidup sederhana.

Materi ini terdapat dalam buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 8 dalam Bab VII dengan tema Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia.

Langsung saja, berikut adalah teks arab lafal surat al Isra ayat 27

Tulisan arab surat al isra ayat 27 dan teks latin

Untuk menjawab, tuliskan surat al isra ayat 27 lengkap dengan ayatnya!
Sampean dapat menjawab dengan meniru tulisan dibawah ini.

Tidak terlalu panjang ayat dimaksud, kisaran 10 kata saja yang ada didalamnya. Berikut cara penulisan lengkap dengan harakat dan syakalnya q.s. al sira 27.

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

Sedangkan apabila ingin membaca melalui teks tulisan latin, berikut kami lampirkan cara membacanya dengan latinnya.

Teks latin : innal mubadzdziriina kaanuu ikhwaanasy syayaathiin wa kaanasy syaithoonu lirobbihii kafuuroo [al isra 27]

Arti surat al isra ayat 27

Adapun terjemah dalam bahasa Indonesia dari ayat dimaksud seperti dibawah ini.

Artinya dalam bahasa Indonesia : Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

Arti per kata

Mufrodat dan arti perkata dari ayat 27 dari al – Qur’an surat al Isra adalah sebagai berikut;

terjemah per kata al Isra 27


Itulah arti kata mufrodat per kata dari terjemah surat al isra ayat 27 yang terdapat dalam mapel PAI kelas 8.

Kandungan isi surat al isra ayat 27 dan pesan pesan didalamnya

Surat al isra ayat 27, Ayat ini diturunkan Allah Swt dalam rangka menjelaskan gaya hidup kaum jahiliyyah yang salah.

Siapakah kaum jahiliyah itu?

Kaum jahiliyyah adalah bangsa Arab sebelum mendapatkan pencerahan cahaya Islam.

Mereka [kaum jahiliyah] sangat suka berfoya-foya.

Kaum jahiliyah mempunyai anggapan bahwa derajat, kemasyhuran, dan kehormatan dapat dilihat dari kemampuannya dalam berfoya-foya dan menghamburhamburkan hartanya untuk berpesta pora.

Dalam ayat ini Allah Swt menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan.

Dengan demikian, tindakan semacam ini [berfoya foya dan tindakan yang mubadzir] sangat dilarang oleh Allah Swt.

Sebaliknya, Allah mengajarkan kita agar bisa hidup hemat, sederhana, dan peduli kepada orang lain dengan cara suka berderma [sedekah, dan istilah yang lain].

Contoh penerapan perilaku sederhana tidak mubazir

Kita dapat menerapkan pola hidup hemat mulai dari hal-hal yang sederhana dan bisa dilakukan secara praktis. Contohnya hemat dalam menggunakan air dan listrik seperlunya.

menghemat penggunaan listrik dengan cara menggunakan seperlunya, dan mematkannya pada saat tdak diperlukan. Kita dapat melakukan penghematan air dengan cara menggunakan air secukupnya dan hemat pada saat kita sedang wudhu , mandi, cuci tangan, mencuci pakaian, dan sebagainya.

dari Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

waktu itu ada seorang sahabat yang bernama Sa͛d sedang berwudu. Wudunya lama dan menghabiskan banyak air.
Rasulullah melihat hal ini, lalu beliau bertanya,”Mengapa kamu berlebih-lebihan?”

Sa͛d menjawab, “Maaf ya Rasul, apakah kalau wudlu juga dilarang berlebih-lebihan?”
Rasul menjelaskan,”ya, tidak boleh berlebih-lebihan, meskipun engkau berwudu di sungai yang mengalir sekalipun.”

Contoh lain untuk melatih hidup hemat adalah dengan rajin menabung mulai dengan saat ini. Akan tetapi sayangnya era kabinet ramping non transaksional ini, jangankan menabung, hendak terbebas dari hutangpun banyak orang yang kesulitan. Semoga segera di mudahkan dalam perekonomian. Amiin.

demikian informasi tentang surat al isra ayat 27 sebagai pendamping informasi untuk mapel PAI kelas 8 atau jenjang pendidikan yang lain, wilujeng enjang, wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.


Daftar Isi > Al-Isra > Al-Isra 27

إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Arab-Latin: Innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīn, wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī kafụrā

Artinya: Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

« Al-Isra 26 ✵ Al-Isra 28 »

Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Tafsir Surat Al-Isra Ayat 27 [Terjemah Arti]

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Isra Ayat 27 dengan text arab, latin dan artinya. Ditemukan sekumpulan penjelasan dari banyak mufassirin mengenai kandungan surat Al-Isra ayat 27, di antaranya seperti berikut:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sesungguhnya orang yang melakukan pemborosan dan membelanjakan hartanya dalam maksiat kepada Allah mereka itu menyerupai setan-setan dalam hal keburukan, kerusakan dan maksiat. Dan setan itu sangat banyak kufurnya dan keras pengingkarannya terhadap nikmat tuhannya.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid [Imam Masjidil Haram]

27. Sesungguhnya orang-orang yang menggunakan harta mereka dalam kemaksiatan, dan orang-orang yang menghambur-hamburkannya secara boros adalah saudara-saudara setan, mereka mentaati segala apa yang diperintahkan para setan tersebut berupa sikap boros dan menghambur-hamburkan harta, padahal setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya, ia tidak beramal kecuali dengan amalan maksiat, dan tidak pula memerintahkan kecuali dengan perintah yang mengundang kemurkaan Tuhannya.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah27. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوٰنَ الشَّيٰطِينِ ۖ [Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan] Dan berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta merupakan bagian dari godaan setan, sehingga jika ada orang yang melakukannya maka ia telah mentaati dan mengikuti setan. وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا[dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya]

Yang tidak berbuat kecuali keburukan dan tidak menyuruh kecuali menyuruh untuk berbuat keburukan. Dan orang yang menghambur-hamburkan harta adalah orang yang sangat ingkar terhadap nikmat Allah.

Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

27. Sesungguhnya orang-orang yang boros adalah pasangan [saudara] setan karena pemborosan itu termasuk godaan setan. Dan setan itu sangat kufur atas nikmat-nikmat Tuhannya.

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji [professor tafsir Univ Islam Madinah]

{Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan} orang-orang yang menyerupai setan dalam berbuat boros dan kerusakan {dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya} menyangkal nikmat-nikmatnya

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H26-27. Allah berfirman, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekan akan haknya,” berupa perbuatan baik dan mulia, yang wajib ataupun yang sunnah. Hak tersebut berbeda-beda tergantung dengan situasi dan kondisi, kedekatan kekerabatan, sisi atau tidaknya keterdesakan, dan [perbedaan] masa, “dan kepada orang miskin.” Berikanlah haknya kepadanya berupa zakat atau pemberian lainnya supaya kemiskinannya terentaskan “dan orang yang dalam perjalanan,” yaitu orang asing lagi jauh dari kampung halamannya [yang kehabisan bekal], mereka semua diberi bagian harta dengan cara yang tidak menimbulkan bahaya bagi si pemberi dan tidak melebihi ukuran yang sewajarnya. Karena hal ini termasuk pemborosan. Allah melarang pemborosan dan mengabarkan, bahwa sesungguhnya para pemboros itu “adalah saudara-saudara setan,” karena setan tidak mengajak kecuali kepada setiap perangai yang tercela. Maka ia membujuk manusia untuk bersifat bakhil dan pelit. Apabila tidak berhasil, maka ia mengajaknya kea rah pemborosan. Paddahal, Allah memerintahkan dan memuji sikap paling adil dan seimbang, sebagaimana yang diungkapkan dalam FirmanNya tentang sifat-sifat Ibadurrahman al-Abrar [para hamba Allah Dzat Yang Maha Pengasih yang bersifat baik].

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebihan, dan tidak [pula] kikir, dan adalah [pembelanjaan itu] di tengah-tengah antara yang demikian." [Al-FurQan:67]

Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata: [لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا] li rabbihii kafuuraa : banyak berbuat kufur dan ingkar kepada nikmat-nikmat Rabbnya ta’ala, begitu pula orang yang menghamburkan harta saudaranya [setan]. Makna ayat:

Firman-Nya ta’ala “sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan...” karena mereka menggunakan harta untuk bermaksiat, para pembangkang dari perintah Allah, seperti inilah setan, mereka menyerupainya sehingga menjadi saudara, dan firman-Nya ta’ala “dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya.” Karena ia telah bermaksiat kepada Allah dan mengkufuri nikmat-Nya, tidak bersyukur kepada-Nya dengan taat kepada-Nya. Adapun orang yang menghamburkan harta untuk bermaksiat, enggan taat kepada Rabbnya, tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya, maka dia adalah setan. Maka apakah seorang hamba yang muslim ridha menjadi setan?

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.ISurat Al-Isra ayat 27: Yakni di atas jalannya, karena setan tidaklah mengajak kecuali kepada perbuatan tercela. Ia mengajak manusia untuk bersikap bakhil atau kikir, ketika manusia menolaknya, maka setan mengajaknya untuk melakukan pemborosan. Sedangkan yang diperintahkan Allah adalah perkara yang adil dan pertengahan lagi terpuji.

Yakni kufur kepada nikmat-nikmat-Nya, demikian pula saudaranya yaitu orang yang pemboros.

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Isra Ayat 27

Allah mencela perbuatan membelanjakan harta secara boros, dengan menyatakan, sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan, mereka berbuat boros dalam membelanjakan harta karena dorongan setan, oleh karena itu, perilaku boros termasuk sifat setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada nikmat dan anugerah tuhannya. Kemudian kepada orang yang karena suatu keadaan tidak dapat memberi bantuan kepada orang yang memerlukan, ayat ini memberi tuntunan; dan jika engkau benar-benar berpaling dari mereka, tidak dapat memberikan bantuan kepada keluarga dekat, orang miskin atau orang yang sedang dalam perjalanan, bukan karena engkau enggan membantu tetapi karena keadaanmu pada waktu itu tidak memungkinkan memberi bantuan kepada mereka, dalam arti materi atau sebab-sebab lainnya, maka engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari tuhanmu yang engkau harapkan, sehingga suatu waktu engkau dapat membantu mereka jika keadaanmu memungkinkan. Dalam keadaan ini, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas, baik, dan memberi harapan, bukan penolakan dengan kata-kata yang kasar.

Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Itulah beberapa penjelasan dari banyak ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Isra ayat 27 [arab-latin dan artinya], semoga berfaidah bagi kita semua. Dukunglah usaha kami dengan memberikan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề