Apa sajakah yang dihasilkan dari KTT ASEAN IV brainly

Masyarakat Ekonomi Asean [MEA] / AEC [Asean Economic Community]  merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN [MEA] untuk meningkatkan stabilitas  perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN.

MEA  memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Hal-hal tersebut tentunya dapat berakibat positif atau negative bagi perekonomian Indonesia.

PARA pemimpin dan perwakilan negara-negara ASEAN telah menggelar ASEAN Leaders Meeting [ALM] di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Sabtu [24/4].

Pertemuan yang dipimpin oleh Sultan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah ini diselenggarakan salah satunya untuk mengatasi masalah krisis Myanmar yang menjadi kepentingan bersama bagi semua negara anggota ASEAN.

Hassanal Bolkiah mengatakan, sebagai keluarga, ASEAN menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi di negara tersebut, termasuk laporan kematian dan eskalasi kekerasan serta telah berdiskusi secara mendalam tentang perkembangan terkini di Myanmar. Hasil dari diskusi dalam pertemuan ini, ASEAN kemudian menyetujui lima poin konsensus guna mengakhiri krisis Myanmar.

Baca juga: Meutya Hafid Dukung Pertemuan Pemimpin Asean Bahas Myanmar

“Kami mengakui positif ASEAN dan peran konstruktif dalam memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar dan mata pencaharian mereka, dan karena itu menyetujui Lima Poin Konsensus,” kata Ketua ASEAN Leaders Meeting itu dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu [24/4].

Adapun Lima Poin Konsensus mengenai situasi di Myanmar yakni, pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya. Kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak terkait mulai mencari solusi damai untuk kepentingan rakyat.

Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Dan kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

“Kami juga mendengar seruan untuk pembebasan semua tahanan politik termasuk orang asing,” imbuhnya. [OL-4]

Jakarta - KTT ke-18 ASEAN di Jakarta berakhir dan ditutup oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono [SBY]. Banyak keputusan dihasilkan dari KTT kali ini. Namun, setidaknya ada 10 kesepakatan penting yang dicapai antara pemimpin negara-negara ASEAN."Saya tidak akan mengulangi apa yang telah dijelaskan oleh menteri atau informasi yang telah saudara dapatkan. Saya hanya akan memberikan highlights dari apa yang jadi perhatian utama para leader atau pemimpin utama ASEAN Summit ke-18 di Jakarta ini," kata SBY.Hal itu dikatakan dia dalam kapasitas Indonesia selaku Ketua ASEAN saat menyampaikan hasil KTT ke-18 ASEAN di Jakarta Convention Center [JCC], Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu [8/5/2011]. Berikut kesepuluh isu utama KTT ASEAN berikut kesepakatan yang dicapai oleh para pemimpin ASEAN. Sepanjang jumpa pers di Assembly Hall itu, Presiden SBY menggunakan Bahasa Indonesia, termasuk saat menjawab pertanyaan dari para wartawan asing.1. Konektivitas ASEAN. Pemimpin ASEAN menyadari tujuan pembangunan konektivitas ASEAN harus segera diwujudkan. Oleh karena itu, master plan yang berkaitan dengan ASEAN Connectivity disepakati harus ditindaklanjuti sehingga semua negara mampu membangun konektivitas regional. Konektivitas itu dilakukan dengan membangun infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, dan people to people contact.2. Ketahanan pangan dan energi. Para leader ASEAN merasakan pada tingkat dunia terdapat gejolak harga pangan dan minyak bumi dengan volatilitas tinggi. Bahkan dalam waktu 6 bulan terakhir harga pangan dan minyak bumi naik sistematis. Ini tentu memberikan dampak tidak baik bagi upaya meningkatkan kesejahteran rakyat. Kenaikan harga pangan yang terus melambung langsung atau tidak akan meningkatkan jumlah kemiskinan masyarakat. Para pemimpin ASEAN sepakat untuk melakukan kerjasama regional menghadapi ancaman kecukupan pangan, terutama harganya, dan ketahanan energi. ASEAN sepakat untuk meningkatkan produksi pangan dan membangun cadangan beras pada tingkat regional.Selain itu, meningkatkan kerjasama di bidang research and development agar produksi pangan ditingkatkan. Kerjasama ASEAN dengan ASEAN + 3 juga ditingkatkan dalam membangun cadangan pangan pada tingkat kawasan yang luas. Di bidang energi, ASEAN sepakat mengembangkan energi terbarukan.3. Manajemen dan resolusi konflik. Yang jadi perhatian dunia sekarang ini adalah konflik perbatasan Thailand dan Kamboja. Pemimpin ASEAN mempunyai sikap sama dan mendorong kedua negara untuk memilih jalan damai dan mencegah terjadinya eskalasi konflik. Indonesia sebagai ketua ASEAN telah menjembatani, memfasilitasi dengan mengajukan sejumlah usul demi tercapai solusi damai sesuai semangat ASEAN.4. Regional architecture. Di kawasan ASEAN, Asia Timur, Asia Pasifik, terdapat banyak regional grouping seperti ASEAN, kerangka ASEAN + 1, ASEAN +3, APEC, dan ASEAN Regional Forum. Para pemimpin ASEAN membahas apa yang bisa diperankan ASEAN agar semua regional architecture itu saling bekerja sama agar seluruh kawasan menjadi damai, aman, dan stabil. ASEAN sepakat akan memainkan peran yang positif.5. Partisipasi organisasi masyarakat. ASEAN diharapkan bukan hanya kerjasama antar pemerintah atau elit, tapi betul-betul membumi. Oleh karen itu, KTT ASEAN kalai ini juga mengagendakan pertemuan antara pemimpin ASEAN dengan parlemen, pemuda, dan organisasi sipil ASEAN. Sebelum penyelenggaraaan KTT ASEAN ke-19 pada November mendatang di Bali, akan digelar ASEAN Fair yang diikuti oleh kalangan masyarakat.6. Penanganan bencana alam. Kawasan ASEAN sangat rawan bencana alam. Karena itu, pemimpin ASEAN sepakat meningkatkan kerjasama dalam latihan penanggulangan bencana alam. Latihan itu untuk meningkatkan respons terhadap bencana alam di ASEAN.7. Kerjasam subkawasan ASEAN. Pada KTT kali ini juga dilaksanakan konferensi antara negara-negara yang bekerjasama dalam subkawasan. Pemimpin ASEAN sepakat kerjasama subkawasan itu juga ditingkatkan.8. Penyelengaraan The 1st East Asia Summit. Acara itu disepakati diselenggarakan di Indonesia dan untuk pertamakalinya akan dihadiri oleh 2 anggota baru, yaitu Amerika Serikat dan Rusia. Konferensi Asia Timur akan membahas ekonomi maupun politik dan keamanan di kawasan ini. Secara lebih kita spesifik, KTT akan membahas tentang pemberantasan terorisme, kejahatan transnasional, dan keamanan di laut China Selatan dan Korea.9. Keanggotaan Timor Leste. Timor leste secara formal telah mengajukan proposal kepada Presiden SBY agar keanggotaannya di ASEAN dipercepat. Anggota ASEAN menerima kehadiran Timor Leste itu, sebab secara geografis, geopolitik, dan geoekonomi sepatutnya menjadi anggota ASEAN. Pemimpin ASEAN memberi tugas para menteri ASEAN untuk membuat rekomendasi dan akan diserahkan kepada KTT ASEAN mendatang. Rekomendasi itu terkait apakah Timor Leste telah siap menjadi anggota ASEAN dengan segala kewajiban-kewajibannya dan sebaliknya. Tapi kapasitas Timor Leste juga harus dibantu dibangun supaya pada saatnya nanti bisa masuk ke ASEAN.10. Pertukaran Myanmar dan Laos sebagai Ketua ASEAN. Myanmar semula ingin jadi ketua pada tahun 2016 dan Laos tahun 2014. Laos ingin bertukar waktu sehingga keketuaannya dalam ASEAN dimundurkan. Para pemimpin ASEAN pada prinsipnya tidak berkeberatan dengan permintaan itu. Namun, Myanmar harus terus menjalankan proses dmeokrasi dan rekonsiliasinya. Hal itu bertujuan agar, ketika menjadi ketua, tidak ada pandangan negatif terhadap Myanmar.KTT ASEAN berlangsung dari Sabtu 7 Mei kemarin dan ditutup hari ini oleh Presiden SBY. Sebanyak 10 pemimpin negara hadir dalam KTT kali ini. Mereka adalah Presiden SBY, Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah [Brunei Darussalam], Hun Sen [PM Kamboja], Tomngsing Thammavong [Laos], Sri Muhammad Najib Tun Abdul Razak [Malaysia], Thein Sein [Myanmar], Benigno Aquino III [Filipina], F Jayakumar [Singapura] dan Abhisit Vejjajiva [Thailand], dan Nguyen Tan Dung [Vietnam].

[irw/asp]

Dalam KTT ASEAN Ke-18, para pemimpin ASEAN menggarisbawahi tujuan untuk membangun konektivitas ASEAN. "Master plan yang berkaitan dengan ASEAN Connectivity semua sependapat untuk ditindaklanjuti, sehingga semua negara melakukan upaya, baik untuk membangun konektivitas di negaranya masing-masing maupun membangun konektivitas regional, atau ASEAN Connectivity," ungkap SBY.Konektivitas ini menurut Presiden dilakukan dengan membangun infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, hingga people to people contact. Presiden SBY berharap dengan dibangunnya konektivitas ASEAN pada saatnya nanti bukan hanya akan menggerakkan ekonomi regional , mobilitas barang, jasa, dan manusia tetapi juga dapat mengurangi kesenjanganan antara negara-negara ASEAN.Kedua, Ketahanan energi dan pangan, "Para pemimpin ASEAN merasa bahwa pada tingkat dunia terdapat gejolak harga pangan dan minyak bumi yang tinggi, bahkan pada enam bulan terakhir terdapat kenaikan yang sistematis," jelas Presiden.Menurut Presiden gejolak harga pangan dan minyak bumi Ini memberikan dampak yang tidak baik bagi upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Bahkan kenaikan harga pangan yang terus melambung tinggi termasuk harga minyak yang terimplikasi pada kenaikan harga pangan meningkatkan angka kemiskinan pada masyarakat dunia."Presiden SBY menambahkan.para pemimpin ASEAN sepakat untuk sama-sama melakukan kerjasama regional guna meningkatkan produksi panga tidak hanya produksi, inovasi, dan penelitian untuk pangan juga diharapkan bisa terus dilakukan. Kesepakatan ini juga menurut Presiden akan dilanjutkan dalam bentuk kerjasama ASEAN dengan mitra ASEAN, yaitu ASEAN+3, di dalam membangun cadangan pangan pada tingkat kawasan yang lebih luas," lanjut Presiden.Ketiga, sehubungan dengan konflik antara Thailand dan Kamboja, para pemimpin ASEAN memiliki sikap yang sama yaitu mendorong solusi damai. Menurut SBY, Indonesia selaku Ketua ASEAN telah menempuh beragam cara untuk menjembatani kedua belah pihak sehingga tercapai solusi damai."Keempat, Presiden mengatakan, di kawasan Asia banyak terdapat regional grouping. "Diskusi kami adalah, apa yang bisa dilakukan dan diperankan oleh ASEAN agar semua regional architecture itu saling bekerja sama, saling memperkuat, agar kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan bahkan Asia Pasifik menjadi kawasan yang damai, aman, dan stabil," jelas Presiden SBY.Hingga pemimpin ASEAN sepakat memperkenalkan sebuah konsep yang bernama The Centrality of ASEAN. Kesepakatan di mana ASEAN dapat memainkan peran sentral di Asia karena negara-negaranya berada di hampir semua regional grouping.”Kita berharap semua bisa saling memperkuat, tidak saling bertentangan. Dengan demikian membawa kemakmuran bagi kawasan ini, menciptakan perdamaian dan stabilitas, serta membangun konektivitas dalam arti yang luas pada bangsa-bangsa di kawasan ini," Presiden SBY menjelaskan. Selain itu, Presiden SBY juga kembali mengetengahkan isu ASEAN menjadi sebuah organisasi yang berorientasi kerakyatan atau people centered. Dalam hal ini mempererat hubungan rakyat masing-masing negara, memberdayakan organisasi sipil, dan mengetengahkan kerja sama di bidang sosial dan budaya. Presiden melanjutkan bahwa pada KTT yang ke -19 nanti, yang dilaksanakan di Bali pada bulan November, kurang lebih satu bulan akan diadakan ASEAN Fair. Kesepakatan kelima, keinginan Asean menjadi People Centered association. Maksudnya bukan kerjasama antara pemerintah, bukan dilihat dari kerja sama antar apara elit tapi membuka, closer to people, grass root," tegas SBY.Isu lainnya yang menjadi bahasan dalam KTT antara lain adalah tentang perlunya kerjasama terus menerus dalam penanganan bencana alam, sepakat meningkatkan kerjasama untuk mewningkatkan pelatihan pendidikan gladi saling membantu negara yang mengalami bencana alam. Kesepakatan selanjutnya adalah kerjasama sub kawasan ASEAN, pada rangkaian KTT ke-18 ASEAN ini juga dilaksanakan konferensi kerjasama BIMP-EAGA [Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area]. Pertemuan tersebut untuk memastikan kerjasama sub kawasan BIMP berjalan dengan baik.  Tiga agenda besar di kawasan ASEAN timur ini memiliki adalah membangun konektivitas,  menjadikan kawasan ini lumbung pangan, dan juga menjadi tujuan ekulturism. Para pemimpin ASEAN juga mencatat capaian yang telah tercapai untuk meningkatkan konektivitas dan bergeraknya ekonomi di kawasan ini untuk mengurangi disparitas, meningkatkan daya saing asean dan meningkatkan daya saing bagi kesejahteraan bagi ekonomi di sub kawasan.   "Kali ini yang kita sidangkan adalah masalah BIMP-EAGA, meskipun masih ada lagi IMTGT [Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle], dan juga kerjasama sub kawasan Indonesia-Malaysia-Singapura yang dulu dikenal dengan nama Sinjori [Singapura-Johor-Riau]," kerjasama tersebut menjadi salah satu bentuk building bolk dari kerjasama keseluruhan. Kedelapan diskusi mengenai East Asia Summirt mendatang yang akan diselengarakan di Indoesia, dan meruipakan East Asia pertama yang akan dihadiri oleh Rusia dan Amerika. Kesepakatan selanjutnya menyangkut kesiapan Timor Leste sebagai anggota ASEAN, kapasitasnya, serta kesiapan untuk memenuhi kewajibannya maupun kewajiban ASEAN sendiri untuk menerima keanggotaan Timor Leste itu," ujar Presiden.Para pemimpin ASEAN sepakat pada KTT-19 di Bali nanti akan mendengarkan rekomendasi dari para menteri tentang proses Timor Leste menjadi anggota ASEAN, menyangkut waktu, kesiapan Timor Leste, dan kesiapan ASEAN. Terakhir, para delegasi menbahas keinginan Myanmar dan Laos yang ingin bertukar tempat sebagai Ketua ASEAN selanjutnya. Dalam konferensi pers ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi oleh menteri-menterinya, Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mendag Mari Elka Pangestu, Kepala BKPM Gita Wirjawan dan beberapa menteri lainnya [Humas-Setneg].

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề